Semua Bab Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Bab 81 - Bab 90

189 Bab

80. Menjenguk

 “Nay, kau dari mana saja?” Aulia terburu menghampir Nayra yang masih menggandeng keponakannya. “Ini Delia minta pipis. Dia nyari kamu tadi tapi kamunya masih asyik pilih-pilih baju. Jadi aku anterin saja,” tukas Nayra melihat temannya itu. Heran, hal apa yang membuatnya seolah  ada yang hendak di sampaikannya? “Ada ap, Ul?” “Kamu tidak lihat di GC kelas kita, ada kabar Dokter Ananda digebukin orang. Sekarang katanya di rawat di Rumah Sakit!” “Oh, apa?” Nayra sampai menutup mulutnya. Sedih saja kalau Ananda yang baik padanya kini terkena musibah. Nayra dengan tergesa mengambil ponselnya. Hendak menghubungi Ananda. Tapi dia juga penasaran berita yang di share di grup chat kelas mereka. Jadinya jemarinya mengusap grup chat kelasnya dan mendapati beberapa video rek
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

81. Hanya Pelayan

“Kami tidak seperti itu, Tante! Saya bertemu Dokter Devran juga sebagai sepupu!”“Cih! Sepupu katamu? Sepupu Ananda itu Devran bukan kamu. Siapa kamu sok jadi sepupu? Pernikahan siri juga!”Deg!Nayra tampak sekali tertampar dengan ucapan Rosa yang tak ada bedanya dengan Tamara. Mereka dengan kompak sekali menolak mengakui dirinya.“Tidak sudi ya keluarga kami menerima gadis hina tak jelas sepertimu. Keluar dan jangan muncul di hadapanku lagi!” Rosa dengan marah mengusir Nayra.Nayra yang terhina itu hanya menganguk dan berbalik badan untuk pergi dari hadapan Rosa. Perasaannya begitu meradang diusir dan dimaki-maki seperti itu.Namun baru beberapa langkah, dia menabrak tubuh seorang pria.“Mas Devran?”Nayra mendongakan kepalanya dan mendapati Devran sudah berdiri di depannya.Pria itu menatap sang tante. Mendengar sendiri istrinya dimaki-maki dan sekarang melihatnya berkaca-kaca, Devran jadi kesal dan tidak terima.Kesal karena gadis ini tambeng sekali. Sudah tahu berkali-kali mendapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

82. Seperti Binatang Piaraan

Meja makan sudah penuh makanan saat Nayra hendak memasak. Apa pria itu sudah memesan makanan?Masih punya pikiran juga Devran memesankan makanan setelah semalam sudah menghajarnya hingga begitu lelah.Pagi ini, tubuh Nayra masih lemas. Jadi merasa senang kalau Devran tak memintanya memasak.“Duduklah, aku sudah menyiapkan banyak makanan untukmu!” Devran menarikan kursi untuk Nayra.“Terima kasih, Mas!” ujar Nayra dan duduk di kursi itu.Sikapnya yang masih perhatian itu membuat Nayra frustasi. Terkadang dingin, terkadang perhatian, terkadang begini, terkadang begitu. ‘Aaah. Tidak tahulah!’ Nayra bermonolog dalam hatinya.“Tumben Mas pesan makanan?”“Aku tidak pesan!”“Siapa yang masak?” Nayra heran.“Memangnya kau lihat orang lain di rumah ini?” Devran protes Nayra sama sekali tidak menyangka kalau dirinyalah yang memasak semua makanan ini.“Oh. Mas Devran bisa masak?” Nayra terkejut dan baru tahu kalau sebenarnya pria ini bisa masak beberapa jenis masakan.“Jangan heran begitu, ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

83. Rio Dipecat

“Di mana ini, Mas?”Nayra menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tahu sebenarnya ini tempat apa?Mereka duduk di bantal kantong kacang di lantai, sembari melihat pemandangan kota Jakarta dari Jendela kaca besar di ruangan itu. Seorang pelayan datang menyuguhkan minuman dan camilan untuk mereka.“Mas tidak ke kantor, kah?” tanya Nayra sembari menyeruput minuman di gelas.Yang ditanya sibuk dengan ponselnya.Nayra mengerucutkan bibirnya.Kalau tidak niat mengajaknya keluar, tidak perlu juga melakukannya.Lihatlah, Devran tak lepas dari ponselnya. Itu ponsel baru lagi. Entah sudah ke berapa kali dia membanting ponselnya. Mentang-mentang bisa membeli lusinan ponsel setiap hari!“Ada apa?” Devran baru melirik Nayra yang cemberut itu.“Aku sejak tadi tanya, lho!”“Pertanyaanmu enggak penting juga, toh?”Nayra kembali sebal. Membiarkan pria itu masih memeriksa ponselnya.Entah apa saja yang dilakukan dengan ponselnya. Seberapa banyak pesan yang masuk dan butuh untuk dijawabnya.Jadi penasaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

84. Rio Dipecat(2)

“Apa? Kau dipecat?!” Tamara sangat terkejut melihat Rio datang dan melapor atas pemecatan dirinya oleh Devran.“Benar Nyonya, Pak Devran sudah merekrut beberapa sekretaris barunya, juga asistennya. Jadi mulai hari ini saya dipecat!”“Devran keterlaluan! Apa-apa tanpa meminta pertimbanganku dulu,” tukas Tamara kesal.Apa tidak bisa putranya itu meminta pertimbangannya dulu mengingat yang memilih Rio adalah dirinya? Benar-benar anak itu!“Nyonya, saya menagih janji Nyonya. Semua ini karena saya menuruti perintah Nyonya.” Rio masih butuh pekerjaan, karenanya mengingatkan hal itu pada Tamara.“Tunggulah kabar dariku. Aku harus menemui anak bandel itu sekarang!” Tamara mengambil tasnya dan bergegas hendak ke kantor perusahaan.Damayanti yang sebenarnya ada di ruangan yang sama sejak Rio datang, ikut bangkit. “Ma, aku antar?”“Oh, ayo!” Tamara tak mau banyak berpikir. Inginnya cepat sampai kantor dan memarahi anaknya itu.“Coba telpon Devran dulu, Ma. Barangkali tidak sedang ada di kantor!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

85. Rio Dipecat(3)

“Tarik kembali, Rio!” titah Tamara pada Devran. “Aku tidak akan mejilat ludahku sendiri. Lagi pula sudah ada penggantinya yang juga sudah bekerja per hari ini!” Devran secara tidak langsung menolaknya. “Aku melakukannya demi kebaikanmu, Devran!” Tamara meninggikan suaranya karena Devran tak mengindahkan perintahnya.“Bukan. Itu untuk kebaikan mama sendiri.” Masih dengan santai Devran menyahuti kemarahan sang mama.Tamara kesal dan frustasi. Lalu dia baru ingat sesuatu. Kemudian dia merogoh tasnya mengambil ponsel untuk menunjukan foto-foto yang diambil Rio saat Nayra bersama Ananda. Devran tidak suka penghianatan, jadi foto-foto itu pasti membuatnya berubah pikiran. “Lihat ini baik-baik, Dev! Ini salah satu alasan mengapa Rio aku minta mengawasi gerak-gerikmu dan Nayra. Gadis itu tidak bisa dipercaya!” Tamara mencoba membuka mata putranya itu agar bisa melihat bagaimana seorang Nayra di matanya. Devran mengernyitkan dahinya menatap foto itu. Mereka memang pernah menyinggung hal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

86. Dibela

“Damay, tolong ajak Mama pergi!”Devran meminta Damayanti membujuk mamanya agar bisa pergi dari tempat ini. Malu dengan para pegawai kalau dia sampai ngamuk-ngamuk di kantornya.“B-baik, Dev.”Wanita itu mengelus bahu Tamara dan menenangkannya. “Ayo, Ma. kita pergi dulu.”Tamara sadar dirinya sedang emosi dan itu pasti terlihat sangat kacau sekali. Apalagi gadis yang sangat menyebalkannya itu bermanja di pelukan putranya sembari menangis.Pasti dia melakukannya untuk mencari perhatian Devran dan meledeknya.Jadinya, dia lebih baik pergi sebelum malah menghancurkan kantor ini.“Apa yang mama lakukan?” Damayanti mencoba mengingatkannya saat Tamara sudah tenang.“Entahlah, aku juga kesal sekali. Itu spontanitas saja...” Tamara yang sudah tenang baru merasa dirinya sedikit berlebihan.“Ma, aku juga sangat tidak menyukai gadis centil itu. Tapi kalau aku pikir-pikir, yang mama lakukan seperti tadi justru membuat Devran lebih membela Nayra.”“Iya, kau benar, Damay.” Tamara membenarkan ucapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

87. Dibela(2)

Devran tersenyum melihat sikap manis gadis itu. Apalagi, tiba-tiba Nayra berseru membuat Devran bingung, “Sebentar, Mas?” “Apa?”“Mas Devran ganteng sekali kalau tersenyum. Jadi jangan jutek lagi, ya?” Nayra menggoda pria itu.Bukannya malah melebarkan senyumnya mendapat pujian Nayra, Devran kembali pada tampangnya yang jutek. Jadi tengsin saja diingatkan itu. Kembali bersikap dingin, dia jadi ingat tentang hadiah jam tangan dari Ananda. “Apa menurutmu aku tidak bisa membelikan jam tangan untukmu? Sampai kau meminta jam tangan pada pria lain?”Eh?! Nayra jadi terkesiap mendengar Devran menanyakan hal itu. Cepat sekali sih pria ini merubah sikapnya?“Maaf, Mas. Kata Dokter Ananda itu hadiah untuk pernikahan kita. Masa aku menolak hadiah dari sepupu Mas Devran?”Nayra masih bergelanyut dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Devran. Mudah-mudahan dengan usahanya ini Devran bisa memakluminya.“Tapi kalau Mas Devran tidak suka, biar nanti aku kembalikan, deh.” Berkata begitu Nay
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

88. Dibela(3)

Entah mengapa mendengar hubungan Nayra dengan tantenya tidak baik, dia jadi sedikit terhibur.Ananda tahu bagaimana karakter sang tante. Wanita itu kalau tidak suka pada orang pasti akan mencari banyak cara untuk menyingkirkannya.Ananda jadi berharap, Nayra lepas dari Devran dan dia punya kesempatan untuk mendekatinya.Dia sungguh jatuh cinta pada gadis itu di pandangan pertama. Dan sepertinya memang sudah tergaris berjodoh karena ternyata gadis itu sudah masuk dalam keluarganya.Apalagi, Ananda juga yakin. Devran masih mencintai Damayanti. Dia orang yang paling tahu betapa patah hatinya Devran waktu Damayanti meninggalkannya."Ingat! Banyak gadis di luar sana yang mengidolakanmu. Jadi untuk apa menyukai gadis itu?" Rosa mengingatkan putranya itu. "Ah, mama tidak tahu apa-apa." Ananda jadi malas mendengarkan mamanya itu. Rosa menatap Ananda dengan sebal. benar juga apa kata Tamara, gadis itu pasti juga sudah membuat otak Ananda tidak berfungsi. *** “Mas tidak ke kantor?” Nayra me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

89.

“Terima kasih, Kak. Tapi mungkin lain kali lagi, ya?”Napas Nayra terengah saat dirinya hampir saja menabrak pagar di depan sana dengan mobil barunya ini.Di sampingnya seorang wanita berperawakan tomboy dengan sabar mendampinginya belajar menyetir.“Tidak apa, Nyonya. Kita coba lagi. Itu hal biasa dalam belajar. Jangan kuatir, saya akan mendampingi nyonya.”“Ohh, tidak, Kak!” Nayra masih tremor. Sungguh dia takut sekali sampai tubuhnya tidak berhenti bergetar.Kalau sudah begini Nayra akan menggerutui suaminya itu yang dengan sepihak malah membelikan mobil untuknya. Sudah tahu dia tidak bisa menyetir, kenapa juga harus membelikannya mobil?Tapi tidak seharusnya juga Nayra menggerutu. Sebelumnya dia pernah membandingkan Devran dengan Ananda yang memberikannya hadiah. Bukankah ini juga sebuah hadiah?Benar Devran bilang. Dia memang bawel!“Baik, Nyonya. Kalau begitu biar saya yang mengambil alih menyetirnya.”“Tentu, Kak!” senang sekali mendengarnya mengatakan hal itu. Nayra langsun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status