AKIBAT DEADLINE MENIKAH

AKIBAT DEADLINE MENIKAH

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Oleh:  Mini AdilaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
37Bab
685Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Deadline menikah diberikan orangtuanya saat sang adik telah lebih dulu dilamar seorang pria. Kinar yang telah menutup hati karena sering tersakiti oleh cinta masa lalunya, nasib mempertemukannya dengan Galang. Perkenalan singkat membawa hubungan Kinar dan Galang ke jenjang pernikahan. Bagaimana keduanya menjalani biduk rumah tangga akibat deadline menikah dan perkenalan singkat tersebut?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Desakan Mencari Jodoh

"Kinar! Pokoknya, Ibu gak mau tau! Kamu harus cepetan cari jodoh. Adikmu itu udah dilamar, Kinar ...!" ujar Widya begitu memasuki kamar anak gadisnya. Wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu baru saja menerima calon besan dari adiknya Kinar.

"Kenapa, Ibu jadi sewot gini, sih, Bu? Lah, biarin aja Dayu menikah duluan, orang dia udah dapet jodoh, kok," sahut Kinar yang merasa kesal karena ibunya terus saja mengintimidasi dirinya.

"Gak begitu, Kinar! Pamali kalau kamu sampe dilangkahi sama adikmu. Apalagi, Ibu, tuh, ya ... pusing dengerin tetangga yang bilang kamu perawan tak laku-laku," jelas sang ibu membuat Kinar diam-diam semakin kesal.

"Ibu gak usah gubris omongan orang, Bu. Nanti kalau waktunya udah tepat, pasti Kinar juga dapat jodoh, Bu. Ibu, tenang aja, deh!"

"Pokoknya Ibu pengen kudu kamu yang duluan nikah. Jangan sampe kamu dilangkahi adikmu, Kinar!" pekik ibunya lagi. Sesaat kemudian Widya keluar dari kamar Kinar dengan wajah bersungut-sungut.

Kinar merebahkan badan di ranjang, meringkuk. Diam-diam dirinya juga merasa kesal. Ocehan tetangga yang menganggapnya perawan tak laku hingga kerisauan hati sang ibu, membuatnya jengah.

Sementara di ruang tamu, suara berisik terdengar hingga ke telinga Kinar. Ia lantas bangun dari rebahan untuk mengintip siapa yang datang ke rumahnya.

"Bukannya calon besan Ibu tadi udah pulang, ya? Siapa lagi, sih yang datang, berisik amat?" gumam Kinar dalam batin sambil berdiri di bibir pintu kamarnya.

Rupanya orang yang datang ke rumah Kinar adalah sang paman dan istrinya. Kinar pun menutup pintu kamarnya sedikit, kemudian ia menguping pembicaraan sang ibu dengan paman beserta istrinya tersebut.

Sayup-sayup terdengar di telinga Kinar, jika sang paman dan istrinya akan menggelar resepsi pernikahan untuk sepupu Kinar yang bernama Kayla. Mendengar kabar tersebut, Kinar menelan ludah seakan-akan ancaman agar dirinya segera mencari jodoh bertambah saja.

"Ah, gimana dong ini? Masak iya, aku harus ngerayu-rayu cowok terus aku jadikan pacar, gitu? Oh, my God, gak gitu kali! Astaga!" sungutnya saat di dalam kamar.

Kinar mondar-mandir sambil sebelah tangannya bertolak pinggang. Jantungnya berdegup kencang, seakan-akan sebentar lagi mendapat intimidasi bertubi-tubi dari orangtuanya, terutama sang ibu. Bagaimana tidak? Sepupunya yang notabenenya usianya lebih muda dari Kinar, sebentar lagi juga akan melangsungkan pernikahan.

Kesal. Kinar menghela napas dalam kemudian menuju ranjang untuk merebahkan badan lagi di sana. Kinar ingin tidak peduli dengan semua keadaan yang menimpanya itu. Ia pun tak ingin ambil pusing, karena baginya jodoh, rezeki dan kematian sudah diatur oleh Sang Kuasa.

Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan nanar. Kemudian di pikirannya terlintas mitos yang selalu dipegang erat oleh keluarga besarnya, jika anak perempuan yang usianya lebih tua tidak boleh dilangkahi menikah oleh sang adik perempuan. Hal yang dipercaya itu, katanya akan membuat seorang perempuan yang dilangkahi menikah akan justru semakin dijauhkan oleh jodoh. 

Kinar bergidik ngeri, batinnya menjadi bimbang. Meskipun dia belum mendapatkan jodoh, sebenarnya banyak cowok yang ingin mendekati dirinya. Namun, trauma cinta masa lalu membuat Kinar lebih menutup hati untuk saat ini. Ia belum sepenuhnya bisa melupakan mantan kekasihnya.

Setelah beberapa lamanya berada di kamar dan pamannya telah pulang, Kinar lantas keluar kamar menuju ruang keluarga. Di sana terdengar obrolan antara orangtuanya dan sang adik. Sebenarnya, Kinar enggan berkumpul akhir-akhir ini karena selalu didesak untuk segera menikah. Namun, tidak mungkin juga ia terus menghindar dalam satu rumah. Mau tak mau, Kinar harus menjaga kewarasan untuk tetap tenang.

"Kinar! Dayu! Besok malam, siap-siap ikut Bapak sama Ibu ke acara pertunangan anaknya teman Bapak. Kita semua diundang ke sana!" Ridwan saat berada di ruang keluarga.

Batin Kinar seketika ciut mendengar ajakan ayahnya itu. Berbeda sekali dengan wajah Dayu yang begitu semringah, seakan-akan antusias sekali untuk menghadiri acara tersebut.

"Acaranya di rumah atau di gedung, sih, Pak?" tanya Dayu kemudian.

"Coba, liat di undangan, deh! Denger-denger, sih, di rumahnya. Tapi, nanti pas resepsi pernikahan baru di gedung," balas sang ayah membuat Kinar semakin tak nyaman berada di ruang keluarga.

Kinar beringsut meninggalkan ruang keluarga. Namun, gelagat tak nyamannya diketahui sang ibu yang segera membuntuti langkahnya menuju kamar.

"Tuh, Nar! Anaknya Pak Dibyo, terus sepupumu sendiri juga udah mau nikah. Kamu kapan?" 

Kinar menoleh ke arah sang ibu begitu tiba di kamar. Widya yang berdiri di bibir pintu tampak menatap sang anak dengan geram. Batin ibu mana yang tidak risau melihat anak sulungnya tak kunjung mendapatkan jodoh di saat usianya telah wajar untuk menikah?

"Biarin aja, Ibu! Ibu tenang saja, kalau perlu bantu doain Kinar biar cepat dapat jodoh yang baik, ganteng, setia dan kaya. Itu yang Kinar cari, Bu. Kalo harus sembarangan, sih, banyak, Bu!" balas Kinar semakin menaikkan volume suaranya karena merasa kesal.

"Ibu juga berdoa tiap saat, Nar. Tapi, Ibu itu risih kalau ditanya-tanya tetangga, kok gak Kinar duluan yang nikah!" ujar sang ibu dengan tatapan merajuk.

"Coba Ibu pikirkan! Ibu gak mau, kan, anak kesayangan Ibu ini mendapat suami sembarangan? Ibu, gak mau, kan? Makanya, Kinar minta, Ibu tenang,"  sahut Kinar sembari merangkul lengan sang ibu.

"Ya udah. Besok malam siap-siap ikut Bapak sama Ibu. Dandan yang cantik, siapa tau anak Ibu ini dapat arjuna di sana, nanti!" ujar sang ibu sembari tersenyum. Sesaat kemudian wanita paruh baya itu keluar dari kamar Kinar, kembali menuju ruang keluarga.

Kinar menggeleng pelan saat menatap punggung ibunya berlalu. Setidaknya, ia merasa sedikit lega telah berusaha memberikan pengertian pada ibunya. Ia lantas membaringkan badan di ranjang karena lelah fisik dan pikiran.

Pikiran Kinar mengembara ke masa lalunya saat menjalin hubungan dengan Haykal. Cintanya dikhianati saat baru mekar-mekarnya. Alasannya hanya karena saat itu, ia harus melanjutkan kuliah di Bandung. Jarak antara Jakarta dan Bandung nyatanya memutus hubungannya dengan Haykal. Namun, dalam batin Kinar saat itu, bukan jarak penyebabnya. Melainkan Haykal terpikat hati pada adik kelas Kinar saat masih SMP.

Trauma cinta itu yang menyebabkan Kinar malas membuka pintu hatinya. Ada ketakutan jika akan terjadi hal yang sama menerpanya. Putus cinta saat telah merasakan nyaman dan sayang itu rasanya begitu menyakitkan. Kinar tidak ingin itu terjadi.

***

Malam pertunangan anak rekan kerja ayahnya berlangsung meriah. Namun, batin Kinar tidak merasakan euforia dalam acara tersebut. Dia justru merasakan sepi yang menggerogoti batinnya.

"Mbak Kinar ada salam dari Mas yang berkemeja marun di sana itu, Mbak!" ujar Marisa, anak Pak Dibyo saat menghampiri Kinar mengajak bersalaman.

Kinar mengarahkan pandangannya mengikuti arah telunjuk Marisa. Seorang laki-laki tampan sedang duduk mengobrol dengan tunangan Marisa begitu acara berakhir.

"Terima kasih, Mbak Marisa. Salamnya sudah saya terima, ya. Tolong sampaikan salam saya kembali kepada dia," sahut Kinar kemudian di sela-sela musik yang mengalun indah di ruangan itu.

"Mbak Kinar, gak pengen tau nama dia?" tanya Marisa sambil tersenyum.

"Oh iya, lupa. Siapa namanya?"

"Mas Galang namanya, Mbak."

Kinar lantas tersenyum padahal dalam batinnya kesal. Lagi-lagi ia merasa minder jika ada laki-laki yang berusaha mendekat, meskipun itu hanya sekedar memberikan salam.

"Oh ya, Mbak Kinar, terima kasih udah datang. Jangan lupa saat resepsi nanti juga datang, ya," ucap Marisa kemudian. "Moga-moga Mbak Kinar berjodoh dengan Mas Galang. Dia tadi sepertinya naksir pada pandangan pertama, lho, Mbak," imbuh Marisa berbisik di telinga Kinar.

Kinar menatap Marisa dengan kedua alis berkerut hampir saja saling menempel. Ia kemudian mengedarkan pandangan mengarah pada laki-laki yang dimaksud. 

"Ganteng. Boleh juga deh, kayaknya?" gumam Kinar masih menatap dari kejauhan laki-laki bernama Galang itu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
37 Bab
Desakan Mencari Jodoh
"Kinar! Pokoknya, Ibu gak mau tau! Kamu harus cepetan cari jodoh. Adikmu itu udah dilamar, Kinar ...!" ujar Widya begitu memasuki kamar anak gadisnya. Wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu baru saja menerima calon besan dari adiknya Kinar."Kenapa, Ibu jadi sewot gini, sih, Bu? Lah, biarin aja Dayu menikah duluan, orang dia udah dapet jodoh, kok," sahut Kinar yang merasa kesal karena ibunya terus saja mengintimidasi dirinya."Gak begitu, Kinar! Pamali kalau kamu sampe dilangkahi sama adikmu. Apalagi, Ibu, tuh, ya ... pusing dengerin tetangga yang bilang kamu perawan tak laku-laku," jelas sang ibu membuat Kinar diam-diam semakin kesal."Ibu gak usah gubris omongan orang, Bu. Nanti kalau waktunya udah tepat, pasti Kinar juga dapat jodoh, Bu. Ibu, tenang aja, deh!""Pokoknya Ibu pengen kudu kamu yang duluan nikah. Jangan sampe kamu dilangkahi adikmu, Kinar!" pekik ibunya lagi. Sesaat kemudian Widya keluar dari kamar Kinar dengan wajah bersungut-sungut.Kinar merebahkan badan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya
Merasa Jengah
Sejak mendapat salam dari laki-laki bernama Galang, Kinar memang suka senyum-senyum sendiri. Namun, bukan berarti dia telah merasakan jatuh cinta. Lebih tepatnya ia hanya mengagumi sosok tampan itu.Jengah. Hampir tiap hari ia menghadiri acara resepsi pernikahan. Dari teman semasa sekolah, teman kerja hingga anak dari rekan kerja ayahnya. Hal itu membuat Kinar menjadi bumerang.Kinar masih berdiri di depan cermin untuk memastikan tampilannya agar terlihat sempurna. Kali ini, atasan kebaya berbahan brokat warna merah marun dipadu padankan dengan bawahan rok batik belahan samping, membalut tubuh rampingnya. Fix! Tampilan Kinar telah paripurna saat akan menghadiri resepsi pernikahan sepupunya."Ish, males sebenarnya! Mana besok mesti meeting sama Pak Ghani, lagi!" dengus Kinar kesal.Kinar lantas kembali menatap cermin, menyelipkan rambut yang ia biarkan terurai itu ke belakang telinga, agar tidak menutupi sebagian wajahnya. Sesaat kemudian melangkah ke luar kamar, menemui bapak, ibu dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya
Debaran dalam Dada
Kinar dengan cepat menemui Galang lagi yang masih berada di tepi jalan depan tempat resepsi. Laki-laki itu tersenyum menatap Kinar yang makin mendekat."Tebakanku pasti bener, kan?" "Ternyata iya, Mas. Bapakku yang tadi meminta tolong sama suaminya Kayla.""Ya udah. Sekarang kamu tunggu di sini, aku mau ambil motor dulu. Oke?""Siap."Kinar mengangguk, kemudian tersenyum menatap punggung atletis milik Galang yang terbalut kemeja lengan panjang itu. Tempat parkir yang lumayan dekat dari tempat resepsi, membuat Galang yang telah mengendarai motor dengan cepat menghampiri Kinar lagi."Ayo naik!"Kinar masih terpaku sambil salah tingkah menatap motor sport yang dikendarai Galang. Gadis itu merasa kikuk, karena kebingungan untuk naik dengan keadaan jok belakang yang menungging. Padahal Kinar mengenakan rok panjang dengan belahan samping."Gimana naiknya, ya, Mas?""Bonceng cewek aja!" seru Galang sambil tersenyum ke arah Kinar yang masih tampak bingung.Kinar lantas berusaha untuk naik di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya
Cinta Masa Lalu
Flashback 4 tahun yang laluHaykal membuat kesepakatan untuk tidak saling telponan atau mengirimkan pesan saat Kinar ke Bandung, dengan dalih agar gadis itu konsentrasi memilih kampus yang tepat. Selain itu, Haykal juga bilang pada Kinar agar perjumpaannya saat Kinar pulang ke Jakarta jadi lebih seru. Apalagi, perpisahan itu baru pertama kalinya dijalani keduanya. Satu bulan tidaklah lama.Cowok itu memang ada-ada saja, membuat ide seperti itu membuat Kinar semakin tergila-gila padanya. Kinar berharap begitu tiba di Jakarta, ia ingin segera bertemu dengan kekasihnya itu. Rasa rindunya telah tertumpuk selama dua puluh sembilan hari dan harus segera ditukar dengan perjumpaan yang indah.Kinar benar-benar tiba di rumahnya. Rasa lelah usai perjalanan kurang lebih enam jam lamanya tidak ia rasakan, saking inginnya segera berjumpa dengan Haykal. Setelah mandi dan mengobrol dengan sang adik, Kinar melangkah menuju teras.Dengan menggenggam segelas es jeruk, ia mengawasi dan menyapa warga kom
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya
Korban Modus
Hari-hari berlalu, Kinar masih pada aktivitas rutinnya bekerja. Jam dinding kantor hampir mendekatinya jam pulang. Beruntung, laporan harian telah selesai dikerjakan Kinar, dan tinggal menghadap pimpinan saja. Kinar juga menatap sang teman yang juga telah selesai membuat laporan. Jadi nanti keduanya bisa menghadap sang pimpinan secara bersamaan.Kinar beranjak dari ruangan menuju toilet untuk merapikan wajah, berdandan sebelum menuju ruangan sang pimpinan. Dengan cepat, ia pun kembali ke ruangannya lagi."Wah, udah cantik aja. Kamu ini sempat-sempatnya, mau pulang aja, dandan dulu?" celetuk Linda."Iya dong.""Tapi menurutku, Mbak Kinar tuh, gak guna dandan, kalau ada cowok yang dekat-dekat tapi malah ditolak tanpa ba-bi-bu," ujar Linda kemudian terkekeh.Kinar tak menyahut. Keduanya lantas menuju ruang pimpinan. Usai menyerahkan laporan harian tentang kinerja promosi beberapa tujuan wisata yang diadakan di kantor tour and travel tempatnya bekerja, Kinar keluar ruangan. Tentu saja ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya
Memilih Waspada
Dengan langkah terburu-buru Kinar melenggang menuju rumah, begitu turun dari bis. Berjalan sendirian karena Linda tidak masuk kerja. Rasa lelah dan lapar yang mendera membuat Kinar ngin segera sampai rumah. Ia begitu kelelahan di kantor karena banyak berkas proposal yang harus diperiksanya sebelum dilaporkan pada pimpinan."Oalah ... Mbak Kinar baru pulang? Ada tamu cowok di rumahnya, lho, Mbak!" seru seorang tetangga, saat Kinar sampai di depan rumah tetangga tersebut, yang berselang tiga rumah dari rumahnya. Kinar lantas menanggapinya hanya dengan tersenyum tipis. "Siapa sih?" batin Kinar sambil berjalan menuju rumah.Rasa penasaran seketika menelusup dalam dada Kinar, menggantikan rasa lapar yang menderanya.Kendaraan roda dua model sport telah terparkir di halaman rumah dan sepasang sendal juga terlihat di depan teras. "Dia lagi, dia lagi! Nyebelin banget nih orang. Mau apa sih, dia?" gerutu Kinar dalam batin karena tahu jika yang bertamu di rumahnya adalah Galang. Laki-laki ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya
Tantangan
Dengan mengenakan kaus berbalut jaket berbahan jeans dan bawahan celana panjang berbahan yang sama dengan jaket, Kinar mematut di depan cermin. Rambut lurusnya ia biarkan tergerai, tak lupa bedak warna nude menghias wajah, serta lipstik warna soft juga menghiasi bibirnya."Nah, gitu dong! Sesekali jalan sama cowok. Liburan kok cuma ngurung di rumah," canda Widya ketika anak gadisnya meminta izin, berpamitan.Widya tersenyum, kemudian mengantar Kinar hingga teras. Wanita itu menyaksikan sang anak gadis dan Galang jalan berdua mengendarai motor. Saat dalam perjalanan, sesekali Kinar merenggangkan letak duduk agar tidak menempel di punggung Galang. Tangannya pun berusaha berpegangan pada besi di belakang jok. Ia harus mawas diri, pikirnya."Mau Mas ajak ke mana, aku ini?" tanya Kinar sambil menepuk bahu Galang pelan. "Tenang aja! Aku akan mengajakmu ke tempat yang indah," balas Galang sambil menoleh. "Tempat indah gimana maksudnya?!" gertak Kinar yang mulai sewot."Ada deh!"Deg. Jan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya
Datang Melamar
Kinar seketika merasa kecewa dan menyesal, tetapi ia terlanjur memberi tantangan, dan Galang telah menerima tantangan tersebut."Ya udah, soal status gak masalah. Yang penting, kan, jadi laki-laki itu harus bisa bertanggung jawab kalau sudah jadi suami," jawab Kinar kemudian, setelah terdiam beberapa saat.Kali ini Kinar benar-benar hilang akal. Dia yang selama ini tidak mudah takluk dengan seorang laki-laki, tiba-tiba luluh di hadapan seorang duda bernama Galang."Ya udah pulang, yok!" ajak Galang sambil berdiri menyodorkan tangan menggapai Kinar agar bangkit dari duduk. "Sebentar lagi, ya! Aku, kok, tumben masih pengen menikmati angin di sini sama kamu, Mas."Galang menatap heran, batinnya tersenyum. Laki-laki itu merasa jika usahanya mulai menampakkan hasil.Kinar tiba-tiba menarik tangan Galang agar kembali duduk di sampingnya lagi. Gadis itu merasa aneh sendiri, mendadak menginginkan untuk duduk berlama-lama, berduaan dengan Galang.Dada Kinar makin bergetar hebat, usai ia memin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-20
Baca selengkapnya
Sempat Menghilang
Tiga hari berlalu usai Kinar memberi tantangan pada Galang. Ia yang telah kembali pada rutinitasnya kini tampak tersengal-sengal begitu tiba di rumah sepulang dari kerja. Guratan lelah tercetak jelas di wajah ayu Kinar. Bagaimana tidak? Hari ini, ia dituntut menyelesaikan laporan pekerjaan sebelum masa kontrak kerjanya berakhir beberapa hari lagi."Assalamualaikum ... Kinar pulang, Bu," ucapnya sambil tersenyum kecut di hadapan Widya yang sedang berada di teras. "Gak dijemput, Galang? Kayaknya udah tiga hari ini, gak ke sini, ya, Nar?" tanya Widya yang berjalan tepat di belakang Kinar. Keduanya sama-sama masuk rumah."Gak, Bu. Kinar laper banget, mau makan dulu, Bu.""Mendingan mandi dulu, gih, biar seger!""Nanti aja, Bu, soalnya Kinar tadi gak sempat ke kantin. Kinar harus nyelesain laporan sebelum libur kontrak kerja abis, Bu," gerutu Kinar.Kinar sejenak menatap wajah ibunya yang tersenyum. Widya sangat paham jika anak gadisnya itu sedang kelelahan."Ya udah sana makan dulu, abis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya
Merasa Syok
Jantung Kinar berdegup makin kencang, menunggu dengan cemas kelanjutan tanggapan ayahnya dan juga Galang."Benar, Pak!" jawab Galang singkat. Secara bergantian Kinar memandang ke arah Galang dan juga sang bapak. Wajah Galang seketika bersemu merah, sepertinya ia juga menahan gugup. "Tapi sudah benar-benar cerai secara sah, kan? Disimpan akta cerainya?" cecar Ridwan kemudian."Iya, Pak.""Ya sudah. Kalau kamu serius sama Kinar ... bawa orangtuamu ke sini, sekalian akta ceraimu, ya!" seru Ridwan kemudian."Iya, Pak. Besok, kalau gak ada halangan, Bapak saya, saya ajak ke sini." Galang tersenyum sambil melirik ke arah Kinar, membuat gadis itu merasa lega usai mendengar pernyataan bapaknya."Ya udah, lanjut ngobrol sama Kinar, ya!" Ridwan kemudian meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. "Yes! Akhirnya aku diterima sebagai calon mantu!" pekik Galang sambil mendekatkan wajah ke wajah Kinar. Kedua tangan Galang juga terulur, mencubit lembut pipi Kinar karena gemas."Siapa bilang diterima
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status