Share

23. Hutang Piutang

Happy Reading

****

Lelaki yang mengenakan kemeja abu-abu itu berniat keluar terlebih dahulu, tetapi Andini segera mencegah dengan memegang pergelangan tangannya.

"Aku turun dulu. Kamu sama Bisma sebaiknya di sini saja," ucap Rasya seolah dia mengetahui isi pikiran sang pujaan.

"Tapi?"

Ucapan Andini mendapat respon gelengan kepala. "Aku nggak akan kenapa-kenapa. Mereka nggak bisa menyentuhku. Justru yang aku khawatirkan adalah keadaanmu dan Bisma," sahut Rasya.

Mengusap punggung tangan sang pujaan, Rasya menatap Andini, meyakinkan. Tak lupa, lelaki beralis tebal itu memberikan senyuman termanisnya.

"Hati-hati. Aku nggak mau kamu sampai terluka oleh mereka. Sepertinya, dua orang itu bukanlah orang baik-baik. Mereka terlihat seperti preman," nasihat Andini.

"Bener kata Mama, Pa. Mereka preman yang bisa saja mau menculik salah satu dari kita bertiga. Seperti film-film yang pernah aku tonton," tambah Bisma.

"Khayalanmu terlalu, Dik," ucap Rasya disertai senyuman. "Adik sama Mama tena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status