Share

ASK-128

Ucapan Indah memang terdengar sederhana, tapi nyatanya mampu membuat jantung Arsya berdenyut menyakitkan. Rasa tidak nyaman merambati sekujur tubuhnya. Dahinya mengernyit dan sorot matanya terlihat sedih. Kenapa Indah bisa dengan mudah bicara seperti itu? Apakah kehilangan Alif tidak membuat Indah butuh tempat bersandar? Apa Indah tidak butuh pelukannya?

Arsya menelan ludah. “Sebelum kita bicara panjang lebar, Abang mau peluk Indah.”

Indah menggeleng. “Nggak perlu. Alif udah pergi dan kurasa aku nggak perlu pelukan. Makasih karena ikut mengantar Alif ke sini.”

“Bukan Indah yang perlu pelukan, tapi Abang,” ujar Arsya, semakin mendekati Indah yang beringsut ke pintu kamar.

Wajah Indah masih sama datarnya. “Abang bersih-bersih dan istirahat di kamar itu. Atau kalau Abang nggak mau istirahat, setelah bersih-bersih Abang bisa langsung pulang ke Jakarta. Aku rasa nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Semuanya selesai….”

Arsya mengabaikan ucapan Indah. Kakinya tetap melangkah dan sepasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (40)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
duh kira-kira gimana ya reaksi Indah, mudah mudahan bisa menerima calon bayi juga papa nya ya
goodnovel comment avatar
erna widyastutik
selalu penasaran dg cerita selanjutx, gak sabar nunggu bab berikutx
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Semoga saja Indah bisa terima kehamilannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status