Share

88. Dibela(3)

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-11 16:20:33
Entah mengapa mendengar hubungan Nayra dengan tantenya tidak baik, dia jadi sedikit terhibur.

Ananda tahu bagaimana karakter sang tante. Wanita itu kalau tidak suka pada orang pasti akan mencari banyak cara untuk menyingkirkannya.

Ananda jadi berharap, Nayra lepas dari Devran dan dia punya kesempatan untuk mendekatinya.

Dia sungguh jatuh cinta pada gadis itu di pandangan pertama. Dan sepertinya memang sudah tergaris berjodoh karena ternyata gadis itu sudah masuk dalam keluarganya.

Apalagi, Ananda juga yakin. Devran masih mencintai Damayanti. Dia orang yang paling tahu betapa patah hatinya Devran waktu Damayanti meninggalkannya.

"Ingat! Banyak gadis di luar sana yang mengidolakanmu. Jadi untuk apa menyukai gadis itu?" Rosa mengingatkan putranya itu.

"Ah, mama tidak tahu apa-apa." Ananda jadi malas mendengarkan mamanya itu.

Rosa menatap Ananda dengan sebal. benar juga apa kata Tamara, gadis itu pasti juga sudah membuat otak Ananda tidak berfungsi.

***

“Mas tidak ke kantor?” Nayra me
Kafkaika

Selamat membaca... 💕💕💕

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
mewarni
karakter devran kasar tp sbnrnya baik, karakter ananda kalem tp keknya menyimpan kjahatan,,hehe gitu g sih?
goodnovel comment avatar
Ara
moga sja devran sdh benar2 jatuh cinta sma nayra, biar bisa melindunginya terus dri orang2 yg tertarik dan membencinya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   89.

    “Terima kasih, Kak. Tapi mungkin lain kali lagi, ya?”Napas Nayra terengah saat dirinya hampir saja menabrak pagar di depan sana dengan mobil barunya ini.Di sampingnya seorang wanita berperawakan tomboy dengan sabar mendampinginya belajar menyetir.“Tidak apa, Nyonya. Kita coba lagi. Itu hal biasa dalam belajar. Jangan kuatir, saya akan mendampingi nyonya.”“Ohh, tidak, Kak!” Nayra masih tremor. Sungguh dia takut sekali sampai tubuhnya tidak berhenti bergetar.Kalau sudah begini Nayra akan menggerutui suaminya itu yang dengan sepihak malah membelikan mobil untuknya. Sudah tahu dia tidak bisa menyetir, kenapa juga harus membelikannya mobil?Tapi tidak seharusnya juga Nayra menggerutu. Sebelumnya dia pernah membandingkan Devran dengan Ananda yang memberikannya hadiah. Bukankah ini juga sebuah hadiah?Benar Devran bilang. Dia memang bawel!“Baik, Nyonya. Kalau begitu biar saya yang mengambil alih menyetirnya.”“Tentu, Kak!” senang sekali mendengarnya mengatakan hal itu. Nayra langsun

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   90.

    “Mas?”Nayra melihat Devran datang dan dia langsung berlari melompat ke gendongannya.Gadis itu kalau suasana hatinya membaik pasti terlihat ceria dan bertingkah kekanakkan pada Devran.“Nay turun, aku lelah!”Devran hendak menurunkan Nayra yang sudah menggelantung di pinggangnya. Tapi gadis itu menolak. Malah mengeratkan kedua kakinya agar Devran tak berhasil menurunkannya. “Enggak mau, gendong aku sampai ke kamar!” ujarnya manja.Devran hanya menghela. Nayra memang masih kecil. Kalau bersikap kekanakkan begini dia jadi bertambah imut.“Bagaimana belajar menyetirnya? Sudah bisa?” Devran menurunkan Nayra setelah sampai di kamar.“Awalnya bisa, Mas. tapi pas mau belok aku hampir menabrak pagar. Jadi, aku takut dan enggak berani lagi menyetir.” Nayra menceritakan bagaiman tadi dia belajar menyetir bersama Kiki.“Sedikit-sedikit, Nay. Nanti juga bisa. Besok minta Kiki mengajarimu menyetir lagi.”“Enggak ah. Aku mau belajar kalau Mas Devran yang ngajari.”“Jangan. Aku tidak sabaran. Nan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   91. Keluar Dari Bahaya

    “Tenang, Nyonya. Jangan panik. Saya sudah menghubungi Pak Yas.”Kiki mencoba membuat tenang istri bosnya yang sudah panik itu.Drama tentang kekejaman ibu tirinya dan pemaksaan untuk menikahi pria tua kembali terlintas di otaknya. Tapi Nayra akan mencoba tenang. Ada Kiki bersamanya.Untung kacanya tidak tebmus pandang. Jadi Nayra bisa mengetahui gerak-gerik dua pria yang menyeramkan itu sementara mereka tidak. Sesekali ketika pria itu mencoba mengintip ke dalam, Kiki memintanya menutupi titik pandang mereka dengan sesuatu.“Kencangkan sabuk, Nyonya!” Kiki berkata dengan sedikit berbisik.“Apa? I-iya, baiklah!” Nayra pun menjawab dengan sama.Kiki memetakan keadaan sekitar. Masih ada sedikit ruang untuk meloloskan diri. Apalagi dua pria sangar dan mengerikan itu keluar dari mobil untuk mengancam mereka.“Keluar!” masih teriak seseorang sembari menendang dan memukul kaca jendela mobil.‘Ya Allah, selamatkan hambamu!’ Nayra tak berhenti bergumam dalam hati dengan jantung yang berpacu s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   92. Mengunjungi Nenek

    “Sampai saat ini kita belum bisa membuat dua pria itu mengaku siapa yang membayar mereka untuk mencoba mencelakai nyonya, Pak.”Yas menyampaikan temuannya pada Devran terkait penyerangan Nayra.Kenapa begitu kebetulan saat tiba-tiba dirinya diminta ke proyek karena ada masalah? Sementara di sana hanya ada sedikit kesalah pahaman saja.Pikirannya sudah mengarah pada sang mama, mengingat wanita itu kemarin bersih tegang dengan Nayra di kantornya.Tapi, Devran tidak seharusnya asal menuduh sebelum ada bukti.“Apa motif mereka?” tanya Devran.“Sementara ini yang mereka akui hanyalah motif begal dan perampokan mobil mewah saja, Pak.”Devran menghela napas dan menghempaskan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Harapannya memang seperti itu, dua pria itu menyerang Nayra dengan tujuan merampok saja.Akan sedih rasanya kalau apa yang dipikirkannya ternyata benar adanya. Bahwa wanita yang melahirkanya itu berseteru dengan wanita yang seharusnya bisa diterimanya sebagai seorang menantu.Sejak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   93. Mengunjungi Nenek(2)

    “Nay. Setelah penyiraman teh panas waktu itu, aku dengar Tamara sudah minta maaf padamu?” Renata membuka obrolan tentang Tamara saat makan siang bersama Devran dan Nayra.Mendengar nama mertuanya disebut, Nayra jadi kembali sedih. Wanita itu tidak pernah berhenti melukainya.Tapi, tidak mungkin juga Nayra mengadu yang bukan-bukan pada Renata. Apalagi ada Devran di sampingnya yang saat ini juga sedang meliriknya. Mungkin menunggu jawaban darinya.“Eng, iya, Nek. Mama sudah minta maaf,” jawab Nayra mengulas senyum pada Renata.“Baguslah kalau begitu. Apa setelah itu hubungan kalian mulai membaik?” Renata bertanya lagi.Nayra kembali bingung ditanya langsung seperti itu. Dia menyenggol kaki Devran di bawah meja agar pria ini bisa membantunya menjawab.Tapi Devran malah berkata, “Nenek bertanya, jawab saja.”Apa maksud pria ini? Apa dia memintanya mengadukan mamanya sendiri pada Renata? Nayra jadi bingung.“Tidak perlu segan, Nay.” Renata menimpali. Barangkali Nayra takut mengatakan yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   94. Curiga

    “Mama di sini?” Devran heran melihat mamanya ada di kantor saat dirinya keluar dari ruang meeting direksi. Alamat suasana hatinya akan buruk sepanjang waktu karena sang mama pasti akan mengajaknya berdebat banyak hal dan tidak pernah punya pemikiran yang sejalan dengannya.“Kenapa? Ini perusahaan suamiku. Kantor suamiku? Kalau aku datang apa kau terganggu?”Devran hanya mendegus lemah. Walau begitu dia masih mengulurkan tangan pada sang mama saat hendak menuruni tangga. Barangkali wanita itu butuh pegangan mengingat sepatu yang dipakai berhak yang terlalu tinggi.“Mama mau keruangan Devran atau ke mana?” tanya Devran lagi.“Aku akan ke ruangan Abiyan dulu untuk mengurus sesuatu. Nanti mama juga ada yang harus dibicarakan sama kamu.”Kebetulan. Devran juga ada beberapa hal yang harus dibicarakan.“Baik, Ma. Aku ke ruangan dulu. Permisi!” Devran undur untuk berjalan ke ruangannya yang berbeda lantai dengan ruangan Abiyan. Masih ada setumpuk berkas untuk diperiksa dan ditanda tanganin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   95. Memilih Nayra

    "Keterlaluan kalau kamu lebih memilih gadis itu, Dev!" Kalau sudah menyangkut tentang perusahaan Tamara selalu mudah sekali terpancing emosi oleh si putra tunggalnya ini. Dia sudah tahu, sejak lama Devran tidak tertarik dengan perusahaan. Putranya itu punya banyak saham dan investasi dari hasil kerja kerasnya sendiri. Cukuplah kalau hanya untuk menikmati hidup. Apalagi Devran bukan orang yang tidak bisa hidup tanpa kemewahan.Tapi, walau begitu, dia tidak bisa seenaknya sendiri begini. Perusahaan ini menjadi bertambah besar juga karena kerja kerasnya puluhan tahun ini. Inginnya sang putra bisa melanjutkan mengendalikan perusahaan di masa-masa tuanya.Bisa-bisanya Devran tanpa pikir panjang malah mengatakan akan lebih memilih Nayra daripada perusahaan keluarganya ini. Ibu mana yang tidak ketar-ketir? Lebih tidak terima lagi anak lelakinya itu malah menuduhnya dan sekarang dia mengancamnya?“Dasar anak kurang ajar kamu, Dev!” Tamara kesal dan napasnya pun sudah naik turun. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   96. Jutek Lagi

    Makanan yang disiapkan untuk Devran sudah mulai dingin. Tapi pria itu belum juga datang. Padahal tadi Devran bilang akan segera datang.“Ugh. Pasti tiba-tiba ada pekerjaan, “ ujar Nayra sembari bertopang dagu menatap makanan-makanan yang sudah disiapkannya mulai dingin.Ponselnya masih sepi. Lalu dia mencoba menghubungi Devran. Panggilan baru diangkat setelah tiga kali Nayra menghubungi ulang.“Mas di mana? Ini sudah malam, lho!” tanya Nayra.“Ini sudah di bawah kok, mau naik lift.”Mendengar Devran sudah datang, Nayra pun sedikit panik. “Oh, baiklah, Mas. Aku akan angetin makanan mas Devran dulu."Nayra langsung meletakkan ponsel itu dan segera mempersiapkan makan malam mereka. Tidak mau saja suaminya itu makan dengan makanan yang sudah dingin.“Nay?” Devran tiba-tiba sudah di apartemen saja.“Iya, Mas. Ini aku lagi angetin makanan Mas Devran.” Nayra menoleh dan tersenyum senang melihat Devran sudah datang.“Tidak perlu, aku sudah makan.” Devran memberitahu Nayra agar tidak usah re

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14

Bab terbaru

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   110. Status(2)

    “Pak, mengenai video itu, apa perlu diviralkan saat ini?” Yas meminta pertimbangan Devran sebelum melangkah untuk memberi pelajaran para pelaku pembulian sang nyonya.Pria itu bukan lagi pegawai di kantornya, jadi tidak bisa datang ke kantor, takut akan membuat spekulasi dari mata-mata sang nyonya besar. Dia menunggu Devran di sebuah kafe utuk membahas urusan ini.“Aku lupa kalau Nayra masih harus kuliah. Jadi dia menolak balik ke kotanya. Menurutmu kalau video itu viral, apa tidak ada kemungkinan mama akan kembali mengincarnya?”Devran meminta pertimbangan Yas mengenai Nayra yang masih ada di Jakarta. takut saja sang mama akan meminta orang mengubek-ubeknya lagi jika video itu viral.“Nanti kita samarkan wajah nyonya agar tidak mengganggu privasinya. Ini juga akan memancing reaksi mereka untuk membuat sebuah pernyataan. Barulah kita akan bergerak memakai pihak ketiga untuk melaporkan mereka.”Yas sudah merancangnya. Dia belum mengeksekusi hal ini karena menunggu Devran balik dari B

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   109. Status

    “Ada apa, Nay?” Aulia temannya itu melihat Nayra bermata sayu, seperti orang kurang tidur dan banyak menangis.Sejak beberapa hari yang lalu dia sudah mengira Nayra punya masalah. Terlebih tiba-tiba memutuskan pindah ke kos-kosan kecil di tempatnya ini. Jangan-jangan apa yang ditakutkan Aulia selama ini terjadi juga.Nayra tak memberikan pernyataan. Dia hanya mengulas senyum dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur kecil di kamar kos barunya. “Aku ngantuk, Ul. Nanti sore aku mau interview.”“Interview apa?”“Adalah, aku tidur dulu, ya?” ujar Nayra yang memejamkan matanya kemudian sudah terlelap dengan cepat.Semalam dia tidak bisa tidur meratapi nasibnya, menunggu pagi menjelang karena tak betah masih berada di apartemen pria yang tidak berperasaan itu. Setelah sejauh ini hubungan mereka, ujung-ujungnya dicampakkan begini juga dirinya.Sejak awal posisi Nayra memang sungguh sulit. Memang dia yang membutuhkan pria itu untuk keluar dari masalah dengan ibu tirinya. Namun, seharusnya ti

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   108. Pergi

    Tidak perlu menunggu esok tiba, Nayra sudah mengemas sedikit barangnya di koper. Dia sudah menghubungi Aulia menanyakan apakah masih ada kamar kos kosong di tempatnya? Untungnya masih ada. Sayangnya Aulia bilang, ibu kos bilang baru besok boleh datang.Tidak apa, tinggal nunggu malam ini saja di apartemen ini. Seharusnya dia bisa bersabar.Hanya saja, setiap sudut ruangan di apartemen ini selalu menyiksa batinnya. Tentang kemesraan mereka, kebersamaan yang hangat, dan pertengkaran-pertengkaran kecil yang justru membuat mereka saling merindukan.Sedih, karena faktanya semua itu tidaklah sepenuh hati dilakukan oleh Devran padanya. yang dikiranya sudah jatuh hati padanya, nyatanya hanya sebagai penghibur dan selingan hatinya yang nestapa karena belum bisa menemukan jalan kembali pada mantan kekasihnya.“Selamat deh, Mas. Mudah-mudahan hubungan kalian langgeng,” gumam Nayra yang sudah kehabisan air mata untuk menangis. Membiarkan ngilu dadanya masih terasa.Hanya bisa mengelusnya dan m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   107. Diusir

    “Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?” tanya Devran menghampiri Nayra yang sepanjang hari belum beranjak dari kamar.Devran baru menemuinya sore ini karena tidak ingin menganggunya. Dia meminta Kiki yang menemani dan menghibur Nayra. Mendengar kodisinya sudah lebih baik, Devran baru berani muncul di hadapannya.“Iya,” ujar Nayra. Dia baru melihat Devran dan Kiki bilang pria ini sedang sibuk di kantornya.Merasa terisih itu ada. Seolah diabaikan dan tidak dipedulikan. Setidaknya Devran bisa menenangkannya setelah hal-hal buruk itu terjadi. Sayangnya pria itu terlihat acuh dan dingin. Perasaannya carut marut terkenang tentang hubungan Devran dengan mantan kekasihnya. Apa mereka serius kembali memutuskan bersama sehingga Devran tak membutuhkannya lagi?Apalagi setelah mengetahuinya hampir diperkosa pria lain, Devran pasti enggan sekedar mendekatinya. “Baguslah. Kalau kau bisa makan malam, aku tunggu di meja makan,” tukas Devran begitu saja berlalu keluar kamar.Nayra menatap pria

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   106. Apa Harus Melepasnya?

    Pukulan dan tamparan itu tak guna karena Rio masih tak mau mengaku. Bicarapun dia tidak bersedia.Di detik ini Devran merasa ngeri. Seberapa berkuasa sang mama hingga anak buahnya tak berani membuka mulut dan memilih untuk bungkam bahkan kalau perlu mati sekalipun.Langkahnya mengendur dan Devran tertunduk di kursinya.“Serahkan ke polisi, kalau perlu seret semua yang ada di video itu!” Devran memberi perintah pada anak buahnya meski dengan nada lemas. Lemas karena menyadari bahwa ini sudah tidak main-main lagi.“Atur bagaimana caranya seolah orang lain yang melaporkannya. Aku tidak mau Nayra terlibat lagi. ” Pesan Devran.Devran tahu kalau sampai dirinya atau anak buahnya yang tercatat melapor, bukan dirinya yang akan dirujak sang mama, tapi Nayra.Tak perlulah bertanya lagi untuk memastikan atau sekedar membuktikan bahwa mamanya lah yang mendalangi semua ini.Keberadaan Rosa, tantenya; Eva, asisten mamanya; juga Damayanti yang membully Nayra sebelum hampir dilecehkan Rio, sudah me

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   105. Rencana Jahat(3)

    “Kau akan jadi milikku hari ini, cantik...” Rio mencium tangan Nayra dan masih betah mengagumi paras istri mantan bosnya itu.Diantara banyak gadis cantik, sebagai seorang pria normal, Rio tentu tak menampik bahwa Nayra memiliki daya tarik tersendiri yang luar biasa. Terlalu asyik mengagumi gadis ini sampai-sampai lupa dia harus bertindak cepat. Bisa-bisa Tamara juga akan memecatnya kalau kali ini dia tidak berhasil. Tangannya bergetar mulai melepas kancing kemeja Nayra.Satu kancing, dua kancing, lebih gugup lagi ketika dua gundukan indah menggoda itu terpampang di depan matanya, membuat isi dalam celananya penuh, napasnya mulai memburu dan tak sabar untuk langsung mengungkungi tubuh itu.Ketika itu Nayra mulia tampak sadar. Dia membuka matanya dan terkejut melihat wajah seorang pria yang itu bukan Devran mendekat mencoba mencium pipinya.Nayra langsung menahannya dan berteriak. “Tidak! Lepaskan aku!”Rio tak peduli. Dia masih berusaha menyentuh Nayra meski gadis itu memberont

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   104. Rencana Jahat(2)

    Melihat wajah-wajah yang menatapnya dengan penuh meledek itu, emosinya sudah menguar.“Hhg, aku sudah mengikuti apa yang kalian mau. Puas kalian?!”Nayra bangkit dan tak mau lagi lebih lama di tempat ini. Meski kesadarannya mulai menurun, dia akan berusaha menahan diri. Asal keluar saja dari hadapan orang-orang yang memuakkan itu.Tiba-tiab Eva menjulurkan kakinya hingga membuat Nayra tersandung dan tersungkur. Rosa dan Damayanti tampak tertawa dengan puas.Damayanti kemudian bangkit berjalan dan berhenti tepat di hadapan Nayra yang masih bersimpuh itu. Membungkuk dan mendongakkan dagu gadis itu. “Wah, kau baru minum segelas, lho. Ayo kita minum lagi?”“Singkirkan tanganmu!”Nayra masih sempat-sempatnya menantang Damayanti. Dia biasanya tidak punya keberanian. Mungkin karena setengah mabok jadinya dia sulit mengendalikan dirinya.“Sekali lagi kau menyentuhku, aku tidak akan tinggal diam!”“Apa?” Damayanti tampak terkekeh melihat Nayra yang malah mengancamnya itu. “Bisa apa kau gadis

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   103. Rencana Jahat

    “Nyonya tidak ada di kampus, Pak!” Kiki menelpon Devran untuk melaporkan.“Kau belum bertemu dengannya saama sekali?” tanya Devran.Pasalnya tadi pagi dia baru tahu kalau Kiki belum dihubungi Nayra yang sudah berangkat lebih pagi. Kemudian Kiki langsung ke kampus.Sesampai di sana Kiki melapor sudah bertemu Nayra tapi karena masih sibuk kuliah, jadinya Kiki menunggungya di tempat biasa.Lalu sekarang? Bagaimana Kiki mengatakan Nayra tidak di kampus?“Nyonya bilang masih ada urusan dan memintaku menunggunya di parkiran.” Kiki memberitahu. Dia sudah menghubungi Yas untuk meminta tolong tapi baru ingat Yas ada tugas pribadi dari bosnya itu dan sekarang sedang tidak di Jakarta.“Coba tanya temannya dulu, aku akan coba cari posisinya sekarang.” Devran menghela napas kasar. sebal sekali bisa-bisanya Nayra pagi tadi membohonginya. “Baik, Pak!” Kiki tahu kos-kosan teman Nayra. Itu di sekitar kampus. Jadi dia langsung pergi ke tempat itu.Sementara Devran masih ada sedikit urusan. Tapi dia

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   102. Ingin Kerja

    Nayra berbohong. Dia tidak menghubungi Kiki. Jadi memutuskan naik kendaraan umum menuju kos-kosan Aulia.Ini masih terlalu pagi. Tapi Aulia bilang sedang tidak repot. Jadi Nayra mampir ke tempat temannya itu sekedar mengusir suntuk. Nanti mereka bisa berangkat ke kampus barengan.“Nay? Ayo masuk!” Aulia membuka pintu kos-kosannya yang tidak besar itu dan menyilahkan Nayra masuk. “Duh, rajin amat ya sepagi ini sudah cantik dan siap ke kampus.”“Aku tidak mengganggu, kan, Ul?” Nayra memastikan.“Enggak, Nay. Ganggu apa sih? Anak kosan jam segini juga mau ngapain. Baju juga sudah di loundri. Sarapan juga pesan antar. Tinggal santai nunggu jam kuliah.”Nayra tampak lega kehadirannya sepagi ini tidak menjadi pengganggu temannya.Aulia mengambilkan botol air mineral dari kulkas untuk Nayra. Dia menyodorkannya di meja.“Diminum, Nay. Maaf hanya ada air putih.” Aulia berujar.Sayangnya yang diajaknya bicara sedang bengong seperti orang banyak masalah. Aulia sudah menduga, Nayra pasti ada m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status