Share

24. Kekasih yang Tak Dianggap

Happy Reading

*****

Membuka lemari yang biasa digunakan untuk menyimpan berkas-berkas penting, Andini mulai mencari sertifikat rumah yang diminta oleh Rasya tadi. Berkali-kali dia membalik dan membaca satu per satu semua berkas yang ada di sana. Namun, surat yang dicari tak ada sama sekali. Keringat mulai bermunculan di dahi si perempuan.

"Kapan dia membawa surat itu? Kenapa aku sama sekali nggak sadar," gumam Andini.

Berjalan gontai ke teras di mana Rasya dan dua penagih hutang tadi berada, Andini menatap Rasya sedih.

"Gimana? Apa surat itu masih kamu simpan?" tanya Rasya pada Andini.

Si perempuan menggelengkan kepala. "Aku nggak sadar, kapan Mas Radit membawa sertifikat rumah ini," ucapnya.

"Bajingan," umpat Rasya, "bawa Bisma masuk. Biar aku yang menghadapi mereka."

"Tapi," ucap Andini sedikit keberatan.

"Jangan membantah, Din. Kumohon, kali ini saja, kamu percaya," pinta Rasya dengan tatapan memohon.

"Kalian berdua cuma membuang-buang waktu kami. Cepat bayar atau kami akan membaw
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status