Share

155. Melebur Kekakuan

Bahu Ann meluruh mendengar ucapan Ben. Ia tatap wajah tampan suaminya itu tajam, dahinya mengernyit.

"Maksudku, dia udah nggak berdaya sekarang, apa mungkin dia masih punya anak buah yang bisa dia suruh buat nyerang kamu?" gumam Ben meralat ucapannya.

"Kakinya doang yang nggak bisa jalan, mulutnya masih bisa ngomong. Kamu juga pernah bilang kalau dia dilindungi basis kekuatan cukup besar selama di Kupang sana," balas Ann.

"Kemungkinan itu bisa juga terjadi, nanti kusuruh Benji buat cari tau," ucap Ben tersenyum. Salah bicara sedikit saja, ia bisa menggali kuburnya sendiri.

"Kalau sampe ini adalah rencana Eriska, aku bakalan buru dia sampe dapet. Kamu nggak boleh ikut campur, Mas!"

"Kenapa nggak boleh? Dia musuhku juga, Ann."

Ann tersenyum miring, "Kalau emang kamu nganggep dia musuh yang harus dikalahin, dua kali dia nemuin kamu dan dia pulang tanpa lecet sedikitpun, Big Ben!" cecarnya.

"Aku nggak bisa nyerang lawan yang lemah dan rentan kayak kondisi dia waktu itu, Ann."

"Kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status