Alaistar's Way To Ari

Alaistar's Way To Ari

last updateLast Updated : 2021-07-21
By:Ā  the lost doremiOngoing
Language:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
24 ratings. 24 reviews
21Chapters
1.8Kviews
Read
Add to library

Share:Ā Ā 

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Alaistar tidak pernah menyangka jika insiden tabrakan di lingkungan SMA khusus pria akan membuat hidupnya jungkir balik. Mulai dari kesalahpahaman yang tiada henti, hingga dilema yang ia rasakan terkait orientasi seksualnya. Terlepas dari kegilaan yang ia alami, Alaistar tidak peduli seberapa jauh dan sesulit apapun jalan yang terbentang, ia akan menempuhnya demi Ariana, sang pujaan hati. That's why this is called Alastair's way to Ari

View More

Chapter 1

(01) The Girl with The Shark Hoodie

Alaistar takut hiu.

Memang wajar saat seorang anak kecil berkata bahwa dirinya takut pada ikan bergigi tajam dan runcing seperti ikan hiu. Menyeramkan, buas, dan ganas, alasannya.

Berawal dari kegemaran sang kakak menonton film dokumenter tentang hewan buas, Alaistar kecil sukses dibuat menjerit ketakutan saat ditampilkan adegan hiu yang sedang menyantap mangsanya. Warna merah darah memenuhi layar televisi dan Alaistar tidak pernah berani tidur sendirian lagi sejak saat itu.

Alaistar kecil tidak pernah menyangka kalau rasa takutnya itu akan terus menghantuinya hingga remaja, bahkan saat usianya 18 tahun.

Namun, semuanya berubah ketika Alaistar justru tidak sengaja menabrak hiu di perjalanan pulangnya dari sekolah.

Bukan, bukan hiu sungguhan.

Saat itu, Alaistar tidak memperhatikan jalan dan malah sibuk bermain game di ponsel. Alaistar tengah sibuk menangkis serangan musuh ketika tubuhnya berbenturan dengan seorang pejalan kaki lain dari arah berlawanan---yang juga tidak memperhatikan jalan dan tengah sibuk dengan ponselnya. Benturan itu sangat keras sampai-sampai membuat Alaistar dan si gadis terjungkal ke belakang. Ponsel Alaistar terpental jauh. Disusul suara gemerincing keychain yang terputus dari ransel sang gadis dan berhamburan ke tanah.

Alaistar ingin memaki karena rasa sakit di dahinya yang teramat sangat. Jangan lupakan rasa nyeri di bokongnya yang harus berbenturan dengan aspal keras. Namun, umpatan Alaistar tertahan di bibir ketika melihat hoodie hiu yang dikenakan si penabrak.

'Apa-apaan orang ini?' Batinnya.

Alaistar heran, model hoodie tersebut sangat kekanak-kanakan. Bahkan lebih cocok digunakan oleh bayi, padahal gadis di hadapannya tampak memiliki usia yang tidak terpaut jauh darinya. Sudah cukup terbilang dewasa, bukan?

Di bagian belakang hoodie yang dikenakan gadis itu, tertempel sirip punggung hiu. Jangan lupakan gigi-gigi runcing yang mengelilingi ujung sisi kupluk yang menutupi kepalanya, sehingga membuat seolah-olah sang gadis berada di dalam mulut si hiu. Di samping hoodie yang kekanak-kanakan tersebut, Alaistar harus mengakui bahwa gadis di hadapannya ini imut. Sangat imut dan gadis itu sangat cocok mengenakannya.

"Apa lo baik-baik saja?" Tanyanya. Ia menjadi merasa bersalah karena sang gadis terus menunduk dan tak henti memegang dahinya yang memerah. Alaistar mengakui benturan antara kedua dahi mereka sungguh keras dan terasa sangat sakit. Bahkan kepalanya mulai terasa pening.

Ketika kedua mata mereka bertemu, gadis itu mengangguk pelan seraya tersenyum tipis, seolah berusaha menunjukkan pada Alaistar bahwa dirinya baik-baik saja.

Akan tetapi, sepertinya tatapan itu justru memberikan dampak lain. Gadis itu sangat imut. Kulitnya putih bersih dengan bola mata cokelat cerah. Alaistar bisa menebak bahwa gadis itu memiliki sedikit darah campuran Eropa dari garis wajahnya. Tetapi yang jelas bukan keturunan campuran langsung karena tidak terlihat begitu dominan. Alaistar bisa melihat helaian rambut brunette milik gadis itu yang mencuat dari balik kupluk hoodie.

'Sangat cantik,' ucap Alaistar dalam hati. Alaistar tidak pernah menyangka jika wajahnya bisa se-panas ini hanya karena bertatapan dengan seorang gadis. Di nilai dari rasa panas yang ia rasakan, Alaistar yakin wajahnya pasti sudah se-merah kepiting rebus.

Alaistar mencoba mengalihkan pandangan ke arah lain, mencoba mengontrol jantungnya yang sekarang berdegup sangat kencang. Berulang kali, tangannya mengibaskan kerah seragamnya, berharap bisa memadamkan rasa panas di wajah yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.

Bahkan, Alaistar memfokuskan pandangannya ke arah semak-semak di pinggir trotoar dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa pemandangan itu jauh lebih menarik dibandingkan si gadis hiu. Namun tentu saja hasilnya nihil.

Sejak dulu, Alaistar tidak pernah percaya kalau cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada. Ia beranggapan bahwa perasaan itu bukanlah cinta, melainkan hanya sebatas ketertarikan sesaat di awal pertemuan.

Bagi Alaistar, cinta ada karena suatu proses dan butuh waktu lama agar cinta itu untuk tumbuh. Bukan secara tiba-tiba. Ia bahkan menganggap remeh dan mencela ketika David--sahabatnya sejak SMP-- bercerita padanya tentang cinta pada pandangan pertama yang ia alami.

Namun kini, insiden itu mengubah segalanya. Sejak saat itu, Alaistar berpikir bahwa hiu tidaklah lagi menyeramkan dan cinta pada pandangan pertama itu nyata adanya.

Gadis itu tidak akan pernah menyangka seberapa besar dampak senyumannya pada kehidupan Alaistar.

*****

"Keychain putus begitu, bukannya dibuang malah dipandangin melulu. Memangnya lo sedang  memandangi cewek cantik? Serius banget," ledek David sembari sesekali melirik ke sahabatnya yang sedang melamun di atas ranjang. Sebuah kain kompres menempel pada dahi Alaistar yang kini benjol.

David terkejut bukan main saat berkunjung ke rumah Alaistar sepulangnya dari les privat. Cowok itu menyambutnya dengan benjol sebesar bola golf di dahinya. David langsung tertawa terbahak-bahak dan tak henti mengejek sahabatnya itu. Terlebih lagi saat David diberi tahu mengenai kisah di balik dahi benjol itu.

Alaistar menghela napas berat. "Gue benar-benar menyesal. Kenapa bisa-bisanya gue enggak terpikirkan untuk meminta nomor ponsel atau salah satu akun media sosial miliknya, sih? Ah, bahkan gue enggak menanyakan siapa namanya."

"Siapa? Oh, cewek yang enggak sengaja lo tabrak tadi?" Tanya David.

Alaistar mengangguk lesu. Iya, Alaistar terlalu terkesima sampai-sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Alaistar masih terdiam kaku di tempatnya sampai gadis itu berjalan pergi dan berbaur dengan siswa-siswa yang baru pulang sekolah. Ia hanya bisa meratapi keychain berbentuk kartun hiu yang lupa dipungut oleh sang gadis. Gadis itu ternyata memiliki beraneka ragam jenis hewan laut dalam bentuk keychain yang tergantung di ranselnya.

"Apa lo sempat melirik ke nametag seragam miliknya?"

Alaistar menggeleng lesu. "Gue bahkan enggak bisa melihat seragam apa yang ia kenakan.  Baju bagian atasnya tertutup rapat sama hoodie hiunya."

David menghela napas sambil menyeringai ke arah sahabatnya itu. "Oh ternyata begini kelakuan orang yang dulu mengejek gue karena gue mengalami yang namanya cinta pada pandangan pertama?"

Alaistar melempar kepala sahabatnya itu dengan botol kosong yang ia raih dari nakas.

David semakin tersenyum lebar setelah berhasil menangkis lemparan botol dari Alaistar. Ini adalah kali pertama baginya melihat Alaistar bersikap layaknya kekasih yang menjalani Long Distance Relationship alias LDR. Lemah, lesu, lunglai, galau, dan mellow. Jangankan LDR, Alaistar bahkan belum pernah pacaran atau pun menyukai seorang gadis. Menurut David, melihat Alaistar bisa bersikap seperti ini karena seorang gadis merupakan suatu kemajuan.

"Gue pikir selama ini lo gay karena belum pernah suka sama cewek. Lo bahkan menolak semua cewek yang mengajak lo berkenalan. Gue enggak pernah menyangka kalau saat-saat seperti ini akan tiba juga, gue sampai terharu,ā€ ujar David. Tangannya bergerak seolah-olah menghapus derai air mata yang mengalir.

Alaistar tidak mengindahkan ucapan sahabatnya. "Kayaknya gue harus balik lagi ke tempat gue tabrakan tadi deh. Gue perlu ketemu sama dia," kata Alaistar penuh tekad.

"Serius? Dengan dahi benjol sebesar itu lo mau mencari dia? Apa lo enggak merasa malu?"

Alaistar hanya mengendikkan bahu acuh tak acuh.

******

"Sudah hampir dua jam, apa lo yakin kalau dia belum lewat juga?" Keluh David. Kakinya terasa kaku karena terlalu lama berjongkok di balik semak-semak yang ada di samping trotoar jalan. Trotoar tersebut merupakan lokasi Alaistar dan si gadis hiu bertabrakan beberapa waktu lalu.

Sudah dua minggu David menemani sahabatnya itu mencari si gadis hiu. Setiap pulang sekolah, mereka langsung buru-buru menuju lokasi tersebut, takut sewaktu-waktu gadis itu muncul dan mereka sama sekali tidak mau melewatkan momen itu.

Alaistar berdecak. ā€œKayaknya kita harus ganti rencana, Vid. Kalau hanya menunggu seperti ini, kemungkinan kita untuk menemukan si gadis hiu sangat kecil,ā€ ujar cowok itu. Raut wajahnya menyiratkan kekesalan.

David menatap Alaistar dengan penasaran. ā€œLalu apa rencana lo?ā€

ā€œIkut gue,ā€ ajak Alaistar dengan penuh keyakinan. Sepasang sahabat itu keluar dari balik semak-semak. Mereka bahkan tidak peduli pada helaian daun yang tersangkut di rambut mereka, lalu dengan percaya diri Alaistar menghampiri tiga orang siswa laki-laki yang sedang melewati trotoar tersebut. ā€œPermisi, maaf mengganggu. Apa kalian pernah lihat seorang gadis memakai hoodie hiu yang lewat di sekitar trotoar ini? Kulitnya putih bersih, wajahnya tirus.ā€

Ketiga lelaki itu tampak berpikir sejenak dan melirik satu sama lain. ā€œMaaf, kami enggak pernah lihat,ā€ jawab mereka. Alaistar tersenyum tipis lalu mengucapkan terima kasih. Sepanjang hari itu, Alaistar tak henti menanyakan kepada setiap orang yang lewat di sana tentang gadis hiunya. Hal tersebut dilakukan Alaistar selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu dengan ditemani oleh sahabat setianya, David.

ā€œApa lo tahu? Sekarang, gue bahkan sudah sangat hafal dengan ciri-ciri fisik si gadis hiu karena selalu mendeskripsikannya ke setiap orang yang lewat trotoar ini. Gue enggak akan heran kalau gadis itu muncul di dalam mimpi gue,ā€ ujar David.

Alaistar memukul belakang kepala David dengan botol minum. ā€œEnak saja. Dia itu milik gue. Untuk apa dia muncul di mimpi lo?!ā€ omel Alaistar.

ā€œYa ampun, belum jadi apa-apa saja sudah bersikap posesif begitu. Apalagi kalau sudah jadi pacar,ā€ komentar David seraya mengelus bekas pukulan Alaistar. Alaistar tidak menanggapi ucapan sahabatnya itu. Alaistar menghampiri dua orang lelaki berseragam yang hendak lewat.

ā€œHai, permisi. Sorry, gue mau tanya. Apa kalian pernah melihat gadis berhoodie hiu yang lewat di sekitar trotoar ini?ā€ Alaistar melontarkan pertanyaan yang sama. Kedua lelaki itu tampak lebih muda dari Alaistar dan David, sepertinya masih kelas 10. Terlihat dari baju seragam mereka yang masih cerah serta paras kedua lelaki itu yang terbilang mungil.

ā€œEnggak pernah lihat. Memangnya ada apa, Kak? Kenapa mencari gadis hiu itu terus menerus?ā€

Alaistar tersenyum kikuk. ā€œOh, gue ada perlu.ā€ Dalam hati, Alaistar bertanya-tanya kenapa orang ini bisa tahu kalau ia terus-menerus mencari si gadis hiu?

Lelaki asing itu menatap Alaistar dengan tatapan menyelidik. ā€œKakak bukan orang jahat, kan? Kakak enggak akan melakukan hal jahat apapun pada gadis berhoodie hiu itu, kan?ā€

Alaistar menjadi bingung karena perkataan tersebut. Ia melirik David bermaksud meminta bantuan. Namun, David justru balik menatapnya dengan ekspresi kebingungan yang sama. ā€œKami sama sekali enggak berniat jahat. Kami mencari gadis berhoodie hiu itu dengan maksud yang baik,ā€ jawab Alaistar

ā€œDari mana kami bisa yakin kalau Kakak punya niat baik? Kak, sebenarnya Kakak sudah menanyakan pertanyaan itu ke kami lebih dari 10 kali. Setiap kami lewat jalan ini untuk pulang, pasti ada kalian berdua dan akan menanyakan pertanyaan yang sama. Teman-teman kami di sekolah pun sudah sangat hafal dengan kalian. Sebagian dari mereka bahkan memutuskan untuk berjalan memutar agar tidak bertemu Kakak. Sudahlah, menjadi seorang pedofil itu tidak baik. Lupakan saja anak kecil berhoodie hiu itu." Alaistar dan David semakin bingung.

Namun, lelaki asing itu melanjutkan penjelasannya. "Kak, sekarang kami bahkan punya akun media sosial untuk melindungi anak kecil itu. Kakak bisa ketik #savethegirltwiththesharkhoodie di media sosial, di sana Kakak bisa lihat ada berapa banyak orang yang melindungi gadis itu dan berdoa supaya Kakak enggak bertemu dengannya. Kalau Kakak sampai berbuat macam-macam, kami tidak segan-segan untuk melaporkannya ke polisi,ā€ jelas lelaki itu panjang lebar diiringi dengan anggukan antusias temannya.

Alaistar dan David tidak bisa berkata apa-apa. Mereka sangat heran dengan pernyataan lelaki itu. ā€œApa? Pedofil? Anak kecil?ā€ tanya Alaistar tak habis pikir.

ā€œIya, kami tahu bahwa orang yang Kakak cari itu adalah anak kecil yang masih di bawah umur kan? Teman kami pernah melihat seseorang berhoodie hiu yang lewat jalan ini. Itu adalah murid kelas 3 SD, Kak! Dia bahkan masih di antar-jemput orang tuanya ke sekolah!ā€

Refleks, Alaistar ingin menyerang cowok sok tahu itu dengan membabi buta, namun David dengan sigap langsung menahan tubuh Alaistar. ā€œAl, sabar Al. Jangan mengamuk di sini. Sudahlah lebih baik kita pergi aja.ā€ David berusaha sekuat tenaga untuk memboyong sahabatnya itu kembali ke rumah.

Alaistar dan David bisa mendengar samar-samar suara kedua lelaki itu yang berbicara dengan kompak. ā€œCepat sadar ya, Kak!ā€

'Hari ini sungguh hari yang gila!', ucap Alaistar dalam hati.

Tanpa Alaistar dan David sadari, ada sesosok pria yang mengamati mereka dari kejauhan dengan sorot mata tajam.

To Be Continued

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(24)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
24 ratings Ā· 24 reviews
Write a review
user avatar
GKalonica
Keren, lucu!!
2021-09-07 20:56:43
0
user avatar
Lullaby
wah ceritanya unik. diksinya jg ngalir enak bgt bacanya. Semangat Alaistar šŸ˜ lanjutkan perjuanganmu mendapatkan Ari šŸ‘
2021-07-19 17:48:00
0
user avatar
Riska Prakoso
Semangat kak šŸ”„
2021-07-14 15:11:24
0
user avatar
Andrea_Wu
Suka banget sama ceritamu kak, sumpah keren tatabahasanya bagus, alurnya ok. Pokoknya sukses buat kakak
2021-07-12 10:50:42
0
user avatar
Nana Poh
Ceritanya seru thor, ada komedinya. Seneng banget nemu cerita romance kayak gini Semangat up nya thoršŸ˜„šŸ“£
2021-07-12 10:34:21
1
user avatar
Alvydradirgantara
Cocok buat temen ngisi refreshing tugas. Semangat kak up nya
2021-07-04 21:59:37
0
user avatar
Kyna
Humor Romance nih. Cocok banget buat jadiin temen gabut. Ide cerita beda dari yang lain. Benar-benar good.
2021-07-04 21:56:18
0
user avatar
Rita Hawa
Beda dari yang lain but sangat menarik ceritanya šŸ’•
2021-06-29 20:39:37
0
user avatar
PuteriSenja
Bagus kak... Alurnya langka banget, menarikk
2021-06-29 18:41:28
0
user avatar
GracyaValSa
Semangat up ceritanya Thor šŸ™‚āœØ...
2021-06-29 18:34:49
0
user avatar
Ria Wijaya
Ceritanya menarik šŸ‘ aku tunggu kelanjutannya, tetap semangat šŸ’Ŗ
2021-06-29 18:24:25
0
user avatar
Makhluk Sutra
Awal kisah cinta Alistar unik juga, ya, haha. Ada lucunya sekaligus romantisnya menurutku. Diksi yang digunakan juga enak dibaca. Semangat terus.
2021-06-27 18:31:54
1
user avatar
Ryeonae
Ceritanya keren. Idenya unik. Penasaran sama orientasi seksual apa yang dialami Alaistar. Btw namanyaa lucu ihh. Mangat nulisnya Thor
2021-06-27 13:30:31
1
user avatar
Ailana Misha
Narasinya enak dibaca. Humornya dapat, dan memang cocok dengan settingnya. Bisa2nya David ngira Alaistar gay karena gak pernah keliatan suka sama cewek. Sukaa sama ceritanya. Thumbs up for the author <3
2021-06-27 12:53:50
1
user avatar
silvia siwi
Seru banget ceritanya. Nggak ketebak. Next kilat yaaa.
2021-06-27 12:30:24
1
  • 1
  • 2
21 Chapters
(01) The Girl with The Shark Hoodie
Alaistar takut hiu.Memang wajar saat seorang anak kecil berkata bahwa dirinya takut pada ikan bergigi tajam dan runcing seperti ikan hiu. Menyeramkan, buas, dan ganas, alasannya.Berawal dari kegemaran sang kakak menonton film dokumenter tentang hewan buas, Alaistar kecil sukses dibuat menjerit ketakutan saat ditampilkan adegan hiu yang sedang menyantap mangsanya. Warna merah darah memenuhi layar televisi dan Alaistar tidak pernah berani tidur sendirian lagi sejak saat itu.Alaistar kecil tidak pernah menyangka kalau rasa takutnya itu akan terus menghantuinya hingga remaja, bahkan saat usianya 18 tahun.Namun, semuanya berubah ketika Alaistar justru tidak sengaja menabrak hiu di perjalanan pulangnya dari sekolah.Bukan, bukan hiu sungguhan.Saat itu, Alaistar tidak memperhatikan jalan dan malah sibuk bermain game di ponsel. Alaistar tengah sibuk menangkis serangan musuh ketika tubuhnya berbenturan dengan seorang pejalan kaki lain d
last updateLast Updated : 2021-06-16
Read more
(02) I Am Not A Pedophil!
Alaistar menahan kekesalannya sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Ia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin dirinya disebut sebagai seorang pedofil? Jelas-jelas usia Alaistar dan si hoodie hiu tampak tidak terpaut jauh."Sepanjang 18 tahun gue hidup di dunia, baru kali ini ada yang menyebut gue sebagai pedofil," kata Alaistar seraya mengacak rambutnya dengan frustasi.“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Mereka hanya salah paham saja,” hibur David. Cowok itu sibuk mencari hashtag yang disebutkan oleh dua lelaki asing tadi di media sosial dan terkejut saat hasil pencariannya muncul.Ada satu akun utama berisi foto-foto Alaistar dan David yang sedang berbicara pada orang-orang yang melewati trotoar 'legendaris' itu. Banyak juga komentar-komentar yang menyuruh mereka untuk segera bertaubat. Selain itu, ada juga foto seorang anak kecil berhoodie hiu yang berada dalam gendongan sang ayah dengan wajah yang di blur. J
last updateLast Updated : 2021-06-16
Read more
(03) A Girl or A Boy?
Setibanya di rumah, Ryan langsung berjalan menuju kamar adiknya. Ia baru saja mendapat laporan dari Kavin bahwa adiknya itu bolos sekolah. Benar saja, setelah membuka pintu kamar adiknya, Ryan langsung disuguhi dengan pemandangan sang adik yang sedang tertidur lelap di ranjang. Pantas saja gadis itu menghiraukan semua panggilan telfon darinya.Iseng, Ryan melemparkan ransel sekolahnya ke atas ranjang. Guncangan yang tiba-tiba itu sontak membuat adiknya terbangun.Gadis itu mendengus sebal. "Ah Kak Ryan, ganggu aja deh," ujar sang adik. Gadis itu masih tetap berbaring di sana, sama sekali tidak berniat untuk beranjak. Ia malah mencoba memejamkan matanya kembali.“Kenapa hari ini kamu bolos sekolah?” Tanya Ryan. Semalam ia menginap di rumah Yovan untuk bertanding game dan berangkat sekolah dari sana. Ia tidak sempat mengawasi apakah adiknya sudah berangkat sekolah atau belum. Adiknya ini cerdas, namun sangat malas untuk masuk sekolah. Lain hal
last updateLast Updated : 2021-06-16
Read more
(04) Unreciprocated love
"Siapa sih yang mengajarkan Kak Ryan untuk menyelesaikan latihan soal seperti ini?!" Omel Ariana pada Ryan.Saat ini, mereka sedang berkumpul mengerjakan tugas sekolah bersama. Ini merupakan rutinitas mereka setiap hari, sebelum kemudian dilanjut dengan bermain game."Istirahat dulu aja yuk belajarnya. Yan, lebih baik kita main game dulu aja," ajak Yovan yang langsung diiringi dengan sorak gembira dari Ryan.Meskipun Ariana merasa jengkel karena Ryan terbebas dari latihan soal yang harus ia kerjakan, tetapi Ariana ikut senang karena Ryan dan Yovan bisa menghabiskan waktu berdua, meskipun itu hanya sebatas bermain game bersama.Sudah hampir dua jam, namun Yovan dan Ryan belum juga selesai bermain. Ariana yang bosan dan mengantuk pun sejak tadi hanya duduk di sofa sambil memeluk leher sang kakak dari belakang, dan menelusupkan wajahnya di sana. Sedangkan sang kakak nampak tidak terusik dan tetap asyik selonjoran di lantai sambil b
last updateLast Updated : 2021-06-19
Read more
(05) Am I Gay?
Semenjak pulang dari pencariannya akan si gadis berhoodie hiu, Alaistar lebih banyak diam dan berpikir. Tentunya berpikir apakah bisa hanya dalam waktu singkat, orientasi sex nya dapat berubah sedemikian rupa?Alaistar yakin belum sampai 24 jam yang lalu, ia masih menyukai perempuan--yang ternyata adalah seorang laki-laki. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya selama 18 tahun hidup Alaistar, bahwa dirinya adalah seorang gay. Insiden ini benar-benar membuat Alaistar terguncang. Ia seolah kehilangan arah. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.Alaistar menimbang-nimbang dalam hati. ‘Apakah gue benar-benar seorang gay? Jika benar bahwa gue adalah seorang gay, apakah gue bisa menerima dengan lapang dada terkait orientasi seksual yang baru gue ketahui ini? Lalu, bagaimana respon keluarga dan teman-teman gue nanti? Apakah mereka semua dapat menerima jika gue adalah seorang gay?’ batin Alaistar.Hembusan napas berat keluar dari bibir Al
last updateLast Updated : 2021-06-20
Read more
(06) Another Romeo Story
Alaistar kini duduk bersimpuh di lantai sambil terus menunduk. Ia sangat takut sekarang. Ia bahkan tidak berani menatap kedua orang tuanya yang duduk di sofa, melihatnya dengan rasa kecewa dan amarah yang sulit dibendung. Alasan lain adalah karena mamanya tidak berhenti menangis sejak tadi dan Alaistar sangat tidak tega melihatnya."Katakan pada kami, siapa pacar gay mu?!" bentak Papa Alaistar"Alaistar enggak berpacaran dengan cowok, Pa," jawab Alaistar takut-takut"Lalu apa maksudmu mengatakan kalau kamu itu gay?!"Terlalu banyak emosi yang ingin meluap, Alaistar bahkan tidak sadar ketika dirinya menangis. "Alaistar... Alaistar suka sama cowok, Pa." ujarnya sambil sesenggukan. Perasaan lelah, kesal, marah, sedih, dan bingung berkumpul menjadi satu. Selama ini, Alaistar tidak pernah berpikir bahwa dirinya adalah seorang penyuka sesama jenis. Bahkan saat ini pun, ia masih ragu dan terus menerka-nerka tentang perasaannya. Namun yang ia yakini sekarang adal
last updateLast Updated : 2021-06-22
Read more
(07) Strange
Layaknya rutinitas Ariana, Ryan, dan Yovan di hari sabtu, ketiganya kini sedang menikmati hari libur di ruang tamu rumah si kembar. Ariana bermain gitar sambil bersenandung, sedangkan Ryan dan Yovan asyik bermain game. Ketika ronde ketiga game mereka selesai, Ryan dan Yovan bermaksud istirahat sejenak dan membeli camilan saat suara notifikasi ponsel Ryan berbunyi.Yovan meraih ponsel kekasihnya itu dan mengernyit ketika membaca chat yang masuk dari nomor tidak dikenal. "Hai Ryan, gue Alaistar. Salam Kenal." Jarinya menekan layar, mencoba melihat foto profil orang asing tersebut lalu berdecak. Foto profil cowok itu hanya berupa siluet hitam saja. Akan tetapi, dilihat dari nama dan siluet tersebut, sudah jelas bahwa orang ini adalah laki-laki."Ryan! Siapa cowok ini? Untuk apa dia mengajak lo berkenalan?! Lo pernah bertemu dia sebelumnya?" bentak Yovan. Cowok itu sangat murka. Berani-beraninya ada orang asing yang mencoba mendekati kekasih tamp
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more
(08) There Is A Spy Between Us
Ryan memandang ke luar jendela kelas, kedua matanya menangkap sosok Kavin yang tengah berlari sekuat tenaga menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi tertutup. Satu menit lagi bel masuk berbunyi. Tidak biasanya Kavin terlambat ke sekolah. Biasanya, Kavin akan selalu berangkat jauh lebih awal agar dapat mengantar Ariana ke sekolah, setelahnya baru cowok itu beralih menuju SMA Pelita Bangsa. Namun sayangnya, hari ini Kavin terlambat bangun tidur. Ia bahkan tidak sempat menjemput Ariana hingga akhirnya harus merelakan gadis itu berangkat sekolah tanpa dirinya.Kavin masuk ke kelas dalam keadaan keringat bercucuran, rambut lepek, dan napas yang terengah-engah. Tubuh Kavin memang tidak bugar, ia jarang berolahraga dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain game dan menonton film. Cowok itu melemparkan tubuhnya ke kursi dan menatap Ryan yang duduk di sebelahnya masih dengan napas terengah-engah.“Adik lo…. Udah.. berangkat?” tanya Kavin
last updateLast Updated : 2021-06-27
Read more
(09) A Getaway Night
Yovan, Ryan, dan Kavin lebih suka berangkat dan pulang sekolah menggunakan bus. Mereka memang terbiasa dengan gaya hidup sederhana dan mandiri, terlepas dari kekayaan orang tua mereka. Sepanjang perjalanan pulang, Ryan dan Yovan sibuk bertanding game, sedangkan Kavin berbincang dengan kekasihnya melalui telfon. Hari itu adalah hari Jumat dan mereka bermaksud mampir ke sekolah Ariana dan mengajaknya kuliner malam. Ariana ada ekskul musik hari itu, sehingga harus pulang terlambat.Hari mulai gelap, Ryan, Yovan, dan Kavin memilih menunggu Ariana di depan ruang latihan musik. Ketiganya duduk selonjoran di lantai dan masih tetap fokus dengan kegiatan mereka masing-masing. Volume suara panggilan di ponsel Kavin cukup keras walaupun cowok itu tidak menggunakan mode speaker, sehingga sejak tadi Ryan dan Yovan seolah menguping pembicaraan pasangan kekasih itu.“Memangn
last updateLast Updated : 2021-07-04
Read more
(10) It's a Holiday Time!
“Lain kali kita order makanan via online aja deh. Gue enggak suka banget kalau ada paparazi kayak tadi,” keluh Yovan ketika mengingat insiden yang ia alami saat di restoran tadi. Cowok itu menghempaskan tubuhnya ke sofa besar di ruang tamu Si Kembar. Mereka baru saja pulang dari acara kuliner malam mereka yang melelahkan sekaligus mengenyangkan.Ariana menatap Yovan dengan bingung. “Paparazi? Kapan ada Paparazi?” Gadis itu kini berbaring di sofa panjang, dan meletakkan kedua kakinya di atas paha Ryan.“Sewaktu kamu pergi ke toilet,” jawabnya.Ariana terkekeh pelan. “Namanya juga makan bareng sama selebgram. Pasti ada aja yang begitu.”Yovan mendengus. Cowok itu senang atas kepopulerannya di media sosial, ia juga senang karena banyak orang yang menyukai permainan gitarnya yang ia posting di sana. Namun, ia merasa risih jika ada orang asing yang mengusik kehidupan pribadinya.Jauh sebe
last updateLast Updated : 2021-07-04
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status