Darto pemuda introvert yang bertemu dan bercinta dengan Hantu penunggu rumahnya, ibunya menikahkan dia dengan seorang muslimah, sehingga Dia tanpa sengaja punya istri dua, terjadilah konflik antara dia dan kedua istrinya, beruntung bertemu dengan orang-orang baik yang menyelamatkannya dari menyekutukan Tuhan, dan membuatnya bertaubat.
View MoreMalam itu begitu gelap, hujan lebat mengguyur bumi sejak sore. Penghuni bumi pun enggan untuk beraktifitas, apalagi keluar rumah. Mereka lebih memilih untuk meringkuk di kasur, merapatkan selimut demi menghangatkan tubuh. Di antara hujan, petir menyambar-nyambar dengan dahsyat dan suaranya yang menggelegar mampu menggetarkan jiwa makhluk bumi. Hewan-hewan mencari persembunyian yang aman, pohon-pohon banyak yang tumbang. Bahkan, kali dan got sudah tidak mampu menampung tumpahan air hujan sehingga air meluber ke jalanan. Para warga yang rumahnya cenderung rendah pun kebanjiran. Mereka semua sedang disibukkan dengan perabotan dan barang-barang penting seperti kulkas, lemari, hingga berkas-berkas penting yang ingin mereka selamatkan.
"Ugh ..."
Sementara itu di sebuah rumah berlantai dua dengan cat warna putih kusam, terdengar suara desahan dari dalam sebuah kamar. Jendelanya tidak tertutup tirai sehingga dapat terlihat jelas lewat bingkai jendela kaca bagaimana cahaya petir yang menyambar-nyambar tak ada henti. Berbanding terbalik dengan suhu di luar yang dingin karena guyuran hujan lebat sedari pagi, hawa di dalam kamar itu justru terasa sangat panas dan penuh gairah. Aroma percintaan dan kulit yang bersatu memenuhi ruangan. Hasil dari dua insan yang bergelut, merasakan kenikmatan dunia. Keduanya saling membelit seperti tanaman rambat yang sulit terpisahkan. Peluh bercucuran deras keluar dari pori-pori, derasnya seakan bersaing dengan debit air hujan di luar.
"Kamu memang paling bisa memuaskanku," ucap seorang pria di dalam kegelapan kamar, menunjukkan ekspresi kelelahan sekaligus kepuasan yang terpancar jelas dari wajahnya.
Sang pria bergelimpang ke samping, napasnya tersengal-sengal, seakan baru menyelesaikan lari marathon. Pria itu mengatur napasnya sampai terasa normal kembali sambil meraih tangan dan menggenggam jari-jari sang wanita yang tergeletak di sampingnya. Kecupan lembut di bahu wanita itu seakan menunjukkan perasaan cinta yang tak tersaingi oleh pria manapun.
"Terima kasih ya, Sayang" ucap pria tersebut sambil tersenyum manis.
Tidak ada jawaban dari sang wanita. Tubuh sang wanita beringsut ke samping sambil memeluk sang pria dan mengecup pipinya. Tubuh wanita berambut panjang itu terasa menempel di tubuh si pria. Selimut besar menutupi tubuh keduanya, jika dilihat memang tercetak ada dua tubuh di dalam selimut. Namun, hanya kepala dari sang pria yang muncul. Seolah sang pria hanya tidur sendirian dan salah satu lekukan tubuh yang ditutupi selimut hanyalah ilusi belaka.
Sang Pria tidak dapat melihat sosok disampingnya,
Ya… di sampingnya adalah seorang wanita pasangan bercintanya tadi. Wanita cantik dan berambut panjang tersebut adalah hantu. Walau tak terlihat, sang pria dapat merasakan dengan jelas gerakan-gerakan sang wanita. Dia juga dapat merasakan kehadiran dan sentuhan-sentuhannya yang menggoda.
Pria itu bernama Darto yang saat ini berusia tiga puluh tahun. Senyumnya merekah setelah dicumbu oleh wanita tak kasat mata itu. Darto harus mengakui bahwa dirinya semakin sayang dengan wanita tersebut. Walau dia tidak dapat melihatnya, dia sungguh sangat berterima kasih pada wanita itu. Karenanya, dua tahun yang dia habiskan terasa lebih hidup. Apalagi, ditambah kemampuan sang wanita untuk memenuhi hasrat Darto sebagaimana layaknya seorang istri.
Wanita itu tak pernah bosan untuk melayaninya dan merawat kebutuhan jasmaninya. Hal-hal seperti memasak, mencuci baju, membersihkan rumah, semua itu juga dilakukan oleh sang wanita dengan senang hati. Bahkan, wanita itu tak menolak ketika Darto merasa tubuhnya lelah dan minta dipijit.
Darto hanya bisa melihat sang wanita itu saat tidur. Caranya mudah, dia cukup mengucapkan nama wanita itu saat hendak tidur, dan mengatakan pada sang wanita bahwa dia ingin berjumpa, maka dia akan dapat melihat wanita itu di dalam mimpi.
Awalnya, ritual itu memang dilakukan oleh Darto. Namun, semakin sering Darto memanggilnya, sekarang tanpa dimintapun sang wanita itu akan hadir dalam mimpinya. Kini, tak ada satu hari dan malam tanpa kehadiran wanita itu, baik di alam sadar atau alam mimpi.
Sudah satu tahun hubungan tak wajar ini berlangsung, tepatnya sejak Darto menempati rumah yang dibelinya setahun lalu. Tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan keluarganya tidak tahu hal ini. Darto menutup rapat dan merahasiakan ikhwal ini. Inilah kisah percintaaan Darto dan wanita tak kasat mata ...
Mereka melihat di depan ada seorang nenek dengan berkebaya kuno dan memakai jarik, yang berjalan tenang menyeberang jalan. Yai Sepuh menyipitkan matanya mengamati orang itu, sedetik kemudian matanya melebar, dadanya berdebar-debar. "Mungkinkah dia,?” batin yai Sepuh "Mbok Rah! " "Rah! " Darto dan yai sepuh berseru bersamaan. Darto kaget dengan seruan yai sepuh, demikian juga yai sepuh terkejut dengan seruan Darto, sontak mereka saling memandang "Kamu mengenalnya nak Darto?" "Ysi Sepuh mengenalnya? " Darto dan yai sepuh saling bertanya bersamaan "Ingeh yai beliau ikut dirumah kami beberapa bulan, kamarnya yang kita temukan botol keramat itu yai" Darto menjelaskan sedangkan yai sepuh manggut-manggut, sambil mengelus-elus janggutnya, sedetik kemudian mereka saling bertatapan dengan mata membulat, "Kita harus menangkapnya!" teriak mereka Darto dan yai sepuh bersamaan, Tanpa komando mereka berdua segera melompat keluar dari mobil dan berlari mengejar orang yang di maksud, me
“LEMPAR...,” suaranya melengking tinggi, tapi tertelan suara ombak yang menderu-deru, meski demikian ustad Reyhan yang memegang botol sangat sigap, segera dia melempar botol itu, tepat saat percikan air laut sudah menghantam bibir batu karang tempat mereka berpijak, ombak itu seperti makhluk laut yang sangat besar dan mengerikan “ALLAHUAKBAR...,” teriak guru dan murid itu bersamaan. SWING... CLUNG Botol itu terlempar tepat di tengah ceruk omba, yai Sepuh dan ustad yang lain berdiri kokoh di bibir tebing, sarung mereka berkibar kibar, di tengah suara ombak yang menderu-deru, masih dengan posisi yang sama ombak itu seakan hendak mencaplok mereka, puncak ombak itu bertahan di atas kepala mereka tapi seolah ada yang manahan, ustad Daru mengalunkan adzan dengan nada yang indah, sedangkan yang lain memejamkan mata dan mendengar dengan khidmat, tidak mempedulikan sekitar dimana alam seolah sedang bergejolak, “......LAA ILAAHA ILLALLAAH” ustad Danu menyelesaikan adzan dan segera menengadah
"Botol itu, botol itu, botol itu," gagap ustad Reihan sambil jarinya menunjuk di tempat botol itu diletakkan,HA...!Semua orang dalam mobil itu tersentak, matanya membelalak, mulutnya melongo, Tak terkecuali Darto sangat terkejut, hatinnya sungguh tergetar, dia takut, kalau-kalau botol itu hilang, lalau terjatuh di tangan orang jahat, atau botol itu pecah lalu penghuninya bebas bergentayangan, dia jadi ngeri, bagaimana dengan nasibnya. ‘Astaghfirullahhaladzim, kalian itu diuji sedikit saja sudah melupakan Allah, kita pasrahkan dan minta sama Allah, ingat tak selembar daun jatuh tanpa seijin Allah, dan apabila botol itu benar-benar hilang, itu berarti memang seijin Allah, mari kita berdoa dan berikhtiar, tenangkan hati kalian, ayo kita cari dengan tenang, karena saat kita panik atau marah, setan menutup mata kita,” tutur yai Sepuh tenang dan bijak, ASTAGHFIRULLAHHAADZYM Seru semua orang itu bersamaan, kemudian dengan tanpa komando mereka semua mengatur nafas agar lebih tenang, “A
DUARRRR ASTAGFIRULLAHAADZIM ... ALLAHUAKBAR seru semua penumpang mobil Mobil bergetar hebat, Darto yang memegang kemudi sampai tangannya terasa kesemutan, Spontan Darto menginjak rem, Ciiiiiiiiit BRUAKKK BRAK BRAK Darto dan semua penumpang saling berpandangan, mata mereka tampak terkejut, "Bagaimana ini Yai sepuh?" tanya Darto dengan suara bergetar, hatinya masih berdebar karena kaget, sedangkan penumpang yang lain hanya terdiam, semua nampak tegang, yah nampaknya sedang terjadi tabrakan beruntun, "Sabar dulu, kita diam dulu, anak-anakku, mari kita berdoa sama-sama, mohon petunjuk dan perlindungan sama Allah SWT, agar kita deberi jalan keluar yang terbaik" titah Yai sepuh pada semua yang ada dalam mobil, "Siap Yai, laksanakan dawuh" serempak para ustad murid Yai Sepuh menjawab, Yai sepuh segera melaksanakan sholat sunah dalam mobil, diikuti oleh para santrinya itu, tak terkecualli Darto, seusai sholat Yai Sepuh memanjatkan doa, suasana namapak hening dan mencekam, nyaris tid
PRUANGSemua tersentakASTAGHFIRULLAHHAADZIMSeru mereka semua bersamaan dan menoleh kearah sumber suara, dan tanpa komando mereka semua menuju ke arah sumber suara itu, betapa terkejutnya mereka dengan apa yang, terjadiUstad Danu sedang terpaku melihat pecahan beling dengan kuah yang berserakan di lantai, sementara Susi berjongkok memunguti pecahan beling,“Ya ampun mbak Susi, kenapa, apa mbak Susi, kurang enak badan ...?” seru Ninik khawatir, ikutan jongkok, dia melihat wajah Susi pucat, bahkan dilihatnya tangannya bergetar,“Eh, oh, nggak mbak Ninik, sa ... sa ... sa ....” Susi gugup hingga sulit menyelesaikan kata-katanya.Dalam hati Susi sangat malu sekali dengan kejadian itu, tanpa mereka ketahui dalam hati Susi sangat merutuki kecerobohannya sendiri, hanya karena tadi tanpa sengaja berpapasan dengan ustad Danu yang keluar dari kamar kecil, dia jadi gugup, dadanya berdetak dengan kencang, entah masih shok dengan kejadian waktu adegan pusaka atau hal lain, yang jelas dia begitu
Yai Sepuh melihat gelagat Darto, dia bisa memahami gestur Darto yang salah tingkah,“Hmm, baiklah, saya akan bicara berdua dengan nak Darto,” ujar Yai Sepuh, sontak membuat tim rukyah mengernyitkan dahi, tapi mereka sangat percaya Yai Sepuh punya perhitungan dan alasan sendiri,“Apakah kita bisa bicara berdua Nak Darto, bisa kita disiapkan kamar?” lanjut Yai Sepuh,“Baik Yai, mari ikut saya” ujar Darto, dia sedikit terkejut dengan manuver Yai sepuh, seolah tahu apa yang diresahkan olehnya,Segera Yai Sepuh mengikuti langkah Darto menuju mushola keluarga yang, dan segera menutup pintunya, kemudian mereka bersila berhadapan,“Dek Darto, aku tahu, kamu mengenal wanita dalam lukisan itu bukan?” tanya yai Sepuh lembut tanpa penekanan, dia ingin Darto terbuka dengan suka rela,“I_ya Yai ... “ jawab Darto gagap sambil menunduk, ada perasaan campur aduk, dia malu sekali mengingat masa gelap itu“Apa hubungannya denganmu?” cecar Yai Sepuh lagi, tetap dengan mode lembut.“saya, saya ... “ Darto
Ustad Mamad terlihat menggerakkan tangannya ke arah kanvas, dengan mata tertutup ustad Mamad meraih cat dengan kuasnya, kemudian menyapukan kuas dengan gerakan yang cepat, gerakan mengambil cat lalu menyapukkan diatas kanvas terlihat seperti sedang menari-nari, sesekali ustad Mamad berhenti sejenak, kepalanya meleng-meleng, kemudian melanjutkan lagi lukisannya,Ustad Mamad terus saja beraksi, sketsa wajah sudah mulai nampak, walau belum selesai sepenuhnya, semua yang ada disitu sudah dapat menganalisa wajah itu, rambut setengah pirang, wajah oval dengan mata belok, bibir menawan, tinggal sentuhan terakhir gar lebih jelas siapa sosok itu, tiba-tiba ....UGH, AAAA, UGH, Usdat Mamad gerakannya terhenti, tangannya yang memegang kuas seakan ada yang menahannya, ustad Mamad berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tak terlihat itu, dia harus segera menyelesaikan tugasnya, tapi cengkeraman ghoib itu begitu kuat, Yai sepuh dan tim yang melihat itu tanpa komando, segera membentuk formasi mel
AAAAAAAAAAAAA Susi yang masih dalam posisi terduduk karena tabrakan dengan ustad Reihan tadi berteriak kencang, kedua telapak tangannya menutup wajahnya dengan menunduk, Ustad Danu dan ustad Reihan menoleh kearah Susi, dengan sorot mata penuh tanya, "Mbak ... mbak kenapa?" tanya ustad Reihan pada Susi, "itu ... itu...." Susi masih menutup wajahnya menunjuk-nunjuk ustad Danu yang masih dengan posisi berdiri dan membentangkan kain sarung menampung botol itu, Sontak ustad Reihan melihat apa yang ditunjuk oleh Susi, seketika matanya membulat, BUAHHHHHHHHHH HHHHHHH HHHHHH Ustad Reihan tertawa terbahak-bahak, sampai memegang perutnya, dia tidak berkata-kata apapun, hanya jarinya menunjuk-nunjuk dengna tertawa terbahak. Ustad Danu penasaran dengan apa yang bikin ustad Reihan tertawa lepas dan terbahak-bahak seperti itu, matanya mengikuti apa yang ditunjuk oleh ustad Reihan dan Susi, seketika matanya membulat, wajahnya memerah, senyumnya kecil tersipu-sipu, segera dia berseimpuh denga
Ustad Danu ikutan berjongkok dan melongok ke bawah ranjang, matanya seketika melebar, dan kemuidan menyipit untuk menajamkan penglihatannya, dilihatnya sebuah benda seperti botol kuno, dengan bodi botol bulat di bawah, kemudian lehernya panjang, dengan tutup seperti kain yang dibulatkan dan diikat seperti buntelan kecil untuk bisa menutup botol itu,Uastad Reihan segera meraih benda itu, setelah tergenggam oleh tangan, dia membawanya dengan hati-hati, kemudian benda itu di dekatkan kewajahnya, diamati benda unik itu, demikian juga dengan ustad Danu yang juga berjongkok dihadapannya ikut mengamati, wajah mereka berdua nampak serius, kening berkerut-kerut, nampak berpikir keras,Benda itu berbentuk botol dengan leher yang panjang, dan transparan, setelah diamati tidak tampak sesutatu yang aneh, tidak ada isinya, hanya sebuah botol kosong yang usang, tapi tidak bagi mereka, mereka tahu itu botol apa, fungsinya apa, tapi sayang ilmu mereka belum cukup untuk bisa mendeteksi, atau mengetah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments