Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

113 Chapters

Part 41

Tak mau kehilangan jejak, Viza langsung meninggalkan meja. Tak sadar ia juga meninggalkan Runa sendirian.Terlalu asik makan dengan kepala menunduk, Runa sampai tak menyadari kalau Viza berlalu pergi meninggalkannya.Viza mengejar Leo, pria itu berjalan seorang diri. Tampilannya santai sekali. Dia bahkan terlihat seperti bukan seorang bos. Lebih seperti orang biasa yang kerjaannya nongkrong di perempatan jalan.Sial, diantara keramaian, Viza kehilangan jejak. Kemana perginya Leo? Viza ingin mengikutinya. Ingin tahu kenapa dia tidak menggunakan jasa Vikram sebagai supir?Viza celingukan. Ah ya sudahlah, Viza balk badan hendak kembali.Bruk.Tubuhnya membentur sesuatu saat berbalik.“Tuan Leo!”Kebetulan, Viza malah bertubrukan dengan ptia yang dia kuntiti.Aneh, Leo malah mengangkat alis sambil menunjuk Viza. “Siapa ya?” Leo sedang mengingat-ingat.“Tuan Leo lupa?”“Tuan? Jangan panggil begitu, kayak saya bangsawan saja.”Viza malah makin bingung. Kepentok dimana kepala Leo bisa amnes
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 42

“Sebenarnya aku malu mau bilang ini. Soalnya menyangkut perekonomian. Masalahnya, uang kuliahku macet karena satu-satunya mata pencaharian orang tuaku bangkrut. Itu loh, warung yang tempo hari pernah Tuan datangi, sekarang udah tutup.”Leo meneguk minum melalui sedotan. Lalu berdehem. Kepalanya mulai pusing dan berdenyut.“Lalu?” tanya Leo.“Aku mau…”“Runa!” potong Viza yang merasa tak enak hati. “Nggak ada apa pun, Tuan. Lupakan!”“Mbak, aku butuh uang untuk biaya kuliahku. Aku cuma mau pinjam aja sama Tuan Leo, kok Mbak Viza kayak nggak senang gitu? Mbak Viza sih santai, kuliah dapet bea siswa, lah aku?” kesal Runa.“Jadi, ini masalah uang? Kalau mau pinjam, nanti akan aku pinjamkan melalui Vikram," sahut Leo“Sungguh? Terima kasih, Tuan Leo.” Runa kembali memegang tangan Leo, membuat pria itu mamin kikuk. “Tapi kenapa harus melalui supir Tuan itu? Kenapa nggak langsung kirim saja ke aku?”“Aku tidak bisa sembarangan transfer uang. Sedangkan nomer rekening milik Vikram itu sudah t
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 43

Sementara itu, Viza tengah menatap dua pria berjaket hitam yang berdiri di pintu dengan posiis tegap, kaki sedikit melebar, sedangkan dagu terangkat. Tubuh keduanya besar dan wajah sangar.“Siapa itu, Mbak?” Runa bersembunyi di balik badan Viza.Viza terdiam. Ia pun tak tahu siapa dua lelaki sangar itu.“Apakah kalian tahu dimana pemilik rumah ini?” tanya salah seorang pria sangar yang berdiri di depan pintu rumah yang tertutup. Dia menunjuk rumah.“Cepetan dong Mbak, maju sana. Jangan diam aja!” Runa mendorong badan Viza supaya maju.Selalu begitu. Adiknya itu kerap kali menjadikan Viza sebagai tameng dalam segala hal. Sedangkan Runa sendiri memilih untuk bersembunyi.Viza melangkah maju, bukan karena atas permintaan Runa, tapi ia sadar harus menanggapi tamu sangar yang tak dikenalnya itu.“Bapak-bapak ini siapa?” tanya Viza saat sudah berdiri di hadapan dua pria sangar itu.“Kami ingin bertemu pemilik rumah ini. Atas nama Mulan Safitri. Apa kau mengenalinya?”“Itu ibuku. Ada perlu a
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 44

Wajah tampan Vikram berubah menegang, alisnya terangkat. Bagaimana kalau Viza curiga?Sepersekian detik, ia tampak berpikir. Namun detik berikutnya, ia dengan mudahnya mengubah ekspresinya itu menjadi tenang.“Aku dengar dari para tetangga, katanya kamu itu sering kali diperlakukan dengan tidak baik sejak kecil. Mungkin umurmu baru dua tahun, tapi sejak saat itu sudah diperlakukan dengan tidak baik. Sering terdengar tangisanmu di rumah ini. Sering kamu meminta ampun. Begitu kata mereka,” sahut Vikram.Viza tertunduk. Jika mengenang masa kecilnya, setiap orang pasti akan menitikkan air mata. Slogan ‘ibu tiri yang kejam’ itu berlaku baginya. Mulan sangat kejam, selalu memperlakukannya dengan semena-mena. Tapi Viza sudah terbiasa dengan hal itu. Ia bahkan sampai tak tahu bagaimana rasanya bahagia. Dia hanya bisa termenung dan murung. Kalau pun terselip rasa senang, itu karena ia mendapat teman di luaran.Untung saja dulu ada Bara yang sering kali membelanya setiap kali dia diperlakukan
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 45

Beberapa detik Vikram menatap wajah Viza, tak bosan mengamatinya. Vikram lalu menggendong tubuh kecil Viza dan membawanya naik ke kasur, membaringkannya dengan pelan. Sudah dibaringkan pun, mulut kecil Viza masih menganga. Kembali Vikram tersenyum menatap mulut mungil itu. Ia pun mendaratkan bibirnya ke bibir istrinya.Nah, barulah bibir Viza membungkam. Apakah ini termasuk mencuri ciuman? Tidak! Vikram tidak mencuri ciuman. Dia hanya sednag membantu mulut Viza supaya tertutup.Setelah itu, Vikram menghabiskan pisang goreng dan teh yang sudah disediakan istrinya. Dia bergegas membawa piring kotor menuju ke dapur dan mencucinya. Berikutnya, ia ke kamar mandi, mengeluarkan pakaian yang sudah dikeringkan dan membawanya ke tiang jemuran yang ada di belakang rumah.Satu per satu kain tersebut dijemur.“Wah, Mas Vikram ini selain ganteng, rajin bantuin istri ya? Ciri-ciri suami sayang istri,” komentar tetangga yang juga tengah menjemur pakaian di belakang rumah.Beginilah jadinya kalau
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 46

“Baru saja Bos Leo memberitahukan aku kalau Runa ingin pinjam uang untuk biaya kuliahnya, sekarang bapak juga mau pinjam uang. Aku tidak mau kelihatan seperti benalu yang memanfaatkan bos. Aku putuskan untuk membatalkan semua pinjaman, bapak sendiri yang mengingatkanku supaya tidak berlebihan meminjam uang pada bos kan?” Vikram balik badan, masuk ke rumah. Tak peduli dengan teriakan Mulan yang memanggil-manggilnya. *** Keesokan hari... “Pak, itu uang apa?” Mulan membelalak kaget melihat suaminya pulang membawa uang delapan juta. “Dari mana kamu dapat uang sebanyak ini, Pak?” “Tujuh juta untuk bayar hutang. Satu juta untukmu.” Johan memberikan uang itu kepada Mulan. “Tapi uang dari mana ini, Pak?” “Nemu tas jatuh di jalan. Ya sudah kubawa pulang saja. Lagian, tidak ada pemiliknya,” sahut Johan. “Untuk biaya kuliahku mana, Pak?” Runa tiba-tiba masuk kamar. “Aku udah seminggu diskors karena nggak bayar uang kuliah. Mas Vikram pun menolak pinjamin uang ke bosnya.” Johan han
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 47

“Kamu itu seharusnya juga bekerja cari uang.” “Lah, aku aja nggak disekolahin kok. Seorang anak itu dibiayain, bukan disuruh biayai orang tua.” “Cari laki orang kaya sana. Biar hidupmu nggak susah," sungut Mulan. "Jadi kami bisa mengangkat derajat orang tuamu. Jangan kayak Viza, nikah sama supir. Gaji nggak seberapa. Nggak bisa bantuin orang tua. Hidupnya nggak berguna jadinya." Keduanya lalu membisu. Lelah juga berdebat. “Bu, Mas Bara di mana sih? Kok nggak pulang-pulang?” Runa mulai membuka pembicaraan. “Ibu pun nggak tau.” “Mas Bara kan bisa bantu keuangan kita.” “Entahlah.” Mulan melengos pergi menuju ke ruang tamu. *** Vikram tampak melenggang melewati ruang tamu. Dia melihat mertuanya duduk di kursi sambil memijiti kepala. Oh rupanya sang mertua sedang pusing. Vikram masuk ke kamar. Lalu langsung duduk di pinggir kasur. “Viza!” “Ya, Mas?” Viza yang tengah melipat baju itu segra meninggalkan pekerjaannya, lalu duduk di sisi sang suami. Aroma wangi Vikram meras
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 48

“Mbak, beneran Mbak Viza mau pergi?” seru Runa menatap penuh harap pada kakaknya itu. “Ya.” “Bantu aku ketemu sama Tuan Leo ya?” Runa menatap Vikram. “Aku telepon-telepon dia tapi nggak masuk-masuk.” Vikram mengernyit. Sialan si Leo, beraninya memberikan nomer ponsel ke gadis genit dan cerewet ini! “Jadi Bos Leo memberikan nomernya kepadamu?” tanya Vikram. “Iya, tapi dia ditelepon nggak bisa. Mas Vikram bantuin aku ketemu sama dia ya! Aku benar-benar butuh bantuannya! Hidupku kacau sekali. Aku yakin dia bisa mengubah hidupku jika saja aku dan dia lebih dekat lagi. Bisa jadi dia itu jodohku kan? Aku berharap dia bersedia menikahiku,” rengek Runa panjang lebar.Vikram menarik sudut bibirnya yang tajam. Keinginan Runa tentu dinikahi lelaki kaya, sayangnya dia tidak tahu siapa lelaki yang sedang dia incar sekarang. Andai saja tahu status Leo, bisa jadi Runa kejang-kejang. “Semoga dia jodohmu!” Vikram menggandeng tangan Viza dan membawanya menuju ke jalan. *** Viza berjalan dengan
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 49

Tubuh Viza membeku, rasanya kaku merasakan bibirnya yang bersentuhan dengan bibir suaminya. Hangat sekali rasanya.Tapi… kenapa Vikram diam saja? Lalu Viza harus bagaimana? Gugup dan bingung.Perlahan, tatapan Viza bergerak menuju ke mata Vikram. Deg!Mereka kini bersitatap. Duh! Viza makin salah tingkah. Seharusnya ia menarik badannya mundur, stelah itu masalah akan selesai. Tapi kenyataannya tubuhnya itu malah kaku dan sulit digerakkan. Tiba-tiba… bibir Vikram bergerak. Pertanda akan ada gerakan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam hal ini.“Watsiiiy…”Sial! Viza malah bersin. Vikram terkejut, sontak memundurkan kepala.“Maaf!” Viza kikuk. Mungkinkah ia bersalah sudah bersin di waktu yang tidak tepat? Jangan salahkan Viza. Ia tidak sengaja bersin. Salahkan hidungnya yang gatal di waktu yang tidak tepat.“Bukan salahmu,” sahut Vikram. “Salah hidungmu yang berbunyi tidak tau tempat.”Viza malah mengulum senyum mendengar perkataan suaminya. Sejak kapan hidung bisa berbunyi? Kadang
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 50

“Aku menikah tanpa sepengetahuan ibu. Sebab saat itu ibuku sakit dan dirawat di rumah sakit. Pandangan pertamaku ke kamu, memaksaku untuk secepatnya menikahimu,” sahut Vikram. “Meski pernikahan kita terjadi tanpa sepengetahuan ibu, tapi aku pastikan ke kamu bahwa beliau akan menerimamu. Beliau adalah orang baik. Beliau tetap akan menerima siapa pun perempuan yang aku nikahi selagi perempuan itu adalah seorang muslim.”“Tapi apa pendapat ibumu saat tahu kamu menikah tanpa sepengetahuannya?” tanya Viza.“Jangan cemaskan apa pun, beliau pasti memahami situasi ini.”Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga.Sejurus pandangan tertuju ke sumber suara. Tampak perempuan paruh baya yang masih kelihatan segar dan awet muda berjalan menuruni anak tangga. Dia adalah Fairuz, ibunya Vikram.Tatapan mata Fairuz terpusat ke wajah Viza. Ia merasa asing pada wwanita yang kini duduk bersisian dengan putranya.“Bu!” Vikram bangkit berdiri dan langsung menyalami dan mencium punggung tan
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status