Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

113 Chapters

Part 21

“Pak, Bu, aku ingin memperistri Viza. Biarkan aku menikahinya!” ucap Bara lagi dengan bersungguh-sungguh. Semuanya terkejut. Terutama Viza. Memperistri? Bukankah Bara adalah kakaknya? Lantas kenapa malah memperistri dirinya?Tubuh Viza membeku, menegang. Matanya langsung membulat sempurna menatap wajah Bara yang sangat dekat dengannya. Wajah itu membawa gen Mulan, parasnya sangat mirip dengan sang ibu.“Ini sudah sangat lama ingin aku sampaikan. Dan sekarang sudah waktunya aku katakan ini.” Tatapan Bara nanar pada kedua orang tuanya.Viza menampik lengan Bara lalu menggeser langkah, menjauh dari Bara. “Mas Bara sadar dengan apa yang Mas katakan?” Viza menelan saliva, wajahnya jelas masih menegang.“Sadar. Sepenuhnya sadar,” jawab Bara tenang.“Bara! Viza itu adik kamu. Bisa-bisanya kamu bicara begitu?” sergah Johan dengan suara tinggi.“Pak, aku menyayangi Viza. Sudah sangat lama aku berharap bisa memperistri Viza.”“Tidak. Kau tidak boleh menikahi Viza.”“Kenapa? Bapak akan bi
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 22

“Baik, Mas. Hanya saja, akhir-akhir ini kondisinya sedang kurang sehat.”“Itulah sebabnya aku minta supaya kita cepat sampai rumah.” Vikram gelisah.“Cuma demam, Mas. Sakit biasa kok.”“Cuma? Bagiku ibu adalah segala-galanya. Meski hanya demam, aku mencemaskannya. Aku tidak mau dia kenapa-napa. Mendengar kabar kalau beliau sakit saja, aku tidak bisa tenang.” Vikram tak terima atas perkataan Leo. Nada bicaranya langsung meninggi. “Aku menyuruhmu untuk menjaga ibu selagi aku pergi. Jangan anggap sepele sakit ringan orang tua.”“I iya Mas. Mas Vikram benar. Kita akan cepat pulang.” Leo tak berani bicara lagi.Ketegasan Vikram telah mematahkan nyalinya. Vikram menghela napas beberapa kali. Dia mulai tampak tenang setelah tadi sempat emosi. Ia lalu menepuk pundak Leo dan berkata, “Selagi orang tuaku ada, sebisa mungkin aku berikan yang terbaik untuknya, sebisa mungkin aku menjaganya. Jangan tentang aku soal ini.”Leo mengangguk dan tersenyum. Bosnya itu memang selalu menomer satukan ibun
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 23

Setelah kejadian itu, Bara tidak kelihatan lagi di rumah. Entah pergi kemana. Sudah satu minggu berlalu.Suasana di rumah juga tidak seperti biasanya. Mulan dan Johan cenderung diam dan menghindari Viza.Seperti pagi ini, Mulan dan Johan tampak sedang makan bersama di meja makan. Runa sudah berangkat kuliah.Viza muncul, menarik kursi dan bergabung di meja yang sama. Dia tidak sedang ingin makan, sebab memang dia tidak pernah makan bersama dengan keluarganya di meja yang sama. Dia selalu disisihkan dan disuruh makan di lantai. Keseringan Viza makan belakangan setelah keluarganya selesai makan.Johan langsung menyudahi makan meski makanan di piringnya belum habis. Dia meneguk minum dan langsung pergi. Jelas terlihat Johan sengaja menghindari Viza.Demikian Mulan yang langsung menyambar minum lalu meneguknya.“Bu, aku mau bicara!” tukas Viza saat Mulan bangkit dari kursi.“Nanti saja. Lagian mau ngomongin apa sih?” Mulan berjalan menjauh.Viza mengekori Mulan. “Kenapa Mas Bara ingin m
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 24

“Aku mau beli sepatu untuk kuliah. Aku nggak punya sepatu atau pun sendal, aku ingin membelinya,” ucap Viza.“Terus? Kenapa laporan sama ibu? Berhenti kuliah saja kalau memang kuliahmu itu membebani. Toh ujung-ujungnya kamu juga nikah dan di dapur. Untuk apa kuliah? Ngandalin bea siswa juga nggak seberapa membantu. Buktinya masih minta duit terus. Kalau masih mau kuliah, kamu harus bisa cari uang sendirilah. Terserah mau apa. Di kampus kamu bisa sekalian jualan. Jual sayur kek, jual cendol kek, atau jual diri sekalian.”Sungguh perlakuan yang tak layak. Sangat menyakitkan. “Tuh, cuci piring! Jangan minta minta mulu kerjaannya!” Mulan menunjuk setumpuk piring kotor di westafel. Tak lain piring kotor bekas makan keluarganya.Viza sudah mencuci piring kotor di warung makan setiap malam, seharian menghabiskan waktu di warung. Malam pun masih harus disuruh mencuci piring bekas makan keluarganya. Belum lagi beres-beres rumah, menyapu, mengepel, mencuci baju milik Johan, Mulan dan Runa.Mer
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 25

Viza menghempas kembali duduk di lantai, menghadap Vikram.“Aku mau kamu bicara. Katakan padaku apa yang telah terjadi selama aku meninggalkanmu!” tanya Vikram menatap intens mata sembab istrinya.“Aku… aku nggak tahu. Aku benar-benar nggak tahu.” Viza menggeleng, tak tahu harus memulai dari mana.“Kamu tahu, Viza. Kamu sekarang punya teman. Kamu bisa cerita apa saja kepadaku.”Viza menghela napas. Menatap mata Vikram yang teduh dan menghangatkan hatinya. “Sejak pernikahan kita, lalu muncul kejanggalan tentang nama bapak yang tiba-tiba diubah, lalu kebohongan tentang bapak yang katanya berada di puskesmas, lalu sekarang…” Viza ingin mengatakan tentang Bara, namun enggan.Ia merasa perlu menjaga hati Vikram. Apa tanggapan Vikram saat tahu kakaknya ingin memperistri dirinya? “Apa?” tanya Vikram.“Aku bukan anaknya bapak dan ibu. Lalu aku ini siapa?” Air mata Viza kembali berguguran. “Saat selama ini aku diperlakukan seperti anak pungut, aku merasa kebal karena sudah biasa. Tapi saat
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 26

“Menikahi Viza?” Vikram melepaskan tangan Bara. “Tidak ada yang manghalalkan pernikahan sedarah. Kebodohan apa yang membuatmu ingin menikahi adikmu sendiri?”“Karena aku bukan kakak kandungnya, aku kakak tiri. Nggak ada ikatan darah antara aku dan Viza,” seru Bara sambil memutar lengannya yang sakit serelah tadi dibekuk oleh Vikram.Viza terkejut. Mulut kecilnya menganga. Ia menggeleng tak yakin. Meski ia sudah menduga hal itu, namun tetap saja ia terkejut mendengar fakta sebenarnya.“Bara! Sudah! Hentikan omong kosongmu itu!” Mulan panik, tak mau Bara bicara lebih banyak lagi.Seperti ada yang ditakuti oeh Mulan.“Biarkan semua orang tahu kalau aku bukan kakak kandungnya Viza. Aku dan Viza nggak punya ikatan darah. Aku halal menikahi Viza. Dan inilah tujuanku selama ini. Tapi kalian mematahkan keinginanku.” Wajah Bara merah padam.“Bara, semua sudah terjadi. Kamu nggak bisa membalikkan keadaan.” Mulan membujuk. “Tolong pahami keadaan ini. Ibu pun nggak berkutik.”“Aku sejak dulu meny
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 27

“Aku akan temani kamu. Untuk sementara waktu, aku masih harus tinggal bersama dengan orang tuamu,” ucap Vikram.“Mas Vikram masih harus bekerja kan? Berarti Mas Vikram nggak akan menemaniku dari pagi sampai malam. Aku tetap sendiri sepanjang hari.”“Bos Leo sedang ke luar negeri, aku sengaja ditinggal karena dia tahu aku pengantin baru.”“Oh…” Viza mengangguk.Di tengah keheningan, tiba-tiba terdengar suara teriakan pedagang. “Wedang ronde! Wedang rondeeeik!”Seorang pedagang mendorong gerobak melewati jalan di depan.“Itu enak, Mas. Aku mau beli.” Viza langsung berlari menghampiri gerobak sebelum mendapat jawaban dari Vikram.“Wedang ronde dua, Pak!”“Siap. Segera dibikin ya, Mbak.” Bapak tua pendorong gerobak itu tampak sibuk menyiapkan pesanan, kemudian menyerahkan dua cup wedang ronde.Baru saja Viza mengambil uang dari kantong celana longgarnya, Vikram sudah lebih dulu membayar dengan uang yang dilipat-lipat kecil. Kebisaan pria itu selalu menyimpan uang dengan dikepal dan tidak
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 28

“Lalu, selama ini mas Vikram tinggal di mana?” tanya Viza.“Tinggal di rumah bos Leo. Makan tidur di sana. Aku sudah cukup lama hidup bersamanya. Jadi aku sudah seperti keluarga baginya. Itulah sebabnya aku belum bisa mencarikanmu rumah. Selain belum punya uang, juga belum ada kesempatan. Suatu saat nanti, kalau sudah ada uang, aku baru bawa kamu pergi dari rumahmu, kita tinggal di kontrakan yang hanya ada keluarga kecil kita saja!”Viza mengangguk. Sebenarnya ia ingin mengembalikan pembicaraan mengenai penjual wedang ronde tadi. Tapi bagaimana caranya?“Oh ya, bapak penjual wedang tadi itu siapa namanya? Mas Vikram kenal kan?” Akhirnya Viza mendapatkan pertanyaan yang tepat.“Pak Salim.”“Kok dia panggil Mas Vikram dengan sebutan Den? Biasanya tuh panggilan itu diperuntukkan bagi orang-orang bermartabat, berpangkat, pokoknya yang punya status sosial tinggi.”Vikram tersenyum, barisan gigi rapinya kelihatan. Lalu dengan enteng dia mengacak rambutnya yang melewati telinga. Sekarang ram
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 29

Viza merapikan kasur. Sepersekian detik tatapannya tertuju pada bantal yang digunakan oleh Vikram tadi malam. Lalu mengulum senyum.Tak tahu mengapa, sejak kehadiran Vikram, hidup Viza jadi penuh warna. Jantung rasanya tak sehat karena sering berlarian, hati pun bertaburan bunga. Entahlah.Viza menoleh saat pintu kamar dibuka dan Vikram menyembul masuk. Ups, pria itu hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang. Ada aliran air yang masih menyusuri tubuh gagah bak binaragawan, dada bidang perut rata dan six pack itu.Andai saja Viza yang menjadi air itu… Eh?Viza mengalihkan pandangan saat matanya bertemu dengan mata Vikram. Mukanya memanas menyadari sang suami yang bertelanjang dada. “Semua orang sedang berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Kita ke sana sekarang!” ucap Vikram sambil mengambil baju dari lemari.“Mas Vikram mau makan bersama dengan mereka?” tanya Viza.“Bukan begitu. Kita harus bicarakan masalah kemarin supaya lurus. Jangan sampai Bara masih bertujuan memperistri k
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 30

Viza membawa nampan, di atasnya ada dua piring nasi goreng dan dua gelas teh hangat. Itu adalah makanan untuk suaminya. Viza ingin mengajak suaminya makan bersama.Tapi entah kemana Vikram berada. Batang hidungnya malah tidak kelihatan. Viza keluar melewati pintu dapur yang menghubungkan dengan halaman belakang rumah. Celingukan menoleh ke kiri kanan mencari keberadaan Vikram, namun tak menemukannya. Langkahnya berbelok ke samping rumah. Ups, ia ngerem saat melihat pemandangan di depan. Ada Vikram dan Mones yang sedang berbincang. Serius sekali mereka. Bahkan suara mereka tak kedengaran saking berbicara dengan suara kecil.Loh loh, ini ada apa? Kok Vikram mesti harus bersembunyi di samping rumah begini hanya untuk bicara dengan Mones?Vikram mengeluarkan uang dari dalam kantong celananya berupa lembaran merah yang lumayan banyak, mata Viza membelalak melihatnya. Itu uangnya banyak sekali. Kenapa diberikan kepada Mones?Gerakan bibir Mones seperti mengucap kata terima kasih.Viza ce
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status