Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40

113 Chapters

Part 31

Vikram terkejut melihat segumpal uang yang baru saja dia taruh. Kok malah jadi recehan? Bukannya dia mengambil uang ratusan ribu?Oh.. rupanya Vikram salah tarik uang. Seharusnya dari kantong sebelah. “Sory, salah. Maksudku ini.” Vikram menarik uang dari kantong satunya. Kali ini ia tidak salah tarik, segumpal uang merah dikeluarkan dari kantong itu. Jumlahnya banyak, hanya saja tidak tersusun. Uang itu menggumpal.Mulan membelalak. Ia langsung meyambar uang itu dan menyusun sambil menghitung.Begitulah kalau terlalu rakus dengan harta. Mata tidak bisa khilaf lihat uang. Bahkan uang itu tentunya bersisa jika hanya untuk biaya hidup Viza dan Vikram selama seminggu. “Tidak masalah ibu merendahkan aku, tapi sebisa mungkin aku menjaga marwah istriku. Jangan ada lagi hinaan untuk Viza di rumah ini!” tegas Vikram.Viza benar-benar merasa terlindungi. Vikram ini malaikat jenis apa hingga bersedia melindungi dan menjaganya seperti ini?“Aku tidak menganggap kehidupan dan tenaga Viza yang s
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 32

Vikram langsung memvonis bahwa perkataan Mulan adalah kebohongan belaka. Meski sikapnya itu seperti sebuah terkaan, namun Viza merasa mendapat dukungan moril sepenuhnya. Kesedihannya sedikit tersingkir. Ah, selalu saja Vikram yang menjadi penjaganya.Mata Mulan membulat sempurna. “Bagaimana bisa kamu menuduhku berbohong? Faktanya memang begitu.”“Aku dan Viza tidak butuh penjelasan apa pun dari ibu tentang asal usul Viza. Biarkan aku dan Viza mencari tahu sendiri,” ucap Vikram kemudian menggandeng Viza kembali ke belakang rumah. Ia ingin melanjutkan momen makan bersama dengan Viza meski suasananya sudah berbeda. Keromantisan yang tadi tercipta, jadi ambyar gara-gara Mulan.Sayangnya, Vikram dibikin membelalak melihat piring berisi nasi goreng malah sudah dipatuki induk ayam bersama anak-anaknya.Seketika itu, Vikram dan Viza bertukar pandang.“Tadinya aku mau lanjutin makan berdua denganmu, tapi malah sudah begini. Kita makan di warung luar saja ya? Kamu belum kenyang kan? Soalnya tad
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 33

“Iya bener. Viza selama ini kan jadi babu tuh di warung ibunya, beda sama Runa yang kesehariannya bergaya mulu. Bisa jadi tuh Vikram membebaskan Viza dari kehidupannya yang berat itu.”“Hebat ya si Vikram, bisa ngalahin banyak orang, padahal dia sendirian loh. Bela dirinya nggak kaleng-kaleng.”“Tapi aneh, kenapa dia mendadak minta nikahin Viza ya kan? Padahal mereka kan nggak saling kenal?”“Itu namanya jatuh cinta pada pandangan pertama.”“Aku sih kalau jadi Viza mau banget dinikahin sama Vikram. Udah ganteng, jagoan, fasih baca ayat suci Al Quran lagi.”“Tampilan boleh berandalan, tapi hatinya soleh.”Viza dan Vikram bertukar pandang.“Sepertinya mereka tidak punya bahan pembicaraan yang lebih menarik. Benar apa kata mbak yang punya warung, kita jadi bahan gosipan,” ucap Vikram geleng kepala.“Halooo… mbak mbak, mas mas, kalian pada ngomongin apa sih? Tuh, yang diomongin ada di sini sejak tadi loh!” Pemilik warung menunjuk meja Viza.Sontak pandangan para pemuda pemudi mengikuti ar
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 34

“Mengenai asal usulku, akan aku cari tahu sendiri. Tolong hargai pernikahanku. Aku yakin Mas Bara akan menemukan wanita yang tepat,” sambung Viza.“Kita sudah saling kenal, dan kamu malah lebih memilih lelaki asing itu.”“Mas Bara tahu bagaimana perlakuan ibu ke aku dan bagaimana aku menyikapinya kan? Aku mana mungkin bisa menolak perintah ibu. Dan satu lagi, Mas Bara menyebut aku akan menjadi janda. Mas Bara mengancamku?”Bara terkesiap. “Kalau aku nggak bisa mendapatkanmu, apakah orang lain layak mendapatkanmu?”“Aku semakin merasa asing padamu, Mas. Pertanggung jawabanku atas pernikahan ini adalah kepada Allah, vukan kepada manusia. Itu yang hatus Mas Bara pahami. Sudah Mas, tolong jangan bahas ini lagi. Aku tetap teguh pada pendirianku.”Viza beranjak pergi. Meninggalkan Bara yang terisak. Pria itu benar-benar terpukul.***“Mas Bara kemarin ngomongin apa?” tanya Vikram menatap istrinya yang baru saja duduk di depannya.Mereka berada di teras belakang rumah. Di sanalah tempat lang
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 35

Mulan menatap kesal pada Vikram, wajahnya merah padam dan giginya menggemeletuk. Dia melepas sendal ingin melemparkannya ke wajah menantunya itu, namun urung. Segera ia menarik napas untuk menenangkan diri. Ingat, saat ini dialah yang sedang butuh Vikram. Jangan sampai membuat Vikram ilfil.“Dasar menantu tidak tau diuntung! Repot banget berurusan sama kamu!” geram Mulan berbisik, yang tentunya bisikan itu hanya terdengar olehnya saja.Mulan kembali melepas sendal yang sempat dijinjing. Kemudian ia melempar senyum palsu.“Aku menghargai keputusanmu, Vikram. Istri itu memang sudah sepatutnya dinafkahi, jangan sampai ikutan mencari nafkah karena itu sudah kewajiban suami. Masak mau beli keperluan pribadi masih mesti harus cari uang dulu, buat apa punya suami kalau untuk kebutuhan pribadi pun masih harus cari sendiri. Benar kan?” Mulan mencoba bersikap manis.“Nah, itu ibu tau.” Vikram puas sekali.“Tapi ibu pikir kamu perlu berpikir secara dewasa dalam hal ini. Secara akhlak, alangkah
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 36

“Aku akan bantu kamu mencari keluargamu.” Vikram mengelus lengan istrinya lembut dengan jempol.“Ba… bagaimana caranya, Mas? Kita sama sekali nggak punya petunjuk.”“Jika berusaha, pasti Allah akan kasih petunjuk.”Perkataan Vikram menguatkan Viza. Gadis itu pun tersenyum. Selalu saja Vikram mampu menenangkan hatinya. “Entah kenapa bapak sama sekali nggak mau memberi petunjuk tentang ibu kandungku. Ada apa di balik semua ini?” Viza menghela napas panjang.“Jangan terlalu dipikirkan.” Vikram mengusap pucuk kerudung istrinya.***“Buuuu… ibuuuuu… gawat ini gawat!” Mones berlari menuju ke ruang tamu, ia meninggalkan warung makan dengan tunggang langgang.“Ada apa?” Mulan yang sedang duduk manis menyantap makan siang pun terkejut, mendongak menatap Mones yang lari ngibrit mendekatinya.“I it itu… anu.”“Haduh, kamu ini malah pakai acara gagap segala. Ayo cepetan ngomong. Ada apa?”“Di warung, Bu. Orang-orang pada ngamuk, mereka ngamuk deh pokoknya. Kita diserba eh diserbu.”“Lambemu. Kal
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 37

“Seratus ribu per orang.” Salah seorang menyahut sambil angkat tangan. Meski berobat ke puskesmas tidak sampai segitu, ia meminta ganti uang yang menguntungkan. “Baik, aku beri seratus lima puluh ribu per orang,” sahut Vikram kemudian menyerahkan uang tersebut pada setiap orang yang menengadahkan tangan minta pertanggung jawaban.Wajah-wajah yang tadinya sangar, berubah menjadi senyum setelah menerima uang.Uang memang bisa membeli segalanya.“Cepat pulang dan segera bawa keluarga yang sakit berobat, jangan sampai terlambat!” ujar Vikram dan dipatuhi oleh warga. Mereka segera pergi meninggalkan warung.Runa mengernyit heran menatap Vikram. “Aneh, kamu itu uangnya kenapa nggak habis-habis sih? Udah kayak punya kantong doraemon aja bisa ngeluarin uang mulu. Bukankah supir itu gajinya kecil?”“Gajiku memang kecil. Tapi bos dengan sangat mudah meminjamkanku uang saat aku butuh,” sahut Vikram.“Hei, bisa-bisa kamu gantung diri kalau hutang menumpuk dan nggak bisa bayar loh,” celetuk Run
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 38

“Maksudku… ada orang yang nggak suka sama ibu dan sengaja ingin membuat warung ibu bangkrut.”Vikram menoleh. “Anggap saja ini hukuman untuk mereka.” Pria itu menatap intens wajah Viza. “Kamu mengkhawatirkan perekonomian ibumu ya?”Viza hanya bisa terdiam. Entahlah apa yang ada di pikurannya sekarang.Vikram mengusap pipi putih istrinya dengan jempol. “Gadis baik.”Keduanya bertukar pandang dalam diam. Sampai akhirnya Viza terkesiap melihat wajah Vikram yang bergerak maju ke arahnya, lalu perlahan wajah pria itu miring.Deg!Jantung Viza berlarian.Cup.Vikram mengecup singkat bibir Viza. Kwjadian itu begitu cepat.“Cuma cium kok.” Vikram kemudian melenggang pergi.Tangan Viza terangkat dan menyentuh permukaan bibirnya. Setelah kejadian hari itu, warung makan menjadi semakin sepi. Hampir setiap harinya warung itu hanya dikunjungi segelintir orang saja. Ngenes sekali. Omset merosot jauh. Bahkan untuk membeli bahan dan lauk pauk pun tak tersisa lagi.Modal yang ada habis untuk biaya hi
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 39

“Ini apa?” Viza menunjukkan botol kecil ke hadapan Mones. “Waduh!” Mones garuk kepala. “Barang apaan sih itu? Aku pun nggak tahu kenapa ada di situ?” “Bukti udah di tanganku. Nggak perlu ngeles! Rupanya kamu pelakunya!”“E eeeh, ampun Viza, jangan kasih tau ke ibu!” Mones memohon.“Ini tindak kejahatan. Aku harus kasih tahu ibu supaya kamu kapok.”“Lah, bukankah seharusnya kamu senang ya kalau ibumu dihancurkan?”“Aku nggak pernah berbahagia di atas penderitaan orang lain. Ibu memang sering zalim sama aku, tapi sekarang bukan itu masalahnya. Kita sedang bahas kejahatanmu. Nggak ada alasan yang membenarkan perbuatanmu, kamu itu membahayakan banyak orang.”“Nggak membahayakan kali, Za. Cuma bikin mencret doang kok. Jauh itu mah dari nyawa. Nggak akan bikin mati, cuma bikin mules dan lemes aja.”“Intinya kamu bersalah.” Viza melangkah menuju pintu.Mones menghalangi, berdiri di depan Viza. “Kamu kan orang baik. Ampuni aku.” Ia memohon, wajahmya memelas.Viza menatap ragu, namun kemudia
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 40

“Ini untuk jajanmu, biaya makanmu, dan semua kepentinganmu. Berbelanjalah. Apa saja! Baju, bedak, parfum dan semua keperluanmu. Aku barusan gajian. Tadinya mau transfer ke rekeningmu, kupikir kamu lebih membutuhkan uang cash,” pesan Vikram.“Mas, ini banyak banget. Bukankah gajimu kecil? Aku nggak mau loh kamu pinjam uang terus ke bosmu,” bisik Viza.“Laki-laki yang paling mulia adalah lelaki yang memuliakan istri. Aku suka kalimat itu. Sebelum kamu merasa cukup dan bahagia, artinya aku gagal jadi suami, dan harus lebih berusaha lagi. Ostriku harus tercukupi."Viza mengulum senyum. Ah, suaminya ini memang jago membuat hati istri berbunga-bunga. Benar-benar suami idaman.Hei, siapa yang menaruh tanda love bertaburan di sekitar kepala Viza?“Tenang saja, itu bukan uang pinjaman, tapi uang arisanku,” sambung Vikram.Weh, pria gagah ini demen arisan juga? Pikir Viza. “Setelah ini, pergilah ke mall. Belanjakan apa yang mau kamu belanjain. Makan enak, baju, sendal, sepatu, apa saja. Okey?”
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status