Share

Kenangan

Author: Queeny
last update Last Updated: 2024-07-16 23:17:42

[Rei, kok gak datang Nak. Papa kangen cucu]

Andra tersenyum saat membacanya. Ternyata Wisnu yang mengirimkan pesan.

Reisa sudah pucat pasi saat melihat Andra membuka ponsel. Wanita itu menarik napas lega saat melhat ekspresi wajah suaminya yang sembringah.

"Kenapa, Ndra?" tanya Reisa. Dalam hati berdebar-debar takut Dimas yang mengirimkan pesan lagi.

"Ini papa nanyain. Kok kamu gak dateng ke sana? Kamu gak ngabarin, ya?"

Andra mengerling wajah istrinya. Sekilas Reisa tampak terkejut. Namun, wanita itu cepat-cepat mengendalikan diri.

"Udah sama Nita. Mungkin maksud papa suruh nginap di sana lagi," jawabnya.

Reisa meletakkan piring-piring kotor di wastafel dan membersihkan meja makan. Nanti Susi yang akan mencucinya.

"Jadi?"

"Besok saja kali. Kan kamu baru dateng. Lagian repot, harus banyak bawa barang adek."

"Gak boleh gitu. Kan ngeliat orang tua."

"Minggu lalu kan udah juga. Papa sih gak mau diajak jalan, coba kalau mau, kan seru."

"Kalau kalian shopping kita memang males nemenin. La
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Haram Sahabatku   Permohonan Maaf

    Andra sudah bersiap-siap untuk berangkat pagi. Sekalipun off selama tiga hari, dia tetap akan mendatangi hotel dan bertegur sapa dengan para karyawan. Ada juga beberapa barang yang akan dia ambil di ruangan."Jadi berangkat?"Reisa bertanya saat mengantar Andra di depan. Wanita itu sedikit kecewa saat tadi malam sebelum tidur, suaminya berkata akan pergi kerja sebentar."Iya. Siang aku pulang." Andra mengecup kening Reisa. Setelah menghabiskan dua mangkok bubur ayam buatan istrinya, lelaki itu merasa lebih bersemangat saat akan berangkat.Sebenarnya Andra menginginkan asupan nutrisi yang lain. Namun melihat kondisi fisik Reisa yang gampang kelelahan, niatnya urung. Mobil Andra melaju kencang meninggalkan rumah. Memakan waktu sekitar satu jam jika di jalanan tidak terjebak macet. "Loh, Pak Andra."Para karyawan menatapnya heran ketika melihat langkah kakinya memasuki kantor. Andra menyapa satu per satu dengan ramah, lalu memencet tombol lift menuju ruangannya."Bapak?"Andra terseny

    Last Updated : 2024-07-16
  • Benih Haram Sahabatku   Sayang Papa

    "Assalamualaikum."Nita bergegas keluar saat pelayan memanggilnya ke depan. Wanita itu bersorak riang saat melihat siapa tamu yang datang."Rendra." Nita langsung mengambil bayi mungil itu dari gendongan Andra."Sudah bisa apa, Sayang?" Nita bertanya gemas. Beberapa hari tidak bertemu cucu membuatnya rindu."Merangkak, Nek," jawab Andra dan membuat seisi orang di ruangan itu tertawa. "Apaan coba."Reisa mengamit lengan suaminya. Namun, Andra malah tertawa geli. "Biarin, udah ngerti, kok."Mereka duduk di sofa. Nita memanggil pelayan dan memintanya menyediakan snack yang banyak untuk Reisa.Nita paham bahwa putri sambungnya pasti kelaparan setelah perjalanan jauh menuju rumah mereka."Papa mana, Nit?' tanya Reisa karena tak melihat sosok tua itu muncul sejak tadi.Padahal ini hari libur. Mereka datang ke sini karena Andra akan berangkat besok dan ingin berpamitan. Lelaki itu sekalian mengantar anak istrinya untuk menginap lagi di sini. "Tidur. Kecapean dia," jawab Nita sambil meni

    Last Updated : 2024-07-18
  • Benih Haram Sahabatku   Di Pesawat

    Andra berangkat subuh hari menuju bandara. Di antar Tarno, tapi tanpa Reisa dan Rendra. Sudah menjadi kesepakatan mereka sepeti itu, sehingga dia tidak mempermasalahkan.Tidak mungkin juga Andra membangunkan dua orang itu. Tadi malam Rendra sedikit rewel. Mungkin karena tidak tidur di kamarnya, sehingga semalaman mereka bergadang. Tadinya Andra ingin pulang setelah mengantar Reisa. Namun, karena Wisnu sakit, jadinya ikut menginap juga. Dia hanya menyuruh Tarno untuk mengambilkan koper yang sudah dipersiapkan. Andra merasakan kepalanya berat. Oleh karena itu sepanjang perjalanan dia memilih tidur di mobil. Biasanya dia akan berbincang sebentar dengan Tarno. "Den."Suara lembut Tarno membangunkan tuannya. Dia tak sampai hati, karena melihat Andra begitu kelelahan. Andra menggeliat. Badannya terasa remuk dan pegal di beberapa bagian."Udah sampai, Pak?""Iya, Den." Tarno membukakan pintu mobil, lalu mengeluarkan koper dari bagasi belakang. Dia menyerahkan barang-barang itu kepada An

    Last Updated : 2024-07-20
  • Benih Haram Sahabatku   Nasihat Papa Untuk Anaknya

    Landing.Andra berdiri mengambil kopernya di kabin, begitu pesawat mendarat dengan sempurna. Dia ingin segera keluar dan menjauh dari wanita yang sejak tadi bersandar mesra di bahunya. "Kita bareng kan, Ndra?""Eh?"Sejak kapan mereka berjanji akan bersama setelah ini. Bukannya sudah punya tujuan masing-masing. Lagi pula bertemu juga tak sengaja. Kalau boleh memilih, Andra lebih baik tidak usah pulang dari pada harus bertemu Helena. "Gue udah ada yang jemput. Sorry.""Tapi gue sendirian. Gak ada temennya.""Lu kan bisa pesen taksi."Andra berjalan melewati lorong menuju bandara. Untunglah tidak ada bagasi jadi bisa segera pergi. Helena pastilah membawa banyak barang. Jangan berharap Andra akan menjadi dewa penolong dengan mengambilkan atau membawakan barang-barangnya. Mimpi kamu, Len."Tapi gue banyak bawaan. Berat ini. Gimana, dong?"Nah, sesuai dengan dugaan. "Lu pakai jasa Porter. Tuh, banyak seliweran. Pilih aja salah satu.""Ndra!"Andra sudah berjalan cepat meninggalkan Hele

    Last Updated : 2024-07-21
  • Benih Haram Sahabatku   Pertolongan

    Rendra menangis meraung-raung. Anak itu rewel. Badannya panas, demam, dan tidak mau minum susu sama sekali. "Bawa ke dokternya sekarang aja, Non," saran Inah. "Panggil Pak Nok, Bik." Reisa menggendong Rendra ke depan sembari menunggu Tarno datang. Tadi dia disuruh ke apotek karena obat penurun panasnya habis."Kenapa, Non?" Tarno menyerahkan kresek berisi obat dengan terburu-buru. "Ke dokter aja sekarang, Pak," titah Reisa. Dia sudah panik sejak tadi."Ayo, Non."Mereka segara masuk mobil dan berangkat menuju rumah sakit terdekat. Sampainya di instalasi gawat darurat, Rendra langsung diberikan pertolongan oleh dokter yang berjaga. "Demam biasa, Bu. Gak apa-apa. Ibu jangan khawatir," kata dokter itu menenangkan. Reisa menarik napas lega. Sebelumnya Rendra tidak pernah begini. Bayi mungilnya itu selalu sehat. "Dia gak mau minum susu. Makan bubur juga," curhat Reisa. Sebagai ibu baru yang belum berpengalaman, ada hal-hal yang dia kurang mengerti. "Ini giginya mau tumbuh satu."D

    Last Updated : 2024-07-22
  • Benih Haram Sahabatku   Pertolongan Kedua

    Ponsel berbunyi sejak tadi. Benda pipih itu bergetar terus sejak meminta si pemilik menjawab panggilannya. "Ya?" jawab Reisa. "Rendra sakit?"Reisa langsung paham siapa yang menelepon. Orang sama sekalipun nomor teleponnya berbeda."Udah ke dokter, kok," jawabnya."Lu kok gak bilang gue?"Memangnya kamu siapa? Ingin rasanya Reisa berkata seperti itu kepada lelaki ini."Aku gak inget. Lagian kita gak punya kepentingan apa-apa.""Rei, gue--"Tut!Reisa memutuskan panggilan dan melirik bayinya yang tertidur pulas di dalam boks. Untungnya Rendra tak rewel saat diberi obat. Reisa melirik ke arah jarum jam yang menunjukkan jam delapan malam. Sejak Andra tidak ada, rumah serasa sepi.Berada di rumah papanya Reisa juga merasa tak nyaman. Hanya dua malam dia menginap di sana, setelah diantar Andra sebelum berangkat. Setelah papa pulih, mereka memilih untuk pulang. Ketika sampai di rumah, Rendra malah sakit. Untung dia sigap dam langsung ke rumah sakit tadi pagi. Reisa berjalan ke dapur, e

    Last Updated : 2024-07-22
  • Benih Haram Sahabatku   Hilang

    Reisa membuka mata. Kepalanya terasa berat. Entah dimana dia berada. Matanya nanar menatap sekeliling dengan ruangan serba putih."Gak usah gerak dulu." Suara seorang lelaki berbisik di telinganya.Reisa menoleh, pandangannya masih samar-samar. Andra? Bukan!"Sini gue bantu."Dimas membantu Reisa duduk bersandar di ranjang pasien. Wanita itu menurut. Dalam kondisi begini, dia memang belum bisa banyak bergerak. "Mana yang sakit?" Dimas bertanya."Gak ada.""Lu mau makan, atau minum?" tawar Dimas. "Boleh."Dimas dengan sigap mengambilkan air dan membantu Reisa meminumnya. Dia juga mengambilkan tissue dan mengelap bekas air."Makasih.""It's okay.""Mana Nita?" tanya Reisa."Pulang ke rumah lu. Jemput Rendra. Katanya nangis. Sekalian jalan ke sini sama Om Wisnu," jelas Dimas.Reisa mengangguk dan rasa pusing langsung mendera. Rasanya dia ingin tidur lagi, tetapi perutnya lapar."Mau makan?"Reisa mengangguk. Dimas segera mengambilkan semangkok bubur yang tadi diberikan dari rumah sakit

    Last Updated : 2024-07-23
  • Benih Haram Sahabatku   Kasih Sayang

    "Jangan banyak gerak. Kamu masih pemulihan."Andra mendorong tubuh Reisa dengan lembut ke tempat tidur. Wanita itu tidak bisa diam, mengkhawatirkan ini dan itu. Sementara fisiknya belum sembuh total.Reisa tidak boleh terlambat minum obat. Jika tidak, maka bekas kuret akan terasa ngilu dan dia tidak tahan."Rendra nanti gimana?" "Biar aja sama Nita dulu. Kamu istirahat. Nanti kalau udah pulih kita ambil, ya.""Tapi aku kangen," rengek Reisa. "Kan ada gue. Kangen sama gue aja," bujuk Andra. "Ndra!""Sini gue kekepin. Biar anget," bisiknya nakal. Reisa mendorong suaminya saat mulai merapat. Namun, Andra malah menariknya lebih kuat sehingga tubuh mereka menempel erat. Reisa meringis kesakitan saat perutnya terasa ngilu. "Lu enggak apa-apa?" tanya Andra khawatir. "Jangan gitu, Ndra," keluh Reisa. "Sorry gue gemes sama lu.""Aku masih nifas ini." Andra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Harus menunggu empat puluh hari rasanya dia tak sanggup. Leleki itu ingin bermesraan seperti

    Last Updated : 2024-07-25

Latest chapter

  • Benih Haram Sahabatku   Ending Extra Part

    Andra benar-benar gelisah. Sejak kamarin perasaan lelaki itu tak menentu. Dia bahkan tak berselera makan. Semakin dekat hari pernikahan Reisa, mereka bahkan tak bertemu sama sekali. Sahabatnya itu sempat mengangkat teleponnya. Namun tak lama, katanya masih sibuk mempersiapkan acara.Andra meminta untuk video call dan Reisa mengabulkannya. Namun, saat berbincang, raut wajah gadis itu tak seperti biasa. Sebelum ada Bimo, Reisa masih sama seperti dulu. Bersikap hangat dan bersahabat. Namun, semua berubah ketika sang pujaan hati memiliki pengawal sendiri. Andra bahkan tak dilibatkan apa pun dalam persiapan pernikahan Reisa. Padahal lelaki itu bersedia jika direpotkan. Lelaki itu bagai tak dianggap sama sekali. Dan itu membuat Andra kecewa. "Den Andra gak makan? Inah masak enak, loh."Inah menegur tuannya. Sejak pulang tadi Andra tak menyentuh hidangan yang dimasaknya sama sekali. Hal itu membuatnya heran.Biasanya Andra akan lahap setiap melihat sajian di meja makan. Maklum, sejak ke

  • Benih Haram Sahabatku   Merasa Indah

    Reisa turun dari tangga dengan langkah anggun. Hal itu membuat Dimas terpana. Lelaki itu menelan ludah akan hasratnya yang muncul saat melihat sang kekasih.Sudah beberapa kali Dimas mengajak Reisa bermesraan. Namun, gadis itu menolak secara halus. Reisa yang lahir dan besar di kota kecil, memang selalu dituntut untuk menjaga diri.Hal itulah yang membuat Dimas kesal, lalu melampiaskannya kepada wanita lain. Hanya untuk bersenang-senang dan bukan cinta. Namun, kebiasaannya ini sudah terjadi sejak lama, dari mereka sama-sama kuliah. "Sudah siap?"Suara Wisnu memecah keheningan. Reisa menoleh ke arah papanya, lalu mengangguk. Gaun yang dia pakai kali ini berwarna silver dengan model sederhana. Gadis itu tak memakai perhiasan berlebihan. Hanya sepasang anting mutiara yang menambah keanggunannya. "Siap, Papa," jawab gadis itu senang.Wisnu menatap putrinya dengan bangga. Reisa tak hanya berprestasi di sekolah, tetapi bekerja dengan baik di kantornya. Apalagi setelah bertunangan dengan

  • Benih Haram Sahabatku   Mencuri Kesempatan

    Bimo memarkir mobilnya di sebuah gedung bertingkat. Dimana Reisa berkantor di perusahaan milik papanya. Siang ini Bimo akan mengantar Reisa makan siang, karena gadis itu ingin mencoba menu baru di sebuah restoran. "Hai, Bim."Reisa menyapa Bimo dengan ramah. Walau di hatinya ada rasa risih jika harus berdekatan dengan orang baru. Apalagi lelaki itu anak menemaninya sepanjang waktu hingga hari pernikahan tiba."Siang, Mbak Rei.""Kamu udah makan?" "Sudah, Mbak," jawabnya pendek. Tadi sebelum ke sini, Bimo mampir di sebuah tempat makan untuk mengisi perut. Selama Reisa bekerja, lelaki itu tak boleh mengikuti. Sehingga job desknya sekarang lebih ke supir pribadi. "Kalau gitu jalan."Setelah menutup pintu mobil Reisa menarik napas panjang dan meletakkan tasnya di samping. Dia mengambil ponsel dan mengabari Dimas bahwa akan makan siang.Reisa merasa hidupnya sekarang dikekang. Namun, dia hanya menuruti apa maunya Dimas demi kebaikan bersama. "Mau ke mana kita ini?" Bimo bertanya. Me

  • Benih Haram Sahabatku   Bimo

    Hari itu, Dimas membawa Reisa bertemu dengan seorang lelaki, saat menjemputnya sepulang dari bekerja. Dia mempunyai rencana untuk melindungi sang kekasih. Dari orang-orang yang berniat jahat dan dari Andra tentunya.Ini tak bisa dibiarkan. Pembicaraannya kemarin dengan Andra membuat Dimas cemas. Dia khawatir jika lelaki itu nekat dan benar-benar akan menggagalkan pernikahan nereka. "Rei, kenalin. Ini Bimo." Reisa menjabat tangan Bimo. Jika diperhatikan dengan jeli, tampilan fisik Bimo mirip seperti orang yang pernah mendapat pendidikan militer. "Siapa ini?"Mata Reisa penuh tanya, tapi tak berani menduga. Entah apa maksud Dimas memperkenalkan lelaki ini kepadanya. "Bimo ini tadinya kerja di kantor papa. Tapi mulai sekarang dia bakal jadi supir pribadi sekaligus ngejagain lu." Dimas menjelaskan dengan pelan agar Reisa mau menerima. Dia tahu jika bicara dengan kekasihnya ini harus penuh dengan kelembutan.Reisa selalu diperlakukan baik oleh orang tuanya. Namun, hal itu menjadikanny

  • Benih Haram Sahabatku   Dimas

    Pintu ruangan Andra terbuka. Sesosok lelaki gagah masuk dengan santainya tanpa permisi."Sibuk?"Dimas tampak santai saat bertamu, menganggap Andra tidak akan berani melawannya."Gak juga. Jadi masih punya waktu buat Reisa," sindir Andra.Suasana menjadi tegang. Andra bahkan enggan meninggalkan kursinya. Lelaki itu bahkan tak mempersilakan Dimas duduk. Sehingga tunangan Reisa itu masih berdiri di hadapannya. "Gak usah nyindir gue," ucap Dimas sembari tersenyum mengejek."Gue cuma bicara fakta."Dimas terkekeh, lalu menatap Andra dengan sinis. Pandangan matanya begitu tajam. Namun, justru menambah ketampanannya. Wajar jika Reisa jatuh dan cinta setengah mati kepada lelaki itu. "Lu tadi makan siang sama Reisa?" Andra berhenti mengerjakan laporan, lalu meletakkan mouse yang sedari tadi setia menemani."Iya. Kenapa?" jawab Andra singkat. "Sering banget kayaknya.""Soalnya cuma gue yang bisa nemenin. Lu gak ada gunanya jadi tunangan," ucap Andra sarkas.Dimas mengepalkan jari. Amarah b

  • Benih Haram Sahabatku   Bujuk Rayu

    Panggilan telepon masuk, Andra segera mengambil ponselnya. Reisa is calling."Ya, Rei? Apaan?" Andra menutup laptopnya dan menjawab telepon. Laporan sedang banyak yang harus dikerjakan hari ini. Dia sedang fokus menyelesaikannya sedari pagi, saat tiba di kantor. "Ndra. Temenin aku makan siang, dong. Aku sendirian nih." Terdengar suara syahdu wanita di seberang sana. Si pemilik suara adalah seorang wanita cantik, mungil dengan rambut panjang tergerai. Bulu matanya lentik dengan suara manja. "Dimas mana?" Nada suara Andra terdengar malas. Selalu begini, hampir setiap hari terjadi dan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Sekalipun status Reisa adalah tunangan dari orang lain. Namun, Andra lah yang selalu menemani. "Lagi meeting sama klien. Dia gak sempet nemenin aku katanya. Tadi barusan aku telepon. Kamu mau kan, Ndra?"Suara manja Reisa kembali terdengar. Wanita itu berusaha membujuk dan merayu sahabatnya. Andra menarik napas panjang. Entah sudah untuk yang ke berapa kalinya i

  • Benih Haram Sahabatku   Persahabatan

    "Andra! Balikin buku aku." Reisa berlari mengejar seorang anak lelaki seusianya. Napasnya gadis itu terengah-engah. Sedari tadi dia berusaha, tetapi si target malah makin menjauh. Sedangkan sosok yang dikejar itu malah bersorak senang karena berhasil menggodanya. "Ambil kalau bisa!" Andra mengangkat tangan ke atas dan melambaikan buku itu. Tentu saja Reisa tidak bisa menjangkau karena tubuhnya mungil dan tak sampai sebahu lelaki itu."Kamu usil banget sih, Ndra." Tangan mungil Reisa berusaha menggapai tetapi tak sampai. Gadis itu mencoba lagi hingga akhirnya menyerah."Lu bantet sih, Rei. Makanya makan yang banyak. Tumbuh itu ke atas, bukan ke samping."Sudah menjadi kebiasaan Andra mengolok-olok Reisa. Gadis itu juga tidak pernah marah. Bukankah jika bersama sahabat, kamu bisa lepas menjadi diri sendiri. Bahkan semua kekuranganmu dia bisa memakluminya. "Kamu kalau mau nyontek bilang aja napa? Gak usah pake' ngambil buku aku."Reisa berhenti berlari dan duduk lemas sembari menyek

  • Benih Haram Sahabatku   Cinta Dalam Hati

    Sudah satu jam Andra menunggu, tapi Reisa belum turun juga.Melihat Andra yang sedari tadi gelisah, akhirnya Wisnu mengizinkan lelaki itu menyusul ke atas. Andra bergerak cepat, nenyusul Reisa di kamarnya. Lelaki itu hanya menunggu di luar pintu dan tak berani masuk. Sedekat apapun mereka, dia masih tahu batas."Cepetan, Rei! Rempong amat nih cewek." Andra mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis itu."Berisik banget. Apaan?"Pintu terbuka.Mata Andra terbelalak mendapati sosok yang sedang berdiri dihadapannya. Reisa terlihat sangat anggun dengan dress kasual serta dandanan yang natural. Rambut panjangnya di gelung ke atas. Andra menelan ludah. Dalam hatinya berkata, bidadari ternyata di bumi juga ada. "Kenapa kamu, Ndra?" Gadis yang ditatap mesra itu begong, tak mengerti sinyal cinta di mata Andra rupanya. "Eh, gak apa-apa."Andra membuang muka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajah lelaki itu bersemu merah. Kenapa dia jadi nervous begini.Reisa memang jarang berdandan. Gadi

  • Benih Haram Sahabatku   Extra Part: Pertemuan Pertama

    Brugh!"Auw!"Seorang gadis berteriak saat tubuh mungilnya terbentur sesuatu yang keras, sehingga membuatnya terjatuh. Darah mengucur dari lutut yang mulus itu. Sementara itu, sang lawan masih tetap berdiri kokoh bahkan tak bergoyang sedikit pun. "Kamu gak apa-apa?""Perih ...."Gadis itu meringis kesakitan. Lututnya menghantam tembok sekolah. Keras dan masih terasa denyutnya. Tak lama lagi sepertinya akan menimbulkan luka lebam yang kebiru-biruan."Sini, gue bantuin."Gadis itu menyambut uluran tangan yang diarahkan kepadanya."Maaf ya, gue ga sengaja." Anak lelaki itu tersenyum. Ada rasa bersalah di dalam hatinya. "Iya, engga apa-apa, kok." Senyumnya terukir, membalas senyuman anak lelaki itu. "Wah berdarah gitu. Ayo kita ke UKS. Minta diobatin lukanya. Kasian lu."Anak lelaki itu menarik tangannya, tetapi ditepiskan. Gadis itu tidak mau bersentuhan karena masih malu. "Gak usah. Biarin aja, cuma luka kecil kok. Nanti aku bersihin di toilet juga bisa."Gadis itu tidak mau merepot

DMCA.com Protection Status