Share

20. Apa Papa mencintai Mama?

Happy Reading

*****

Sepeninggal Rasya, Andini mengumpat keras bahkan sempat akan melempar map yang ada di hadapannya jika suara tawa Davit tak terdengar.

"Bisa-bisanya dia ngomong seperti itu," umpat Andini.

"Kamu kayak nggak kenal Rasya saja, Din. Rasya itub sudah menjadi pebisnis ulung di usia muda. Wajar jika dia bisa menjebakmu lewat kata-kata tadi." Davit masih saja tertawa mengingat wajah kemenangan sahabatnya.

"Terus saja bela dia," sindir Andini. Dia kembali duduk sambil memijat pelipisnya. Permintaan Rasya sungguh di luar nalar. Sedikitpun, Andini tidak pernah membayangkan jika sang mantan akan meminta hal seperti itu.

Pratiwi menyentuh pundak sahabat karibnya. "Mau sampai kapan kamu menyangkal perasaan Rasya. Sudah begitu jelas, dia menginginkanmu kembali. Mau sampai kapan kamu menutup hati untuk cinta yang tulus sepertinya."

"Benar kata Tiwi, Din," sahut Davit, "apa kamu nggak bisa melihat semua ketulusan Rasya. Demi bisa menjagamu dengan baik, dia bahkan mengirimkan dua p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status