Share

38. Keadaan Zia

Zia dilarikan ke rumah sakit oleh Desta, setelah merintih memegang perutnya. Wajah Zia pucat bak mayit hidup dengan keringat dingin mengucur deras. Gusti pun ikut merasakan kedua kakinya lemas. Pria itu merosot duduk di lantai tanah halaman rumah Desta.

"Ingat, Mas, jika sesuatu terjadi pada Zia, maka kamu harus bertanggung jawab!"

Kalimat itu terus saja terngiang di kepala Gusti. Ia berusaha bangun diantara kedua kaki yang lemas. Pria itu keluar dari rumah Desta untuk pulang ke rumahnya. Satu hal yang ia sesali dan semoga belum terlambat, bahwa ia bersikap terlalu kekanakan. Apa haknya marah dengan Zia, sedangkan Zia sudah tidak ada lagi urusan dengannya? Jikalau Zia memanfaatkan Desta, pasti adiknya juga lebih paham.

Kring! Kring

Gusti terburu-buru masuk ke dalam rumah untuk mengangkat telepon.

"Halo, Ma, assalamu'alaikum."

"Gusti, Mama dan Papa sudah mau sampai. Bilang sama Desta dan Zia, suruh bersiap-siap. Khususnya Zia, karena ia yang akan mengurus Hilmi. Mama besok langsung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status