Izah, gadis desa yang selalu di janjikan sebuah pernikahan oleh tunangannya, Kevin. Namun, di saat pernikahan hampir hari H, Kevin meminta untuk di batalkan dan di tunda hingga waktu yang di tentukan olehnya. Bukan cuma sekali, tapi sudah ke sekian kali pernikahan itu di batalkan sepihak oleh Kevin. Cinta dan sayang yang teramat dalam membuat Izah tutup mata dan telinga atas segala hinaan dan cacian dari tetangga karena pernikahannya yang selalu batal dan usianya yang sudah tak muda lagi. Menjalani hubungan jarak jauh, tak mudah di lewati bagi dua sejoli ini. Begitu banyak godaan dan rintangan yang harus mereka hadapi. Serta sulitnya berkomunikasi juga turut mempersulit hubungan mereka. Entah sampai kapan Izah akan mampu bertahan dengan segala gunjingan untuknya dan keluarganya serta samapi kapankah ia akan sabar menunggu Kevin hingga lelaki itu benar-benar akan menjadikan ia pengantinnya?
Lihat lebih banyak"Kevin, katakan pada ayah apa maksud perkataan papamu di telfon tadi!?"Tanya Hendra saat mereka sudah tiba di rumah."Maafkan kevin yah, kalau kebakaran kebun kita ini adalah Kevin penyebabnya. Kevin kabur dari rumah papa.""Kenapa?""Papa memintaku untuk menikah dengan Mona, yah. Rencananya pernikahan itu akan diselenggarakan hari ini juga.""Kenapa bisa seperti itu?""Entahlah, Bun. Menurut pemikiran Kevin, mungkin Mona sudah hamil duluan.""Kenapa papamu harus menyuruh kamu yang menikahi Mona, kenapa bukan lelaki yang menghamilinya itu?""Kevin juga nggak tahu, Bunda.""Keterlaluan mas Ferdy, demi orang lain dia mau mengorbankan putranya sendiri!""Sudah tak apa, nilai kerugian itu tak sebanding dengan nilai kebahagiaanmu. Fokuslah mengurusi pernikahanmu yang sudah tinggal delapan hari lagi.""Terimakasih, Ayah."****Sore hari, sebuah taksi baru saja terparkir dihalaman rumah Izah. Seoran
7. Ferdy Berulah"Ma, tolong jelaskan kepada Kevin! Apa maksud mama membohongi Kevin dan keluarga Kevin?" tanya Kevin saat mereka berkumpul di ruang keluarga. Di sana terdapat Ferdy, Calista serta Mona."Tanyakan saja pada papamu!" jawab Calista."Pa?""Papa akan mengajarkan kamu mengurus perusahaan milik papa, agar kamu bisa menggantikan papa memegang kepemimpinan perusahaan yang saat ini papa kelola.""Kenapa harus Kevin?""Karena anak papa hanya kamu!""Kenapa dadakan begini, pa? Dan kenapa harus berbohong?""Ini sudah papa rencanakan dari jauh hari, tapi, sebelum kamu belajar menjadi pemimpin, kamu harus punya pendamping terlebih dahulu untuk menemanimu.""Untuk itu, papa tenang saja, sembilan hari lagi Kevin akan menikah, Pa. Sebenarnya lusa Kevin mau kesini sama ayah dan bunda untuk memberitahu papa kalau Kevin mau nikah, tapi mama keburu jemput Kevin.""Tak usah menunggu sembilan hari, besok kam
Izah baru saja tiba di rumah saat adzan Isya' berkumandang lima belas menit yang lalu. gadis yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya itu, terlihat begitu sangat kelelahan. Bagaimana tidak? Waktu ke mall dari sore, budhe Sima tak memberinya waktu istirahat, mereka terus mengelilingi mall mencari baju serta yang lainnya sebagai hadiah untuk Izah di acara pernikahannya nanti. "Sebaiknya budhe istirahat saja dulu di kamar Izah, Izah mau mandi dulu, gerah!" "Budhe juga pengen mandi, ya, sudah, kamu duluan saja mandinya. Kalau sudah selesai kabari budhe!" "Baik, budhe." "Mama, Fitri pengen mandi sama ente Izah, boleh ya?" Tanya Fitri bocah perempuan yang berumur tujuh tahun yang merupakan anak kedua dari budhe Sima. "Kamu cuci muka saja, sudah malam takut masuk angin." "Tapi aku pengen mandi, Ma." "Tete buatin air hangat mau? Ntar Fitri mandinya pake air hangat." "Mau, mau, mau!" Izah pun menuju dapur unt
"Assalamualaikum, permisi!" Ucapan salam seseorang di depan pintu rumah Bu Sarah membuat orang-orang yang ada di dalam penasaran siapakah orang yang bertamu sepagi ini. Lihatlah! jam masih menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit. Para ibu-ibu pun yang sedang menyapu halaman rumah turut kepo dengan kedatangan seorang ibu-ibu dengan tampilan glamournya. Di musim kemarau ini, cuaca pada pagi dan malam hari akan terasa begitu dingin. Apalagi tinggal di desa yang tidak begitu padat penduduk, yang di sekelilingnya di penuhi dengan sawah serta ladang sehingga angin semakin kencang bertiup membuat cuaca terasa sangat dingin di dua waktu tersebut. "Waalaikum salam," jawab Bu Sarah sambil membuka pintu. Saat tahu siapa yang bertamu, bu Sarah begitu kaget dengan kehadiran orang di depannya. "Maaf, mbak. Pagi-pagi gini saya sudah bertamu!" "Calista, masuklah!" "Kevin, Keluarlah! ada Calista, istri papamu!" "Bentar, Bun
"Jum, ini kamu kupas bawangnya ya!""Sri, airnya sudah panas?""Sudah, Bu Dewi,""Adonannya sudah nih, tinggal di masukin oven!""Aku ke pasar dulu ya, ada yang kurang!""Itu jahenya di tambah, ya Mpok!""Sekalian, kamu giling kelapanya ya!""ambilkan baskom di rak, dik!""Sendoknya kurang 20.""Bumbunya diblender ajah!""Minta minyak dong, ini kalau di tinggal takut gosong!"Dan masih banyak lagi kegaduhan yang terjadi di rumah Bu Fatma. Rumah yang sederhana itu tampak ramai oleh ibu ibu kompleks yang sedang rewang untuk persiapan pernikahan Izah yang kurang sepuluh hari lagi. Begitulah di desa, kalau mau mengadakan hajatan. Jika di kota, makanan dan minuman, serta kue dan bingkisan untuk tamu tinggal pesan tanpa harus repot-repot membuat sendiri, beda halnya di desa, semua makanan yang akan di sajikan di buat oleh tangan ibu-ibu kompleks dengan resep sendiri."Bu, H
Plak!!!"Dasar anak tak tahu di untung! Katakan pada papi, siapa yang telah menghamilimu, Mona?!"Satu tamparan serta cacian di layangkan kepada seorang gadis, ah, bukan, di sudah bukan gadis lagi, yang tengah berlutut di kaki sepasang paruh baya yang menatapnya dengan penuh amarah."Ampuni, Mona, mami, papi!""Mami sama papi gak butuh kata ampun, Mona! Kami butuh jawaban kamu, siapa yang menghamili kamu?!"Perempuan yang bernama Mona itu tetap terduduk dan menangis tergugu tanpa berniat menjawab pertanyaan kedua orang di hadapannya. Tuan Ferdi dan Nyonya Calista"Apa yang akan mami katakan kepada papa dan mamamu, Mona? Kedua orang tuamu menitipkan kamu kepada mami sama papi untuk di jaga, tapi kamu!"plak!!Lagi-lagi tamparan yang begitu keras mendarat di pipi Mona. Perempuan itu hanya pasrah mendapatkan amukan dari mami dan papinya.Mona Lisa, perempuan yang akrab di panggil Mona itu merupakan keponakan dari Cali
Setelah saling mengungkapkan kata cinta, kini kedua sejoli itu saling bertatapan dengan pandangan yang menyiratkan cinta yang begitu besar di mata mereka. Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Izah, sepersekian detik bibir mereka sudah bertaut saling melumat menyampaikan rasa tersirat dalam lumatan itu.DegTubuh Izah mematung mendapat perlakuan dari Kevin. Tubuh dan jiwanya seakan tak berkompromi sehingga tak mampu menolak apa yang Kevin lakukan.Entah setan apa yang merasuki Kevin sehingga ia berani mencium bahkan melumat bibir Izah. Padahal sebelumnya, mereka tak pernah melakukan itu. Ini ciuman pertamanya pun begitu dengan Izah, wanita itu tampak kaget dan tak bisa mengontrol dirinya saat Kevin dengan tiba-tiba mencium serta melumat dirinya. Setelah sama sama kehabisan oksigen barulah Kevin melepas ciumannya."Maaf!" seru Kevin sambil merapikan rambut Izah yang sedikit berantakan karena tangannya
1. Lamaran"Eh, Bu Fatma sama si Izah kok banyak banget belanjaannya? Mau ngadain acara ya?" Tanya Bu Dewi tetangga Bu Fatma yang kebetulan mereka bertemu di pasar swalayan."Eh, Bu Dewi, nggak kok, cuma acara keluarga saja," jawab Bu Fatma sambil tersenyum."Halo, Zah!" Sapa Zaki anak Bu Dewi"Ah, iya, halo juga Zaki!" Izah menjawab sapaan Zaki dengan seulas senyum tipis.Bu Dewi yang melihat anaknya menyapa Izah tampak tak suka."Ngapain senyum-senyum gitu, udahlah, yuk balik!" Kata Bu Dewi ketus."Saya pulang dulu, nggak usah ganjen dengan acara senyam senyum gitu sama anak saya, syukur anak saya kamu tolak karena itu anak saya mendapatkan calon istri yang lebih cuantik dan berpendidikan tinggi, jauh sama kamu!"Bu Dewi memang tidak menyukai Izah karena Izah dulu pernah menolak lamaran Zaki, anaknya yang katanya paling ganteng se desa.Izah dan Bu Fatma hanya geleng-geleng kepala melihat Bu D
1. Lamaran"Eh, Bu Fatma sama si Izah kok banyak banget belanjaannya? Mau ngadain acara ya?" Tanya Bu Dewi tetangga Bu Fatma yang kebetulan mereka bertemu di pasar swalayan."Eh, Bu Dewi, nggak kok, cuma acara keluarga saja," jawab Bu Fatma sambil tersenyum."Halo, Zah!" Sapa Zaki anak Bu Dewi"Ah, iya, halo juga Zaki!" Izah menjawab sapaan Zaki dengan seulas senyum tipis.Bu Dewi yang melihat anaknya menyapa Izah tampak tak suka."Ngapain senyum-senyum gitu, udahlah, yuk balik!" Kata Bu Dewi ketus."Saya pulang dulu, nggak usah ganjen dengan acara senyam senyum gitu sama anak saya, syukur anak saya kamu tolak karena itu anak saya mendapatkan calon istri yang lebih cuantik dan berpendidikan tinggi, jauh sama kamu!"Bu Dewi memang tidak menyukai Izah karena Izah dulu pernah menolak lamaran Zaki, anaknya yang katanya paling ganteng se desa.Izah dan Bu Fatma hanya geleng-geleng kepala melihat Bu D
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen