Share

166. Luka Dari Sebuah Nama

Bastian menatap Ann tegang, sementara Ann masih mematung di tempatnya. Di ranjang, Ben mengumpulkan kesadaran, mengerang lirih di antara panggilannya pada Eriska.

"Gue panggil dokter dulu," pamit Ann bergegas keluar tapi ia bertemu dengan Benji di ambang pintu.

"Gue aja yang panggil, lo tetep di sini," kata Benji segera berbalik pergi tanpa memberi kesempatan pada Ann untuk membantah.

Ann membeku lagi, ia tak bergerak mendekat, hanya melihat Bastian yang mengamati Ben di sebelah ranjangnya. Hatinya tercabik menyadari kenyataan bahwa Ben lebih mencari Eriska ketimbang dirinya ketika membuka mata. Segenap rasa percaya dirinya runtuh, Ann kehilangan keyakinannya terhadap sang suami.

"Brengsek mulut lo!" sergah Bastian tak sabar menunggu Ben mendapat kesadaran sepenuhnya. "Bisa-bisanya malah nyari Eriska," dumalnya serasa ingin menoyor kepala sang adik saking gemasnya.

Ben yang masih bingung antara sadar dan tidak hanya sesekali mengerutkan dahinya. Ia juga masih belum kuat untuk bicar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status