Home / Romansa / Alaistar's Way To Ari / (03) A Girl or A Boy?

Share

(03) A Girl or A Boy?

Author: the lost doremi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setibanya di rumah, Ryan langsung berjalan menuju kamar adiknya. Ia baru saja mendapat laporan dari Kavin bahwa adiknya itu bolos sekolah. Benar saja, setelah membuka pintu kamar adiknya, Ryan langsung disuguhi dengan pemandangan sang adik yang sedang tertidur lelap di ranjang. Pantas saja gadis itu menghiraukan semua panggilan telfon darinya.

Iseng, Ryan melemparkan ransel sekolahnya ke atas ranjang. Guncangan yang tiba-tiba itu sontak membuat adiknya terbangun.

Gadis itu mendengus sebal. "Ah Kak Ryan, ganggu aja deh," ujar sang adik. Gadis itu masih tetap berbaring di sana, sama sekali tidak berniat untuk beranjak. Ia malah mencoba memejamkan matanya kembali.

“Kenapa hari ini kamu bolos sekolah?” Tanya Ryan. Semalam ia menginap di rumah Yovan untuk bertanding game dan berangkat sekolah dari sana. Ia tidak sempat mengawasi apakah adiknya sudah berangkat sekolah atau belum. Adiknya ini cerdas, namun sangat malas untuk masuk sekolah. Lain halnya dengan Ryan, ia tidak pernah bisa menyaingi kecerdasan sang adik. Ia merupakan tipe orang pelupa, khususnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran sekolah.

Ryan dan adiknya tidak bersekolah di tempat yang sama. Ryan bersekolah di sekolah khusus pria, sedangkan sang adik bersekolah di sekolah campuran yang berlokasi tak jauh dari rumah.

Sang adik mengucek matanya pelan. “Aku kesiangan, Kak. Aku baru benar-benar bangun jam 11 siang, jadi aku lanjut tidur lagi aja. Kakak enggak membangunkan aku sih.”

“Kakak juga terlambat bangun. Kakak benar-benar lupa untuk menelfon dan membangunkanmu. Lagi pula, tadi pagi Kavin sudah datang ke sini untuk mengantar kamu ke sekolah, kan?”

Gadis itu mengubah posisi menjadi duduk. Ia mengamati sang kakak yang sibuk mengeluarkan barang-barang dari tasnya. Kakaknya itu memang sering kali lupa kalau ini bukan kamarnya, lalu kerap kali meletakkan barang-barang dan menumpang mandi di kamar sang adik. “Kavin sudah aku usir. Dia mengganggu tidurku. By the way, ini kamarku, Kak."

Ryan seakan baru tersadar lalu terkekeh pelan. “Oh iya, hehe. Ya sudah enggak apa-apa. Kakak mau mandi dulu. Kamu juga bangun dong. Jangan diam di kasur melulu. Setelah Kakak selesai mandi, kita cari makan yuk. Nanti Kavin dan Yovan menyusul,” kata Ryan sambil membuka seragam sekolahnya dan meninggalkannya di lantai. Cowok itu berjalan ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamar tidur sang adik.

“Ya sudah, kalau begitu aku beres-beres dulu deh,” jawab sang adik. Gadis itu memungut seragam kakaknya yang berserakan di lantai kamar. Ia melihat ada semacam noda kopi yang sudah mengering.

Si adik mendengus kesal. "Kak, kenapa seragamnya bisa sampai kotor begini sih? Nanti aku kesulitan mencucinya!" Teriaknya. Jengkel, ia mematikan lampu kamar mandi dan berjalan keluar kamar untuk mencuci baju.

"ARIANAAAA !!!"

*****

Sesampainya di restoran, Ryan dan Ariana menghampiri Kavin dan Yovan yang sudah tiba lebih dulu. Kalau saja Ariana tidak menceramahi Ryan tentang bagaimana ia harus selalu menjaga pakaiannya dari noda-noda yang sulit hilang agar sang adik tidak kesulitan dalam mencuci pakaian, mereka pasti sudah datang 30 menit lebih awal. Adiknya itu memang sangat cerewet.

Yovan menatap kedua anak kembar yang lebih muda satu tahun darinya itu sambil terkekeh pelan. Yovan sudah diberitahu oleh Ryan terkait alasan yang membuat mereka terlambat. Ariana yang notabene lebih muda 7 menit dibandingkan Ryan memang galak dan buas layaknya hiu saat marah. Ariana tidak akan peduli, mau itu adalah saudara kembarnya sendiri atau bukan. Ia akan langsung menyemprot orang yang membuatnya marah.

Ryan dan Ariana bak pinang dibelah dua. Mereka adalah kembar identik. Tinggi badan keduanya bahkan hampir sama, membuat orang lain semakin sulit membedakan mereka. Untungnya Ariana adalah tipikal cewek feminim namun galak yang gemar membiarkan rambutnya tergerai panjang, hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu poin pembeda antara keduanya. Namun, akan lain ceritanya jika libur panjang telah tiba dan Ryan membiarkan rambutnya tumbuh panjang.

Ryan, Ariana, Yovan, dan Kavin sudah bersahabat sejak kecil, bahkan ketika mereka masih duduk di taman kanak-kanak. Sejak kecil, mereka tidak pernah terpisahkan dan selalu menghabiskan waktu bersama setiap harinya. Namun, status persahabatan itu kini telah berubah untuk Yovan dan Ryan. Kini, mereka adalah sepasang kekasih.

Di balik kebersamaan mereka berempat selama ini, lambat laun Ariana pun tahu bahwa sang kakak memendam perasaan terhadap Yovan. Ariana selalu mengetahui bahwa jauh di dalam lubuk hatinya, sang kakak adalah seorang gay. Ariana tidak masalah dengan hal itu, karena mau seperti apapun kondisi sang kakak, Ariana akan tetap mencintainya.

Ariana bahkan merupakan orang yang sangat berperan penting dalam kemajuan hubungan Ryan dan Yovan hingga akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Meskipun sampai sekarang Yovan masih belum berani go public terkait hubungannya, namun Ariana yakin lambat laun hal itu akan terjadi. Sampai saat ini pun, orang yang mengetahui perihal hubungan Ryan dan Yovan hanyalah mereka, serta kedua orang tua Yovan dan Ryan. Mereka memang cukup terbuka akan hal tersebut sehingga tidak masalah jika anak mereka merupakan seorang gay.

Akibat hubungan sembunyi-sembunyi antara Yovan dan Ryan, mereka harus selalu menjaga sikap saat berada di luar. Ariana sering kali menjadi 'pawang' Yovan di luar sana. Ketika sang kakak tidak bisa mengontrol perilaku Yovan serta fansnya di depan umum agar tidak terlalu banyak menarik perhatian, maka Ariana lah yang akan maju.

Yovan memang bukan aktor. Hanya saja, Yovan sangat aktif di media sosial i*******m dan bisa disebut sebagai selebgram karena kepopulerannya. Apapun yang dilakukan Yovan, pasti para penggemarnya akan tahu dan postingan tentang kegiatannya akan berseliweran di mana-mana. Oleh karena itu, Yovan sangat menjaga privasinya. Ia tidak mau mereka mengusik hal pribadinya, sehingga Yovan juga tidak pernah mengupload kebersamaannya bersama keluarga maupun para sahabat. Feeds I*******m Yovan lebih banyak mencakup endorse dan hobi, yaitu bermain gitar.

Di sisi lain, ada Kavin. Cowok ceria ini seumuran dengan si kembar. Di sekolah, Kavin bahkan berada di kelas yang sama dengan Ryan. Namun di antara ketiga sahabatnya, Kavin cenderung lebih dekat dengan Ariana. Sama halnya dengan Ryan yang sebelumnya memendam perasaan terhadap Yovan, Ariana pun demikian. Kavin adalah cinta pertama Ariana. Akan tetapi, Ariana masih belum berani untuk mengutarakan perasaannya tersebut dan berhasil menutupinya hingga saat ini. Namun, mau seperti apa pun Ariana menutupinya, Ryan tetap mengetahui hal tersebut dan dapat membaca perasaan sang adik dengan sangat jelas.

"Guys, apa kalian sudah mendengar soal lelaki pedofil di dekat perempatan jalan menuju sekolah kita?" Tanya Yovan. Cowok itu sibuk melihat postingan di akun media sosialnya. Banyak sekali orang yang membahas hal itu di sana.

Ketiga sahabatnya itu menggeleng dan menatap Yovan dengan penasaran. "Apa tuh?" Tanya Kavin.

"Sekitar dua bulan ini, ada dua orang cowok yang selalu menunggu di trotoar dekat perempatan jalan menuju sekolah kita. Biasanya mereka ada di sana saat jam pulang sekolah. Mereka mencari seorang anak kecil berhoodie hiu yang masih duduk di bangku SD. Enggak ada yang tahu apa alasan di balik tindakan mereka itu. Setelah diselidiki, mereka bahkan enggak memiliki hubungan kekerabatan dengan anak kecil itu. Aneh banget deh. Sekarang juga lagi banyak sekali kasus-kasus pedofilia. Creepy banget, kan?" Jelas Yovan panjang lebar.

"Ya ampun, apa yang mau mereka lakukan pada anak kecil itu? Lalu kenapa mereka terus-menerus mencari orang yang sama? Apa sudah sampai ke tahap obsesi?" Tanya Ariana khawatir

"Enggak ada yang tahu, tapi dari tindakannya aja sudah sangat creepy. Jangan sampai mereka bertemu deh," jawab Yovan

"Amin," kata Ariana penuh harap

Kavin geleng-geleng kepala. "Dunia sudah menggila. Semakin banyak orang jahat yang berseliweran."

Ryan menatap Ariana dengan khawatir. "Ri, kamu jangan berkeliaran di sekitar sekolah Kakak dulu deh. Kakak khawatir."

Ariana mengangguk mengiyakan. "Iya, Kak. Lagi pula waktu itu aku ke sana hanya untuk mengantarkan baju futsal Kakak yang tertinggal, setelah itu aku sudah enggak pernah ke lingkungan sekolah Kakak lagi."

"Bagus. Setelah pulang dari sana pun dahi kamu benjol besar karena bertabrakan dengan orang asing di jalan. Kamu harus lebih berhati-hati lagi kalau keluar rumah sendirian," kata Yovan

"Iya, Kak," balas Ariana

By the way, nanti malam mau lanjut main game di rumah gue atau enggak?” tanya Ryan di sela-sela obrolan mereka.

“Gue skip dulu, nanti malam mau pergi sama cewek gue,” jawab Kavin.

Yovan dan Ryan hanya menjawabnya dengan anggukan, sedangkan Ariana berpura-pura sibuk menyantap makanannya. Gadis itu menghembuskan napas pelan. Hal inilah yang menahan Ariana untuk mengungkapkan perasaannya pada Kavin. Cowok itu sudah memiliki kekasih. Kekasih Kavin merupakan seorang gadis yang cowok itu temui di Mall. Kavin sudah jatuh hati saat pertama kali melihat gadis itu. Namanya Sisca. Tak ingin kehilangan kesempatan, Kavin langsung meminta kontak Sisca, mengajaknya berkenalan, lalu saling mengirimkan chat, kemudian berpacaran selama dua tahun ini. Selama dua tahun itu juga, Ariana harus menahan rasa sakit melihat kebersamaan Kavin dan sang kekasih hati.

She guesses, not everyone could be with the person they love.

To Be Continued

Related chapters

  • Alaistar's Way To Ari   (04) Unreciprocated love

    "Siapa sih yang mengajarkan Kak Ryan untuk menyelesaikan latihan soal seperti ini?!" Omel Ariana pada Ryan.Saat ini, mereka sedang berkumpul mengerjakan tugas sekolah bersama. Ini merupakan rutinitas mereka setiap hari, sebelum kemudian dilanjut dengan bermain game."Istirahat dulu aja yuk belajarnya. Yan, lebih baik kita main game dulu aja," ajak Yovan yang langsung diiringi dengan sorak gembira dari Ryan.Meskipun Ariana merasa jengkel karena Ryan terbebas dari latihan soal yang harus ia kerjakan, tetapi Ariana ikut senang karena Ryan dan Yovan bisa menghabiskan waktu berdua, meskipun itu hanya sebatas bermain game bersama.Sudah hampir dua jam, namun Yovan dan Ryan belum juga selesai bermain. Ariana yang bosan dan mengantuk pun sejak tadi hanya duduk di sofa sambil memeluk leher sang kakak dari belakang, dan menelusupkan wajahnya di sana. Sedangkan sang kakak nampak tidak terusik dan tetap asyik selonjoran di lantai sambil b

  • Alaistar's Way To Ari   (05) Am I Gay?

    Semenjak pulang dari pencariannya akan si gadis berhoodie hiu, Alaistar lebih banyak diam dan berpikir. Tentunya berpikir apakah bisa hanya dalam waktu singkat, orientasi sex nya dapat berubah sedemikian rupa?Alaistar yakin belum sampai 24 jam yang lalu, ia masih menyukai perempuan--yang ternyata adalah seorang laki-laki. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya selama 18 tahun hidup Alaistar, bahwa dirinya adalah seorang gay. Insiden ini benar-benar membuat Alaistar terguncang. Ia seolah kehilangan arah. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.Alaistar menimbang-nimbang dalam hati. ‘Apakah gue benar-benar seorang gay? Jika benar bahwa gue adalah seorang gay, apakah gue bisa menerima dengan lapang dada terkait orientasi seksual yang baru gue ketahui ini? Lalu, bagaimana respon keluarga dan teman-teman gue nanti? Apakah mereka semua dapat menerima jika gue adalah seorang gay?’ batin Alaistar.Hembusan napas berat keluar dari bibir Al

  • Alaistar's Way To Ari   (06) Another Romeo Story

    Alaistar kini duduk bersimpuh di lantai sambil terus menunduk. Ia sangat takut sekarang. Ia bahkan tidak berani menatap kedua orang tuanya yang duduk di sofa, melihatnya dengan rasa kecewa dan amarah yang sulit dibendung. Alasan lain adalah karena mamanya tidak berhenti menangis sejak tadi dan Alaistar sangat tidak tega melihatnya."Katakan pada kami, siapa pacar gay mu?!" bentak Papa Alaistar"Alaistar enggak berpacaran dengan cowok, Pa," jawab Alaistar takut-takut"Lalu apa maksudmu mengatakan kalau kamu itu gay?!"Terlalu banyak emosi yang ingin meluap, Alaistar bahkan tidak sadar ketika dirinya menangis. "Alaistar... Alaistar suka sama cowok, Pa." ujarnya sambil sesenggukan. Perasaan lelah, kesal, marah, sedih, dan bingung berkumpul menjadi satu. Selama ini, Alaistar tidak pernah berpikir bahwa dirinya adalah seorang penyuka sesama jenis. Bahkan saat ini pun, ia masih ragu dan terus menerka-nerka tentang perasaannya. Namun yang ia yakini sekarang adal

  • Alaistar's Way To Ari   (07) Strange

    Layaknya rutinitas Ariana, Ryan, dan Yovan di hari sabtu, ketiganya kini sedang menikmati hari libur di ruang tamu rumah si kembar. Ariana bermain gitar sambil bersenandung, sedangkan Ryan dan Yovan asyik bermain game. Ketika ronde ketiga game mereka selesai, Ryan dan Yovan bermaksud istirahat sejenak dan membeli camilan saat suara notifikasi ponsel Ryan berbunyi.Yovan meraih ponsel kekasihnya itu dan mengernyit ketika membaca chat yang masuk dari nomor tidak dikenal. "Hai Ryan, gue Alaistar. Salam Kenal." Jarinya menekan layar, mencoba melihat foto profil orang asing tersebut lalu berdecak. Foto profil cowok itu hanya berupa siluet hitam saja. Akan tetapi, dilihat dari nama dan siluet tersebut, sudah jelas bahwa orang ini adalah laki-laki."Ryan! Siapa cowok ini? Untuk apa dia mengajak lo berkenalan?! Lo pernah bertemu dia sebelumnya?" bentak Yovan. Cowok itu sangat murka. Berani-beraninya ada orang asing yang mencoba mendekati kekasih tamp

  • Alaistar's Way To Ari   (08) There Is A Spy Between Us

    Ryan memandang ke luar jendela kelas, kedua matanya menangkap sosok Kavin yang tengah berlari sekuat tenaga menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi tertutup. Satu menit lagi bel masuk berbunyi. Tidak biasanya Kavin terlambat ke sekolah. Biasanya, Kavin akan selalu berangkat jauh lebih awal agar dapat mengantar Ariana ke sekolah, setelahnya baru cowok itu beralih menuju SMA Pelita Bangsa. Namun sayangnya, hari ini Kavin terlambat bangun tidur. Ia bahkan tidak sempat menjemput Ariana hingga akhirnya harus merelakan gadis itu berangkat sekolah tanpa dirinya.Kavin masuk ke kelas dalam keadaan keringat bercucuran, rambut lepek, dan napas yang terengah-engah. Tubuh Kavin memang tidak bugar, ia jarang berolahraga dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain game dan menonton film. Cowok itu melemparkan tubuhnya ke kursi dan menatap Ryan yang duduk di sebelahnya masih dengan napas terengah-engah.“Adik lo…. Udah.. berangkat?” tanya Kavin

  • Alaistar's Way To Ari   (09) A Getaway Night

    Yovan, Ryan, dan Kavin lebih suka berangkat dan pulang sekolah menggunakan bus. Mereka memang terbiasa dengan gaya hidup sederhana dan mandiri, terlepas dari kekayaan orang tua mereka. Sepanjang perjalanan pulang, Ryan dan Yovan sibuk bertanding game, sedangkan Kavin berbincang dengan kekasihnya melalui telfon. Hari itu adalah hari Jumat dan mereka bermaksud mampir ke sekolah Ariana dan mengajaknya kuliner malam. Ariana ada ekskul musik hari itu, sehingga harus pulang terlambat.Hari mulai gelap, Ryan, Yovan, dan Kavin memilih menunggu Ariana di depan ruang latihan musik. Ketiganya duduk selonjoran di lantai dan masih tetap fokus dengan kegiatan mereka masing-masing. Volume suara panggilan di ponsel Kavin cukup keras walaupun cowok itu tidak menggunakan mode speaker, sehingga sejak tadi Ryan dan Yovan seolah menguping pembicaraan pasangan kekasih itu.“Memangn

  • Alaistar's Way To Ari   (10) It's a Holiday Time!

    “Lain kali kita order makanan via online aja deh. Gue enggak suka banget kalau ada paparazi kayak tadi,” keluh Yovan ketika mengingat insiden yang ia alami saat di restoran tadi. Cowok itu menghempaskan tubuhnya ke sofa besar di ruang tamu Si Kembar. Mereka baru saja pulang dari acara kuliner malam mereka yang melelahkan sekaligus mengenyangkan.Ariana menatap Yovan dengan bingung. “Paparazi? Kapan ada Paparazi?” Gadis itu kini berbaring di sofa panjang, dan meletakkan kedua kakinya di atas paha Ryan.“Sewaktu kamu pergi ke toilet,” jawabnya.Ariana terkekeh pelan. “Namanya juga makan bareng sama selebgram. Pasti ada aja yang begitu.”Yovan mendengus. Cowok itu senang atas kepopulerannya di media sosial, ia juga senang karena banyak orang yang menyukai permainan gitarnya yang ia posting di sana. Namun, ia merasa risih jika ada orang asing yang mengusik kehidupan pribadinya.Jauh sebe

  • Alaistar's Way To Ari   (11) BBQ, Are You Up for It?

    Yovan dan Ryan yang duduk di kursi depan tak henti-hentinya menghela napas berat, mencoba menenangkan diri mereka dan menahan amarah yang sejak tadi ingin membuncah keluar. Tak lama dari itu, Ariana muncul dan bermaksud untuk duduk di kursi tengah seperti semula, namun dibuat terkejut ketika menemukan sosok Sisca yang sedang duduk anteng di sana sembari memeluk erat lengan Kavin.“Hai Ari. Lo mau duduk di sini? Kayaknya enggak akan muat deh, bagaimana kalau lo duduk di kursi belakang aja?” tanya Sisca.Ariana dibuat speechless dengan perkataan Sisca barusan. Ia refleks melirik ke arah kursi belakang yang setengah bagiannya sudah penuh dengan barang bawaan mereka yang tak muat di bagasi. Ia memang akan muat untuk duduk di sana, tapi… apa gadis ini sudah gila?‘Cewek ini benar-benar,’ batinnya. Ia sangat ingin meneriaki Sisca, namun masih merasa tak enak dengan Kavin. Ia takut akan menyakiti perasaan Kavin jika ia melakukan

Latest chapter

  • Alaistar's Way To Ari   (21) Choices

    Sudah dua minggu Yovan dan Kavin menemani Si Kembar di Singapura. Kedua cowok itu harus segera pulang ke Jakarta dan kembali menjalani rutinitas mereka seperti sedia kala. Yovan harus segera mengikuti kelas persiapan ujian kelulusan, sedangkan Kavin pun harus kembali berkutat dengan pelajaran sekolahnya yang selama dua minggu ini terbengkalai.Hari itu, Ryan dan Ariana memutuskan untuk mengantar kepergian Yovan dan Kavin hingga ke bandara. Beberapa menit sebelum keberangkatan, keempat sahabat itu berpamitan dengan suasana sendu. Perpisahan antara Ryan dan Yovan tergolong singkat jika dibandingkan dengan perpisahan Yovan dan Ariana. Hanya dengan pelukan singkat dan tepukan di punggung Ryan, lalu Yovan langsung beralih ke Ariana. Kavin sampai geleng-geleng kepala melihatnya. Yovan memang termasuk tipe tsundere. Cowok itu tidak begitu suka memperlihatkan kemesraan di depan umum. Akan tetapi ketika hanya berdua dengan sang kekasih, akan berbeda lagi ceritanya.Yov

  • Alaistar's Way To Ari   (20) The New Feelings

    Ryan memasuki ruang perawatan papanya dengan perasaan kesal. Hatinya masih menahan amarah karena perkataan Kavin di cafetaria tadi. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Kavin. Bagaimana bisa cowok itu mengatakan bahwa dirinya dapat membahagiakan Ariana di saat cowok itu masih berhubungan dengan Sisca? Ryan tahu dengan jelas apa maksud tersirat di balik perkataan Kavin tersebut. Dan Ryan tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tidak di saat Kavin sendiri masih gamang terhadap perasaannya. Ia tidak ingin Ariana kembali terluka.Ryan menghempaskan tubuhnya di samping Ariana yang tengah sibuk dengan ponselnya. “Kenapa kamu belum makan?” tanya Ryan saat melihat kotak makanan yang ia bawa tadi masih terisi penuh tak tersentuh.Ariana mengalihkan pandangannya ke arah Ryan. “Aku menunggu Kak Ryan. Lebih enak kalau kita makan bersama.”Ryan tersenyum tipis. “Ayo kita makan,” kata Ryan. Cowok itu membantu sang adik membuka kotak

  • Alaistar's Way To Ari   (19) The Memories Have Been Told

    “Sebenarnya, apa yang telah terjadi antara lo dengan Ariana?” Satu kalimat yang keluar dari bibir Yovan itu cukup untuk membuat Kavin bungkam, tak tahu harus menjawab apa.Kavin merasa dilema. Ketika dirinya mengingat kejadian malam saat mereka berlibur ke Bandung, Ia tahu dengan jelas bahwa ia harus menuruti keinginan Ariana untuk tidak menceritakan kejadian malam itu kepada siapa pun. Akan tetapi, saat ini dirinya merasa tidak sanggup untuk memendam semuanya sendirian. Ia butuh meluapkan isi hatinya, tentunya ke orang yang dapat ia percaya. Dan menurut Kavin, Yovan pun tak masalah.Saat Kavin mengatakan ingin berbicara di tempat yang lebih privasi, cowok itu tidak tahu kalau Yovan akan turut mengajak Ryan. Cowok itu merasa salah langkah karena melupakan bahwa jika dianalogikan, maka Yovan dan Ryan adalah layaknya sendok dan garpu yang akan selalu berdampingan dan ikut serta ke mana pun salah satunya pergi. Kavin mengacak rambutnya dengan gusar saat meliha

  • Alaistar's Way To Ari   (18) Reduce to Tears

    Ariana, Ryan, Yovan, dan Kavin panik bukan main saat menerima kabar bahwa kedua orang tua Si Kembar mengalami kecelakaan lalu lintas dan langsung memesan penerbangan tercepat ke Singapura. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh keluarga Adhiatama itu jika acara liburan kedua orang tuanya akan berubah menjadi musibah, terlebih lagi di perayaan anniversary keduanya.Ariana dan Ryan sangat terguncang ketika mendapat kabar bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Terlebih lagi saat Si Kembar, Yovan, dan Kavin tiba di Singapura, mereka harus dikejutkan kembali dengan kabar bahwa nyawa sang mama tidak bisa diselamatkan.Ariana sangat terpukul. Gadis itu tak henti-hentinya menangis. Ryan yang sama terpukulnya dengan Ariana, harus berperan menjadi sosok yang lebih kuat untuk menjaga adiknya, meyakinkan Ariana bahwa semuanya akan baik-baik saja. Acara pemakaman sang Mama baru saja selesai, sedangkan Papa Si Kembar masih terbaring koma di rumah sakit.Se

  • Alaistar's Way To Ari   (17) You Are Getting Further Away

    "Sekarang gue tahu kenapa di lapangan tadi bisa ramai banget seperti itu. Penggemarnya Yovan pasti sudah tahu kalau Yovan mau ke sana. Tapi yang membuat gue terkejut adalah Yovan sama sekali enggak bermain futsal dan ke sana hanya untuk menjemput Ryan," jelas David.David melemparkan sekaleng minuman dingin ke arah Alaistar yang langsung dengan sigap di raih oleh cowok itu. Melihat itu, David mendesah kecewa. ‘Seharusnya minuman itu jatuh tepat di atas kepala sahabatnya,’ batin David iseng."Bukankah Adrian pernah mengatakan kalau mereka memang berteman dekat? Gue pikir enggak ada yang salah dari menjemput teman dekat seperti itu,” ujar Alaistar sambil mengendikkan bahu.David melirik Alaistar dengan sinis. "Kita berteman dekat, tetapi lo enggak pernah sekali pun menjemput gue," ucap David.Alaistar mendengus. "Ah sudah lah. Apa pentingnya sih mengurus itu sekarang?""Lalu kita harus mengurus apa sekarang?" tanya David.Ala

  • Alaistar's Way To Ari   (16) Truth

    "Teman-teman mengajak kita bermain futsal jam 10 nanti. Ikut saja yuk," ajak David setelah membaca chat di ponselnya. Setiap akhir pekan, David rutin menginap di rumah Alaistar untuk bermain game seharian di sana. Sudah 5 ronde mereka selesaikan dan David mulai bosan. Ia butuh melakukan hal lain.Alaistar terlihat ragu. Ia merasa lelah dan ingin bergelung dalam selimut lalu tidur hingga esok hari. Namun di sisi lain, ia juga membutuhkan udara segar. Kepalanya terasa penat karena berada di ruangan tertutup terlalu lama."Ayo, daripada lo hanya berdiam di sini meratapi keychain hiu yang pemiliknya jelas-jelas sudah memblokir kontak Whatsapplo. Bukankah akan lebih baik kalau kitarefreshingterlebih dahulu? Setelah itu, kita cari cara untuk lo berkenalan dengan Ryan,” bujuk David. David sudah hafal betul apa yang akan dilakukan Alaistar saat sendirian dan cowok itu sudah muak melihat tingkah sahabatnya yan

  • Alaistar's Way To Ari   (15) His Star Pin

    Pagi itu, Kavin tidak muncul untuk mengantar Ariana ke sekolah seperti biasanya. Nampaknya, lelaki itu sedang berusaha menuruti permintaan Ariana. Berangkat ke sekolah tanpa Kavin memang terasa lebih sepi, tidak ada lagi yang mengganggunya dengan jokes ala bapak-bapak, menjahilinya, atau pun menertawakan kecerobohannya. Ya, ia harus mulai terbiasa tanpa kehadiran Kavin di sisinya.Ariana kehilangan semangatnya untuk berangkat ke sekolah. Derap langkahnya nampak lesu dan tidak bertenaga. Yang Ariana inginkan sekarang adalah bergelung dalam selimutnya dan kembali ke alam mimpi. Setidaknya, di sana ia dapat memperoleh semua yang ia inginkan, berbeda 180 derajat dibandingkan dengan kenyataan yang ia alami.Kaki Ariana menendang setiap batu kerikil yang ia temui di jalan dan beberapa kali hampir terjatuh karenanya. Ariana tentu tidak menyadari ada sosok Kavin yang begitu was-was memperhatikan setiap gerak-geriknya dan menahan napas setiap kali gadis itu hampir terj

  • Alaistar's Way To Ari   (14) Ups, That Was So Close

    Sepulangnya Ryan, Ariana, dan Yovan dari Bandung, mereka kembali bersantai menikmati hari minggu yang tersisa di rumah si kembar. Sedangkan Kavin langsung mengantarkan Sisca pulang. Ryan dan Yovan tidak berniat menanyakan lebih jauh tentang permasalahan antara adik kesayangan mereka itu dengan Kavin. Raut wajah Ariana memancarkan perasaan sedih yang ditutupi dengan ekspresi dingin dari gadis itu. Ryan tidak ingin membuat adiknya lebih sedih lagi dengan kembali membahas apa yang sudah terjadi. Akan ada waktu di mana Ariana dapat bercerita padanya, yaitu saat gadis itu sudah bisa berdamai dengan suasana hatinya kini. Cowok itu memilih untuk membelikan Ariana berbagai jenis camilan yang disukai gadis itu, berharap bisa sedikit menghibur hati Ariana. Yovan yang dari awal memang tidak mengetahui perihal perasaan Ariana pada Kavin pun tidak memiliki petunjuk sedikit pun mengenai apa yang terjadi. Ia hanya menduga bahwa Ariana dan Kavin bertengkar hebat dan Ariana m

  • Alaistar's Way To Ari   (13) The Cold Shoulder

    Keesokkan harinya, Ryan, Ariana, Yovan, Kavin, dan Sisca bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Ryan dan Yovan sibuk memasukkan barang bawaan mereka ke bagasi, sedangkan Ariana masih mengemas barang-barangnya di kamar. Gadis itu terlambat bangun, padahal Ryan sudah berkali-kali mengguncang tubuh sang adik, tetapi tak ada respon. Ariana tidur layaknya orang pingsan. Hampir saja Ryan memanggil ambulance kalau saja adik kesayangannya itu tak kunjung bangun. Sebelum pergi ke parkiran depan, Ryan berpesan pada Ariana untuk menelfonnya jika gadis itu sudah selesai mengemas barang-barang agar Ryan bisa membawakan ransel gadis itu ke mobil. Akan tetapi, Ariana berinisiatif untuk membawa ransel itu sendiri, berikut dengan sebuah kotak berukuran besar berisi camilannya untuk ia konsumsi selama perjalanan pulang. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan hati-hati saat menuruni tangga. Akan tetapi, Kavin yang kebetulan baru keluar dari toilet pun buru-buru menahan tangan A

DMCA.com Protection Status