Ketika Rumah Tanggaku Masih Di Setir Oleh Mertua

Ketika Rumah Tanggaku Masih Di Setir Oleh Mertua

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-22
Oleh:  Mimi Galuh  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 Peringkat. 12 Ulasan-ulasan
68Bab
11.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Apa yang akan kamu lakukan jika hatimu sudah tidak ada rasa lagi? Itulah yang sedang di rasakan oleh Rani, seorang Ibu Rumah Tangga yang sudah membuang hatinya jauh-jauh. Semua itu terjadi karena Adit suaminya, tidak pernah sedikit pun menghargai Rani sebagai istrinya. Ucapan dari Adit suaminya sering sekali menyakiti perasaannya, sekali dua kali Rani tidak pernah menanggapinya, tapi perkataan suaminya itu sering ia ucapkan berulang kali. Belum lagi rumah tangga mereka sering di stir oleh mertua Rani, membuat Rani hidup seperti wayang yang harus menuruti dalangnya. Akankah Rani bisa bertahan menjalani kehidupan rumah tangganya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Hamil Duluan.

“Mas, aku hamil,” kata Rani kepada kekasihnya Adit. Adit yang baru saja mengenakan pakaian menghentikan gerakannya dan menatap sang kekasih. “K- kamu hamil? Kamu yakin?” tanya Adit sambil memicingkan matanya. Rani, gadis cantik berusia 21 tahun itu menganggukkan kepalanya. Perlahan ia mengeluarkan tespack dari dalam tasnya, lalu memberikannya kepada Adit. “Ini, sudah aku tes, Mas,” ujarnya. Adit menggelengkan kepalanya perlahan. “Ini kan bisa saja kamu meminjam tespack orang dan mau mengerjaiku. Kamu lagi bikin prank, kan?” kata Adit sambil memakai celana pendeknya. Pemuda itu kemudian memeluk Rani dan mulai mengecup teruk leher sang kekasih berusaha untuk memancing gairah Rani kembali. Saat ini mereka memang sedang bersama di sebuah kamar hotel. Hubungan Adit dan Rani sudah berjalan 5 bulan. Tetapi, Adit sudah mengincar Rani sejak lama. Hampir setahun ia mengejar cinta sang kembang desa itu sebelum akhirnya Rani bertekuk lutut dalam pelukannya. Rani berusaha mendorong tubu

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Langit
rani kalo setelah keguguran lu masuh betahan karena alesan anak lu bodo.kalo gue diposisi lu gk masalah kehilangan anak dari pada diri sendiri yg gk waras.gblk mau aja dikadalin adit.laki yg dipikir kntl aja
2023-06-09 17:33:06
1
user avatar
Little Pony
Yey Rani hamil lagi......
2023-06-06 08:03:17
1
user avatar
Little Pony
Tambah seru, ayo semangat Rani, gregetan banget si sama si Adit kayak yang Plin-plan gitu.
2023-06-05 09:55:42
2
user avatar
Senja
kalo rani masih mau beratahan sma adit berarti bodo banget pemain kok dimaklumin ya sma aja bunuh diri.pinter diri jdi cwek jangan mau digoblokin trus
2023-06-03 10:52:43
1
user avatar
Jianka 12
di tunggu kelanjutannya
2023-04-15 18:16:44
1
default avatar
parida ida
Ceritanya bagus, di tunggu update selanjutnya.
2023-04-02 11:28:06
1
user avatar
Little Pony
Bagus .........
2023-03-26 21:10:38
1
user avatar
Si Jagur.
Lanjutkan.........
2023-03-14 19:04:03
1
user avatar
Si Jagur.
bagus .........
2023-03-14 19:03:26
1
user avatar
Emra Secondbranded
Kasian banget si rani, semoga mertunya bisa berubah jadi sayang sama dia.
2023-03-10 16:34:11
1
user avatar
Lukman Nulhakim
Ceritanya bagus banget, di tunggu kelanjutannya. .........
2023-03-10 16:17:09
1
user avatar
Lukman Nulhakim
Ceritanya bagus, di tunggu kelanjutannya.............
2023-03-10 16:16:33
1
68 Bab

1. Hamil Duluan.

“Mas, aku hamil,” kata Rani kepada kekasihnya Adit. Adit yang baru saja mengenakan pakaian menghentikan gerakannya dan menatap sang kekasih. “K- kamu hamil? Kamu yakin?” tanya Adit sambil memicingkan matanya. Rani, gadis cantik berusia 21 tahun itu menganggukkan kepalanya. Perlahan ia mengeluarkan tespack dari dalam tasnya, lalu memberikannya kepada Adit. “Ini, sudah aku tes, Mas,” ujarnya. Adit menggelengkan kepalanya perlahan. “Ini kan bisa saja kamu meminjam tespack orang dan mau mengerjaiku. Kamu lagi bikin prank, kan?” kata Adit sambil memakai celana pendeknya. Pemuda itu kemudian memeluk Rani dan mulai mengecup teruk leher sang kekasih berusaha untuk memancing gairah Rani kembali. Saat ini mereka memang sedang bersama di sebuah kamar hotel. Hubungan Adit dan Rani sudah berjalan 5 bulan. Tetapi, Adit sudah mengincar Rani sejak lama. Hampir setahun ia mengejar cinta sang kembang desa itu sebelum akhirnya Rani bertekuk lutut dalam pelukannya. Rani berusaha mendorong tubu
Baca selengkapnya

2. Mencoba Meminta Restu.

"Apa maksud kamu Adit? Kamu mau menikahi wanita miskin itu?" Tanya Pak Tomi dengan penuh emosi. Tangan lelaki itu sudah terkepal menahan amarah. Bagaimana bisa Adit memilih Rani di antara sekian banyak wanita yang ada? "Iya Pak, aku mau menikah dengan Rani," jawab Adit dengan tenang."Tidak!""Ingat baik-baik perkataan Bapak, jika kamu nekat menikahi wanita miskin itu ... sampai kapan pun Bapak tidak akan pernah merestui pernikahan kalian berdua!" Ancam Pak Tomi. Lelaki separuh baya itu berharap dengan ancaman, Adit akan menuruti kemauannya. Ia tidak mungkin berani hidup tanpa fasilitas apa pun."Maaf Pak. Tapi, aku nggak bisa lepas tanggung jawab seperti itu. Rani sedang hamil anakku, jadi aku harus bertanggung jawab," jawab Adit. Pemuda itu masih berharap jika sang ayah akan luluh dan memberikan restunya. Tetapi, Pak Tomi adalah seorang lelaki yang keras. Sifat itulah yang kini menurun kepada Adit- keras kepala.“Kamu yakin anak itu adalah anakmu?” tanya bu Ana. Wanita itu mem
Baca selengkapnya

3. Di usir dari rumah.

“Bagaimana para saksi, sah?”“Sah!”“Sah!” Seminggu setelah peristiwa pengusiran Adit dari rumah pernikahan Rani dan Adit pun dilaksanakan. Mereka memang melaksanakan pernikahan itu dengan sedikit terburu-buru. Karena tidak ingin perut Rani terlihat besar .Meski pun begitu, beberapa orang sudah tahu jika Rani hamil sebelum ia menikah.Sementara itu kedua orang tua Adit tidak menghadiri pernikahan yang sederhana itu. Tetapi, Bu Ana memberikan beberapa barang sebagai mas kawin kepada menantunya itu, tidak lupa Ia juga memberikan uang kepada Adit. Selama ini Adit membantu Pak Tomi di toko grosir milik Pak Tomi. Dan jika dia diusir, otomatis Adit tidak memiliki penghasilan. Itulah sebabnya, Bu Ana memberikan uang kepada sang anak. Walau bagaimana pun, Adit adalah anak kesayangannya. Sehingga, ia juga tidak mau jika Adit nantinya akan kesusahan.Rani yang merasa sangat sedih karena kedua mertuanya tidak datang dan memberikan restu mulai menangis. Air mata mulai menetes di pipinya.Bah
Baca selengkapnya

4. Mencari Kontrakan.

Sekarang kita mau ke mana?” tanya Rani. Adit dan Rani sudah berjalan ke sana kemari mencari kamar kos. Tetapi, mereka belum mendapatkan yang sesuai budget. “Kita ke hotel saja dulu, Sayang. Ini sudah mau maghrib juga. Kamu harus istirahat,” kata Adit. Ia tahu jika saat ini Rani pasti sudah lelah. “Dekat sini ada hotel, gimana kalo kita ke sana?” kata Adit. Rani pun menganggukkan kepalanya, ia juga sudah merasa sangat lelah. Adit pun menggandeng tangan Rani dan membawanya ke hotel. Mereka langsung booking kamar. Setelah menerima kunci, Adit dan Rani pun segera masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. “Besok pagi, biar aku saja yang mencari kontrakan untuk kita,” kata Adit. “Lalu aku?” “Ya, kamu tunggu di sini aja, Sayang. Nanti kalau sudah dapat baru kita cek out dari hotel ini,” kata Adit. Rani menganggukkan kepalanya, pasrah. “Gimana kamu aja, Mas.” “Kamu lapar?” tanya Adit saat tak sengaja mendengar perut Rani berbunyi. Istrinya itu hanya tersipu malu. “Iya, Mas. Aku l
Baca selengkapnya

5. Kedatangan Mertua.

Waktu berlalu, dan keuangan Adit dan Rani pun mulai menipis. Hal itu karena uang yang ada tidak mereka putar. Adit terlalu gengsi untuk berjualan sate seperti usul Rani.Adit sibuk mencari pekerjaan ke sana kemari yang sesuai dengan ijazah S1 yang ia miliki. Sehingga hanya dalam waktu 6 bulan uang mereka pun menipis, sementara Adit belum juga mendapatkan pekerjaan. “Bagaimana ini, Mas? Usia kehamilanku sudah delapan bulan, tapi kamu belum juga mendapatkan pekerjaan. Uang yang kita miliki sudah sangat menipis. Bagaimana aku melahirkan nanti?” tanya Rani pada suatu malam. “Lalu aku harus bagaimana? Aku sudah berusaha untuk mencari pekerjaan ke sana kemari tapi memang belum dapat,” kata Adit. Rani menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan.“Coba seandainya kita dulu gunakan uangnya untuk usaha, Mas,” kata Rani. Adit memicingkan matanya, ia menatap Rani dengan tajam. “Maksudmu aku jualan sate seperti yang kamu katakan? Kamu sadar jika aku ini sarjana? Jika aku memiliki to
Baca selengkapnya

6. Kehadiran Ghea.

Rani tercekat, mantan kekasih? "Benar Ghea ini mantan kekasihmu, Mas?" Tanya Rani kepada Adit yang tampak sedang menatap Ghea dengan tatapan penuh kekaguman. "Ghea memang mantan kekasih Adit, dia juga anak pengusaha kaya yang terpandang. Dan dia baru menyelesaikan kuliahnya di Hongkong," kata Tomi. Lelaki itu memang sengaja mengundang Ghea datang ke rumahnya. Ia ingin hubungan Rani dan Adit renggang karena kehadiran Ghea. "Ah, Ayah ini suka melebih-lebihkan saja," kata Ghea. "Ayah kan hanya mengatakan apa adanya saja," kata Tomi. Ana yang melihat ada mendung di wajah Rani langsung berdeham pelan. "Ayo kita makan dulu, ibu sudah memasak buat kita. Dan ini juga ada oleh-oleh dari Ghea dari Hongkong, ada egg tart dan Lo mai gai. Ini makanan dari sana dibawa Ghea sengaja untuk kita," kata Ana. "Ini mirip bakcang ya?" Kata Adit. "Ya beda dong. Lo mai gai ini memang mirip bakcang, tapi kan ini dibawa dari Hongkong langsung. Ya emang sudah aku simpan dulu di freezer, tapi ini enak b
Baca selengkapnya

7. Mencoba menegur.

“Ghea, kamu nginep di sini?” tanya Rani.“Iya, soalnya semalam Ayah ngelarang aku untuk pulang karena udah malam banget. Dan Adit juga nggak mungkin nganterin aku, lagian nanti kalau ada nganterin aku kamu jadinya cemburu,” kata Ghea.Rani hanya terdiam, kemudian ia pun mendekati Ibu mertuanya. “Ada yang bisa Rani bantu, Bu?” tanyanya.“Kamu bantu ibu ulek bumbu aja. Oh ya, Ran lain kali jangan seperti semalam ya. Masa lagi makan terus tiba-tiba kamu pergi begitu aja ... nggak sopan. Mungkin ucapan ayahmu itu menyinggung, tapi sebagai seorang menantu yang baik dan juga orang yang memiliki attitude, sebaiknya hal itu jangan diulangi. Kamu kan bisa menahan-nahan diri. Kamu dan Adit itu sudah melakukan kesalahan. Jadi, wajar kalau ayahnya Adit masih merasa emosi kepada kalian berdua. Jangankan ayahnya, saya sendiri sebenarnya masih merasa kesal kepada kalian. Hanya saja saya masih memikirkan cucu saya dalam kandungan kamu itu,” kata Bu Ana dengan kesal.Sebenarnya, Bu Ana yang sudah mera
Baca selengkapnya

8. Nasihat Mbok Nurmi.

Rani terpaksa duduk bersama Ghea dan kedua mertuanya di meja makan. Ia tidak banyak bicara, tepatnya tidak berbicara sama sekali. Pembicaraan didominasi oleh Gea Adit dan Pak Tomi.Tampak jelas di mata Rani jika Pak Tomi sangat menyayangi Ghea, bahkan lelaki itu selalu memuji-muji Ghea."Jadi rencananya kamu akan bekerja di mana Ghe?" tanya Pak Tomi kepada Ghea."Sudah ada beberapa perusahaan yang menawari pekerjaan salah satunya sebagai kepala accounting. Tetapi gajinya belum ada yang sesuai. Meskipun fresh graduate, tapi aku kan lulusan luar negeri jadi patut dipertimbangkan. Kalau seandainya gaji di bawah lima juta, mungkin Ghea tidak akan menerimanya, Ayah," kata Ghea."Enak ya kalau lulusan luar negeri bisa tawar-menawar gaji," kata Adit dengan penuh kekaguman."Ya kamu waktu itu mau Ayah sekolahin ke luar negeri kamunya nggak mau. Coba kalau waktu itu kamu mau sekolah di luar negeri bersama Gea, mungkin saat ini juga kamu sudah mendapat pekerjaan yang bagus," kata Pak Tomi."Me
Baca selengkapnya

9. Rencana Licik Ghea.

“Aku nggak nyangka kalo kamu bakalan nikah sama gadis polos kayak Rani. Jauh banget dari selera kamu sebelumnya,” kata Ghea. Gadis itu memang sengaja mampir ke toko milik Pak Tomi ketika jam makan siang. “Ya, tadinya aku hanya main-main aja sama dia. Nggak taunya malah kepincut beneran,” jawab Adit.“Kamu nggak curiga kalo dia nikah sama kamu hanya untuk dapetin harta aja? Secara keluarganya itu kan miskin, dan bapaknya dirawat di RSJ,” kata Ghea lagi. Adit menghela napas panjang, ia sama sekali tidak berpikir hal itu. Di matanya Rani adalah gadis yang sangat polos. Jika ia memperlakukan Rani seperti tadi pagi tidak lain karena ia merasa Rani sudah bersikap tidak sopan semalam, apa lagi mereka baru tinggal di rumah lagi. Adit tidak mau jika gara-gara masalah sepele mereka diusir untuk kedua kalinya. Selama beberapa bulan ini, Adit sudah merasakan tidak enaknya mencari pekerjaan di luar.“Rani gadis polos, waktu kami diusir pun dia bisa hidup susah bersamaku,” bela Adit. Ghea tert
Baca selengkapnya

10. Adit Berniat Main Gila.

"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?!" seru Rani kaget. Bagaimana tidak kaget jika melihat suami tercinta sedang disuapi oleh wanita lain yang notabene adalah mantan kekasihnya. Sementara Gea dan Adit terkejut saat melihat Rani yang masuk melalui pintu sambil membawa rantang berisi makanan.Tetapi, keterkejutan Gea hanya beberapa saat. Gadis itu sangat pintar menguasai keadaan. Dengan gayanya yang sangat elegan Ia pun tersenyum dan menghampiri Rani."Eh kamu, Ran ... ayo masuk. Aku kebetulan masak banyak dan ibuku menyuruhku membawakan ini untuk Adit. Kebetulan ini masakan kesukaan Adit, kamu mau cicip?" kata Gea sambil menggandeng tangan Rani untuk masuk.Sebenarnya Rani sangat muak sekali kepada wanita di hadapannya itu. Rasanya ingin sekali ia mencakar dan mencabik-cabik wajah cantik Gea yang tersenyum penuh kepalsuan di hadapannya."Aku masak susah-susah ternyata kamu sudah makan. Hmm ... ya udah makanan ini untuk karyawan kamu aja, Mas," kata Rani sambil menaruh rantang ber
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status