Bukan Perawan

Bukan Perawan

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Oleh:  Erna AzuraTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat. 9 Ulasan-ulasan
117Bab
62.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Langit Jingga, gadis berusia dua puluh lima tahun ini memiliki tubuh tinggi semampai dengan body goals dan paras cantik bak Dewi Yunani membuat seorang anak petinggi POLRI tergila-gila padanya. Gayung bersambut, Langit Jingga menerima pinangan Davian Raziel Dharta dalam sebuah pertunangan yang akan membawa mereka ke jenjang pernikahan. Namun sayang, beberapa bulan sebelum hari pernikahan mereka berlangsung nasib naas menyambangi gadis yang kerap disapa Jingga itu. Seorang pria bernama Bumi Xabiru Dewangga yang merupakan anak dari Panglima Tinggi TNI tanpa sengaja merenggut keperawanan Jingga dalam keadaan tidak sadar karena di bawah pengaruh obat. Lalu bagaimana nasib Jingga setelah dirinya Bukan Perawan lagi? Apakah Davian masih mau menjadikannya sebagai istri? Dan bagaimana pertanggungjawaban Biru atas perbuatan yang tidak dia sengaja kepada Jingga?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Salah Kamar

Langit Jingga terkesiap saat tangannya ditarik ke dalam kamar hotel oleh pria yang tidak dia kenal.

Pria itu menutup pintu menggunakan kaki sampai menimbulkan debuman kencang dan pintu otomatis terkunci.

Belum hilang keterkejutan Jingga oleh gerakan pria itu yang tiba-tiba dan suara pintu yang membuat telinga mendengung—tanpa aba-aba sang pria mencium bibirnya dengan kasar.

Siapa pria ini?

Jangan-jangan dia salah kamar?

Tanpa bersedia membiarkan Jingga bicara, pria itu mencekal kedua tangannya di atas kepala sambil merapatkan tubuh mendesak Jingga ke tembok.

Jingga meronta namun sayang tenaganya kalah jauh.

Tangan kiri pria itu mencekal kedua tangan Jingga sementara satu tangannya lagi menggerayangi tubuh Jingga, menjelajah mulai dari bagian ujung rok dan bersama dengan usapan tangan kekarnya sang pria membawa rok Jingga ke pinggang.

Satu kaki pria itu berhasil menyelip di antara kedua paha Jingga yang roknya sudah tidak berguna lagi menutupi bagian bawah tubuhnya karena telah melingkar di pinggang.

Jingga jadi tidak bisa berkutik, pria itu mengunci pergerakannya.

Lama kemudian sang pria mengurai pagutan saat Jingga nyaris kehabisan napas.

Napas Jingga tersengal, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

“Apa-apaan ini? Lo siap—“

Kalimat Jingga teredam karena bibirnya dibungkam kembali oleh bibir pria yang Jingga sendiri tidak tahu siapa namanya.

Kali ini pria itu bukan hanya mencium Jingga tapi juga mengangkat bokong Jingga dan menuntun kedua kakinya melingkar di pinggang.

“Turunkan gue!” Jingga berseru dengan satu tangan melingkar di leher pria itu sebagai pegangan sementara yang satu lagi memukul-mukul pundak tegap dan bidangnya.

Jingga juga mencakar lengan sang pria yang tampak tidak terpengaruh sedikitpun.

“Tolooooong!” teriak Jingga namun harus berhenti karena pria bertubuh atletis itu menjatuhkannya ke atas ranjang.

Gaya pegas dari per di dalam kasur sampai membuat tubuh Jingga memantul.

“Aaarrrggghh!”

Netra Jingga menatap nyalang pria yang sekarang bisa dia lihat wajahnya dengan jelas.

Mata pria itu sayu berkabut hasrat seperti dalam pengaruh obat, pipinya sedikit merah.

Pria itu juga memiliki rahang tegas yang sudah ditumbuhi bulu halus dan yang membuat mata Jingga semakin terbelalak adalah pria itu sedang membuka satu persatu kancing kemejanya.

Jingga berusaha menghindar dengan mencoba merangkak untuk turun dari tempat tidur dari sisi yang lain tapi pria itu masih sempat menarik kaki Jingga kemudian menindihnya dengan dada bidang yang telah polos.

Pria itu kembali mencekal kedua tangan Jingga di atas kepala sementara bibirnya sibuk mencium bibir Jingga dengan gerakan menuntut.

“Emmppphhh….” Jingga meronta sekuat tenaga.

Peluh mulai bercucuran, panik mendera Jingga dan dia menjerit saat hanya sekali tarikan saja pria itu berhasil membuka kancing kemejanya sampai bulir kancing berhamburan ke lantai.

Dan saat itu juga Jingga tahu dirinya akan berakhir seperti apa malam ini.

“Ja … ngaaan.” Jingga memohon saat pria itu dengan kekuatan penuh menarik turun celana dalamnya.

Air mata mulai merebak, dia mencoba melepaskan diri dari pria itu.

Dan lagi-lagi usaha Jingga tidak berhasil, dia harus kembali berbaring di atas ranjang karena pria itu menindihnya tapi sekarang pria itu sudah melepaskan celana.

“Aku … mohon … lepaskan aku.” Jingga melirih terbata merasakan milik pria itu menekan bagian intinya.

“Toloooong.” Jingga kembali berteriak sekuat tenaga.

Mungkin karena panik, pria itu membekap mulut Jingga kemudian mencekik lehernya.

Jingga sempat meronta menggunakan sisa tenaga lalu mengendur agar pria itu melepaskan cekalan di lehernya sebelum dia mati kehabisan napas.

Usaha Jingga membuahkan hasil, pria itu memindahkan tangannya dari leher membuat Jingga akhirnya bisa bernapas dengan benar.

Sedari tadi pria itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan ketika terdengar geraman tertahan—detik berikutnya Jingga merasakan dirinya seperti terbelah.

Pria itu memaksa masuk.

Tubuh Jingga menegang, dia menahan napas entah sudah berapa lama sambil berlinang air mata karena baru menyadari kalau sekarang dia bukan perawan lagi.

Pria itu merenggut paksa sesuatu paling berharga yang mati-matian Jingga jaga seumur dua puluh lima tahun hidupnya.

Ciuman pria itu beralih ke leher Jingga sementara pinggulnya bergerak menghentak.

Sakit yang teramat sangat dirasakan Jingga, dia sudah tidak memiliki tenaga untuk meronta.

Jingga hanya bisa menoleh ke sebelah kanan, tatapannya kosong pada jendela besar yang tertutup tirai.

Tubuh Jingga berguncang setiap kali pria di atasnya menghentak.

Jingga bagai mayat kaku, dia tidak bergerak tidak menikmati juga setiap sentuhan pria itu.

Karena semestinya momen melepaskan keperawanan ini dilakukan setelah prosesi pernikahan dengan Davian Raziel Dharta-tunangannya, pria yang dia cintai.

Bukan oleh pria asing yang tidak dia kenal.

Lalu bagaimana Jingga menjelaskan semua ini kepada Davian?

Pria itu kemudian melengkungkan punggung, bibirnya bergerak turun menghujani dada Jingga dengan kecupan.

Jingga mencoba menahan kepala pria itu menggunakan tangan agar kecupannya tidak terus turun tapi sekeras apapun dia berusaha mempertahankan diri dan berteriak—pria itu akan selalu bisa mendapat keinginannya seperti saat ini, dia berhasil meraup puncak di dada Jingga menggunakan mulutnya.

Air mata Jingga mengalir semakin deras, samar dia terisak dan bersamaan dengan itu pria di atasnya telah berhasil mencapai puncak kenikmatan.

Pria itu bergulir ke samping sambil menarik selimut menutupi tubuh Jingga dengan asal.

Lalu berbaring terlentang, matanya terpejam dengan satu lengan dia simpan di atas kening.

Cukup lama hening mencekam menjadi satu-satunya suasana saat itu, Jingga mendengar napas pria di sampingnya berubah teratur.

Dia menoleh ke samping, menatap pria yang berhasil merenggut kehormatannya secara paksa.

Masih belum mengerti kenapa pria itu berbuat keji padanya.

Jingga menatap pria itu lamat-lamat dari samping, wajahnya tampan rupawan dan tidak terlihat seperti pria brengsek.

Entah sudah berapa lama Jingga diam kaku tidak bergerak.

Setelah merasa tenaganya telah terkumpul kembali, dengan sangat perlahan Jingga menurunkan kakinya.

Perih terasa di pangkal paha tapi dia harus segera pergi sebelum pria itu tersadar.

Sambil tertatih menahan sakit di bagian intinya, Jingga menjauh dari area tempat tidur, dia merapihkan pakaiannya sambil bersembunyi di balik lemari.

Jingga hendak pergi tapi langkahnya tertahan, dia kembali ke area tempat tidur, mengendap-ngendap mencari sesuatu.

Tidak membutuhkan waktu lama sampai dia menemukan celana pria itu teronggok di lantai.

Jingga meringis saat harus berjongkok meraih celana pria itu dan mengeluarkan dompet.

Dia mengambil kartu identitas sang pria yang kemudian dimasukan ke dalam tas.

Jantungnya berdetak kencang, kepala Jingga dengan sering menoleh ke atas ranjang menatap was-was dengan mata bulatnya.

Hanya punggung bidang dengan gurat otot trapezius yang dilihat Jingga sekarang karena pria itu sudah mengubah posisi tidur menjadi telungkup.

Jingga mengambil kesempatan tersebut dengan berjalan cepat menuju pintu mengabaikan rasa sakit yang mendera di bagian yang telah terenggut paksa.

Air mata Jingga kembali berlinang seiring langkahnya menyusuri lorong untuk tiba di lift.

Sakit bukan hanya dibagian intinya saja tapi juga di hatinya karena telah mengecewakan Davian.

Sesekali Jingga menoleh ke belakang, dia khawatir pria itu bangun dan mengejarnya lalu membawanya kembali ke kamar untuk dibunuh agar kejadian ini tidak terungkap.

Pintu lift akhirnya terbuka, Jingga masuk dan berulang kali menekan tombol agar pintu lift tertutup.

Dia baru bisa sedikit lega setelah lift mulai bergerak turun.

Jingga bersandar punggung pada dinding lift yang kosong sembari bernapas dengan benar kemudian melangkah gontai menyebrangi loby hotel dengan telanjang kaki saat pintu lift terbuka.

Dia memilih menenteng heels tidak mempedulikan tatapan aneh dari petugas hotel dan tamu hotel yang berpapasan dengannya.

“Taksi,” kata Jingga kepada sekuriti yang mengerutkan kening menatapnya dari atas hingga bawah.

Jingga memang berantakan sekali, dia menarik kedua sisi kemejanya yang sudah tidak memiliki kancing.

Rambut Jingga dan makeup-nya pun berantakan.

Tanpa ingin ikut campur urusan Jingga, sekuriti itu berusaha membantu dengan sigap memanggilkan taksi dan tidak lupa membuka pintunya setelah taksi sampai di depan mereka.

“Pak, ke kantor polisi terdekat …,” kata Jingga kepada sang driver.

Pria yang duduk di belakang kemudi melirik Jingga sekilas dari kaca spion tengah kemudian mengangguk samar dan mulai mengemudikan kendaraannya ke tempat yang Jingga tuju.

Hanya lima belas menit perjalanan taksi membawa Jingga sampai di kantor polisi, dia turun usai membayar ongkos taksi.

Seketika hati Jingga berdenyut ngilu, tangisnya kembali pecah mengingat apa yang baru saja terjadi padanya.

Jingga disambut oleh seorang petugas polisi karena tampak berantakan dan linglung.

“Pak tolong saya, Pak … saya baru diperkosa.” Jingga meraung melepaskan tangis di detik berikutnya.

“Mari Bu, tenangkan dulu diri Ibu sebelum cerita … Ibu aman di sini.”

Petugas polisi yang seusia dengan papanya itu memapah Jingga ke dalam gedung.

Bisa sang petugas rasakan kalau tubuh Jingga bergetar hebat.

“Duduk dulu di sini ya, Bu.”

Sang petugas mendudukan Jingga di depan sebuah meja, dia meminta office boy untuk membawakan minum.

Petugas jaga di Polsek itu menatap Jingga lekat saat Jingga sedang mencoba menenangkan dirinya dengan berkali-kali meraup udara dalam-dalam.

Terdapat memar di leher dan pergelangan tangan Jingga yang samar terlihat meyakinkan petugas polisi itu tentang apa yang diadukan Jingga.

Office boy datang membawa satu botol air mineral, masih dengan tangan bergetar Jingga meraih botol itu dan meminum isinya.

Setelah dirasa Jingga terlihat lebih tenang, sang petugas pun mulai bertanya.

“Coba ceritakan dari awal, apa yang terjadi dengan Ibu.”

Dan Jingga mulai menceritakan semuanya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
elisah fitriyani
ini anak pertamanya jingga javias yang nantinya bakal jadi menantunya papa archio dan mama venus yaa
2025-02-01 19:36:57
0
default avatar
Deiaaa21
Seru bangetttttt ceritanya ......
2024-12-29 23:50:05
0
default avatar
dyo kyungsoo
Mantapp novel ka erna ceritanya selalu seru ......
2024-12-15 15:43:51
1
user avatar
Adistha
Semua cerita Erna mah good dah ya..
2024-07-29 20:48:27
2
user avatar
Dezi Dharsa
Cerita yg bagus banget alur cerita GK neko-neko dan pemeran cowok suka banget
2024-05-25 18:56:06
0
user avatar
Chin_ER
Sehabis baca sampai chapter terakhir, baru tau ternyata karangan kak erna azura. Pantas alur ceritanya ......... Paling ingat AKBI, AKKEU, GUNAHDYA. Sukses kak
2024-02-27 20:27:18
0
user avatar
Imelda Ayuningtyas
udah tamat blm ya.?
2024-01-18 12:24:28
1
user avatar
Harni Nolvani
selalu penasaran kelanjutannya
2024-01-16 20:15:54
1
default avatar
Layla Chairani
Good novel
2024-01-02 19:48:53
1
117 Bab
Salah Kamar
Langit Jingga terkesiap saat tangannya ditarik ke dalam kamar hotel oleh pria yang tidak dia kenal.Pria itu menutup pintu menggunakan kaki sampai menimbulkan debuman kencang dan pintu otomatis terkunci.Belum hilang keterkejutan Jingga oleh gerakan pria itu yang tiba-tiba dan suara pintu yang membuat telinga mendengung—tanpa aba-aba sang pria mencium bibirnya dengan kasar.Siapa pria ini? Jangan-jangan dia salah kamar?Tanpa bersedia membiarkan Jingga bicara, pria itu mencekal kedua tangannya di atas kepala sambil merapatkan tubuh mendesak Jingga ke tembok. Jingga meronta namun sayang tenaganya kalah jauh.Tangan kiri pria itu mencekal kedua tangan Jingga sementara satu tangannya lagi menggerayangi tubuh Jingga, menjelajah mulai dari bagian ujung rok dan bersama dengan usapan tangan kekarnya sang pria membawa rok Jingga ke pinggang. Satu kaki pria itu berhasil menyelip di antara kedua paha Jingga yang roknya sudah tidak berguna lagi menutu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
Melaporkan
FLASHBACK ONSuara musik dengan volume kencang memekakan telinga Jingga.Kalau bukan karena sahabat semasa kecilnya yang berulang tahun, dia tidak akan mau memaksakan diri pergi ke Bali di akhir minggu yang seharusnya bisa dihabiskan untuk beristirahat setelah lima hari bekerja mengejar target.Gadis yang sekarang menjabat sebagai Tim Leader Marketing Kartu Kredit di sebuah Bank Swasta milik Amerika itu sengaja mengambil pernerbangan terakhir di hari jum’at yang hectic ini untuk bisa bergabung bersama ghenknya merayakan ulang tahun Kiara Zenia di salah satu Beach Club di Bali.Jingga menyimpan kopernya di resepsionis karena semua sahabatnya tidak bisa dihubungi dan si pria resepsionis tidak mau memberitahu di mana kamar yang telah di-booked olehKiara.Kiara meminta incognito karena dia baru memutuskan hubungan dengan sang kekasih yang bisa saja menyusul ke Bali mencari keberadaannya karena belum bisa move on.Karena hal itu lah, Jingga yang masih menggu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
Introgasi
Ting … Tong … Suara bel disertai gedoran di pintu memaksa Bumi Xabiru Dewangga harus meraih kesadarannya.Dia merasakan pening di kepala tapi hawa panas dari dalam tubuh dan hasrat bergelora yang tadi menyiksanya sudah mulai menipis.Biru mendudukan tubuhnya mengingat-ngingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur. Apakah dia baru selesai bercinta dengan Geisha-sang kekasih karena saat ini tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.Tadi ketika mereka hendak bercinta, Geisha mengatakan akan kembali karena tiba-tiba dia harus meeting dengan tim-nya.Tapi kapan kekasihnya itu kembali ke sini?Biru tidak mengingat apapun tentang Geisha namun benaknya memutar samar moment bercinta dengan seorang gadis.Biru bersumpah dia seorang gadis dan bukan Geisha karena gadis itu masih perawan sementara Geisha sudah tidak lagi perawan.“Tunggu … siapa gadis itu?” Biru bergumam dengan raut syok.Ting … Tong …Suara b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
FLASHBACK
FLASH BACK ON “Sayang!” Geisha berseru sambil melambaikan tangan memanggil sang kekasih yang rela datang ke Bali atas permintaannya. Sudah dua minggu Geisha berada di Australia untuk syuting sebuah film terbaru dan sebelum kembali ke Jakarta, timnya merayakan kelancaran dan kesuksesan syuting dengan berkunjung ke Bali untuk sejenak melepas penat. Geisha sudah tidak bisa menahan rindu sehingga memaksa Biru menyusulnya ke Bali. Biru sampai harus membatalkan jadwal praktik di hari Sabtu demi dirinya dan Geisha senang sekali. Tubuh tinggi besar itu langsung memeluk Geisha yang duduk di stool meja bar. Geisha tenggelam di dada sang kekasih yang bidang. Dia selalu suka aroma Biru, lelah karena syuting dari pagi hingga pagi selama dua minggu terakhir seketika sirna seakan Biru adalah charger yang bisa mengisi dayanya kembali. “Aku kangen.” Geisha berujar manja. Dia mendapat kecupan di kepala dari Biru yang juga begitu merindukan Geisha sampai ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
Bukti
“Gue lupa, Ra … gue lupa kamar kita itu 325 apa 352 … gue ketuk kamar 325 dan berakhir kaya gini, apa yang harus gue bilang sama Davian.” Jingga meracau di sela isak tangis, terus mengulang kalimat penyesalannya tersebut. Andaikan dia mendengarkan baik-baik nomor kamar yang diberitahu Kiara mungkin dia tidak akan salah kamar. Ketiga sahabatnya memeluk Jingga, mereka semua pun menangis ikut merasakan penderitaan Jingga. “Nanti kita bantu jelasin, ini musibah … kalau Davian cinta sama lo … dia pasti akan nerima lo.” Kiara mencoba menjelaskan. Terdengar suara langkah kaki mendekat, keempat gadis itu menoleh ke arah pintu. “Ibu Jingga sudah bisa dibawa kembali ke hotel agar bisa beristirahat.” Petugas berpakaian preman yang tidak lain adalah AKP Rizky yang menjabat sebagai Kapolsek di sana memberi ijin kepada Jingga untuk kembali ke hotel. “Lalu bagaimana kelanjutan kasusnya? Apa laki-laki itu sudah dit
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
Bertanggungjawab
“Menurut kronologis yang disampaikan ibu Jingga, dia memang ragu apakah kamar sahabatnya di nomor 325 atau 352 … tapi karena tidak bisa menghubungi ponsel ketiga sahabatnya yang mati kehabisan batre jadi ibu Jingga mencoba mencari tahu dengan mengetuk kamar bernomor 325 yang ternyata adalah kamar pak Biru yang tengah dalam pengaruh obat … begitu mendapat rekaman CCTV kami langsung mendatangi kamar ibu Geisha tapi dia dan timnya sudah keluar dari hotel … kami melakukan pencarian dan dari informasi yang kami terima secara langsung dari Managernya melalui sambungan telepon yang nomornya berhasil kami dapatkan dari data booking kamar—ternyata mereka sudah menyeberang pulau dengan alasan ibu Geisha harus segera berada di Jakarta untuk pekerjaan.” Geisha langsung pergi setelah mendengar berita ini dari Biru melalui sambungan telepon dini hari tadi. Ada perasaan lega menjalar di dada papi mendapati semua bukti tidak memberatkan putranya bahkan bisa dibilang kalau p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
Liburan Membawa Petaka
Liburan Jingga dan ketiga sahabatnya yang berakhir tragedi itu menyisakan kenangan pilu. Mereka berempat beserta papa Reza kembali ke Jakarta sore harinya. “Maafin gue ya Jingga … kalau aja gue enggak maksa lo datang ke Bali, mungkin lo enggak akan kaya gini.” Kiara yang paling menyesal karena dia yang paling bersikeras agar Jingga datang ke acara ulang tahunnya. “Bukan salah lo … gue yang salah karena lupa nomor kamar.” Jingga mengatakannya sambil menahan isakan. Mereka semua menangis, saling berpelukan di depan pintu kedatangan sebelum berpisah kembali ke rumah masing-masing. “Berkabar ya, hubungin kita kalau lo butuh sesuatu.” Sabila berujar sambil menatap sendu Jingga. “Sabar ya, gue tau lo pasti bisa ngelewatinya.” Ghea memeluk Jingga lagi kemudian dengan berat hati melepaskannya. “Maafin kami semua ya, Om.” Tidak lupa Kiara meminta maaf kepada papa Reza. “Sudah lah, ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-08
Baca selengkapnya
Keputusan Sulit
Di waktu yang sama ketika papa Reza dan ayah Roni bertemu untuk membicarakan pembatalan pernikahan anak-anak mereka—di tempat berbeda Jingga mengajak Davian untuk bertemu. Jingga memang harus segera memberitahu Davian mengenai musibah yang telah menimpanya. Dia juga ingin tahu bagaimana respon Davian. Jujur, hati kecil Jingga ingin Davian tetap mempertahankannya dan melanjutkan rencana pernikahan mereka. Jingga sampai lebih dulu ke restoran yang telah ditentukan. Gugup melanda, telapak tangannya sampai dingin dan basah. Beberapa saat kemudian sosok pria jangkung bertubuh atletis berjalan tegap melewati pintu utama dengan masih menggunakan seragam Abdi Negaranya. Begitu tampan dan gagah, memesona setiap kaum hawa yang melihat. Davian melemparkan senyum manis membuat hati Jingga berdebar. Pria itu adalah pria yang sangat Jingga cintai, pria yang selama dua tahun ini menemani Ji
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-08
Baca selengkapnya
Selamat Tinggal
Hebatnya Jingga, dia tidak mengambil cuti setelah akhir minggunya dirundung musibah. Hari Seninnya dia tetap bekerja seolah tidak ada apapun yang terjadi dengannya. Jingga bergerilya turun langsung ke lapangan untuk memenuhi target tim. Itu dilakukan Jingga untuk melupakan semua masalahnya. Jingga merasa waras jika tetap bekerja. Hari demi hari pun berlalu, papa Reza sudah memutuskan untuk menerima lamaran papi Yuna untuk Biru. Kegundahan Jingga semakin menjadi namun tidak berdampak pada kinerjanya di kantor. “Saya duluan Bu,” pamit seorang sales yang merupakan anggota tim Jingga. Jingga hanya memberikan senyum dan anggukan samar. Pria itu pun keluar dari ruangan. “Jingga, lo belum pulang?” tanya Melissa teman sekantor yang selevel dengannya. “Belum … rapihin aplikasi tim dulu.” Dia beralasan padahal jika sudah sampai rumah dia akan kesepian dan gundah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-09
Baca selengkapnya
Aib
“Aah … Biru, eemmhh … yaah … yaah ….” Geisha memang selalu berisik setiap kali bercinta tapi itu justru membuat hasrat Biru memuncak. Biru terus menggerakan bokong menghentak dari belakang sementara Geisha membungkuk membelakanginya. Dengan satu gerakan mudah Biru menarik pinggang Geisha, mengubah posisi mereka. Biru duduk di sisi ranjang sedangkan Geisha naik ke atas pangkuannya. Geisha mulai bergerak naik turun, dia melempar senyum sebelum memagut bibir Biru. Cukup lama kemudian dia membusungkan dada membuat Biru mudah meraup puncak dadanya menggunakan bibir. Kepala Geisha menengadah, rambut panjang nan tebalnya terjuntai di punggung menambah kesan seksi. Sambil masih menghisap dada Geisha, kedua tangan Biru ikut membantu bokong Geisha agar gerakannya semakin cepat karena dia akan sampai. “Biruuuu.” Geisha merengek, dia hampir sampai. “Bersama sayang.” Biru meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-10
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status