Share

21. Ciuman Terpaksa yang Mendebarkan.

Happy Reading

*****

"Ehem," ucap Andini, sengaja berdeham supaya kehadirannya diketahui oleh dua orang beda generasi yang sedang duduk santai di tengah lapangan basket.

"Kenapa memberikan harapan jika kamu nggak bisa menjawab pertanyaan Bisma tadi?" tanya Andini karena tak kunjung mendapat jawaban dari bibir lelaki yang ternyata masih menghiasi hatinya.

"Sejak kapan kamu datang?" Rasya menatap curiga. Walau sedikit terkejut, tetapi dia berusaha menguasai diri dengan cepat.

"Apa pedulimu?" Raut muka Andini berubah marah.

Entah apa yang membuatnya begitu kesal. Rasa itu makin menjadi ketika Rasya malah tersenyum. Tidak mengerti sama sekali isi hatinya. Andini pun mengutuk perbuatan lelaki itu yang tidak peka sama sekali.

"Tentu aku peduli karena perkataanmu tadi secara nggak langsung menuduhku. Apa kamu memiliki kebiasaan menguping pembicaraan orang lain?"

Lirikan Rasya sungguh sangat menjengkelkan. Apalagi gestur tubuh yang ditunjukkan begitu mencemooh sang mantan. Andini yang tid
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status