Share

46. Rumah Gusti

Zia sudah berdiri di depan rumah bergaya minimalis berlantai satu yang nampak luas. Pemilik rumah tengah memutar anak kunci untuk membuka pintu. Sebelah tangan kanannya masih memegang tas jinjing berukuran sedang, lalu tas jinjing berukuran besar masih ada di lantai teras. Zia menyusul Gusti ke depan pintu.

"Apa Bapak yakin mengajak saya tinggal di sini?" tanya Zia tidak yakin bercampur cemas.

"Yakinlah, kamu tuh masih istri saya. Udah, jangan bingung. Ayo, masuk!" Gusti mempersilakan Zia masuk ke dalam rumahnya yang ternyata cukup besar. Jika dilihat dari luar, nampak biasa saja, tetapi saat sudah menginjak lantai ruang tamu rumah itu, barulah terasa bedanya.

Gusti berjalan ke arah kanan, lalu menghampiri sebuah pintu.

"Ini kamar Gina. Ingat, Gina anak perempuan, tidak akan mungkin ia tidur terus dengan Gading. Lalu Gading akan tidur dengan Hilmi, setuju'kan?" Zia mengangguk. Ucapan Gusti memang sangat benar. Ia sampai lupa bahwa Gina dan Gading adalah kembar yang berlainan jenis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status