Share

84. Rio Dipecat(2)

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-03-10 16:39:07

“Apa? Kau dipecat?!” Tamara sangat terkejut melihat Rio datang dan melapor atas pemecatan dirinya oleh Devran.

“Benar Nyonya, Pak Devran sudah merekrut beberapa sekretaris barunya, juga asistennya. Jadi mulai hari ini saya dipecat!”

“Devran keterlaluan! Apa-apa tanpa meminta pertimbanganku dulu,” tukas Tamara kesal.

Apa tidak bisa putranya itu meminta pertimbangannya dulu mengingat yang memilih Rio adalah dirinya? Benar-benar anak itu!

“Nyonya, saya menagih janji Nyonya. Semua ini karena saya menuruti perintah Nyonya.” Rio masih butuh pekerjaan, karenanya mengingatkan hal itu pada Tamara.

“Tunggulah kabar dariku. Aku harus menemui anak bandel itu sekarang!” Tamara mengambil tasnya dan bergegas hendak ke kantor perusahaan.

Damayanti yang sebenarnya ada di ruangan yang sama sejak Rio datang, ikut bangkit. “Ma, aku antar?”

“Oh, ayo!” Tamara tak mau banyak berpikir. Inginnya cepat sampai kantor dan memarahi anaknya itu.

“Coba telpon Devran dulu, Ma. Barangkali tidak sedang ada di kantor!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
vpi
Yg sebenarnya pelacur itu siapa kamu atau nayra damay…nayra itu udah jdi istrinya devran biar nikah siri masih mnding,lah kamu 5 tahun hidup seperti suami istri tanpa ikatan sah apa coba namanya berzinah tanpa ikatan selain pelacur
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   85. Rio Dipecat(3)

    “Tarik kembali, Rio!” titah Tamara pada Devran. “Aku tidak akan mejilat ludahku sendiri. Lagi pula sudah ada penggantinya yang juga sudah bekerja per hari ini!” Devran secara tidak langsung menolaknya. “Aku melakukannya demi kebaikanmu, Devran!” Tamara meninggikan suaranya karena Devran tak mengindahkan perintahnya.“Bukan. Itu untuk kebaikan mama sendiri.” Masih dengan santai Devran menyahuti kemarahan sang mama.Tamara kesal dan frustasi. Lalu dia baru ingat sesuatu. Kemudian dia merogoh tasnya mengambil ponsel untuk menunjukan foto-foto yang diambil Rio saat Nayra bersama Ananda. Devran tidak suka penghianatan, jadi foto-foto itu pasti membuatnya berubah pikiran. “Lihat ini baik-baik, Dev! Ini salah satu alasan mengapa Rio aku minta mengawasi gerak-gerikmu dan Nayra. Gadis itu tidak bisa dipercaya!” Tamara mencoba membuka mata putranya itu agar bisa melihat bagaimana seorang Nayra di matanya. Devran mengernyitkan dahinya menatap foto itu. Mereka memang pernah menyinggung hal

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   86. Dibela

    “Damay, tolong ajak Mama pergi!”Devran meminta Damayanti membujuk mamanya agar bisa pergi dari tempat ini. Malu dengan para pegawai kalau dia sampai ngamuk-ngamuk di kantornya.“B-baik, Dev.”Wanita itu mengelus bahu Tamara dan menenangkannya. “Ayo, Ma. kita pergi dulu.”Tamara sadar dirinya sedang emosi dan itu pasti terlihat sangat kacau sekali. Apalagi gadis yang sangat menyebalkannya itu bermanja di pelukan putranya sembari menangis.Pasti dia melakukannya untuk mencari perhatian Devran dan meledeknya.Jadinya, dia lebih baik pergi sebelum malah menghancurkan kantor ini.“Apa yang mama lakukan?” Damayanti mencoba mengingatkannya saat Tamara sudah tenang.“Entahlah, aku juga kesal sekali. Itu spontanitas saja...” Tamara yang sudah tenang baru merasa dirinya sedikit berlebihan.“Ma, aku juga sangat tidak menyukai gadis centil itu. Tapi kalau aku pikir-pikir, yang mama lakukan seperti tadi justru membuat Devran lebih membela Nayra.”“Iya, kau benar, Damay.” Tamara membenarkan ucapan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   87. Dibela(2)

    Devran tersenyum melihat sikap manis gadis itu. Apalagi, tiba-tiba Nayra berseru membuat Devran bingung, “Sebentar, Mas?” “Apa?”“Mas Devran ganteng sekali kalau tersenyum. Jadi jangan jutek lagi, ya?” Nayra menggoda pria itu.Bukannya malah melebarkan senyumnya mendapat pujian Nayra, Devran kembali pada tampangnya yang jutek. Jadi tengsin saja diingatkan itu. Kembali bersikap dingin, dia jadi ingat tentang hadiah jam tangan dari Ananda. “Apa menurutmu aku tidak bisa membelikan jam tangan untukmu? Sampai kau meminta jam tangan pada pria lain?”Eh?! Nayra jadi terkesiap mendengar Devran menanyakan hal itu. Cepat sekali sih pria ini merubah sikapnya?“Maaf, Mas. Kata Dokter Ananda itu hadiah untuk pernikahan kita. Masa aku menolak hadiah dari sepupu Mas Devran?”Nayra masih bergelanyut dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Devran. Mudah-mudahan dengan usahanya ini Devran bisa memakluminya.“Tapi kalau Mas Devran tidak suka, biar nanti aku kembalikan, deh.” Berkata begitu Nay

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   88. Dibela(3)

    Entah mengapa mendengar hubungan Nayra dengan tantenya tidak baik, dia jadi sedikit terhibur.Ananda tahu bagaimana karakter sang tante. Wanita itu kalau tidak suka pada orang pasti akan mencari banyak cara untuk menyingkirkannya.Ananda jadi berharap, Nayra lepas dari Devran dan dia punya kesempatan untuk mendekatinya.Dia sungguh jatuh cinta pada gadis itu di pandangan pertama. Dan sepertinya memang sudah tergaris berjodoh karena ternyata gadis itu sudah masuk dalam keluarganya.Apalagi, Ananda juga yakin. Devran masih mencintai Damayanti. Dia orang yang paling tahu betapa patah hatinya Devran waktu Damayanti meninggalkannya."Ingat! Banyak gadis di luar sana yang mengidolakanmu. Jadi untuk apa menyukai gadis itu?" Rosa mengingatkan putranya itu. "Ah, mama tidak tahu apa-apa." Ananda jadi malas mendengarkan mamanya itu. Rosa menatap Ananda dengan sebal. benar juga apa kata Tamara, gadis itu pasti juga sudah membuat otak Ananda tidak berfungsi. *** “Mas tidak ke kantor?” Nayra me

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   89.

    “Terima kasih, Kak. Tapi mungkin lain kali lagi, ya?”Napas Nayra terengah saat dirinya hampir saja menabrak pagar di depan sana dengan mobil barunya ini.Di sampingnya seorang wanita berperawakan tomboy dengan sabar mendampinginya belajar menyetir.“Tidak apa, Nyonya. Kita coba lagi. Itu hal biasa dalam belajar. Jangan kuatir, saya akan mendampingi nyonya.”“Ohh, tidak, Kak!” Nayra masih tremor. Sungguh dia takut sekali sampai tubuhnya tidak berhenti bergetar.Kalau sudah begini Nayra akan menggerutui suaminya itu yang dengan sepihak malah membelikan mobil untuknya. Sudah tahu dia tidak bisa menyetir, kenapa juga harus membelikannya mobil?Tapi tidak seharusnya juga Nayra menggerutu. Sebelumnya dia pernah membandingkan Devran dengan Ananda yang memberikannya hadiah. Bukankah ini juga sebuah hadiah?Benar Devran bilang. Dia memang bawel!“Baik, Nyonya. Kalau begitu biar saya yang mengambil alih menyetirnya.”“Tentu, Kak!” senang sekali mendengarnya mengatakan hal itu. Nayra langsun

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   90.

    “Mas?”Nayra melihat Devran datang dan dia langsung berlari melompat ke gendongannya.Gadis itu kalau suasana hatinya membaik pasti terlihat ceria dan bertingkah kekanakkan pada Devran.“Nay turun, aku lelah!”Devran hendak menurunkan Nayra yang sudah menggelantung di pinggangnya. Tapi gadis itu menolak. Malah mengeratkan kedua kakinya agar Devran tak berhasil menurunkannya. “Enggak mau, gendong aku sampai ke kamar!” ujarnya manja.Devran hanya menghela. Nayra memang masih kecil. Kalau bersikap kekanakkan begini dia jadi bertambah imut.“Bagaimana belajar menyetirnya? Sudah bisa?” Devran menurunkan Nayra setelah sampai di kamar.“Awalnya bisa, Mas. tapi pas mau belok aku hampir menabrak pagar. Jadi, aku takut dan enggak berani lagi menyetir.” Nayra menceritakan bagaiman tadi dia belajar menyetir bersama Kiki.“Sedikit-sedikit, Nay. Nanti juga bisa. Besok minta Kiki mengajarimu menyetir lagi.”“Enggak ah. Aku mau belajar kalau Mas Devran yang ngajari.”“Jangan. Aku tidak sabaran. Nan

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   91. Keluar Dari Bahaya

    “Tenang, Nyonya. Jangan panik. Saya sudah menghubungi Pak Yas.”Kiki mencoba membuat tenang istri bosnya yang sudah panik itu.Drama tentang kekejaman ibu tirinya dan pemaksaan untuk menikahi pria tua kembali terlintas di otaknya. Tapi Nayra akan mencoba tenang. Ada Kiki bersamanya.Untung kacanya tidak tebmus pandang. Jadi Nayra bisa mengetahui gerak-gerik dua pria yang menyeramkan itu sementara mereka tidak. Sesekali ketika pria itu mencoba mengintip ke dalam, Kiki memintanya menutupi titik pandang mereka dengan sesuatu.“Kencangkan sabuk, Nyonya!” Kiki berkata dengan sedikit berbisik.“Apa? I-iya, baiklah!” Nayra pun menjawab dengan sama.Kiki memetakan keadaan sekitar. Masih ada sedikit ruang untuk meloloskan diri. Apalagi dua pria sangar dan mengerikan itu keluar dari mobil untuk mengancam mereka.“Keluar!” masih teriak seseorang sembari menendang dan memukul kaca jendela mobil.‘Ya Allah, selamatkan hambamu!’ Nayra tak berhenti bergumam dalam hati dengan jantung yang berpacu s

    Last Updated : 2025-03-13
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   92. Mengunjungi Nenek

    “Sampai saat ini kita belum bisa membuat dua pria itu mengaku siapa yang membayar mereka untuk mencoba mencelakai nyonya, Pak.”Yas menyampaikan temuannya pada Devran terkait penyerangan Nayra.Kenapa begitu kebetulan saat tiba-tiba dirinya diminta ke proyek karena ada masalah? Sementara di sana hanya ada sedikit kesalah pahaman saja.Pikirannya sudah mengarah pada sang mama, mengingat wanita itu kemarin bersih tegang dengan Nayra di kantornya.Tapi, Devran tidak seharusnya asal menuduh sebelum ada bukti.“Apa motif mereka?” tanya Devran.“Sementara ini yang mereka akui hanyalah motif begal dan perampokan mobil mewah saja, Pak.”Devran menghela napas dan menghempaskan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Harapannya memang seperti itu, dua pria itu menyerang Nayra dengan tujuan merampok saja.Akan sedih rasanya kalau apa yang dipikirkannya ternyata benar adanya. Bahwa wanita yang melahirkanya itu berseteru dengan wanita yang seharusnya bisa diterimanya sebagai seorang menantu.Sejak

    Last Updated : 2025-03-13

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   136. Drama Cah Taoge

    “Terima kasih ya, Mas Devran. Karena Mas, saya dan putri saya bisa kembali bersama.” Farah tampak berlinang air mata bertemu langsung dengan suami putrinya yang sudah melakukan banyak hal dalam hidup sang putri.Dia senang mengetahui seperti apa suami putrinya itu. Meski Nayra menikah muda, tapi kalau pasangannya lebih dewasa baik secara finansial dan sikap, Farah tidak akan menyesalinya.“Sampai kapanpun, saya akan berhutang budi pada Mas. Sekali lagi terima kasih banyak.”“Ma, jangan panggil Mas. Dia kan mantu mama?” Nayra nyelutuk mengoreksi ucapan Farah.“Panggil saja Devran. Ya kan, Mas?” Nayra beralih pada suaminya.Devran hanya mengangguk membenarkan. Farah tampak formal sekali padanya. Membuatnya juga sedikit segan.Apa karena dia adalah mertuanya jadinya Devran tampak segan?“Memastikan hidup Nayra baik-baik saja itu sudah tanggung jawab saya, Ma. Mama tidak berhutang apa-apa ada saya.”Devran menyampaikan itu agar Farah tak merasa berhutang budi padanya. Devran juga tidak m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   135. Kangen

    “Siapa?!”Nayra melangkah dengan ragu-ragu.Diingat-ingatnya lagi. Apa tadi dia lupa mematikan shower saat mandi?Sepertinya tidak. Nayra ingat saat masuk lagi untuk mengambil sesuatu, shower sudah dalam keadaan mati.“Apa aku panggil Kiki atau Pak Parmin saja?” Nayra jadi takut. jangan-jangan ada maling yang masuk rumahnya.Namun saat hendak melangkah pergi, suara shower itu sudah tidak terdengar. Dia malah mendengar suara gagang pintu kamar mandinya diputar.Jantungnya berdetak keras ketika pintu itu terbuka. Namun melihat siapa yang sedang membuka pintu itu, Nayra terkejut senang. “Mas Devran?!” teriaknya, dan seperti biasa dia suka sekali melompat kepelukan pria ini. Dengan sigap Devran akan selalu menangkapnya.“Ya ampun, ini beneran Mas Devran, kan?” Nayra membelai wajah Devran untuk memastikan dia tidaklah sedang berkhayal.Devran hanya memutar bola matanya malas karena Nayra sekonyol itu. Masa masih tidak percaya kalau dirinya yang saat ini ada di hadapannya.“Bukan. Aku Do

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   134. Berziarah

    “Kita ke makam ayah bundamu, ya?” Farah mengajak Nayra. Masih dengan bijaknya memanggilkan kakak dan kakak iparnya itu sebagai ayah bundanya Nayra, walaupun semua sudah tahu yang sebenarnya.Seminggu yang lalu mereka sudah berziarah ke makam mereka tapi tidak bersamaan. Kali ini Farah mengajak Nayra barengan.“Baik, Ma. Aku ambil selendang dulu," ujar Nayra yang langsung melangkah ke kamar mengambil selendang untuk menutupi rambutnya.Nayra mengenakan tas selempang untuk membawa ponsel. Saat memasukan benda pipih itu dia melihat notifikasi pesan dari temannya Aulia.“Masih lama, Nay?” Farah melongok ke dalam kamar Nayra.“Ada pesan dari temanku, aku hubungi dulu enggak apa-apa kan, Ma?”Farah tersenyum, “Baik sayang. Take your time!” Kemudian menutup pintu itu tidak mengganggu Nayra. Nayra langsung menghubungi Aulia. Seminggu ini dia memang jarang melihat ponselnya. Hanya sesekali kalau butuh menghubungi Devran saja.“Ada apa, Ul?”“Dokter Ananda mencemaskanmu, Nay. Dia beberapa ka

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   133.

    Pria di seberang sana mencoba mengelus dada. Dia tidak pernah sesabar ini pada seorang manusia kecuali manusia yang selalu membuatnya gemas satu itu.“Coba kalau kau ada di sini, aku jinjing kerah bajumu, lalu aku tendang bokongmu biar terlempar sejauh mungkin.”“Mas Devran ih. Kan tinggal bilang, iya atau enggak. Begitu doang, Mas?” “Lelaki tidak bicara sayang!”“Tapi terkadang sebuah ungkapan itu juga penting, Mas.”“Oke, oke... Jangan bawel lagi. Kau mau aku bilang apa?”“Mas cinta sama aku tidak?”“Iya”“Beneran, Mas?”Sedikit delay, Devran kemudian mengatakan. “Enggak!”“Tuh, kan. Maaas!?”Lalu keduanya sudah melupakan bahwa sebelum ini mereka bertengkar. Bahkan Nayra sampai ingin bercerai. Keduanya melanjutkan mengobrol sampai larut, seolah dua insan remaja yang baru kasmaran dan tak ingin berpisah.Saat lelah menyergap dan suara Nayra tak terdengar lagi menyahut, Devran tahu, Nayra pasti ketiduran.“Sialan, aku ditinggal tidur!” gerutu pria itu.Walau begitu, Devran meras

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   132. Mama Kandung(2)

    Nayra melihat wanita itu terisak sampai tergugu. Pundaknya bergetar dan tampak begitu rapuh. Membuat hatinya ikut teriris dan merasakan kesedihan yang mendalam.Tak lagi menahan langkahnya, Nayra berhambur memeluk wanita itu.“Mama...” panggilnya parau.“Nay?” Farah menghentikan tangisnya.Dipeluk putrinya sembari menangis membuatnya tak tega. “Jangan nangis, Nak. Maafin mama, ya?”Ketika mengetahui kebenaran bahwa Nayra adalah putrinya, seketika gadis itu merubah sikapnya menjadi acuh. Kini Nayra datang kembali padanya dan memeluknya penuh cinta. mungkin tadi hanya karena terkejut dia berubah sikap. “Nayra yang minta maaf, Ma.” Nayra menciumi tangan sang mama.Setelah keduanya sudah tenang kembali, Farah pun tidak akan lagi menyembunyikan kenyataan. Semua pasti sudah berubah. Dan Nayra berhak tahu tentang jati dirinya.“Nay, mama...”“Ssst!” Nayra menangkupkan jemarinya di bibir sang mama sembari menggeleng. “Tidak apa, Ma. aku tidak peduli apapun. Yang aku pedulikan adalah, aku m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   131. Mama Kandung

    “Ada apa menghubungiku?”Sapa Devran saat Nayra mengusap layar untuk menerima panggilan darinya. Tidak ada salam dan basa-basi, nadanya pun terkesan dingin. Namun, Nayra tahu, itu memang ciri khas pria itu.Seharusnya dia sudah memahaminya sejak dulu, memang begitulah karakter pria ini. Sayangnya, dirinya yang tak banyak belajar setelah berbulan-bulan bersamanya. Terkadang masih juga baper dengan sikapnya itu. “Mas?” Kata Nayra setelah menarik napas dalam. Masih belum bisa menghilangkan keterkejutannya tentang apa yang di dengarnya tadi.“Ada masalah?” Lenguhan napas Nayra sampai terdengar Devran.“Oh. Nanti aku hubungi lagi, Mas. Aku masih ada urusan. Aku hanya ingin berterima kasih dan minta maaf.” Seperti bagaimana pria ini yang tak suka basa-basi, Nayra jadi mengikutinya.“Sama-sama!” ujar Devran yang langsung menutup panggilan setelah dia mendengar sendiri Nayra masih ada urusan. Dia juga masih repot. Nayra mencebik. Namun kali ini tidak lagi dibuat sebal. Lagi pula ini masi

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   130. Baru Tahu(3)

    Nayra dan Farah makan siang berdua saja. Kiki yang ditawari Nayra untuk makan bersama mereka menolak karena ingin bergabung dengan Mbok Mun dan Pak Parmin di dapur. Nayra tak mempermasalahkannya.Selesai merampungkan makan, mereka kembali mengobrol.“Tante kenal suamiku?” Nayra menyinggung tentang kepulangan Farah ke tanah air yang katanya atas bantuan suaminya.“Ada pria bernama Yas, dia mencariku berbulan-bulan. Kami bertemu di Amsterdam. Kutanya untuk apa mencariku dan apa dia mengenalku? Katanya dia diminta tuannya mencariku. Dia bilang tuannya itu suami seorang gadis bernama Nayra yang berasal dari Kota Diraja, putri dari Danial Sanjaya.” Panjang lebar Farah menjelaskan bagaimana dia bertemu dengan anak buah Devran.Nayra melihat wajah melamun, lalu menyentuh tangannya, “Kenapa, Tante?”Wanita yang bahkan belum menyentuh angka 50 tahun itu masih terlihat cantik dan anggun. Hanya saja kali ini terlihat sangat muram.“Maafkan aku, Nay. Aku bahkan terlupa untuk pulang. Merasa kau

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   129. Baru Tahu(2)

    “Aku pikir Dokter Ananda yang melakukan semua ini,” gumam Nayra.Ada rasa bersalah karena dia pernah dengan terang-terangan menyampaikan di depan Devran bahwa Anandalah yang selama ini membantunya.“Apa kau tahu hubungan Mas Devran dengan Damayanti?” tanya Nayra sembari melanjutkan langkahnya.“Saya kurang paham, nyonya. Tapi sepanjang pengetahuan saya, Pak Devran tidak pernah terlihat bersama wanita itu kecuali karena urusan dengan Nyonya Tamara.”“Jangan bilang tidak pernah melihatnya bersama, Ki. Kita pernah kan memergoki mereka di apartemen? Bahkan Mas Devran malah mengusirku dan membentakku.”Kiki terdiam. Untuk urusan itu dia juga tidak tahu.“Hanya saja, kalau Pak Devran memang ada hubungan dengan Damayanti, tidak mungkin juga sampai membuat skenario penangkapan artis itu. Pak Devran jug

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   128. Baru Tahu

    “Lebih baik kita pulang dulu. Ini sudah malam, Nyonya. Udara di sini juga dingin.” Kiki menggugah ketertegunan Nayra. Dia benar, mereka harus pulang dulu.Ketika memasuki halaman rumahnya, Nayra memberitahu sopir mobil grab itu.“Pak rumahnya bukan yang ini, tapi yang di samping.” Tunjuknya pada rumah kecil di samping rumah yang kini mobil itu berhenti.“Nyonya, mapsnya bilang di sini?” Kiki yang malah membenarkannya.“Iya Ki, ini memang rumah kami. Tapi waku itu rumah ini masih sengketa. Lagi pula surat-suratnya juga kabarnya sudah diatasnamakan istri kedua ayahku dan putrinya,” jelas Nayra teringat perkara itu.Geram, sih. Tapi bagaimana lagi? Nayra malas berurusan dengan mereka. Sampai di titik, kalau memang mau ambil, ambil saja. Tidak mau terlibat ribut perkara dengan mereka lagi.“Kalau rumah di samp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status