Home / Romansa / Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris / 82. Seperti Binatang Piaraan

Share

82. Seperti Binatang Piaraan

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-03-09 16:13:28
Meja makan sudah penuh makanan saat Nayra hendak memasak. Apa pria itu sudah memesan makanan?

Masih punya pikiran juga Devran memesankan makanan setelah semalam sudah menghajarnya hingga begitu lelah.

Pagi ini, tubuh Nayra masih lemas. Jadi merasa senang kalau Devran tak memintanya memasak.

“Duduklah, aku sudah menyiapkan banyak makanan untukmu!” Devran menarikan kursi untuk Nayra.

“Terima kasih, Mas!” ujar Nayra dan duduk di kursi itu.

Sikapnya yang masih perhatian itu membuat Nayra frustasi. Terkadang dingin, terkadang perhatian, terkadang begini, terkadang begitu.

‘Aaah. Tidak tahulah!’ Nayra bermonolog dalam hatinya.

“Tumben Mas pesan makanan?”

“Aku tidak pesan!”

“Siapa yang masak?” Nayra heran.

“Memangnya kau lihat orang lain di rumah ini?” Devran protes Nayra sama sekali tidak menyangka kalau dirinyalah yang memasak semua makanan ini.

“Oh. Mas Devran bisa masak?” Nayra terkejut dan baru tahu kalau sebenarnya pria ini bisa masak beberapa jenis masakan.

“Jangan heran begitu, ha
Kafkaika

Selamat membaca... 💕💕💕

| 8
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
sukabaca
lanjut thorrrr
goodnovel comment avatar
lis zabet
jangan tinggalin nayra ya dev...
goodnovel comment avatar
Idaidy
Nayra polos bener dh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   83. Rio Dipecat

    “Di mana ini, Mas?”Nayra menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tahu sebenarnya ini tempat apa?Mereka duduk di bantal kantong kacang di lantai, sembari melihat pemandangan kota Jakarta dari Jendela kaca besar di ruangan itu. Seorang pelayan datang menyuguhkan minuman dan camilan untuk mereka.“Mas tidak ke kantor, kah?” tanya Nayra sembari menyeruput minuman di gelas.Yang ditanya sibuk dengan ponselnya.Nayra mengerucutkan bibirnya.Kalau tidak niat mengajaknya keluar, tidak perlu juga melakukannya.Lihatlah, Devran tak lepas dari ponselnya. Itu ponsel baru lagi. Entah sudah ke berapa kali dia membanting ponselnya. Mentang-mentang bisa membeli lusinan ponsel setiap hari!“Ada apa?” Devran baru melirik Nayra yang cemberut itu.“Aku sejak tadi tanya, lho!”“Pertanyaanmu enggak penting juga, toh?”Nayra kembali sebal. Membiarkan pria itu masih memeriksa ponselnya.Entah apa saja yang dilakukan dengan ponselnya. Seberapa banyak pesan yang masuk dan butuh untuk dijawabnya.Jadi penasaran

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   84. Rio Dipecat(2)

    “Apa? Kau dipecat?!” Tamara sangat terkejut melihat Rio datang dan melapor atas pemecatan dirinya oleh Devran.“Benar Nyonya, Pak Devran sudah merekrut beberapa sekretaris barunya, juga asistennya. Jadi mulai hari ini saya dipecat!”“Devran keterlaluan! Apa-apa tanpa meminta pertimbanganku dulu,” tukas Tamara kesal.Apa tidak bisa putranya itu meminta pertimbangannya dulu mengingat yang memilih Rio adalah dirinya? Benar-benar anak itu!“Nyonya, saya menagih janji Nyonya. Semua ini karena saya menuruti perintah Nyonya.” Rio masih butuh pekerjaan, karenanya mengingatkan hal itu pada Tamara.“Tunggulah kabar dariku. Aku harus menemui anak bandel itu sekarang!” Tamara mengambil tasnya dan bergegas hendak ke kantor perusahaan.Damayanti yang sebenarnya ada di ruangan yang sama sejak Rio datang, ikut bangkit. “Ma, aku antar?”“Oh, ayo!” Tamara tak mau banyak berpikir. Inginnya cepat sampai kantor dan memarahi anaknya itu.“Coba telpon Devran dulu, Ma. Barangkali tidak sedang ada di kantor!”

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   85. Rio Dipecat(3)

    “Tarik kembali, Rio!” titah Tamara pada Devran. “Aku tidak akan mejilat ludahku sendiri. Lagi pula sudah ada penggantinya yang juga sudah bekerja per hari ini!” Devran secara tidak langsung menolaknya. “Aku melakukannya demi kebaikanmu, Devran!” Tamara meninggikan suaranya karena Devran tak mengindahkan perintahnya.“Bukan. Itu untuk kebaikan mama sendiri.” Masih dengan santai Devran menyahuti kemarahan sang mama.Tamara kesal dan frustasi. Lalu dia baru ingat sesuatu. Kemudian dia merogoh tasnya mengambil ponsel untuk menunjukan foto-foto yang diambil Rio saat Nayra bersama Ananda. Devran tidak suka penghianatan, jadi foto-foto itu pasti membuatnya berubah pikiran. “Lihat ini baik-baik, Dev! Ini salah satu alasan mengapa Rio aku minta mengawasi gerak-gerikmu dan Nayra. Gadis itu tidak bisa dipercaya!” Tamara mencoba membuka mata putranya itu agar bisa melihat bagaimana seorang Nayra di matanya. Devran mengernyitkan dahinya menatap foto itu. Mereka memang pernah menyinggung hal

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   86. Dibela

    “Damay, tolong ajak Mama pergi!”Devran meminta Damayanti membujuk mamanya agar bisa pergi dari tempat ini. Malu dengan para pegawai kalau dia sampai ngamuk-ngamuk di kantornya.“B-baik, Dev.”Wanita itu mengelus bahu Tamara dan menenangkannya. “Ayo, Ma. kita pergi dulu.”Tamara sadar dirinya sedang emosi dan itu pasti terlihat sangat kacau sekali. Apalagi gadis yang sangat menyebalkannya itu bermanja di pelukan putranya sembari menangis.Pasti dia melakukannya untuk mencari perhatian Devran dan meledeknya.Jadinya, dia lebih baik pergi sebelum malah menghancurkan kantor ini.“Apa yang mama lakukan?” Damayanti mencoba mengingatkannya saat Tamara sudah tenang.“Entahlah, aku juga kesal sekali. Itu spontanitas saja...” Tamara yang sudah tenang baru merasa dirinya sedikit berlebihan.“Ma, aku juga sangat tidak menyukai gadis centil itu. Tapi kalau aku pikir-pikir, yang mama lakukan seperti tadi justru membuat Devran lebih membela Nayra.”“Iya, kau benar, Damay.” Tamara membenarkan ucapan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   87. Dibela(2)

    Devran tersenyum melihat sikap manis gadis itu. Apalagi, tiba-tiba Nayra berseru membuat Devran bingung, “Sebentar, Mas?” “Apa?”“Mas Devran ganteng sekali kalau tersenyum. Jadi jangan jutek lagi, ya?” Nayra menggoda pria itu.Bukannya malah melebarkan senyumnya mendapat pujian Nayra, Devran kembali pada tampangnya yang jutek. Jadi tengsin saja diingatkan itu. Kembali bersikap dingin, dia jadi ingat tentang hadiah jam tangan dari Ananda. “Apa menurutmu aku tidak bisa membelikan jam tangan untukmu? Sampai kau meminta jam tangan pada pria lain?”Eh?! Nayra jadi terkesiap mendengar Devran menanyakan hal itu. Cepat sekali sih pria ini merubah sikapnya?“Maaf, Mas. Kata Dokter Ananda itu hadiah untuk pernikahan kita. Masa aku menolak hadiah dari sepupu Mas Devran?”Nayra masih bergelanyut dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Devran. Mudah-mudahan dengan usahanya ini Devran bisa memakluminya.“Tapi kalau Mas Devran tidak suka, biar nanti aku kembalikan, deh.” Berkata begitu Nay

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   88. Dibela(3)

    Entah mengapa mendengar hubungan Nayra dengan tantenya tidak baik, dia jadi sedikit terhibur.Ananda tahu bagaimana karakter sang tante. Wanita itu kalau tidak suka pada orang pasti akan mencari banyak cara untuk menyingkirkannya.Ananda jadi berharap, Nayra lepas dari Devran dan dia punya kesempatan untuk mendekatinya.Dia sungguh jatuh cinta pada gadis itu di pandangan pertama. Dan sepertinya memang sudah tergaris berjodoh karena ternyata gadis itu sudah masuk dalam keluarganya.Apalagi, Ananda juga yakin. Devran masih mencintai Damayanti. Dia orang yang paling tahu betapa patah hatinya Devran waktu Damayanti meninggalkannya."Ingat! Banyak gadis di luar sana yang mengidolakanmu. Jadi untuk apa menyukai gadis itu?" Rosa mengingatkan putranya itu. "Ah, mama tidak tahu apa-apa." Ananda jadi malas mendengarkan mamanya itu. Rosa menatap Ananda dengan sebal. benar juga apa kata Tamara, gadis itu pasti juga sudah membuat otak Ananda tidak berfungsi. *** “Mas tidak ke kantor?” Nayra me

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   89.

    “Terima kasih, Kak. Tapi mungkin lain kali lagi, ya?”Napas Nayra terengah saat dirinya hampir saja menabrak pagar di depan sana dengan mobil barunya ini.Di sampingnya seorang wanita berperawakan tomboy dengan sabar mendampinginya belajar menyetir.“Tidak apa, Nyonya. Kita coba lagi. Itu hal biasa dalam belajar. Jangan kuatir, saya akan mendampingi nyonya.”“Ohh, tidak, Kak!” Nayra masih tremor. Sungguh dia takut sekali sampai tubuhnya tidak berhenti bergetar.Kalau sudah begini Nayra akan menggerutui suaminya itu yang dengan sepihak malah membelikan mobil untuknya. Sudah tahu dia tidak bisa menyetir, kenapa juga harus membelikannya mobil?Tapi tidak seharusnya juga Nayra menggerutu. Sebelumnya dia pernah membandingkan Devran dengan Ananda yang memberikannya hadiah. Bukankah ini juga sebuah hadiah?Benar Devran bilang. Dia memang bawel!“Baik, Nyonya. Kalau begitu biar saya yang mengambil alih menyetirnya.”“Tentu, Kak!” senang sekali mendengarnya mengatakan hal itu. Nayra langsun

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   90.

    “Mas?”Nayra melihat Devran datang dan dia langsung berlari melompat ke gendongannya.Gadis itu kalau suasana hatinya membaik pasti terlihat ceria dan bertingkah kekanakkan pada Devran.“Nay turun, aku lelah!”Devran hendak menurunkan Nayra yang sudah menggelantung di pinggangnya. Tapi gadis itu menolak. Malah mengeratkan kedua kakinya agar Devran tak berhasil menurunkannya. “Enggak mau, gendong aku sampai ke kamar!” ujarnya manja.Devran hanya menghela. Nayra memang masih kecil. Kalau bersikap kekanakkan begini dia jadi bertambah imut.“Bagaimana belajar menyetirnya? Sudah bisa?” Devran menurunkan Nayra setelah sampai di kamar.“Awalnya bisa, Mas. tapi pas mau belok aku hampir menabrak pagar. Jadi, aku takut dan enggak berani lagi menyetir.” Nayra menceritakan bagaiman tadi dia belajar menyetir bersama Kiki.“Sedikit-sedikit, Nay. Nanti juga bisa. Besok minta Kiki mengajarimu menyetir lagi.”“Enggak ah. Aku mau belajar kalau Mas Devran yang ngajari.”“Jangan. Aku tidak sabaran. Nan

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   143. Tentang Masa Lalu

    “Apa kau yang mengancamnya hingga harus meninggalkanku?” Tidak tahan Alana langsung mengintrogasi Tamara.“Siapa yang kau bicarakan?” Tamara menatap suaminya itu dengan heran. Walau dengan cepat otaknya menyambungkan bahwa Alana sedang membahas tentang istri ke duanya.Tamara juga sudah diberitahu Ludwig, bahwa Alana pergi ke Eropa beberapa bulan kemarin untuk mencari wanita itu. “Aku yakin kau bukan orang yang tidak tahu siapa yang aku maksudkan, Tamara.”Tamara justru tertawa kecil, melihat pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu kini menatapnya dengan menahan geram dan rasa penasaran yang tinggi.Itu sungguh membuat Alana tersinggung.“Sekretaris cantikmu yang kau nikahi waktu itu kah yang kau maksud?” tanya Tamara.Alana merasa tak perlu menyahuti pertanyaan itu.“Bagaimana aku bisa mengancamnya, Alan? Dia sudah meninggal, kan?” dengan santainya Tamara mengingatkan hal itu.Alana juga sudah mencari tahu informasi itu bertahun-tahun sejak wanita itu meninggalkannya. Hingg

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   142. Tentang Masa Lalu

    “Kau sudah makan?” Tamara menyambut suaminya itu sembari memeluk dan mencium kedua pipinya.“Sudah tadi sama mama.” Alana duduk di sofa dengan wajah yang tidak bersemangat.“Ada apa?” Tamara tak menyukai ekspresi wajah suaminya itu. Sudah merasai sendiri bahwa pria itu tidak enak hati padanya. Bisa jadi Renata sudah mengadu yang bukan-bukan.“Jangan protes kenapa aku tidak di rumah keluarga. Mamamu itu mengusirku dari rumahnya.”Jangan-jangan kehadiran Alana di butiknya kali ini ingin membahas dirinya yang tidak tinggal di rumah keluarga sekedar menemani sang mertua yang baru sembuh dari sakit.“Biar bagaimana, apa yang kau lakukan tetaplah salah, Tamara. Kita sudah tua, malu sama usia kita yang sudah pantas punya cucu. Sikapmu masih seperti menantu yang baru bergabung dengan keluarga suaminya.” Alana sekalian mengingatkan istrinya itu.Sejak dulu hingga hampir 30 tahun mereka berumah tangga, masih juga konflik antara istri dan mamanya itu belum juga berubah.“Di matamu aku tidak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   141.

    “Dari Devran?” tanya Renata pada sang putra.Mereka minum teh bersama di teras rumah menikmati kebersamaan di waktu yang singkat ini.“Benar, Ma.”“Kukira Nayra sibuk sehingga jarang datang ke rumah, ternyata dia selalu bermasalah dengan Tamara.”Renata juga baru tahu hal ini. Dia penasaran dengan apa yang terjadi dalam rumah tangga cucunya. Jadi meminta Musa yang baru datang untuk mencarikan informasi. Dirinya sama sekali tidak tahu apa-apa.Yang mengejutkannya, kasus pembulian viral itu, yang menyeret nama mantan kekasih Devran, ternyata korbannya adalahh Nayra.Renata ikut geram melihat video yang viral itu. Walau wajah Nayra disamarkan, entah bagaimana Renata bisa mengenali gestur tubuh gadis malang itu. Lalu diperkuat oleh informasi yang baru di dapat Musa tentang kebenarannya. Musa tentu dengan mudah mengetahuinya dari Yas. Anak muda itu juga adalah anak buahnya sebelum ini. Dia juga secara rahasia diberi tahu Yas bahwa semua kejadian ini atas inisiatif sang nyonya besar, Tamar

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   140.

    Di dalam kamar yang dulu difungsikan sebagai ruang kerjanya, Devran menerima pesan dari Musa dan Yas.Pesan dari Musa memintanya menghubungi papanya yang baru datang, sementara pesan dari Yas menyampaikan tentang Akte pernikahan mereka yang sudah diambilnya.Kemarin saat bertelponan dengan Nayra yang meminta maaf dan berterima kasih padanya dengan perasaan yang manis, Devran jadi merindukan istrinya dan tak menunda untuk pergi ke Kota tempat istrinya berada. Padahal hari itu papanya juga akan datang. Jadi mereka belum sempat bertemu.Sekarang Devran sedang menghubunginya. “Halo, Pa!”“Dev? Kau tidak di Jakarta?” suara papanya terdengar.“Maaf, Pa. Devran ke Kota Diraja sebentar. Nayra ada di sini sudah seminggu yang lalu.”“Kenapa? Kalian bermasalah?”Alana masih dengan perhatiannya menanyakan apakah putranya itu punya masalah? Mungkin karena itu, Devran lebih bisa menurut pada sang papa daripada mamanya yang bahkan jarang memperhatikan hal kecil begini. “Ada sedikitlah, Pa. Its o

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   139. Gangguan Lagi

    “Enggak di sana enggak di sini, kenapa orang di kotamu ini suka sekali menganggu orang yang begituan?” Devran melenguh dalam lelahnya.Ternyata mengeluarkan benih itu menguras tenaganya sekali. Apalagi sejak kemarin dia tidak makan dengan baik lantaran kurang berselera. Hanya sekedar makan seadanya untuk menghormati yang masak saja.Nayra tersenyum lucu. “Jangan perhitungan begitu, kita sudah selesai, lho, Mas.”“Selesai untuk babak pertama. Belum babak-babak selanjutnya.” Devran masih protes. Tidak rela sekali ada yang menganggu kebersamaannya dengan Nayra walau itu teriaakan tetangganya sendiri.“Aku buka dulu, deh. Tahu tuh, ada apa?” Nayra baru bangkit dari pelukan Devran. Sejenak merapikan penampilannya.Untung Devran hanya mengusik bagian intinya dan tak melepas bajunya. Jadi Nayra tak berlama-lama membuka pintu itu.“Iya , Umi?” Nayra tersenyum menyapa wanita itu. Walau wajah lelahnya mungkin tertangkap di netra wanita sepruh baya itu.“Kaya ngos-ngosan begitu, Mbak? Beres-bere

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   138. Rumah Kenangan

    “Lho, Mbak Nayra toh ini? Ya Allah, pangkling, Mbak. Tambah cantik saja!”Umi Salamah menyambut kedatangan Nayra dan Devran di rumahnya. Acara pernikahan putrinya masih minggu depan, tapi Nayra mengirim kabar bahwa mereka akan datang hari ini karena minggu depan mereka berencana sudah balik ke Jakarta lagi.“Sudah ada isi belum, Mbak Nay?” Umi Salamah mengelus perut Nayra yang rata itu.“Ahaha, belum Umi. Saya juga masih kuliah,” tukas Nayra.“Enggak apa-apa, Mas Devran kan pengusaha sukses, kalaupun Mbak Nayra punya anak, yang merawat pasti juga banyak. Tidak akan mengganggu kuliah Mbak Nayra juga.”“Iya, Mas. Jangan ditunda. Enaknya kalau masih muda sudah punya anak, kita berasa punya banyak waktu membersamainya. Sampai mereka menikah, punya anak dan bahkan ikut merawat cucu-cucu kita.” Ustaz Muh menyahut memberi meraka nasihat.Devran dan Nayra hanya mengangguk saja.Sebenarnya Devran juga tidak keberatan kalau Nayra langsung hamil. Tapi, istrinya ini yang terus ingin menunda punya

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   137. Panggilan

    “Aku angkat ya, Mas?” Nayra meminta pendapat Devran yang sudah berwajah muram itu melihat nama Ananda di layar ponselnya.“Ambilkan aku teh tawar hangat lagi, ya? Perutku masih eneg.” Devran mencoba mengalihkan Nayra dari panggilan itu.“Oh, baik, Mas.”Nayra meletakkan lagi ponsel itu setelah merijeknya dan bergegas ke dapur membuatkan suaminya teh tawar. Kasihan dia, gara-gara menjaga perasaan mamanya sampai memaksakan makan makanan yang paling tidak disukainya.Ketika beberapa saat ponsel Nayra kembali berpendar. Devran tahu, Ananda pasti mencoba menghubungi kembali.“Getol amat nih laki ganggu istri orang?” Devran menggerutu.Tadinya hendak merijek lagi panggilan itu. Tapi otak usilnya jadi keluar. Diusapnya tombol terima namun dibiarkan tergelatak di atas nakas. Saat itu Nayra sudah berjalan masuk ke kamar.“Sayang, buruan. Udah enggak tahan ini!” Devran sengaja berkata begitu. Dia mondar-mandir di kamar menunggu Nayra datang sembari memegangi perutnya.“Oh, iya, Mas. Sabar...” N

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   136. Drama Cah Taoge

    “Terima kasih ya, Mas Devran. Karena Mas, saya dan putri saya bisa kembali bersama.” Farah tampak berlinang air mata bertemu langsung dengan suami putrinya yang sudah melakukan banyak hal dalam hidup sang putri.Dia senang mengetahui seperti apa suami putrinya itu. Meski Nayra menikah muda, tapi kalau pasangannya lebih dewasa baik secara finansial dan sikap, Farah tidak akan menyesalinya.“Sampai kapanpun, saya akan berhutang budi pada Mas. Sekali lagi terima kasih banyak.”“Ma, jangan panggil Mas. Dia kan mantu mama?” Nayra nyelutuk mengoreksi ucapan Farah.“Panggil saja Devran. Ya kan, Mas?” Nayra beralih pada suaminya.Devran hanya mengangguk membenarkan. Farah tampak formal sekali padanya. Membuatnya juga sedikit segan.Apa karena dia adalah mertuanya jadinya Devran tampak segan?“Memastikan hidup Nayra baik-baik saja itu sudah tanggung jawab saya, Ma. Mama tidak berhutang apa-apa ada saya.”Devran menyampaikan itu agar Farah tak merasa berhutang budi padanya. Devran juga tidak me

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   135. Kangen

    “Siapa?!”Nayra melangkah dengan ragu-ragu.Diingat-ingatnya lagi. Apa tadi dia lupa mematikan shower saat mandi?Sepertinya tidak. Nayra ingat saat masuk lagi untuk mengambil sesuatu, shower sudah dalam keadaan mati.“Apa aku panggil Kiki atau Pak Parmin saja?” Nayra jadi takut. jangan-jangan ada maling yang masuk rumahnya.Namun saat hendak melangkah pergi, suara shower itu sudah tidak terdengar. Dia malah mendengar suara gagang pintu kamar mandinya diputar.Jantungnya berdetak keras ketika pintu itu terbuka. Namun melihat siapa yang sedang membuka pintu itu, Nayra terkejut senang. “Mas Devran?!” teriaknya, dan seperti biasa dia suka sekali melompat kepelukan pria ini. Dengan sigap Devran akan selalu menangkapnya.“Ya ampun, ini beneran Mas Devran, kan?” Nayra membelai wajah Devran untuk memastikan dia tidaklah sedang berkhayal.Devran hanya memutar bola matanya malas karena Nayra sekonyol itu. Masa masih tidak percaya kalau dirinya yang saat ini ada di hadapannya.“Bukan. Aku Do

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status