Share

ASK-126

Arsya sedikit terperangah. Tidak menyangka dengan pertanyaan yang berani ia sampaikan pada sang ayah, juga tidak menyangka kalau ia akan mendapat jawaban selugas itu.

“Oh, bukan, ya?” tiba-tiba Arsya merasa bodoh dan gegabah. Juga sedikit malu. Ia meringis.

“Apa benar-benar sudah ingat? Memangnya waktu itu kamu mengantar bunga sampai ke mana?” Ari Subianto mengernyit memandang putranya. “Ingat tempat ini atau ingat Indah?” Lalu bertanya lagi tanpa menunggu Arsya menjawab.

“Sewaktu berdiri di pagar itu aku lihat pohon beringin. Dari pintu letaknya sebelah kanan. Lalu … aku ingat mendatangi anak perempuan yang sedang nangis dalam pelukan laki-laki. Aku nggak sempat lihat wajah anak perempuan itu, tapi aku ingat bawa bunga. Lalu ….” Arsya menajamkan ingatannya. Lalu ia terhenyak dan membulatkan mata.

“Lalu?” ulang Ari Subianto menunggu ingatan Arsya.

“Laki-laki yang memeluk Indah itu Almarhum Pak Hadi. Itu sebabnya di rumah sakit Pak Hadi membelalak sewaktu ketemu aku pertama kali. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (36)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
panca benar-benar gak punya malu
goodnovel comment avatar
Melani Anggraeni
Astaghfirullah emang si panca , gak abis pikri sama jalan pikirannya ..Herman deh eh eh ada hubungan apa yah keluarga Abang sama keluarga indah dulu , makin penasaran niii
goodnovel comment avatar
INDRY
kayaknya dulu pak hadi di fitnah korupsi di kantor sampe di keluarkan...maybe yaa hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status