Share

Dimas

Pintu ruangan Andra terbuka. Sesosok lelaki gagah masuk dengan santainya tanpa permisi.

"Sibuk?"

Dimas tampak santai saat bertamu, menganggap Andra tidak akan berani melawannya.

"Gak juga. Jadi masih punya waktu buat Reisa," sindir Andra.

Suasana menjadi tegang. Andra bahkan enggan meninggalkan kursinya. Lelaki itu bahkan tak mempersilakan Dimas duduk. Sehingga tunangan Reisa itu masih berdiri di hadapannya.

"Gak usah nyindir gue," ucap Dimas sembari tersenyum mengejek.

"Gue cuma bicara fakta."

Dimas terkekeh, lalu menatap Andra dengan sinis. Pandangan matanya begitu tajam. Namun, justru menambah ketampanannya. Wajar jika Reisa jatuh dan cinta setengah mati kepada lelaki itu.

"Lu tadi makan siang sama Reisa?"

Andra berhenti mengerjakan laporan, lalu meletakkan mouse yang sedari tadi setia menemani.

"Iya. Kenapa?" jawab Andra singkat.

"Sering banget kayaknya."

"Soalnya cuma gue yang bisa nemenin. Lu gak ada gunanya jadi tunangan," ucap Andra sarkas.

Dimas mengepalkan jari. Amarah b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status