Pengantin yang Ternoda

Pengantin yang Ternoda

last updateLast Updated : 2024-02-22
By:  AarelithOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
26Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Berselingkuh dengan kakak ipar, bukankah menarik? Tentu saja, semua berawal dari kecelakaan yang berusaha kami sembunyikan. Tepat, pada malam itu aku menghabiskan malam dengan kakak ipar karena menyangka dia adalah lelaki yang siang tadi menghalalkan aku. Namun, ketika tahu bahwa ternyata suami sudah berkhianat sebelum pernikahan kami, maka aku memutuskan melanjutkan hubungan terlarang itu demi mencapai kemenangan. Siapa pun yang berani menancapkan duri dalam hati ini harus menerima balasan yang sangat menyakitkan.

View More

Chapter 1

Bab 1. Malam yang Indah

Meskipun dalam gelap, aku tetap tahu bahwa lelaki yang bersamaku sekarang adalah suami tercinta. Dari embusan napas, sudah ketahuan. Seperti inilah cinta, tidak butuh mata untuk memandang. Pastinya, jantung yang berdegup cepat seolah menguatkan dugaanku.

"Sayang, biarkan aku ganti baju dulu!" pintaku dengan suara manja.

"Tidak usah, aku sudah tidak bisa menahan diri, Sayang!" sahutnya. Suara itu terdengar berat, tidak seperti sebelumnya.

Jujur saja, aku sempat ragu. Namun, berusaha berprasangka baik bahwa seseorang yang sedang dikuasai nafsu memang susah mengendalikan diri, suara pun akan sedikit serak. Baru saja aku mencoba melepaskan diri ketika lelaki itu memberi kecupan hangat di telinga kanan. Bibir sedikit gemetar, tetapi aku tersenyum bahagia. Kecupan singkat di telinga kanan selalu dilakukan oleh Mas Abryal sejak kami resmi pacaran.

"Baiklah, Suamiku Sayang. Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan!"

Mas Abryal berdehem, kemudian mulai melucuti pakaianku dengan kasar. Ada apa dengannya? Kami memang pengantin baru, tetapi apa dia benar-benar tidak bisa menahan diri? Sungguh, dia seperti pemuda yang terjebak di padang pasir tanpa setetes air.

"Kamu senang?" bisik Mas Abryal sangat pelan tepat di telinga yang tadi dia kecup ketika kami sudah berada dalam penyatuan. Aku hanya mengangguk, malu menjawab langsung.

Di bawah kungkungan lelaki berbadan tegap itu, bibir tidak lepas dari senyuman. Akhirnya mahkota yang berusaha aku jaga direnggut oleh suami tercinta. Itu berarti, aku telah berhasil menjadi perempuan yang tidak terjerumus jauh dalam pergaulan bebas sekaligus menjadi bukti bahwa pacaran bukan berarti harus hamil di luar nikah.

Sesekali aku meringis kesakitan karena Mas Abryal terlalu sadis menyerang. Besok akan aku tanyakan bagaimana cara sehingga dia bisa sekuat itu. Namun, malam ini hanya harus menikmati ... aku merasakan semburan hangat itu sekarang dan entah sudah berapa lama waktu berlalu.

Ini adalah kejutan yang harus aku ceritakan pada teman-teman nanti. Ya, sebuah kejutan yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Bermula dari perintah Mas Abryal sepuluh menit lalu ketika ada tamu yang dia sebut sangat penting, padahal kami sudah tidak sabar menunggu malam pertama yang kata orang sangat memabukkan.

"Kalau capek, kamu ke kamar saja duluan, nanti aku nyusul. Masih ada tamu ini, gak apa-apa, kan? Biar aku jelasin ke mereka." Suara lembut Mas Abryal kembali membuat hati berdesir hebat.

"Terima kasih, Mas. Kalau begitu aku ke kamar duluan. Di lantai dua, pintu berwarna abu, kan? Terus ponsel aku kamu simpan di laci nakas, kan?" jawabku membalas senyuman itu. Mas Abryal mengangguk, lalu memberitahu kalau dia akan menyusul dalam waktu kurang dari tiga puluh menit.

Baiklah, tiga puluh menit bukan waktu yang lama jika menunggu dengan kesabaran. Aku melangkah cepat menuju kamar pengantin kami yang tidak jauh dari pelaminan. Rumah Mas Abryal sangat besar dan sekarang adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di sini. Keluarganya begitu ramah, terkecuali perempuan yang telah melahirkan Mas Abyral. Dia terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya padaku.

"Pernikahan ini terjadi bukan atas keinginanku. Seharusnya gadis itu mengerti, lalu menolak saat kami datang melamar ke rumahnya!"

Mendengar itu aku menghentikan langkah, tepat di depan kamar mertua. Suara siapa itu? Sayang sekali karena aku belum bisa menebak, pun terdengar samar. Tiba-tiba muncul pertanyaan dalam hati, apakah menerima lamaran Mas Abryal adalah sebuah kesalahan besar? Lantas mengapa, bukankah kami harusnya mendapat restu meski hanya tiga bulan pacaran?

Biar saja, aku tidak ingin menambah beban pikiran asalkan Mas Abyral mencintai serta menganggap pernikahan ini adalah sebuah kebahagiaan yang sudah lama kami nantikan. Kedua kaki kembali terayun cepat menuju kamar di lantai dua. Aku mengulum senyum, pasti kamar ini yang dia maksud. Saat daun pintu berwarna abu terbuka lebar, mulut seketika menganga. Cantik sekali, taburan kelopak mawar merah membentuk hati menghias tempat tidur kami

"Jadi, seperti ini suasana di malam pengantin yang sering teman-teman sebut surga dunia?" Aku berbicara pada kaca rias, tidak lupa mengukir senyum selebar mungkin.

"Ingat, jangan lupa pakai lingerie!" Teringat nasihat seorang teman ketika aku sedang dirias. Memalukan, tetapi aku ingin mencobanya.

Mas Abryal bilang, dia sudah menyediakan pakaian kurang bahan itu di dalam lemarinya, jadi aku mencoba memberanikan diri untuk memeriksa lantas memakai, sebagai kejutan untuk suami tercinta. Pipi merona ketika bibir semakin lebar mengukir senyum. Lemari pakaian Mas Abryal ternyata tidak dikunci, aku memindai pakaian gantung satu per satu, tetapi tidak menemukannya.

Lampu tiba-tiba mati, di saat yang sama suara pintu terdengar dibuka oleh seseorang. Aku memanggil nama Mas Abryal, tetapi tidak ada sahutan. Terus melangkah dalam gelap sambil meraba sekitar. Dua detik kemudian, seseorang menarikku dalam pelukannya. Aroma parfum lemon milik Mas Abryal, rasa gamang seketika memudar, jantung berdegup tidak normal.

"Mas Abryal," kataku pelan, mengeratkan pelukan sebelum dia menghujaniku dengan cumbuan memabukkan.

***

Sebuah tangan melingkar erat di perut membuatku harus membuka mata, terutama karena sejak tadi dengkuran Mas Abryal sangat mengganggu. Tangan kekar itu berusaha aku singkirkan, tetapi tidak berhasil . "Mas, tolong disingkirkan tangannya. Aku mau mandi  sepertinya sudah mendekati pagi."

Tidak ada sahutan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Ketika Mas Abryal membalikkan badan dan melepaskan pelukannya, aku segera meraba dinding untuk mencari saklar lampu Terlalu lama berada dalam ruangan yang gelap membuatku sedikit sulit mengambil napas.

"Ketemu!" gumamku langsung menyalakan lampu.

Sadar tidak ada sehelai benang pada tubuh, aku gegas kembali ke samping Mas Abryal dan menutupi diri dengan selimut. Lucu, padahal tidak ada suara nyamuk yang mengganggu, tetapi lelaki tampan itu menutup kepala dengan bantal. Hati kembali berdesir hebat, segera aku memaksa Mas Abryal membalikkan badan agar kami bisa saling menatap sebelum besok diganggu oleh banyak pertanyaan dari teman-teman.

Bantal aku lempar ke sembarang arah. Aku segera duduk sambil berusaha menutupi diri, setelah itu melayangkan tamparan keras pada pipinya. Lelaki itu terbangun, melotot dengan mulut terbuka lebar. Untuk beberapa saat kami tenggelam dalam pikiran masing-masing, dada naik turun karena emosi mendarah daging, siap dilampiaskan.

"Ke-kenapa kamu ...."

"Diam, jangan diteruskan!" bentakku sedikit keras pada lelaki itu. Air mata tiba-tiba tumpah ketika mengingat kejadian tadi malam. Benarkah aku menghabiskan malam dengannya? Sialan!

"Tapi, Megumi. Kenapa–" Ucapan itu terpotong ketika aku melempar wajahnya dengan bantal. Kalau saja boleh, aku ingin berteriak sekencang mungkin atau memutar waktu agar tidak berada di kamar ini. Benar-benar menyebalkan!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Carissa
updatenya sering dong
2024-01-27 09:11:44
0
26 Chapters
Bab 1. Malam yang Indah
Meskipun dalam gelap, aku tetap tahu bahwa lelaki yang bersamaku sekarang adalah suami tercinta. Dari embusan napas, sudah ketahuan. Seperti inilah cinta, tidak butuh mata untuk memandang. Pastinya, jantung yang berdegup cepat seolah menguatkan dugaanku."Sayang, biarkan aku ganti baju dulu!" pintaku dengan suara manja."Tidak usah, aku sudah tidak bisa menahan diri, Sayang!" sahutnya. Suara itu terdengar berat, tidak seperti sebelumnya.Jujur saja, aku sempat ragu. Namun, berusaha berprasangka baik bahwa seseorang yang sedang dikuasai nafsu memang susah mengendalikan diri, suara pun akan sedikit serak. Baru saja aku mencoba melepaskan diri ketika lelaki itu memberi kecupan hangat di telinga kanan. Bibir sedikit gemetar, tetapi aku tersenyum bahagia. Kecupan singkat di telinga kanan selalu dilakukan oleh Mas Abryal sejak kami resmi pacaran."Baiklah, Suamiku Sayang. Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan!"Mas Abryal berdehem, kemudian mulai melucuti pakaianku dengan kasar. Ada apa
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more
Bab 2. Dia Bukan Suamiku
"Tunggu, apa semalam kita ...." Ucapan lelaki itu menggantung di udara."Biadab kamu, Mas. Aku nggak nyangka kalau kamu berani merenggut kesucian adik ipar sendiri.""Meg–""Sialan! Kamu merusak masa depan aku!"Entah apa yang terus dikatakan oleh Mas Daran. Dia adalah kakak kandung suamiku. Lelaki berkulit sawo itu terus saja berbicara, mungkin menjelaskan semuanya dan sayang sekali aku menulikan telinga dengan terus berteriak padanya. Bercinta bersama kakak ipar adalah hal yang tidak pernah ada dalam angan. Ini masalah besar.Aku mendengkus, menatap kesal pada Mas Daran. Bagaimana mungkin aku bisa seceroboh ini? Lagi pula salah dia karena aroma parfumnya sama dengan Mas Abryal. Apalagi dalam keadaan gelap. Ah, sial. Kalau saja Mas Abryal tahu, mungkin pernikahan kami akan berakhir detik ini juga."Mas Abryal mana? Kenapa kamu yang masuk ke kamar?" tanyaku terdengar sinis."Meg, aku minta maaf. Ini kecelakaan.""Kecelakaan? Apa maksudmu? Tadi malam jelas kamu matiin lampu, kan? Terus
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Bab 3. Sebuah Kesepakatan
"Kenapa, Mas?" Aku memberanikan diri bertanya ketika melihat Mas Abryal memutus sambungan telepon, kemudian mondar-mandir tanpa menatapku.Dia menoleh, lantas menjawab, "Baru saja mas tiba di rumah, tapi sudah ada pasien baru lagi.""Apa tidak bisa ditunda dulu, Mas? Perawat di rumah sakit gak cuma kamu, kan? Harusnya mereka mengerti kalau kita baru saja menikah kemarin dan tentu diperbolehkan cuti."Mas Abryal diam, tampak berpikir. Sejujurnya ada dua rasa ketika Mas Abryal kembali ke rumah sakit. Di satu sisi, aku tidak harus mencari alasan menghindar dari keinginannya melakukan hubungan suami istri. Akan tetapi, di sisi lain merasa sedih juga. Jika di hari kedua saja bahkan pada malam pertama dia kembali ditugaskan sehingga tidak bisa menemani istri, bagaimana dengan ke depannya?"Ini darurat, Megy. Demi keselamatan nyawa seorang ayah. Kata dokter Cindy, pasien terjatuh dari ketinggian tadi malam dan hari ini keadaannya benar-benar gawat. Sebagai perawat, mas tidak boleh mementingk
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Bab 4. Kakak Ipar Menyebalkan
Pandangan mata kami bertemu dalam satu titik yang sama. Aku menggigit bibir, berusaha menahan emosi agar tidak sampai meledak. Lelaki berkulit sawo di hadapanku sepantasnya dibenci karena dia telah merenggut kehormatan yang selama ino berusaha aku jaga untuk dipersembahkan pada suami tercinta pada malam pertama kami. Akan tetapi, apa yang sedang dia pikirkan sekarang? Sebuah solusi agar tidak pernah ketahuan atau hal aneh lainnya?Aku memanyunkan bibir, memutar badan kembali menghadap ke depan. Jalanan begitu sepi, tetapi pikiran sangat ramai. Bayang-bayang penyesalan terus menghantui memeluk diri. Sanggupkah menerima fakta bahwa aku telah mengkhianati pernikahan dengan Mas Abryal yang selama ini bersikap lembut dan baik padaku? Meskipun kami pacaran beberapa bulan saja, tetapi dia sudah menunjukkan kalau dirinya mampu menjadi kepala rumah tangga yang baik. Ya, meskipun kesalahan besar terjadi dengan pergi meninggalkan aku di malam pertama."Mas, kenapa kamu nggak jawab? Kamu gak pedu
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Bab 5. Alasan Tak Masuk Akal
"Jangan pikir bisa menipu aku, Megy. Aku tahu kalau kamu tidak suci lagi. Katakan, sudah berapa banyak lelaki yang menidurimu?!" Mas Abryal kembali melontarkan kalimat yang menyakiti hati.Mungkin lebih terdengar sebagai tuduhan. Pada malam pertama, aku menghabiskan malam dengan kakak ipar juga karena kesalahannya. Andai saja dia segera menyusul ke kamar dan bukan meladeni tamu yang katanya begitu penting, mungkin tidak akan terjadi masalah besar. Kesalahan kedua adalah dia tidak masuk ke kamar sekadar meminta izin. Tidak mungkin lelaki itu pergi dengan memakai baju pengantin bukan?"Kenapa diam saja, Lacur?!" bentak Mas Abryal semakin tega.Mata merah berkaca-kaca, terdengar embusan napasnya berulang kali darinya. Aku menunduk, air mata ikut mengalir di pipi, tetapi segera aku seka. Detik selanjutnya berusaha tersenyum lebar meski harapan telah patah berulang kali. Mungkin memang sudah takdirnya untuk dihina seperti ini karena siapa pun akan terluka jika tahu pasangannya sudah tidak
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Bab 6. Hukuman dari Mertua
"Kenapa diam saja? Kamu nggak denger mami bicara?" Ibu mertua kembali membuka suara yang kali ini sangat melengking. "Nggak gitu, Mam. Mas Abryal cuma salah paham, gak ada yang aku sembunyikan.""Bohong!" Ibu mertua langsung melayangkan tamparan di pipi kanan ini, lalu menyeretku ke belakang rumah dekat kebun.Entah sejak kapan ibu mertua merencanakan semua ini karena sudah tersedia tali tambang yang cukup panjang. Aku diikat pada batang pohon mangga yang tidak terlalu tinggi, tetapi seperti angker. Memberontak pun tidak bisa, aku hanya mengandalkan suara untuk berteriak.Namun, semua percuma seolah penghuni rumah ini tidak memiliki telinga. Gadis tadi pun mungkin enggan memunculkan batang hidungnya. Aku pasrah, menitikkan air mata memikirkan hal-hal yang mungkin saja terjadi esok atau lusa."Mami nggak bakal ngelepasin kamu kalau nggak jujur!""Please, Mami. Aku bersumpah sebelum kami menikah, aku masih perawan.""Tadi malam kamu ngapain aja? Abryal kan ke rumah sakit.""Itu ...." A
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more
Bab 7. Rumor Kecil
Mas Daran keluar dari kamar ini setelah menepuk pucuk kepalaku beberapa menit. Katanya itu ibarat sebuah mantra yang bisa membuat kita merasa lebih baik. Ya, aku mengakui meskipun luka di hati masih terasa.Perempuan mana yang tidak terluka diperlakukan demikian buruknya oleh mertua. Mas Abryal pun nampak acuh tak acuh lagi. Tidak ada pesan yang dia kirim untuk menjelaskan keberadaannya. Padahal saat kami masih pacaran dulu, dia kerap marah jika aku keluar rumah tanpa mengabarinya.Kembali teringat ketika ijab qabul diiringi teriakan 'sah' dari para saksi menggema di rumah besar ini. Air mata sejuk jatuh membasahi pipi. Aku selalu mendambakan malam pertama yang indah untuk kemudian melanjutkan mimpi bersama pasangan, saling menguatkan dalam keadaan apa pun."Megumi."Aku yang sedang meneguk air sedikit terkejut dengan kedatangan Kania. Dia bersama seorang pelayan yang langsung menerobos masuk kamar dan mengambil piring yang sudah kosong itu.Kania sendiri tinggal di kamar. Kami belum
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more
Bab 8. Tuduhan Mas Abryal
"Lihat mereka, Pi. Daran sangat peduli pada Jalang itu. Apa mungkin rumor tentang mereka benar?""Jalang? Rumor? Kamu ini bicara apa, Abryal? Papi nggak pernah mengajarimu merendahkan perempuan apalagi istri kamu!" bentak ayah mertua semakin merah.Aku sendiri memilih menunduk, tetap di tempat karena tidak bisa melangkahkan kaki sekadar memberi jarak dengan Mas Daran. Ternyata memang ada rumor tentang kami berdua. Seharusnya Mas Daran memilih cuek untuk mematahkan prasangka mereka dan bukan malah menolongku.Pernikahan yang baru seumur jagung aku sangka akan dipenuhi dengan bunga-bunga cinta karena sikap romantis dari suami. Apakah dosa mengimpikan hal itu sebelum pernikahan sehingga Tuhan memberiku hukuman seberat ini?"Papi tanyakan saja sama Daran. Dia kan anak kesayangan Papi!"Ayah mertua semakin marah, dia menggertakkan gigi dengan wajah merah padam. Ibu mertua langsung menenangkannya sebisa mungkin. Aku semakin ketakutan, gemetar tidak karuan karena tahu bahwa masalah besar aka
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more
Bab 9. Menjadi Teman Kania?
"Benar, Om. Aku jadi saksi. Tante Yuni mengamuk membenarkan tuduhan Abryal, lalu diikat di pohon. Aku mau menolong, tetapi Tante Yuni marah dan mengancam aku diusir kalau berani mengadu. Untungnya Mas Daran datang di waktu yang tepat sebelum Megy pingsan." Kania memberi jeda, tersenyum manis sebelum akhirnya melanjutkan, "Aku menelepon Mas Daran untuk segera pulang, makanya dia tahu Megumi ada di belakang rumah, Om.""Bohong!" pungkas ibu mertua cepat menatap kami secara bergantian. "Sebenarnya mami dijebak. Kania bilang kalau Megumi itu punya hubungan dengan Daran, jadi Kania menyarankan agar mami menghukum Megumi untuk mencari bukti dan benar, Daran datang menolongnya!""Tante Yuni yakin?""Kania, jangan menyudutkan Mami! Niat Mami itu baik karena mau membuka kedok mereka dan sudah terbukti, kan? Bahkan dengan gatalnya minta digendong." Mas Abryal kembali membuka suara seperti tidak ingin ibu mertua disalahkan.Aku tidak tahu bagaimana keputusan akhir karena ayah membawa istrinya me
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more
Bab 10. Korban Seolah Pelaku
"Nggak mungkin, Meg. Kamu jangan hamil dulu!""Semoga enggak, sih, Mas. Tapi gimana kalau seandainya emang beneran hamil?"Mas Daran mengusap kasar wajahnya. Siapa yang tidak akan frustrasi? Apalagi suamiku seorang perawat, tentu mudah mengetahui siapa ayah biologis dalam kandunganku ini. Lantas haruskah jujur pada keluarga, kemudian menikah dengan dia?Oh, ini berat. Mas Daran sendiri sudah memutuskan untuk hidup melajang. Dia memang yang merenggut kehormatanku pertama kali, tetapi setelah tidur dengan Mas Abryal juga, apa dia akan mempertimbangkan atau justru menolak kasar?Aku perempuan dan di mana-mana dalam kasus yang sama, kamilah yang paling dirugikan. Mas Daran bisa menyangkal untuk sesaat jika mau saat suatu hari nanti kebenaran terungkap. Lagi pula jika dia menikah dengan perempuan lain, mungkin istrinya tidak akan curiga.Mas Daran menatap lekat padaku, sejurus kemudian aku memalingkan pandangan ke luar jendela karena berhasil di buat salah tingkah. "Kamu keberatan kalau ..
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status