CEO Tampan Itu Memaksaku Menjadi Aktris

CEO Tampan Itu Memaksaku Menjadi Aktris

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-23
Oleh:  ribatolinda  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
22Bab
454Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Aku akan menjadikanmu aktris bernilai sepuluh juta dollar!”Begitulah kata Altair yang merupakan pendiri STAR-S akademi tempat ditelurkannya artis-artis berbakat. Oryza adalah seorang gadis biasa pecinta drakor yang berharap menemukan cinta sejati. Kehidupannya berubah ketika tanpa sengaja Altair memergokinya berakting di sebuah theater yang kosong. Sejak saat itu Altair terus memaksa Oryza untuk masuk ke STAR-S Akademi untuk dilatih berakting. Awalnya Oryza menolak karena menghargai sahabatnya yang memiliki impian masuk ke dalam STAR-S. Namun, Oryza mengubah keputusan setelah Agnes menusukknya dari belakang. Bisakah Oryza menjadi seorang aktris bernilai sepuluh juta dollar dan menemukan cinta sejati di tengah kepalsuan dunia hiburan?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab I Oryza Satifa

“Apakah anak adalah mesin ATM berjalan bagi orangtuanya?” Pertanyaan itu kembali muncul ketika Oryza mendapat omelan dari ibunya. Bunyi derit terdengar ketika Oryza menjatuhkan diri tempat tidur seolah-olah kasurnya ikut menderita. Tak lama kemudian suara ketukan terdengar di kamar. “Ibu belum selesai bicara denganmu. Kau itu, berangkat pagi pulang malam. Kau ingin membuat ibu malu? coba kalau kau menuruti saran ibu dan menikah dengan Pak Raharjo, kau pasti bisa hidup senang dan membantu keluarga ini. Oryza … Oryza … dengarkan ibu! kau harusnya bersyukur karena masih ada yang mau dengan gadis gendut jelek sepertimu.” Oryza menutup wajah dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya. Oryza tak menyangka kalau ibunya tega melakukan celaan fisik kepada dirinya. Oryza berusaha menutup telinga dan tidak mengacuhkan kata-kata ibunya hingga akhirnya suasana menjadi sunyi. Padahal ini tidak terlalu malam.” Oryza mendesah saat melihat jam yang baru menunjukkan pukul sepuluh. Oryza mengambil

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
22 Bab

Bab I Oryza Satifa

“Apakah anak adalah mesin ATM berjalan bagi orangtuanya?” Pertanyaan itu kembali muncul ketika Oryza mendapat omelan dari ibunya. Bunyi derit terdengar ketika Oryza menjatuhkan diri tempat tidur seolah-olah kasurnya ikut menderita. Tak lama kemudian suara ketukan terdengar di kamar. “Ibu belum selesai bicara denganmu. Kau itu, berangkat pagi pulang malam. Kau ingin membuat ibu malu? coba kalau kau menuruti saran ibu dan menikah dengan Pak Raharjo, kau pasti bisa hidup senang dan membantu keluarga ini. Oryza … Oryza … dengarkan ibu! kau harusnya bersyukur karena masih ada yang mau dengan gadis gendut jelek sepertimu.” Oryza menutup wajah dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya. Oryza tak menyangka kalau ibunya tega melakukan celaan fisik kepada dirinya. Oryza berusaha menutup telinga dan tidak mengacuhkan kata-kata ibunya hingga akhirnya suasana menjadi sunyi. Padahal ini tidak terlalu malam.” Oryza mendesah saat melihat jam yang baru menunjukkan pukul sepuluh. Oryza mengambil
Baca selengkapnya

Bab II Berlian yang Menyembunyikan Diri

Pagi itu Oryza begitu fokus dengan layar komputernya. Terkadang Oryza menggeser mouse untuk menghentikan video lalu melakukan editing, lalu dia hanya terpaku menonton video detik demi detik kemudian melakukan dua hal itu secara berulang.“Akhirnya selesai juga!”Setelah berjibaku dengan proses editing yang berulang, Oryza menyimpan hasil kerja lalu menyerahkannya kepada manajer. Oryza kemudian keluar dari ruang manajer dan melihat jam di ponselnya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas yang berarti saatnya untuk beristirahat.“Lelah sekali.” Oryza meregangkan tangan dan bahu.Oryza mulai berjalan menuju meja dan menemukan orang-orang begitu tergesa-gesa. Ada kabar bahwa hari ini akan datang orang penting di kantornya. Meki begitu, Oryza tak sempat bertanya karena beberapa hari ini pekerjaanya sangat padat. “Baiklah istirahat satu jam untuk memulihkan tenaga.” pikir Oryza.Oryza mengambil kotak berisi roti lalu membuka aplikasi streaming favoritnya. Saat akan meletakkan ponsel di te
Baca selengkapnya

Bab III Aku Menginginkanmu

Oryza yang tak pernah terlambat dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu akhirnya mengambil cuti pertama setelah dia bekerja selama dua tahun. Entah kenapa pagi itu Oryza tidak memiliki keinginan untuk bekerja. Oryza membuka aplikasi chat di ponsel dan mengetuk halaman chat dengan Agnes.[Nes][Kenapa za][Jalan-jalan yuk. Lagi suntuk nih][Emang kamu ga kerja za][Hari ini aku lagi ga mood. Sumpah pengen ngilangin stress][Buset, mau kiamat nih kayaknya. Oryza yang rajin bisa bolos kerja.][Oke kamu ke sini aja ntar kita jalan-jalan pakek mobilku.]Oryza berdiri dengan enggan dari kasurnya dan berniat untuk mandi. Namun, langkah Oryza terhenti saat dia melihat pantulan dirinya di cermin. Rambutnya begitu kusut menggembang seperti brokoli dan kantung mata hitam layaknya panda membuat Oryza ingin memukul cermin di depannya. “Woah aku jelek sekali.” Oryza membuat raut wajah jijik.Oryza membuka pintu dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di kiri kamarnya tepat di dekat area dapur
Baca selengkapnya

Bab IV Persahabatan yang Rapuh

Agnes tak berniat lagi mencicipi makanan penutup yang disajikan oleh pelayan di restoran itu. Dia berdiri dari kursi lalu berjalan sangat cepat menuju tempat parkir. Ketika Agnes pergi Oryza hanya bisa menganga menatap Altair dan Agnes secara bergantian. “K--kau … apa kau sudah gila? kenapa mengatakan hal sekejam itu?” tanya Oryza sembari menunjuk Altair.“Apa yang kau harapkan? memberi dia kebohongan manis. Aku bukanlah orang yang seperti itu.”Muka Oryza menjadi merah padam. Gadis itu mengambil teko kaca yang berisi air, menghampiri lalu menyiram Altair dengan air di dalam teko. Oryza cepat-cepat mengambil ponsel yang dia letakkan di meja lalu keluar dari restoran. Gadis itu menelisik ke sekitar dan mengelus dada ketika mendapati Agnes sedang duduk menangis di kursi kemudi mobilnya.“Nes, syukurlah aku belum terlambat.” Oryza berniat mengelus kepala Agnes, tetapi sahabatnya itu langsung menepis lengan Oryza.“Nes, kenapa?” tanya Oryza lirih.“Kau masih bertanya?” Agnes menatap Or
Baca selengkapnya

Bab V Benalu Perasaan

Seharian ini Oryza merasakan sesuatu yang aneh di kantornya. Selain beberapa orang yang berbisik setelah menatapnya, porsi pekerjaan Oryza menjadi berkurang. Biasanya gadis itu akan mengerjakan minimal lima atau lebih video baik itu potongan film, iklan sampai personal. Kali ini Oryza hanya mendapatkan satu video dari perseorangan yang segera diselesaikan dalam beberapa menit. Merasa pekerjaanya selesai Oryza berjalan menuju meja manajer untuk menanyakan sesuatu yang bisa dia kerjakan.“Pak Bayu, semua pekerjaan saya selesai. Jika ada yang--”“Tidak perlu, semua pekerjaan sudah kami handle. Kau bisa bersantai kali ini.”Oryza kembali ke kursi dan menatap layar komputernya dengan bosan. Karena tidak ada ponsel, Oryza tak dapat lagi membuka media sosial atau menonton film favoritnya beberapa hari ini.“Bosan sekali.”Oryza memutar-mutar kursi beberapa kali dan menemukan beberapa orang membuang muka ketika bertukar pandang dengan dirinya.“Ada apa sih dengan mereka?” tanya Oryza mengern
Baca selengkapnya

Bab VI Sebuah Rahasia

Oryza menatap ruangan pak Gunawan dan menemukan bahwa ruangan itu kosong. Ruangan yang sudah dipindahkan menjadi milik Altair itu sudah kosong selama tiga hari. Oryza kembali ke kursi lalu memegangi dahi yang terasa berkedut seperti tertusuk oleh ribuan jarum. Terdengar bunyi derak yang membuat Oryza sedikit bejingkat.“Selesaikan juga video editing ini jangan merasa menjadi anak emas karena diperhatikan oleh Tuan Altair.”Ternyata bunyi derak itu berasal dari salah satu rekan kerja yang melemparkan flashdisk di atas meja Oryza dengan kasar. Tanpa banyak bicara Oryza memungut flash disk itu dan mulai melihat beberapa video yang ada di dalamnya.“Sebenarnya ke mana pria brengsek itu. Padahal aku berniat untuk menandatangani kontrak.”Oryza sudah memutuskan untuk menandatangani kontrak. Hal itu bukan karena dia ingin menjadi artis, melainkan karena pagi itu sekawanan debt collector datang menagih hutang ayah tiri Oryza. Jika dalam dua hari tidak dapat melunasi, maka rumah Oryza yang men
Baca selengkapnya

Bab VII Kontrak

Setelah drama pernikahan yang terjadi, tiba saatnya bagi Oryza untuk menandatangani kontrak. Kontrak yang berisi sepuluh lembar akta perjanjian itu telah ditambahkan Oryza bahwa dia akan bergabung ke dalam STAR-S jika Altair memenuhi tiga permintaan Oryza. Sebagai gantinya Altair juga bisa meminta tiga hal dari Oryza dan Oryza tak bisa menolak asal permintaan itu tidak melanggar hukum dan norma yang berlaku. Akhirnya Oryza membubuhkan tanda tangan diikuti dengan Altair.“Sudah kubilang aku akan membuatmu bergabung di STAR-S.” Altair merebahkan punggungnya di kursi.Oryza hanya memberi jawaban dengan ekspresi kesal.“Kalau begitu … Albert, ambilkan kotak yang ada di dalam mobil.”“Siap, Tuan Altair.”Albert keluar sejenak dan masuk kembali dengan membawa kotak berbentuk kubus yang dibungkus kertas kado berwarna merah pada Altair.“Sebagai rasa terima kasihku karena kau sudah mau bergabung dengan STAR-S. Aku akan memberimu ini.”Altair menyerahkan kado itu kepada Oryza. Tanpa ragu Oryza
Baca selengkapnya

Bab VIII Reuni yang Menyebalkan

Pagi itu Oryza menyadari sesuatu yang penting ketika memakai celananya.“Sepertinya aku harus membeli pakaian baru.”Reuni akan berlangsung dua hari lagi, tetapi tidak ada baju yang dapat Oryza pakai. Kebanyakan pakaian Oryza didominasi oleh celana berjenis jeans dan kain, kemeja polos atau flannel yang biasa digunakan untuk bekerja dan juga kaos dan celana pendek yang dia pakai sehari-hari di rumah.“Apa aku beli online saja, tapi sepertinya ukuranku banyak berubah.”Sebuah panggilan masuk di ponsel Oryza sehingga membuat gadis itu berjingkat karena suara dering yang keras. Oryza memeriksa ponsel dan mendapati nama pria menyebalkan di layar ponsel. “Halo, kenapa kau memanggilku?”“Jika kau tak turun dalam lima menit, akan kusebarkan fotomu memalukanmu ke seluruh kantor.”Panggilan tiba-tiba ditutup dan Oryza hanya bisa berdiri kebingungan seperti orang bodoh.“Pria sialan itu!”Oryza menjadi panik dan mengambil celana jeans dan sabuk yang telah ditambah lubangnya agar muat dengan pe
Baca selengkapnya

Bab IX Janji dan Syarat

Bab IX Janji dan SyaratDari reuni SMA yang penuh dengan drama, Oryza kini duduk di bibir pantai berpasir bersama dengan Altair. Mereka berdua menikmati deburan ombak dan juga purnama yang menghiasi langit penuh bintang dalam kondisi diam. Tak ada yang menghalangi mereka kecuali kantong kresek besar berisi makanan dan minuman.“Sialan kau Kevin, sialan kau Agnes, kalian sengaja mempermainkanku bukan!” Oryza berdiri sehingga membuat jas yang dipakaikan Altair sebelumnya jatuh di tanah.Oryza melangkahkan kaki ke bibir pantai sembari mengutuki Kevin hingga dia bisa merasakan gulungan ombak kecil menyapu kakinya.“Kau tahu … penunggu pantai menyukai gadis berisik dan cerewet untuk diumpankan ke ikan. Aku takkan keberatan melihat hal itu jika kau bukan talentku.” Teriak Altair.Oryza berbalik dan menemukan Altair sedang menikmati minuman beralkohol yang dia beli di supermarket sebelumnya. Oryza berjalan mendekati Altair hingga jarak mereka hanya tersisa beberapa centi.“Aku sama sekali ta
Baca selengkapnya

Bab X Teman Baru

Setelah melakukan perjalan tiga jam dengan menggunakan pesawat pribadi milik Altair, Oryza akhirnya sampai di luar asrama tepat pukul dua belas. Dia menyeret tas koper dan menenteng dus berisi mie instan favoritnya. Pintu depan asrama terbuat dari kaca tebal dan merupakan pintu otomatis yang hanya bisa diakses menggunakan kartu. Oryza mengeluarkan kartu yang sudah diberikan oleh Altair lalu menempelkannya pada alat pemindai.“Woah, tempat ini benar-benar canggih.” Oryza terkagum-kagumKetika masuk Oryza menemukan tulisan”Ganti sepatu anda dengan yang ada di rak.” dalam bahasa inggris. Setelah melihat hal itu Oryza melepas sepatu, meletakkannya ke dalam rak lalu mengganti sepatunya dengan sandal yang sudah disiapkan.“Baiklah lantai tiga ruang no lima.”Oryza terus mengulangii kata itu hingga sampai ke dalam lift. Gadis itu merasa mual begitu sampai di depan kamar yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya selama di STAR-S. Selain memikirkan kehidupan baru, Oryza juga takut teman-te
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status