Ambil Saja Suamiku

Ambil Saja Suamiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Oleh:  dtyasBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
12Bab
50Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Luna Wijaya tidak pernah membayangkan kalau ia akan dikhianati oleh suami dan kakaknya. Rela bekerja menggantikan suaminya yang menganggur. Bahkan terpaksa menumpang di rumah orangtuanya, demi menghemat biaya hidup. Berusaha memperbaiki hubungan yang mulai tidak kondusif karena kesibukannya, nyatanya Luna dikejutkan dengan kenyataan hubungan antara Irwan dan Sherin. “Luna, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Irwan tidak macam-macam, dia hanya bantu pasang bohlam.” “Bohlam di selangkangan kamu. Aku dengar semua percakapan kalian yang menjijikan tadi,” pekik Luna. “Dengan naif aku ingin beri kejutan untuk kamu mas, nyatanya aku yang terkejut.”

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Prolog

Lelah, itulah yang Luna rasakan. Hampir sebulan ini ia harus pulang lebih lambat karena lembur. Ketika ada proyek selesai maka ia dan rekan satu tim akan sibuk mengaudit hasil laporan proyek.Sebenarnya ia hanya staf, tapi dua bulan lalu diangkat menjadi wakil manager. Tentu saja apa yang harus dikerjakan dan tanggung jawabnya semakin berat. Selama ia bekerja menjadi tulang punggung menggantikan suaminya yang masih pengangguran, hubungan mereka terasa hambar.Beruntung Irwan tidak menuntut untuk selalu dilayani karena saat tiba di rumah tubuhnya begitu letih. Hari ini ia izin untuk pulang lebih cepat dan kebetulan besok hari libur. Luna tersenyum membayangkan akan melakukan banyak hal dengan suaminya. Pergi berdua setelah cukup lama meluangkan waktu bersama, mungkin cek in di hotel yang harga kamarnya masih terjangkau dengan isi dompet atau makan malam romantis dan menonton. “Mas Irwan pasti kaget dengan kejutan aku.”Tiba di rumah, ia melihat motor suaminya terparkir artinya pria it...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
12 Bab
Prolog
Lelah, itulah yang Luna rasakan. Hampir sebulan ini ia harus pulang lebih lambat karena lembur. Ketika ada proyek selesai maka ia dan rekan satu tim akan sibuk mengaudit hasil laporan proyek.Sebenarnya ia hanya staf, tapi dua bulan lalu diangkat menjadi wakil manager. Tentu saja apa yang harus dikerjakan dan tanggung jawabnya semakin berat. Selama ia bekerja menjadi tulang punggung menggantikan suaminya yang masih pengangguran, hubungan mereka terasa hambar.Beruntung Irwan tidak menuntut untuk selalu dilayani karena saat tiba di rumah tubuhnya begitu letih. Hari ini ia izin untuk pulang lebih cepat dan kebetulan besok hari libur. Luna tersenyum membayangkan akan melakukan banyak hal dengan suaminya. Pergi berdua setelah cukup lama meluangkan waktu bersama, mungkin cek in di hotel yang harga kamarnya masih terjangkau dengan isi dompet atau makan malam romantis dan menonton. “Mas Irwan pasti kaget dengan kejutan aku.”Tiba di rumah, ia melihat motor suaminya terparkir artinya pria it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
1. Jabatan Baru
“Aku jalan ya mas,” pamit Luna lalu meraih tangan suaminya.“Hati-hati ya. Nanti malam, kamu lembur lagi?” tanya Irwan dengan raut wajah lesu.“Belum tau, mas.”“Eh Lun, kayaknya aku ke tempat mama aja ya. Nggak enak sama ibu kamu, jam segini belum berangkat pasti nggak ke toko.”Luna menghela pelan, padahal ibunya tidak masalah dengan kondisi mereka tapi Irwan yang minder dan malu sendiri.“Ya sudah terserah mas saja.” Ojek yang akan digunakan Luna ke kantor sudah menunggu di depan pagar. Menerima helm dan langsung ia pakai, motor pun melaju.Sudah hampir satu tahun Irwan menganggur karena di perusahaan tempat bekerjanya bangkrut dan diambil alih oleh perusahaan lain. Lamaran sudah dikirim ke mana pun, nyatanya belum ada yang berhasil sampai diterima. Ada orang dalam pun masih harus melewati tes dan wawancara.Katakan saja Irwan tidak kompeten karena selalu tidak berhasil setelah melakukan tes dan wawancara. Sampai akhirnya persediaan tabungan mereka menipis lalu Luna inisiatif untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
2. Kedatangan Sherin
“Telinga kamu masih berfungsi ‘kan?” tanya Sadam yang kini menyandarkan punggung dan bersedekap menatap Luna.“I-ya masih pak, jadi saya harus pilih antara jadi sekretaris wakil bapak?”“Hm.”Luna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pilihan yang sulit dan kedua posisi itu lebih baik dari tugasnya sekarang, sudah pasti penghasilannya pun berbeda. Kalau ia pilih tentu saja bisa lebih banyak mengumpulkan dana untuk modal usaha sang suami.“Bagaimana?” tanya Sadam karena Luna malah melamun.“Ehm, boleh saya pikirkan dulu, pak.”“Tidak, harus sekarang atau saya tawarkan ke yang lain.” Sadam masih bersedekap menatap Luna yang bingung dan ragu memilih menjadi sekretaris atau wakil Sadam. “Hei, pilih sekarang atau tidak!”“Satu jam pak, tolong beri saya waktu satu jam,” seru Luna sambil mengangkat jari telunjuknya.“Sekarang, saya hitung sampai lima. Satu, dua ….”“Pak Sadam, saya mau jadi wakil bapak, iya wakil bapak.” Luna memilih wakil manager daripada sebagai sekretaris. Yang iya tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
3. Rumput Tetangga
“Gue bilang juga apa, lo cocok jadi wakilnya Sadam,” bisik Ratna saat rapat berakhir.“Aku jadi nggak enak, kayaknya nggak semua tim setuju dengan keputusan Pak Sadam,” balas Luna yang juga berbisik.“Nggak usah lo pikirin. Siapa pun yang ada di posisi wakil Sadam mereka selalu kontra.”Luna menghela nafasnya. “Tapi, kenapa nggak kamu aja ya. Seharusnya, tadi pagi kamu yang serahkan laporan dan ….”“Nggak akan Lun, Sadam nggak akan tawarkan posisi itu ke gue.”“Kenapa?” tanya Luna heran dan Ratna hanya mengedikkan bahu.“Udah ah, kita makan yuk. Laper gue.”Namun, atensi kedua perempuan itu tertuju setelah mendengar suara Sadam.“Luna, ikut saya!”“Sekarang, pak?” tanya Luna setelah saling tatap dengan Ratna. Saat ini sudah jam makan siang, tapi Sadam malah minta dia ikut ke ruangan.“Menurutmu, kalau aku butuh kamu bulan depan apa harus aku panggil sekarang.” Sadam bicara dengan tangan berada di saku celananya. Ratna sempat terkikik lalu berdeham dan mengulum senyum.Tidak ingin memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
4. Tukang Ojek
Luna sudah mendapat kabar kalau kakaknya akan pulang. Tidak sempat menyapa karena saat ia pulang, kamar Sherin sudah tertutup rapat. Bahkan Irwan juga sudah tidur.“Kamu sekarang kerja?” tanya Sherin setelah mereka berpelukan mengobati rindu.“Iya mbak.”“Aku juga mau kerja, tapi kasihan Beni.”Luna menghela nafasnya, ia paham bagaimana perasaan Sherin. Ia pun merasakan dilema dengan kondisinya. Bekerja, tapi peran sebagai istri kurang maksimal. Tidak bekerja, lalu bagaimana mereka makan. Tidak mungkin terus menerus menumpang pada ibunya.“Suami kamu mana?” tanya Sherin karena belum melihat Irwan di meja makan.“Paling bentar lagi juga keluar, tadi lagi mandi.” Luna meski sudah rapi dan siap berangkat, berusaha untuk melayani suaminya. Ia membuatkan kopi dan diletakan di atas meja.“Mas, mau sarapan sekarang?” tanya Luna saat melihat Irwan datang dan duduk di sampingnya, padahal ia baru saja memulai sarapan.“Nanti saja, belum lapar. Kamu habiskan itu, nanti kesiangan.” Irwan menunjuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
5. Dipeluk Dari Belakang
Mata Irwan seakan terbelakak bahkan mungkin bola matanya siap meluncur keluar melihat penampilan Sherin. Dengan rambut dikuncir ekor kuda, membuat tengkuknya terekspos.Belum lagi kaos yang pas dibadan dan jeans model pensil, membuat tubuhnya terbentuk sempurna dan terlihat begitu seksi. Yang paling menarik adalah bagian depan tubuh wanita itu, begitu menonjol dan menantang meski sudah terbalut dengan kaos.Yang Irwan tahu kalau Sherin diceraikan oleh suaminya. Mereka sempat bertahan meski tahu sang suami sudah selingkuh dan akhirnya bercerai juga. Dalam pikirannya kenapa bisa Sherin sesempurna ini bisa diselingkuhi bahkan sampai diceraikan.“Irwan,” panggil Sherin.“Eh, iya mbak.”“Kamu melamun, kok diam aja.”“Maaf mbak, kita langsung jalan aja ya. Udah siang,” seru Irwan yang memang sejak tadi belum turun dari motor lalu menghidupkan kembali mesin motornya.“Saya nggak enak sama Luna, kamu pasti sibuk.”“Jangan gitu mbak, saya nggak masalah Luna juga sama. Lagian saya pengangguran,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
6. Godaan Ipar
Pikiran Irwan traveling ke arah adegan dewasa karena dipeluk oleh Sherin. Rasanya merinding disko. Sebagai pria dewasa dan normal, tentu saja apa yang dilakukan Sherin sangat menggoda.“Maaf ya, aku peluk kamu, takut jatuh,” ujar Sherin sambil mencondongkan wajah agar suaranya terdengar oleh Irwan dan semakin membuat dadanya menempel di punggung pria itu“Nggak pa-pa, mbak,” jawab Irwan. Tanpa Sherin tahu, Irwan tersenyum di balik helm yang digunakan.Ya ampun, baru nempel aja udah bikin enak begini apalagi gue rasain. Pasti … mantap, batin Irwan dengan pikiran mulai kotor.Setelah memastikan motornya terparkir aman di basement, Irwan dan Sherin berjalan di sepanjang deretanstore.“Udah lama aku nggak ke mall,” ucap Sherin.“Masa mbak?”“Iya. Selama menikah sampai bercerai, hanya sibuk di rumah. Berusaha jadi istri setia, nggak pernah cari hiburan. Tahunya malah Ayahnya Beni cari hiburan di luar juga.” Wajah Sherin mendadak sendu.“Sabar ya mbak,” ucap Irwan sambil mengusap punggung S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
7. Tidak Fokus
Chat yang dikirim Luna tak juga dibaca apalagi dibalas. Ditelpon pun tidak dijawab. Membuatnya semakin khawatir, bukan hanya khawatir karena ucapan Ratna kalau ia harus hati-hati jangan sampai Irwan tergoda dengan Sherin atau sebaliknya. Namun, khawatir kalau terjadi sesuatu dalam perjalanan, kecelakaan misalnya.Menghubungi Sherin, tidak enak hati. Bisa-bisa sang kakak tersinggung, karena merasa diawasi atau tidak dipercaya. Luna menghela nafasnya, bingung dan khawatir membuatnya tidak fokus. Sudah satu jam setelah kembali dari makan siang dan belum mengerjakan apapun. Hanya memandang layar laptop lalu beralih menatap layar ponsel, itu saja yang dilakukan sejak tadi. “Ya ampun Luna, kamu kenapa begini. Tidak mungkin Mas Irwan dan Mbak Sherin aneh-aneh.” Menggeleng pelan berusaha mengenyahkan segala pikiran buruk.Ponselnya bergetar ternyata ada pesan masuk dari Sadam.[ke ruanganku, sekarang!]Gegas Luna mengantongi ponsel dan membawa notebook menuju ruang kerja Sadam. Sempat menget
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya
8. Aku Sayang, Mas
“Makasih ya, pak.” Luna menyerahkan helm pada ojek yang sudah mengantarnya pulang.“Sama-sama, mbak.”Rumahnya tampak sepi, padahal baru jam sembilan malam. Saat membuka pintu pagar dan menutupnya kembali serta langsung memasang gembok, ia sempat melirik ke arah motor milik suaminya.Irwan baru membalas chat tadi sore. Waktu menghubungi untuk menyampaikan kalau Luna akan lembur pun Irwan menjawab hanya dengan singkat. Padahal ia berharap sang suami akan menjemput ke kantor karena khawatir istrinya pulang malam.“Lembur lagi?”“Eh, iya, Bu,” sahut Luna saat mengunci pintu depan. Ibunya masih menonton TV, ia menghampiri lalu mencium tangan sang ibu.“Jangan sering lembur, kecapekan nanti kamu sakit.”“Kebetulan lagi ada yang urgent bu, kalau sudah aman pasti pulang kerja seperti biasa. Ibu kok belum tidur?”“Ini mau tidur.” Ibu mematikan televisi lalu meletakan remote di atas meja. “Sudah makan belum?”“Sudah bu.”“Coba kamu bicarakan lagi dengan Irwan, Ibu tidak masalah kalian bantu di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya
9. Khawatir Selingkuh
Luna menatap sekitar, mencari keberadaan Sadam. Sudah berkirim pesan saat berada dalam perjalanan kalau pria itu menunggu di depan pintu masuk. Padahal Sadam bisa saja menunggu di lounge, toh mereka sudah memiliki tiket elektronik.“Ah, itu dia,” gumam Luna gegas menyeret koper menghampiri Sadam yang berdiri sambil menekuni ponselnya. “Selamat pagi, pak,” sapa Luna.Sadam mengangkat wajahnya menatap Luna tanpa berkedip. Penampilan Luna kali ini dengan rambut digerai dan penjepit rambut di atas telinga kanan serta tanpa kaca mata membuat penampilannya berbeda.Pakaiannya pun tidak terlalu resmi. Blouse wrap dengan ikatan pita di sisi kiri dan bawahan celana pensil serta flatshoes lengkap dengan totebag di bahu kanannya memberikan kesan casual, tapi tetap elegan.Sadam mengenakan kemeja lengan panjang berwarna maroon yang lengannya dilipat sampai siku dengan bawahan celana bahan hitam. Lengkap dengan loafers coklat. Ia berdehem karena sempat terpaku sesaat. “Pagi. Ayo, masuk!”Mereka be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status