Share

173. Ben dan Otoritasnya

"Bunuh gue!" teriak Eriska keras-keras. "Cepetan! Matiin gue!" sengalnya seakan putus asa karena Ben sama sekali tak mau membelanya. "Ben, aku emang punya niat jelek, tapi aku nggak pernah menginginkan kematian kamu," ujarnya memelas.

"Kalau lo pengin gue mati, lo udah bunuh gue sejak awal, Ka," balas Ben. "Itu kelemahan lo. Dan sekarang, lo ada di tangan perempuan yang jadi kelemahan gue. Apapun yang dia mau, gue nggak akan bisa nolak," tukasnya.

Ann menyeringai tajam saat Eriska menatapnya penuh dendam. Ketegangan di dalam ruangan semakin memuncak saat Eriska berusaha melepaskan diri tapi Ann justru semakin kuat menekan mata pedang di tangannya hingga menggores kulit leher lawannya. Darah segar mengaliri piyama yang Eriska kenakan, tapi pemiliknya nampak tak gentar dan tak mau menurunkan pandangan.

"Ann," Danisha mendekat, "langsung mati kayaknya terlalu gampang. Siksa dulu deh," usulnya.

"Iya ya," Ann manggut-manggut. "Boleh kumaenin, Ketua?" tanyanya pada Ben.

"Terserahmu," j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status