Share

148. Savina

**

"Aldric, dia nyebelin! Aku nggak suka sama dia!"

Tamara melempar ponselnya ke seberang ruangan setelah berseru keras. Benda pipih seharga puluhan juta rupiah itu menghantam dinding hingga layarnya retak seribu. Meski demikian, tetap menyala.

"Apa, sih?"

"Baru sehari bekerja, dia udah bikin darahku mendidih! Dasar brengsek!"

Aldric melangkah ke seberang ruangan untuk memungut ponsel Tamara. Ia perhatikan video terlampir yang masih menyala di balik layarnya yang retak.

"Whoa. Aku iri." Lelaki itu terkekeh sinis. "Dia manis banget sama perempuan miskin ini. Sama sekali beda dengan orang yang temuin kita di acaranya Bu Yasmin waktu itu."

"DIAM!"

Kekeh sinis Aldric berubah menjadi tawa puas ketika Tamara tampak semakin murka. "Harusnya kamu sadar diri, Tam. Selera Gara yang seperti permen kapas begini. Bukan permen cabai sepertimu."

"Aldric, pergi dari rumah aku sekarang!"

"Ahaha, sorry. Just kidding. Tapi bukankah kinerja perempuan itu bagus? Kamu lihat, dia belum satu jam bekerja tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status