Bukan Salah Istri Kedua

Bukan Salah Istri Kedua

last updateLast Updated : 2024-06-13
By:  Dedew Eirysta  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
32Chapters
756views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Demi menyelamatkan nyawa kakaknya, Kiara terpaksa menerima penawaran temannya –Tere- yang menderita penyakit kanker stadium akhir untuk menjadi istri kedua. Pernikahan yang Kiara jalani tentu berbeda dengan pernikahan lainnya. Tidak ada cinta yang diberikan oleh suaminya –Andra-. Mereka menjalaninya hanya sebatas tanggungjawab pada Tere agar segera memiliki momongan. Di balik itu semua, pernikahan tersebut sangat berat bagi Kiara yang dicap sebagai perebut suami temannya sendiri. Begitu pun dengan orangtua Andra yang tidak pernah merestui pernikahan mereka. Hingga Kiara benar-benar berada di ujung batasnya, Kiara pun memilih pergi dari hidup Andra dengan janin yang hadir bersamaan dengan kepergian Tere. Namun, baginya semua itu sudah terlambat dan tidak ada lagi yang perlu diperbaiki. Bagaimana Kiara menjalani kehidupannya setelah pergi dari Andra? Akankah lelaki itu mencarinya atau melepaskannya karena terpuruk dengan kehilangan istri pertamanya?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 01

Seorang wanita sedang duduk dalam ruangan serba putih. Di depannya seorang dokter sedang membaca hasil tes pemeriksaan kakaknya. Dia –Kiara- sangat gelisah dan khawatir saat mendapat kabar kalau kakaknya pingsan di halaman rumah mereka. Apalagi sang kakak memang memiliki penyakit turunan dari sang ibu yang meninggal karena kanker darah atau leukimia.“Sel kanker dalam tubuh Fira makin menyebar. Sekarang sudah mencapai stadium tiga,” seru dokter yang selama ini menangani kakaknya.“Ba-bagaimana bisa? Selama ini Kak Fira sudah menjalani kemoterapi dan metode pengobatan lainnya, kenapa sel kankernya masih berkembang?” balas Kiara dengan bibir bergetar menahan tangis.“Karena sel kankernya sudah menyebar pada organ tubuh lainnya, maka dari itu sel kanker makin berkembang. Metode yang selama ini kita gunakan merupakan upaya menghambat perkembangan sel kanker. Dan tingkat keberhasilannya di bawah 50%,” jelas dokter dengan singkat dan jelas.Tubuh Kiara melemas dengan air mata yang menetes d

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zarina Ina
Thor bila update bab terbaru
2024-06-12 18:34:49
1
user avatar
Dedew Eirysta
Semoga suka dengan cerita baruku. Maaf jika ada typo dan silakan utarakan pesan atau kesannya setelah membaca...
2024-05-13 19:08:42
0
32 Chapters

Bab 01

Seorang wanita sedang duduk dalam ruangan serba putih. Di depannya seorang dokter sedang membaca hasil tes pemeriksaan kakaknya. Dia –Kiara- sangat gelisah dan khawatir saat mendapat kabar kalau kakaknya pingsan di halaman rumah mereka. Apalagi sang kakak memang memiliki penyakit turunan dari sang ibu yang meninggal karena kanker darah atau leukimia.“Sel kanker dalam tubuh Fira makin menyebar. Sekarang sudah mencapai stadium tiga,” seru dokter yang selama ini menangani kakaknya.“Ba-bagaimana bisa? Selama ini Kak Fira sudah menjalani kemoterapi dan metode pengobatan lainnya, kenapa sel kankernya masih berkembang?” balas Kiara dengan bibir bergetar menahan tangis.“Karena sel kankernya sudah menyebar pada organ tubuh lainnya, maka dari itu sel kanker makin berkembang. Metode yang selama ini kita gunakan merupakan upaya menghambat perkembangan sel kanker. Dan tingkat keberhasilannya di bawah 50%,” jelas dokter dengan singkat dan jelas.Tubuh Kiara melemas dengan air mata yang menetes d
Read more

Bab 02

“Apa yang kamu bicarakan, Honey!” sentak Andra melepas tangannya dari sang istri. Dia tidak percaya kalau Tere akan melakukan hal itu. Tadi wanita itu hanya ingin ditemani ke restoran favorite mereka, tidak disangka ternyata sang istri merencanakan untuk menjodohkannya dengan Kiara, teman baik istrinya.Tere menatap sendu sang suami dan dengan lirih dia berkata, “Aku cuma mau kamu punya anak dari darah dagingmu sendiri, Bang. Dan dari sekian wanita, aku percaya pada Kiara yang bisa menggantikan peranku saat sudah tiada di dunia ini.”“Tere!” seru Kiara dan Andra secara bersamaan.“Kamu ngomong apa sih, Re?!” lanjurt Kiara yang tidak pernah menduga permintaan teman baiknya. “Tidak ada satu pun wanita yang lebih dari kamu untuk menjadi istri Mas Andra, termasuk aku! Lagian mana mungkin aku menikahi suami temanku sendiri, Re! Sama saja aku mengkhianati kamu dan aku tidak mau seperti itu!”Meski membutuhkan banyak uang, Kiara tidak akan pernah mau kalau harus menikah dengan suami teman ba
Read more

Bab 03

Kiara mengerjapkan matanya berulang kali setelah mendengar perkataan lelaki yang duduk di sebelahnya. Andra yang merupakan lelaki tampan, mapan, dan tidak pernah tergoda dengan wanita mana pun, bisa-bisanya mengajak Kiara menikah. Walaupun alasannya demi Tere, tetapi Kiara tidak serta-merta percaya dengan perkatan lelaki tersebut.“Mas Andra sadar ‘kan apa yang Mas ucapkan?” tanya Kiara memastikan. “Aku tidak mau jadi orang ketiga atau duri dalam rumah tangga kalian Mas. Kakakku juga pasti tidak akan setuju kalau dia tau aku melakukan itu.”Bahkan mungkin Fira akan semakin merasa bersalah karena sudah membuat Kiara menjadi istri kedua. Hal tersebut bisa memicu penurunan kesehatan sang kakak. Tentu Kiara tidak mau kalau penyakit kakaknya semakin memburuk. “Aku sadar dengan keputusan yang sudah aku buat, Kiara. Lagipula aku yakin kalau kamu tidak mungkin menusuk Tere dari belakang. Dan soal kakakmu, kita bisa mengatakannya saat dia sudah menjalani operasi. Aku sendiri yang akan menjela
Read more

Bab 04

Di dalam ruang rawat Tere, Kiara sudah mengenakan kebaya putih khas untuk akad. Pagi hari tepatnya jam delapan pagi ini, dia akan menikah dengan Andra yang sudah mempersiapkan semua keperluan pernikahan, termasuk saksi pernikahan mereka.“Kamu tenang saja, Ra. Aku akan pastikan kalau Bang Andra bersikap adil pada kita,” ucap Tere yang merias Kiara dengan tipis. “Cantik sekali. Kamu terlalu cuek dengan penampilanmu. Nanti aku akan mengajarimu merias seperti saat ini.”Kiara memperhatikan wajahnya yang dirias oleh Tere dari cermin yang dia pegang. Wajah yang putih pucat biasanya hanya dipoles sedikit bedak padat dan pelembab bibir, itu pun kalau Kiara ingat dan tidak malas menggunakannya. Kini wajahnya dipoles tipis, sehingga lebih cerah dan berwarna.Tanpa kedua wanita itu sadari, Andra masuk ke dalam ruangan bersama penghulu dan saksi yang dia siapkan. Pandangannya begitu dalam pada kedua wanita itu, terutama pada istrinya yang terlihat berbinar bahagia. Kalau umumnya, tidak ada wanit
Read more

Bab 05

“Ka-kakak bicara apa sih? Aku benar-benar dapat pinjaman dari Tere kok,” ucap Kiara berusaha bersikap seperti biasanya. “Sebenarnya Tere tuh lagi sakit, Kak. Dia minta aku hendle butik selama dia rehat. Sebagai gantinya dia akan gaji aku dua kali lipat, tapi akan dipotong buat bayar utang.”Kiara terpaksa menggunakan penyakit Tere, walaupun tidak menjelaskan penyakit temannya dengan spesifik. Semoga saja kakaknya percaya dengan alasan yang Kiara berikan. Sebisa mungkin dia juga bersikap bisa dengan senyum manisnya.“Kakak tidak perlu khawatikan apa pun. Fokus pada operasi dan pengobatan Kakak biar sel kankernya tidak makin menyebar,” kata Kiara meyakinkan kakaknya.Fira belum bisa percaya begitu saja. Saat melihat senyum adiknya, dia mencoba untuk percaya sembari berucap, “Baiklah, kakak percaya. Kamu harus ingat untuk tidak melakukan hal yang merugikan demi kakak. Lagian kakak sudah pasrah kalau memang sudah waktunya untuk-- .”“Kakak!” sela Kiara dengan cepat seolah tahu lanjutan per
Read more

Bab 06

"Kenapa kamu terlihat gugup?" tanya Andra pada perempuan di depannya. Kiara berdehem untuk memenangkan diri. "A-aku tidak gugup. Hanya saja ... aku tidak terbiasa dekat dengan laki-laki seperti ini."Selama ini Kiara hanya fokus pada sekolah dan ingin membahagiakan kakaknya. Tidak ada waktu untuk dekat, bahkan dia tidak pernah memikirkan sama sekali. Walaupun Kiara yang cantik, pintar, dan humble pada siapapun banyak disukai oleh teman laki-lakinya, tetapi Kiara selalu menolak untuk menjalin hubungan agar pikirannya tetap fokus pada tujuan."Oh ya?" seru Andra seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Baguslah kalau begitu."Dahu Kiara mengerut. "Apanya yang bagus?"Andra tidak menjawab pertanyaan istri keduanya. Dia membuka laci yang ada di samping ranjang, lalu mengeluarkan sebuah map berwarna hijau yang segera diberikan pada Kiara. "Itu surat perjanjian selama kita menikah!" "Su-surat perjanjian?"Andra mengangguk. "Hm, aku tidak mau memberikan harapan atau janji palsu pada
Read more

Bab 07

Kiara tidak segera menyahuti pertanyaan suaminya. Kalau dibilang siap, tentu Kiara tidak siap haris melepaskan mahkota yang selama ini dijaga. Di sisi lain, Kiara ingin melakukan tugasnya sebagai seorang istri dan demi memenuhi keinginan Tere. "Aku akan tidur di sofa," kata Andra beranjak dari ranjang tanpa melihat pada Kiara. "Tidurlah, aku tidak akan menyentuhmu."Ucapan Andra yang terkesan santai membuat Kiara mengira kalau lelaki itu memang tidak mau menyentuhnya. Andra pasti berat harus tidur bersama wanita yang tidak dicintai. Kalau bukan karena keinginan Tere, pasti Andra tidak akan di kamar ini bersamanya. Kiara tiduran sambil menatap langit-langit kamar. Entah sampai kapan dia dan Andra akan menahan diri untuk tidak saling menyentuh. Padahal, mereka harus segera melakukan hubungan intim agar bisa mewujudkan keinginan Tere untuk agar Andra punya keturunan. "Kamu belum tidur, Kiara?" tanya Andra tanpa melihat pada Kiara yang ada di atas ranjang. Perempuan itu menoleh pada s
Read more

Bab 08

Butik sedang ramai karena musim menikah, banyak calon pengantin serta keluarganya yang minta dibuatkan pakaian. Butik milik Tere cukup terkenal di kalangan pengusaha, sehingga yang datang rata-rata dari keluarga berada dan terpandang. Apalagi Andra cukup berpengaruh di dunia bisnis. "Aku tidak ingin model seperti ini! Jelek! Buat model lain!" kata seorang wanita berpakaian modis pada teman Alea yang mengurus desain pakaian wanita tersebut. "Ini sudah desain ketujuh, apa tidak ada sekalipun yang cocok dengan anda, Nyonya?" tanya Alea membantu temannya yang sudah terlihat kesal. Wanita itu memindai tubuh Alea, lalu berkata, "Memang tidak ada yang cocok! Desain-nya jelek semua! Pokoknya aku mau desain yang lain atau aku akan membuat butik ini tidak laku!"Andai saja ada Tere, pasti wanita di depannya saat ini sudah diusir dan dilarang kembali ke butik. Namun, Kiara tidak berani mengambil sikap seperti itu, apalagi kalau sikapnya membuat butik rugi. "Anda bisa kembali lagi besok, saya
Read more

Bab 09

Laki-laki yang datang mengajak Kiara makan bukan Andra. Lagipula mana pernah lelaki itu mengajaknya makan berdua saja. Palingan hanya makan berdua dengan Tere, meski kadang mentraktir semua karyawan butik. Tetap saja, Andra mempersiapkan privasi untuknya dan Tere. "Ehem, Kiara. Kamu sedang memikirkan apa?" tanya laki-laki yang duduk di depan Kiara dan bernama Arya. "Tidak memikirkan apa-apa kok, cuma-- .""Takut suamimu marah?" balas Arya terkekeh pelan. "Memangnya dia akan peduli kalai kamu makan denganku atau laki-laki lain?"Kiara menghembuskan napas pelan. Arya memang tahu tentang pernikahannya dengan Andra karena menjadi saksi saat akad. Sebelumnya Kiara juga sudah kenal dengan Arya yang sering ke butik untuk memesan pakaian ataupun ikut dengan Andra. Dan dia pun membenarkan ucapan Arya bahwa Andra tidak mungkin cemburu padanya kalaupun jalan dengan laki-laki lain. Apalagi pernikahannya dengan Andra cuma sebatas perjanjian dan keinginan Tere saja. "Lagian, kenapa kamu mau-mau
Read more

Bab 10

"Sudah selesai?" tanya Andra melihat Kiara dan Arya bergantian. Tidak ada raut cemburu atau marah dari lelaki itu, malah terkesan santai dan biasa saja. Kiara merasa bersyukur kalau memang Andra tidak marah, toh dia dan Arya suka makan siang biasa. "Sudah. Maaf ya aku tidak izin membawa Kiara pergi," ucap Arya dengan santai tanpa merasa bersalah sudah membawa istri kedua temannya makan siang bersama. "Jangan diulangi!" balas Andra yang kemudian menatap Kiara. "Ayo kembali ke butik. Ada yang perlu aku bicarakan."Andra berbalik hendak menuju mobilnya, tetapi Arya berkata, "Kamu tidak marah atau akan memarahi Kiara 'kan? Tenang saja kami hanya makan siang biasa, tidak ada yang spesial.""Aku tidak marah," balas Andra yang sudah berbalik menatap sang teman. "Kiara bebas bertemu dengan siapapun. Lagipula dia tau sampai di mana batas pertemanannya." Dia kembali berbalik melanjutkan langkahnya. Kiara sudah menduga kalau Andra akan menjawab seperti itu. Tidak mungkin lelaki itu hany kar
Read more
DMCA.com Protection Status