Share

41. Strategi

“Tunggu, Zia, saya mau bicara!” Gusti berhasil mengejar Zia, kemudian menahan lengan wanita itu. Wajah Zia sudah pucat sekaligus berkeringat karena gugup dan takut dengan Gusti. Diantara banyak kota yang ia tuju untuk kabur dari Gusti dan keluarganya, kenapa tetap saja bisa bertemu setelah sekian tahun terlewati dengan aman.

“Maaf, Bapak salah orang, saya bukan Zia.” Wanita itu mencoba melepas cengkeraman tangan Gusti, tetapi tidak bisa.

“Kamu, Zia. Jangan bohong! Aku tahu kamu Zia.” Gusti masih bersikeras menahan lengan Zia. Pria dewasa itu tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan saat ini bisa membuat Zia semakin takut dan mungkin saja akan kembali melarikan diri dari Gusti.

“Bapak mau bicara apa? Saya sudah tidak pernah mengganggu Bapak dan keluarga Bapak lagi. Jadi tolong tinggalkan saya dan jangan muncul di depan saya lagi. Saya mohon, Pak.” Zia menangis takut penuh permohonan.

“Saya juga gak mau ganggu kamu, Zia. Saya Cuma ingin tahu, apakah anak kembar tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status