Share

22. Sosok Misteri

Happy Reading

*****

Bisma terbahak-bahak melihat wajah kedua orang yang disayanginya memerah karena malu. Padahal, Andini sedang marah padanya. Namun, si kecil tidak merasa takut sama sekali.

"Dik, nggak boleh ngelakuin hal seperti tadi," peringat Rasya. Dia melihat kepolosan si kecil yang tidak mengetahui jika hal tersebut dilarang.

Bibir Bisma maju, lalu memutar bola mata. "Memangnya kenapa nggak boleh? Orang tua teman-temanku juga sering melakukannya. Aku pernah melihat papanya Hanif nyium pipi mamanya pas mau berangkat kerja. Lalu, kenapa Papa nggak boleh melakukan hal sama?"

Andini mengembuskan napas. Seketika, kemarahannya mereda. Bukan salah putra semata wayangnya jika sampai melakukan kenakalan seperti tadi. Namun, dia yang tidak memberikan pengertian bahwa hal semacam itu tidak diperbolehkan oleh agama.

Menunduk sambil mengusap rambut si kecil. Andini berkata, "Mama sama Papa belum diperbolehkan bahkan dilarang melakukannya."

"Masalahnya apa? Kenapa yang lain bisa, tapi Mam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status