Share

165. Kata Pertama

Telaten, Ann menyeka wajah dan lengan Ben menggunakan kompres hangat, setia menunggui sang suami. Sejak semalam, Ben bergeming, angkuh dalam ketidaksadarannya. Sebelumnya, Ben tidak pernah begini, terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit. Ben adalah sosok tangguh yang tidak pernah tumbang di mata Ann, itulah yang membuat Ann begitu cemas dan khawatir karena kondisi sang ketua saat ini.

"Belom bangun?" tegur Bastian yang datang baru saja, sengaja terbang langsung dari Jepang bersama Taka.

Ann menoleh, ia menggeleng lemah. Disambutnya kedatangan Bastian dengan membungkukkan badan, khas tradisi penghormatan di dalam perkumpulan. Bastian mendekat setelah balas membungkukkan badan pada Ann, ia tepuk pundak adik iparnya itu pelan.

"Harusnya efek biusnya habis bentar lagi kata dokter," ucap Ann lirih.

"Ben nggak akan mati, Ane-san. Lo tenang aja," ucap Bastian berusaha menenangkan.

"Gue tau, kalau dia berani ninggalin gue di situasi kayak gini, gue bakalan kejar dia, ke neraka sek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status