Share

159. Kekhawatiran Ann

Mendengar penuturan Irfan, Ben bergerak mendekati mejanya. Ia raih pedang pajangan di belakang kursi kerja itu, lantas dihunusnya langsung ke arah Irfan.

"Jangan nyoba-nyoba buat memprovokasi istriku!" ancam Ben bengis.

"Apanya yang memprovokasi? Aku sama Eriska udah beda kubu, Ben. Dia nggak bisa kukendalikan. Karena dia, bisnisku berhasil kalian hancurkan, dia biang kerok yang sangat mirip denganku," kata Irfan masih terlihat sangat santai.

"Kamu berusaha nyari info keberadaan Christ? Bener kan tebakanku?" Ben menyungging senyum miring. "Kalian berdua pasti udah gila, berani-beraninya dateng ke sarang musuh begini," gumamnya tanpa menurunkan hunusan pedangnya.

"Aku ambil resiko. Antagonis yang sebenarnya itu Eriska, Ben," sebut Irfan.

"Dan kamu jadiin anak perempuan kandungmu itu sebagai tameng?" sambar Benji lirih.

"Cinta itu ngerubah banyak hal, termasuk cintanya Eriska ke seorang Big Ben," desis Irfan. Ia beranjak sambil mengangkat tangan agara Ben tak menyerangnya. "Orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isma Eni
nunggu ane-san terluka lagi kayaknya baru percaya deh si ben
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status