Belenggu Pernikahan Tuan Arya
"Ck. Aku masih berbaik hati membiarkan ibumu hidup di penjara." Arya mengacak rambutnya sembarangan. “Toh percuma aku mengurusinya lagi.
Mendengar itu, entah kenapa Tiara merasa lega. Paling tidak, ibunya ternyata masih hidup.
"Terima kasih," ucap Tiara terbata-bata.
"Tapi sebagai gantinya, kamu harus menikah denganku."
Sepasang mata Tiara terbelalak. “Menikah? Itu ndak mungkin--"
"Kau harus membayar nyawa Bapak dengan mengabdi di rumah ini untuk seumur hidup, sebagai istriku."
Arya kembali berucap dengan tegas. Tatapannya menghunjam tajam tepat di manik mata Tiara.
“Selamanya, kamu ataupun ibumu yang berhati busuk itu tidak akan lepas dari cengkeramanku.”
Arya tersenyum sinis sembari menatap Tiara dengan penuh kebencian.
“Jangan berani-beraninya kamu melarikan diri.”