Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!

Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!

last updateLast Updated : 2022-07-25
By:  Black rose  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
25Chapters
5.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Anisa Rahmawati dinikahi seorang duda satu anak bernama Arman Hermansyah, pada awalnya Anisa sangat mencintai suaminya. Namun di hari keempat pernikahannya semuanya berubah. Anisa memergokinya suaminya sedang berselingkuh dengan wanita lain yang nyatanya keduanya telah menjalani hubungan sebelum pernikahannya Arman dan Anisa. Usai perselingkuhan suaminya terungkap, Anisa merasa sangat kecewa karena tahu alasan utama Arman menikahi dirinya hanya untuk dijadikan pelayan gratisan. Satu persatu aksi dilakukan Anisa dan keluarganya untuk membalas setiap perlakuan Arman pada Anisa, hingga Anisa mendapatkan keadilan dan membuka lembaran baru dihidupnya.

View More

Latest chapter

Free Preview

Hari keempat pernikahan.

"Anisa maukah kamu menjadi istri dan ibu sambung untuk Kayla?" tanya mas Arman saat itu. "Iya Mas, demi Kayla aku mau jadi istrimu," jawabku yakin pada mas Arman.**Setelah menikah aku langsung diboyong ke rumahnya di Jakarta karena mas Arman banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal terlalu lama.Bahagia rasanya karena anak sambungku menerimaku dengan baik, bahkan kami sudah sangat lengket seperti sudah lama kenal padahal kami bertemu pertama kali saat ijab kabul pernikahanku dan Papanya.Pertama-tama aku di ajak berkeliling rumah bernuansa putih yang memiliki dua lantai, taman, kolam renang, dan fasilitas lainnya yang lumayan mewah hampir mirip dengan rumah orangtuaku.Aku Anisa Rahmawati, menikah dengan duda anak satu yaitu Arman Hermansyah seorang manajer di salah satu perusahaan ternama. Kami bertemu di cafe favoritku, saat itu aku sendirian di cafe tak sengaja kami bertabrakan kemudian berkenalan.Disana ia bercerita jika sedang bersedih karena istri tercintanya telah meningg

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
25 Chapters

Hari keempat pernikahan.

"Anisa maukah kamu menjadi istri dan ibu sambung untuk Kayla?" tanya mas Arman saat itu. "Iya Mas, demi Kayla aku mau jadi istrimu," jawabku yakin pada mas Arman.**Setelah menikah aku langsung diboyong ke rumahnya di Jakarta karena mas Arman banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal terlalu lama.Bahagia rasanya karena anak sambungku menerimaku dengan baik, bahkan kami sudah sangat lengket seperti sudah lama kenal padahal kami bertemu pertama kali saat ijab kabul pernikahanku dan Papanya.Pertama-tama aku di ajak berkeliling rumah bernuansa putih yang memiliki dua lantai, taman, kolam renang, dan fasilitas lainnya yang lumayan mewah hampir mirip dengan rumah orangtuaku.Aku Anisa Rahmawati, menikah dengan duda anak satu yaitu Arman Hermansyah seorang manajer di salah satu perusahaan ternama. Kami bertemu di cafe favoritku, saat itu aku sendirian di cafe tak sengaja kami bertabrakan kemudian berkenalan.Disana ia bercerita jika sedang bersedih karena istri tercintanya telah meningg
Read more

Kenyataan pahit.

Tanpa sedikitpun merasa bersalah mas Arman justru menggandeng mesra Nita dan sengaja membuatku semakin terbakar oleh api cemburu."Makanya jangan terlalu pede dulu, aku menikahimu karena Kayla tidak cocok dengan Nita, aku juga butuh orang untuk mengurus rumah dan menjaga Kayla,""Apa katamu Mas?" tanyaku masih tak percaya dengan ucapan mas Arman."Aku menikahimu supaya ada yang menjaga kayla," "Jadi kamu cuma anggap aku baby sister anakmu Mas?""No, no lebih tepatnya babu gratisan," balas Nita disertai tawa oleh keduanya."Sadar diri dong, nggak mungkin seorang mas Arman jatuh cinta sama perempuan miskin kayak kamu nggak pantes," lanjutnya.Tanpa memperdulikan keberadaan dan kekecewaanku Mas Arman dan kekasihnya pergi sambil terus menertawakan penderitaanku.Banjir sudah buliran air bening ini ke pipi, sakit, sedih, kecewa, marah semua menjadi satu mengapa ini harus terjadi padamu Anisa.... dosa apa yang telah kau berbuat hingga harus menanggung semua Kenyataan pahit ini."Mama......
Read more

Pesan dari Ibu.

"Heh budek ya? denger gak gara-gara kamu Nayla nangis terus nih," katanya lagi dengan nada ketus terdengar pula tangisan lirih Kayla.Rupanya wanita itu yang sedang berbicara denganku saat ini, ya memang karena kecerobohanku Kayla menangis seperti saat ini. "Iya maaf, sekarang dimana Kayla?" tanyaku."Di rumah, cepat pulang gue sama mas Arman sibuk!" jawabanya kemudian mematikan ponselnya begitu saja.Kutarik nafas panjang, ingin sekali berkata kasar padanya. Namun aku pun sadar ini juga adalah kesalahanku, saat ini aku hanya harus cepat-cepat sampai dirumah."Mama Nisa ......," ucap Kayla saat melihatku sembari berlari ke arahku dan memelukku."Iya sayang.... maafin Mama Nisa ya," kataku sambil menenangkannya."Kamu tuh dari mana saja sih? jemput Kayla saja tidak beres!" bentak mas Arman saking emosinya wajah mas Arman memerah terdengar pula gemeretakan giginya."Maaf Mas aku kecapean kerjain pekerjaan rumah, jadinya lupa jemput Kayla," jawabku dengan wajah menunduk, sadar akan kece
Read more

Pesanan catering mas Arman.

[Ayo sayang ceritakan pada kami, jangan pernah sembunyikan kesedihanmu dari kami Nisa]Lagi-lagi ibu mengirimkan pesan seperti ini, seolah-olah Ibu tahu apa yang sebenarnya aku alami.[Maaf Bu aku pergi dulu jemput anak sambungku takutnya nanti telat, nanti kita lanjut lagi ya] balasku lagi-lagi aku berbohong, sebenarnya masih satu jam lagi Kayla pulang aku hanya malu mengakui semua ini pada mereka, aku takut mereka akan sedih.[Baiklah Nisa] balas ibu.Mataku mulai pedih dan mengembun pesan-pesan dari ibu membuatku semakin merasa bersalah pada orangtuaku, sikapku yang tak mendengarkan nasehat mereka membawaku dalam relung derita.Apakah seharusnya aku memberi mereka tentang keadaanku sekarang ini? tapi aku tidak ingin mereka sedih nantinya, apalagi aku anak semata wayangnya mereka bisa saja murka dan membawa masalahku ke jalur hukum untuk memberi pelajaran pada mas Arman.Sebenarnya aku juga ingin mengakhiri semua ini, tapi Kayla aku tak tega meninggalkannya.Kasihan siapa yang akan
Read more

Acara pertunangan.

"Ma kita ke taman dulu yuk! Kayla pengen main disana," kata Kayla sambil mendekap erat boneka kesayangannya."Oke." balasku sambil fokus menyetir.Sesuai permintaan Kayla aku memberhentikan mobil di taman yang tampak sudah mulai ramai, karena di hari libur banyak orang yang mengunjungi taman sekedar menghilangkan penat setelah sepekan bekerja."Mama Nisa .... itu ada teman Kayla dan mamanya ayo kita kesana Ma!" ajaknya sambil menarik tanganku dan berjalan ke arah teman yang di maksudnya."Nana....." panggil Kayla pada temannya."Kayla kamu disini juga," balas temannya yang bernama Nana itu."Maaf mbak siapa nak Kayla ya? kok say baru lihat," tanya Mamanya Nana."Saya Anisa bu, ibu sambung kayla," jawabku memperkenalkan diri."Nikahnya kapan ya? kan ibu kandungnya Kayla meninggal baru sebulan lalu," tanyanya lagi."Saya dan mas Arman baru satu minggu menikah," "Owh pantesan say baru lihat,"Jadi ibu kandung Kayla meninggal baru sebulan? tapi kata mas Arman istrinya sudah tujuh bulan
Read more

Mengunjungi Mama dan Papa

Usai sudah perjalanan hari ini, badanku begitu lelah karena membawa Kayla berkeliling kota seharian. Perutku terasa mual, mungkin karena aku kurang makan nasi yang membuat asam lambungku naik. Kepalaku menjadi pusing saat melihat berbagai kekacauan di dapur jangan ditanya lagi, berantakan itulah kondisi dapur ini sekarang. Kubuka rice cooker berharap ada nasi disana yang bisa kumakan tapi nihil sebiji pun tak ada. Kuhembuskan kasar nafasku kesal, lelah, lapar, semua jadi satu ingin sekali ku berteriak memanggil bibi agar segera menyiapkan makanan untukku, tapi kusadar diri dimana aku berada. "Heh ngapain bengong buruan beresin tuh," kata mas Arman membuyarkan lamunanku. Tak ingin mendengar lebih lagi banyak kata-katanya yang menyayat hati, tangan ini spontan bergerak dan membereskan semua kekacauan di rumah ini walau perut ini tak bisa diajak kompromi. *** Ting! bunyi notifikasi dari ponselku. [Nisa Mama dan Papa sudah sampai di Jakarta, sekarang kami sudah di rumah] ah rupany
Read more

Percobaan bunuh diri

"Kamu tau waktu gak sih? sudah sore begini belum sampe dirumah , pulang sekarang atau gak usah kembali lagi!" kata mas Arman dari seberang nada bicara begitu ketus sambungan teleponnya pun langsung dimatikan, benar-benar manusia tidak punya hati. Ku tahan buliran air bening yang siap meluncur bebas kapanpun, lekas kuusap kedua mataku menggunakan punggung tangan agar Mama dan Papa tidak curiga denganku. "Ma Nisa pamit dulu ya sudah sore takut nanti mas Arman khawatir," pamitku pada Mama yang sedang mempersiapkan menu untuk makan malam nanti. "Berarti kita nggak makan malam bareng dong sayang, yasudah kamu hati-hati ya dijalan," **** Sekitar pukul 06.20 petang aku baru sampai di rumah mas Arman, wajah dinginnya menyambut kedatanganku air mukanya menggambarkan jika mas Arman sedang kesal dan menahan amarah. "Assalamualaikum Mas," salamku. "hmmm," begitu balasnya sungguh membalas salamku dengan ucapan yang benar pun berat baginya. "Masih ingat pulang rupanya ya," ucapnya dingin.
Read more

Ancaman Nita

"Menjanda? apa maksudnya Mas?" tanyaku penuh rasa penasaran. "Bukan apa-apa, lupakan!" Dasar manusia aneh dia yang bertanya, dia pula yang tak ingin membahasnya. Tanpa basa-basi lagi mas Arman merapikan jas ya dan menenteng tas kerjanya dan berangkat ke kantor. Inilah rumah tanggaku yang katanya pengantin baru tapi tidak ada kemesraan di dalamnya. Dengan cekatan tangan ini membereskan dan merapikan rumah sebesar ini. Harusnya ada asisten rumah tangga yang membantuku untuk mengerjakan ini semua, tapi apalah daya aku tak bisa meminta itu dari pria yang KATANYA adalah Suamiku. Karena hari ini aku tidak perlu menjemput Kayla di sekolah, maka kuputuskan mengisi waktu yang kosong ini dengan membaca novel secara online di ponsel. Sedari dulu aku memang sekali membaca novel, apalagi novel romantis itulah mengapa aku ngebet nikah sama mas Arman ya supaya bisa romantis-romantisan sama pasangan halal. Memang ya ekspetasi akan berbeda jauh dengan realita seperti yang aku alami saat ini. Di
Read more

Pembalasan licik Anisa.

"Beraninya kamu ngomong begitu sama Anita?" kata mas Arman dengan suara lantang, aku yakin Nita di sana sedang senyum penuh kemenangan. "Memang kenapa Mas kan memang benar kan," balasku sesantai mungkin, aku sudah tak selemah kemarin Mas. "Kamu minta maaf sama Nita sekarang atau..." "Atau apa mas?" "Aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari sekarang!" Mas Arman mengancam ku. "Ya sudah lakukan saja hidupku memang sudah menderita sejak menikah denganmu Mas," tantang ku. "Oke kalau itu mau mu," "Baiklah Mas tapi jangan marah kalau Bibi Kayla dan keluargamu tau jika aku ini adalah istri barumu yang sah!" kataku dengan suara lantang. Tut Tut Tut ...... Mereka memutuskan sambungan telepon secara sepihak, apakah kata kataku tadi berhasil menciutkan nyali keduanya? ah entahlah yang penting aku sudah puas karena sudah tidak terlihat lemah lagi di hadapan keduanya. **** Suara deru mesin mobil mas Arman sudah terdengar, tapi tumben hari ini dia pulang lebih awal biasanya kan dia a
Read more

Malam terburuk

"Nita sudah cukup!" kata mas Arman tiba-tiba. "Tapi sayang aku begini karena kelakuan istri kamu yang gak becus itu," "Mungkin kamu yang salah makan tadi kalau Nisa yang gak bener masaknya pasti aku juga akan sakit perut buktinya hanya kamu kan yang bermasalah," "Kamu belain dia sayang? dia udah bikin aku keracunan tau," "Lebih baik kamu sekarang ke kamar mandi tuntaskan hajatmu daripada membuat keributan disini," balas mas Arman dengan tatapan dingin pada Nita. Wah rasanya aku tak percaya melihat rencana licik ku sukses membuat mereka berselisih, ini baru awal Nita tunggu saja pembalasan selanjutnya. "Kamu tega Mas! hiks hiks hiks," ucap Nita meninggalkan meja makan sambil menangis. Padahal aku memberi obat pencahar dalam makanan Nita hanya sedikit, tapi efeknya bekerja dengan cepat. Maafkan aku Nita bukan maksudku untuk meracuni mu tapi kalau hanya dengan omongan kau tidak akan pernah mendengar ku mungkin dengan cara seperti ini kau akan mundur dan melepaskan mas Arman. Ki
Read more
DMCA.com Protection Status