Share

45. Lelaki yang Masuk ke Rumah

Zia mencuci pipinya dengan sabun berkali-kali agar ciuman bekas bibir Gusti benar-benar hilang. Jika saja tidak sedang berada di depan si Kembar, sudah pasti ia menggeplak kepala lelaki itu karena kesal dan marah.

Ketiganya sudah berangkat ke sekolah, sehingga ia bisa menata hati dan detak jantungnya yang tidak baik-baik saja. Bisa dikatakan saat ini dia tengah syok. Gusti yang dahulu begitu jijik dengannya, tiba-tiba menjadi sok bertanggung jawab sekaligus sok manis dengannya, apalagi di depan anak-anaknya.

Zia pun memutuskan untuk memasak saja sambil menunggu pembeli datang ke warungnya. Ia harus masak sedikit lebih, karena bisa saja Gusti nanti makan bersama anak-anaknya. Tidak, bukan karena ia memikirkan lelaki itu yang kelaparan, tetapi karena ia mau menjaga perasaan anak-anaknya.

"Beli!" Seruan di depan sana membuat Zia meletakkan tahu yang sedang di potongnya menjadi bentuk dadu.

"Sebentar!" Jawab Zia dengan langkah tergesa.

"Eh, Bang Anwar, beli apa, Bang?" rupanya Bang A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status