Share

ASK-123

Rasanya memang seperti mimpi. Ia sudah dua kali merasakan kehilangan. Mama, Papa, lalu sekarang putra spesialnya; Alif. Rasanya sama sakit, sama sedih. Bedanya kehilangan kali ini membuat ia semakin mati rasa. Cobaan yang menghantamnya sudah lebih dari cukup. Sekedar air mata pun rasanya tidak bisa menggambarkan hancur hatinya.

Perhatiannya tertuju hanya pada tubuh mungil Alif yang terbaring menyedihkan.

“Alif anak Mama …,” lirih Indah saat Alif bersiap untuk diberangkatkan ke Bandung. Langkahnya terus mengikuti ke mana dua orang pria mengangkat jenazah Alif.

“Indah…Indah. Kita langsung berangkat. Semua perlengkapan kamu sudah dibawa Bu Anum.” Sarah menjajari langkah Indah yang tidak memedulikannya. Bu Della dan Pak Ari juga ikut berangkat. Kamu juga bakal ditemani Laras. Bu Lina sudah bersiap di Bandung untuk menerima Alif.” Sarah menahan lengan Indah yang mau tidak mau berhenti untuk memandangnya.

“Maaf, Bu. Saya nggak dengar,” kata Indah, dengan sudut mata tetap tertuju pada pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (43)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
disini bukan cuma Indah yg terpukul tapi Asa juga.
goodnovel comment avatar
Rosse
waaah ketemu lagi dng pa Dean...bu Win apakabar pa?
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Pakde emang ya selalu aja bikin suasana jadi rame ,awal sedih jadi ngakak gara2 omongannya Indah ...lihat betapa mas Asa berusaha utk bawa panca ke pemakaman Alif ,kamu jgn merasa sendiri ada bang Asa dan Kel nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status