Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

113 Chapters

Part 11

Viza mengulang pandangan. Siapa tahu ia salah lihat. Bisa jadi seratus ribu dan matanya kurang tepat saat melihatnya. Tapi… ternyata ia tidak salah. Setelah mengulang beberapa kali, bahkan sampai menghitung jumlah nol, memang itu seratus juta.Kok bisa? Uang dari mana ini? Banyak sekali. Fantastis.Viza tak pernah melihat angka sebanyak itu. Nominal terbesar di rekeningnya hanya tiga juta. Itu pun numpang lewat saja saat ada keperluan untuk bayar sesuatu via transfer.Viza mendadak gugup. Uang segitu membuatnya jadi panas dingin.Setelah selesai memasak, sekitar jam sepuluh dia sudah bisa membuka warung makan dan menjadi pelayan bersama Mones. Begitulah rutinitas kesehariannya.Lelah? Jangan ditanya. Badannya sering sakit karena terkadang tak sempat makan saking sibuknya.“Air kobokan di teko semua meja belum diisi tuh! Cepat isi! Meja ada yang belum dilap!” Mones cerewet sekali. Main tunjuk sana sini.Dia kemudian mengambili buah-buahan dari kulkas untuk dipajang di etalase. Meskip
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 12

Viza menyimpan hp dan menyusul ke depan, ia menyusun teko untuk cuci tangan berisi air ke meja.Pantesan Mones teriak-teriak garang begitu, rupanya ada Mulan dan Runa di meja kasir. Dua insan itu tampak sibuk menghitung uang receh pendapatan semalam.Beberapa orang pelanggan sudah duduk mengisi meja, menunggu pelayanan.Mones segera mendatangi meja yang diduduki pelanggan. “Mau pesan apa, Mas?”“Maaf, aku dilayani Viza saja!” tolak pelanggan saat dilayani oleh Mones. Pelanggan sudah sangat hafal dengan Viza. Mayoritas mereka memang menyukai pelayanan Viza yang sopan dan ramah.“Ya ampun, Viza mulu. Udah meringis gigi ampe kering juga masih ditolak,” celetuk Mones sambil garuk kepala. “Viza, layani tuh custumer.”Mones mengambil alih pekerjaan lain.Viza menghampiri dua pria yang menunggu di meja sudut. Hanya ada delapan meja, keseringan meja penuh saking ramainya.“Pesan apa, Bang?” tanya Viza. Warung itu menyediakan makan dengan cara pelayan yang mengambilkan nasi dan lauk seporsi d
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 13

Seketika Mulan membeku di tempat. Mukanya langsung menegang. Sudah capek memamerkan gigi sejak tadi, tapi sia-sia. Berharap Runa yang menjadi tempat perhatian si pria tajir melintir, malah Viza yang dicari. Mulan kesal sekali.Runa kecewa. Kenapa justru Viza yang dicari oleh pria kaya ini? “Sebelumnya, Tuan ini siapa?” Mulan balik tanya.“Aku Leonardo. Panggil saja Leo.”Viza meninggalkan tempat itu dan berlalu ke balik etalase jus yang berdekatan dengan pintu menuju dapur.Melalui posisinya, ia masih bisa melihat interaksi di dalam warung karena mereka masih satu ruangan, hanya dibatasi oleh etalase kaca saja.Viza membuat teh es dua gelas, telinganya fokus mendengarkan pembicaraan antara Mulan dan si pemuda yang bernama Leo itu.“Ada keperluan apa Anda mencari Viza?” Mulan mewawancarai. Nadanya mulai kedengaran tak suka. Bukan tak suka pada pemuda itu, tapi tak suka bila pemuda itu mencari Viza.“Ini kartu nama saya.” Pemuda itu memberikan kartu nama.Mulan membelalak sembari menut
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 14

“Kembali ke tujuan awal saya kemari. Bisakah saya bertemu Viza?” tanya Leo yang kelihatannya tak sadar kalau wanita yang dia cari ada di sini dan tengah sibuk mondar mandir malayani pelanggan di meja lain. “Viza itu putriku,” jelas Mulan.“Oh jadi saya berbicara langsung dengan ibunya? Tepat sekali kalau begitu. Tolong pertemukan saya dengan Viza. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan kepadanya,” sahut Leo.Pembicaraan terhenti ketika Runa muncul diantaranya dan menyuguhkan aneka macam lauk ke meja makan. Tak lupa senyum manis semanis madu dipersembahkan pula olehnya. “Silakan!” ucap Runa salah tingkah.Leo mengangguk dan menoleh singkat saja ke arah Runa.“Nah, ini putri bungsuku. Namanya Runa. Cantik kan ya? Dia masih kuliah. Sekitar setahun lagi masa kuliahnya selesai. Sudah bisa dinikahi.” Mulan merengkuh pundak Runa. “Kebetulan dia masih jomblo. Belum ada yang punya. He heee.. Tuan Leo ini sudah menikah atau belum?” “Umur memang sudah tiga puluh empat, tapi belum menikah.”
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 15

“Makanlah. Kau bebas makan di sini.” Leo menunjuk meja.“Dengan senang hati, bos.” Vikram menarik kursi dan duduk, lalu menyantap makan dengan lahap, mencuil satu per satu lauk yang disajikan. “Enak sekali. Semua lauknya lezat bos.”“Tentu saja. Namanya gratis.” Leo tertawa kecil. Pandangannya kemudian kembali pada Mulan. “Jadi maksud kedatangan Tuan mengajak Vikram kemari hanya untuk memastikan apakah Vikram sudah menikah atau belum, begitu?” tanya Mulan.“Ya. Soalnya kabar pernikahan ini sangat mendadak, saya jadi ragu," jawab Leo. "Saya menyesal tidak menghadiri pernikahan supir saya ini. Sehubungan supir saya ini tidak punya uang, dia sampai harus menikahi Viza tanpa seserahan apa pun. Bahkan maharnya tanpa uang.”“Iya, maharnya baca doang. Nggak ada modal soalnya, tapi anehnya dia berani minta kawin,” celetuk Mulan sambil pura-pura senyum ramah kepada Leo.“Supir saya memang sudah lama ngebet kawin dan sekarang baru terlaksana,” ucap Leo membuat Vikram menghentikan makan sebent
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 16

“Oh ya, Tuan Leo silakan makan. Tapi itu lauknya kok sudah dicuil semua sama supir?” Mulan menatap kesal pada semua lauk yang disajikan.“Cukup supirku saja yang mencicipi. Jika kata supirku enak, maka aku percaya pasti enak. Aku tidak bisa makan sembarangan. Semua makanku harus teruji secara klinis. Bukan maksudku mengatakan makanan di sini tidak sehat, tapi aku harus menjaga kemungkinan yang tidak diduga-duga.”“Oh nggak masalah.”“Aku permisi.” Leo bangkit berdiri.Sial, dia malah menubruk Runa yang kebetulan melangkah maju. Keadaan yang tak diduga-duga pun terjadi. Gubrak!!!Leo dan Runa terjatuh bersamaan. Tubuh Leo menelungkup di atas badan Runa.Vikram mengangkat alis sambil garuk kepala. Lalu mengembuskan napas kasar. Bagaimana mungkin sosok yang berwibawa malah jatuh kejungkang begini? Vikram menyesalkan kejadian ini.Bahkan Leo kini tengah menatap wajah Runa yang berjarak sangat dekat dengannya. Mereka merasakan napas masing-masing lawan yang menampar wajah.“Aduh, sakit!”
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 17

Loh, kok bisa? Supir menoyor kepala bosnya? Ada apa ini? Seberani itu Vikram pada bosnya? Apa alatar belakang Vikram sampai bisa bersikap begitu dan bosnya pun menerima saja? Saking berandalnya, Vikram sampai ditakuti bos sendiri.Viza tak habis pikir dengan pemandangan itu.Vikram tampak geleng-geleng kepala. Dia mengatakan sesuatu dan Leo mengangguk-anggukan kepala. Lalu ia menyingkirkan lengan Leo supaya menyingkir dari pintu mobil. Anehnya, Leo menurut saja.Viza menyusul, mendekati Leo.“Eh? Viza?” Leo kaget melihat Viza yang tiba-tiba muncul.“Mau ketemu Mas Vikram sebentar, boleh?” ujar Viza sopan.“Ya.” Leo mengangguk.Viza mengetuk kaca mobil. Di dalam, Vikram kaget melihat Viza ada di luar mobil. Segera ia menurunkan kaca mobil.“Ada apa, Viza?”“Mas, aku nggak minta kamu sampai harus pinjam uang ke bos begini hanya demi menuruti kemauan ibu.”Vikram tersenyum. Dia sangat tampan saat tersenyum begitu. “Tidak masalah.”“Tapi…”“Kalau aku berhasil mendapatkan uang itu, kam
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 18

Di sisi lain, Vikram menginjak rem, mobil yang dia kendarai pun berhenti. Wajahnya yang datar berpadu dengan tatapan datar pula, menoleh pada sosok di sampingnya, menatap Leo yang duduk manis bak pangeran dengan gaya santai sambil mainan hp, pakaian necis bahkan minyak rambut telah berhasil membuat tampilannya sempurna seperti bos beneran.Vikram menoyor kening Leo hingga terhuyung ke belakang menghantam sandaran.“Ini hukuman untukmu yang sudah berani memainkan kepala bosmu sendiri. Kenapa kau lakukan itu tadi kepadaku, hm?” tegas Vikram, tatapannya menelisik. Selalu begitu, dia datar dan dingin.“Kapan lagi bisa menoyor kepala bos kalau bukan di momen seperti tadi?” Leo tertawa kecil.“Lain kali aku tidak akan mengampunimu.”"He heee... Maaf.""Segala bilang aku ngebet kawin lagi di depan mertua." Vikram menatap gemas pada Leo yang malah cekikikan. Kemudian manik matanya memperhatikan gaya duduk Leo yang nyaris tanpa beban.“Enak sekali sekarang kau ya! Duduk santai seperti bos be
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 19

Viza menghempaskan tubuhnya yang lelah ke kasur. Siang hari begini, ia akhirnya bisa bersitirahat juga. Tangannya merentang mencoba melepas lelah, bergerak naik turun menikmati enaknya rasanya beristirahat.Biasanya, ia pasti bekerja sampai malam. Kesibukannya melebihi kesibukan pelayan yang diberi gaji. Sedangkan dia tanpa gaji. Bekerja tanpa kata istirahat. Mulan selalu sinis bila melihatnya duduk manis walau hanya satu menit disaat tak ada pekerjaan. Bernapas pun sulit rasanya.Biarkan sekarang ia menikmati nyamannya berbaring di siang hari. Dia sudah lepas dari beban hidup yang melelahkan. Sebenarnya Viza bisa saja bekerja demi menafkahi keluarga dengan tulus jika kondisinya tidak seperti yang ia rasakan seperti sekarang. Ia nyaris seperti sapi perah yang tak diberi kesempatan untuk beristirahat di saat seluruh keluarganya duduk manis menikmati uang dari hasil kerja kerasnya.Tapi sudahlah, semuanya sudah berlalu.Kriuuuk kriuuuk… Perut Viza keroncongan. Lapar. Ini jam
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Part 20

“Viza! Mas pulang!” Bara melepas tas ransel besar yang menggembung, dijatuhkan begitu saja ke lantai.Pria itu tersenyum lalu melangkah maju, merentangkan kedua lengan bersiap hendak memeluk.“Mas! Aku mau pakai baju dulu!” Viza mengangkat satu tangan, isyarat menahan langkah Bara.“Iya iya, Mas tahu. Nanti saja.” Bara langsung memeluk Viza, melingkarkan lengan besarnya ke tubuh mungil Viza.Viza memberontak. Sayangnya tenaga Bara bukan tandingnya. Tubuh mungil tetap berada di dekapan Bara.“Nggak terasa, ternyata sudah sangat lama sekali Mas pergi, Mas kangen sama kamu, Dek. Kangen banget. Akhirnya Mas bisa berkumpul kembali sama kamu.” Pria berusia tiga puluh tiga tahun itu seakan lupa kalau adiknya sudah dewasa. Pelukannya sangat kencang, hampir membuat Viza kesulitan bernapas.Bara menggoyangkan tubuhnya ke samping kiri dan kanan, memutar badan Viza, lalu mengacak rambut Viza yang masih basah.“Aku juga udah lama banget nggak ngacak-ngacak rambut kamu, Dek.” Bara tertawa.“M
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status