Share

Part 17

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 15:18:57

Loh, kok bisa? Supir menoyor kepala bosnya? Ada apa ini? Seberani itu Vikram pada bosnya? Apa alatar belakang Vikram sampai bisa bersikap begitu dan bosnya pun menerima saja?

Saking berandalnya, Vikram sampai ditakuti bos sendiri.

Viza tak habis pikir dengan pemandangan itu.

Vikram tampak geleng-geleng kepala. Dia mengatakan sesuatu dan Leo mengangguk-anggukan kepala. Lalu ia menyingkirkan lengan Leo supaya menyingkir dari pintu mobil. Anehnya, Leo menurut saja.

Viza menyusul, mendekati Leo.

“Eh? Viza?” Leo kaget melihat Viza yang tiba-tiba muncul.

“Mau ketemu Mas Vikram sebentar, boleh?” ujar Viza sopan.

“Ya.” Leo mengangguk.

Viza mengetuk kaca mobil.

Di dalam, Vikram kaget melihat Viza ada di luar mobil. Segera ia menurunkan kaca mobil.

“Ada apa, Viza?”

“Mas, aku nggak minta kamu sampai harus pinjam uang ke bos begini hanya demi menuruti kemauan ibu.”

Vikram tersenyum. Dia sangat tampan saat tersenyum begitu. “Tidak masalah.”

“Tapi…”

“Kalau aku berhasil mendapatkan uang itu, kam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 18

    Di sisi lain, Vikram menginjak rem, mobil yang dia kendarai pun berhenti. Wajahnya yang datar berpadu dengan tatapan datar pula, menoleh pada sosok di sampingnya, menatap Leo yang duduk manis bak pangeran dengan gaya santai sambil mainan hp, pakaian necis bahkan minyak rambut telah berhasil membuat tampilannya sempurna seperti bos beneran.Vikram menoyor kening Leo hingga terhuyung ke belakang menghantam sandaran.“Ini hukuman untukmu yang sudah berani memainkan kepala bosmu sendiri. Kenapa kau lakukan itu tadi kepadaku, hm?” tegas Vikram, tatapannya menelisik. Selalu begitu, dia datar dan dingin.“Kapan lagi bisa menoyor kepala bos kalau bukan di momen seperti tadi?” Leo tertawa kecil.“Lain kali aku tidak akan mengampunimu.”"He heee... Maaf.""Segala bilang aku ngebet kawin lagi di depan mertua." Vikram menatap gemas pada Leo yang malah cekikikan. Kemudian manik matanya memperhatikan gaya duduk Leo yang nyaris tanpa beban.“Enak sekali sekarang kau ya! Duduk santai seperti bos be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 19

    Viza menghempaskan tubuhnya yang lelah ke kasur. Siang hari begini, ia akhirnya bisa bersitirahat juga. Tangannya merentang mencoba melepas lelah, bergerak naik turun menikmati enaknya rasanya beristirahat.Biasanya, ia pasti bekerja sampai malam. Kesibukannya melebihi kesibukan pelayan yang diberi gaji. Sedangkan dia tanpa gaji. Bekerja tanpa kata istirahat. Mulan selalu sinis bila melihatnya duduk manis walau hanya satu menit disaat tak ada pekerjaan. Bernapas pun sulit rasanya.Biarkan sekarang ia menikmati nyamannya berbaring di siang hari. Dia sudah lepas dari beban hidup yang melelahkan. Sebenarnya Viza bisa saja bekerja demi menafkahi keluarga dengan tulus jika kondisinya tidak seperti yang ia rasakan seperti sekarang. Ia nyaris seperti sapi perah yang tak diberi kesempatan untuk beristirahat di saat seluruh keluarganya duduk manis menikmati uang dari hasil kerja kerasnya.Tapi sudahlah, semuanya sudah berlalu.Kriuuuk kriuuuk… Perut Viza keroncongan. Lapar. Ini jam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 20

    “Viza! Mas pulang!” Bara melepas tas ransel besar yang menggembung, dijatuhkan begitu saja ke lantai.Pria itu tersenyum lalu melangkah maju, merentangkan kedua lengan bersiap hendak memeluk.“Mas! Aku mau pakai baju dulu!” Viza mengangkat satu tangan, isyarat menahan langkah Bara.“Iya iya, Mas tahu. Nanti saja.” Bara langsung memeluk Viza, melingkarkan lengan besarnya ke tubuh mungil Viza.Viza memberontak. Sayangnya tenaga Bara bukan tandingnya. Tubuh mungil tetap berada di dekapan Bara.“Nggak terasa, ternyata sudah sangat lama sekali Mas pergi, Mas kangen sama kamu, Dek. Kangen banget. Akhirnya Mas bisa berkumpul kembali sama kamu.” Pria berusia tiga puluh tiga tahun itu seakan lupa kalau adiknya sudah dewasa. Pelukannya sangat kencang, hampir membuat Viza kesulitan bernapas.Bara menggoyangkan tubuhnya ke samping kiri dan kanan, memutar badan Viza, lalu mengacak rambut Viza yang masih basah.“Aku juga udah lama banget nggak ngacak-ngacak rambut kamu, Dek.” Bara tertawa.“M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 21

    “Pak, Bu, aku ingin memperistri Viza. Biarkan aku menikahinya!” ucap Bara lagi dengan bersungguh-sungguh. Semuanya terkejut. Terutama Viza. Memperistri? Bukankah Bara adalah kakaknya? Lantas kenapa malah memperistri dirinya?Tubuh Viza membeku, menegang. Matanya langsung membulat sempurna menatap wajah Bara yang sangat dekat dengannya. Wajah itu membawa gen Mulan, parasnya sangat mirip dengan sang ibu.“Ini sudah sangat lama ingin aku sampaikan. Dan sekarang sudah waktunya aku katakan ini.” Tatapan Bara nanar pada kedua orang tuanya.Viza menampik lengan Bara lalu menggeser langkah, menjauh dari Bara. “Mas Bara sadar dengan apa yang Mas katakan?” Viza menelan saliva, wajahnya jelas masih menegang.“Sadar. Sepenuhnya sadar,” jawab Bara tenang.“Bara! Viza itu adik kamu. Bisa-bisanya kamu bicara begitu?” sergah Johan dengan suara tinggi.“Pak, aku menyayangi Viza. Sudah sangat lama aku berharap bisa memperistri Viza.”“Tidak. Kau tidak boleh menikahi Viza.”“Kenapa? Bapak akan bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 22

    “Baik, Mas. Hanya saja, akhir-akhir ini kondisinya sedang kurang sehat.”“Itulah sebabnya aku minta supaya kita cepat sampai rumah.” Vikram gelisah.“Cuma demam, Mas. Sakit biasa kok.”“Cuma? Bagiku ibu adalah segala-galanya. Meski hanya demam, aku mencemaskannya. Aku tidak mau dia kenapa-napa. Mendengar kabar kalau beliau sakit saja, aku tidak bisa tenang.” Vikram tak terima atas perkataan Leo. Nada bicaranya langsung meninggi. “Aku menyuruhmu untuk menjaga ibu selagi aku pergi. Jangan anggap sepele sakit ringan orang tua.”“I iya Mas. Mas Vikram benar. Kita akan cepat pulang.” Leo tak berani bicara lagi.Ketegasan Vikram telah mematahkan nyalinya. Vikram menghela napas beberapa kali. Dia mulai tampak tenang setelah tadi sempat emosi. Ia lalu menepuk pundak Leo dan berkata, “Selagi orang tuaku ada, sebisa mungkin aku berikan yang terbaik untuknya, sebisa mungkin aku menjaganya. Jangan tentang aku soal ini.”Leo mengangguk dan tersenyum. Bosnya itu memang selalu menomer satukan ibun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 23

    Setelah kejadian itu, Bara tidak kelihatan lagi di rumah. Entah pergi kemana. Sudah satu minggu berlalu.Suasana di rumah juga tidak seperti biasanya. Mulan dan Johan cenderung diam dan menghindari Viza.Seperti pagi ini, Mulan dan Johan tampak sedang makan bersama di meja makan. Runa sudah berangkat kuliah.Viza muncul, menarik kursi dan bergabung di meja yang sama. Dia tidak sedang ingin makan, sebab memang dia tidak pernah makan bersama dengan keluarganya di meja yang sama. Dia selalu disisihkan dan disuruh makan di lantai. Keseringan Viza makan belakangan setelah keluarganya selesai makan.Johan langsung menyudahi makan meski makanan di piringnya belum habis. Dia meneguk minum dan langsung pergi. Jelas terlihat Johan sengaja menghindari Viza.Demikian Mulan yang langsung menyambar minum lalu meneguknya.“Bu, aku mau bicara!” tukas Viza saat Mulan bangkit dari kursi.“Nanti saja. Lagian mau ngomongin apa sih?” Mulan berjalan menjauh.Viza mengekori Mulan. “Kenapa Mas Bara ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 24

    “Aku mau beli sepatu untuk kuliah. Aku nggak punya sepatu atau pun sendal, aku ingin membelinya,” ucap Viza.“Terus? Kenapa laporan sama ibu? Berhenti kuliah saja kalau memang kuliahmu itu membebani. Toh ujung-ujungnya kamu juga nikah dan di dapur. Untuk apa kuliah? Ngandalin bea siswa juga nggak seberapa membantu. Buktinya masih minta duit terus. Kalau masih mau kuliah, kamu harus bisa cari uang sendirilah. Terserah mau apa. Di kampus kamu bisa sekalian jualan. Jual sayur kek, jual cendol kek, atau jual diri sekalian.”Sungguh perlakuan yang tak layak. Sangat menyakitkan. “Tuh, cuci piring! Jangan minta minta mulu kerjaannya!” Mulan menunjuk setumpuk piring kotor di westafel. Tak lain piring kotor bekas makan keluarganya.Viza sudah mencuci piring kotor di warung makan setiap malam, seharian menghabiskan waktu di warung. Malam pun masih harus disuruh mencuci piring bekas makan keluarganya. Belum lagi beres-beres rumah, menyapu, mengepel, mencuci baju milik Johan, Mulan dan Runa.Mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 25

    Viza menghempas kembali duduk di lantai, menghadap Vikram.“Aku mau kamu bicara. Katakan padaku apa yang telah terjadi selama aku meninggalkanmu!” tanya Vikram menatap intens mata sembab istrinya.“Aku… aku nggak tahu. Aku benar-benar nggak tahu.” Viza menggeleng, tak tahu harus memulai dari mana.“Kamu tahu, Viza. Kamu sekarang punya teman. Kamu bisa cerita apa saja kepadaku.”Viza menghela napas. Menatap mata Vikram yang teduh dan menghangatkan hatinya. “Sejak pernikahan kita, lalu muncul kejanggalan tentang nama bapak yang tiba-tiba diubah, lalu kebohongan tentang bapak yang katanya berada di puskesmas, lalu sekarang…” Viza ingin mengatakan tentang Bara, namun enggan.Ia merasa perlu menjaga hati Vikram. Apa tanggapan Vikram saat tahu kakaknya ingin memperistri dirinya? “Apa?” tanya Vikram.“Aku bukan anaknya bapak dan ibu. Lalu aku ini siapa?” Air mata Viza kembali berguguran. “Saat selama ini aku diperlakukan seperti anak pungut, aku merasa kebal karena sudah biasa. Tapi saat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 79

    Viza mendorong meja mengikuti OB yang sudah lebih dulu mendorong meja lain. Runa menyusul, mendorong meja mengiringi langkah Viza.“Ternyata Mbak Viza pantes juga pakai seragam itu! Hi hiii…” Runa mengejek Viza.Yang diejek tak merespon.Viza terus mendorong meja tanpa sedikit pun menoleh ke arah Runa yang mengiringi langkahnya.“Di sini ternyata banyak yang membuli Mbak Viza ya? Mbak Viza itu sial makanya dimana-mana nggak disukai orang, mereka bahagia sekali setiap kali melihatmu menderita,” imbuh Runa.Tak ada tanggapan dari Viza. Buang-buang tenaga bila harus menanggapinya. Biarkan saja Runa terus mengoceh sampai mulut berbuih. Palingan bete sendiri karena dicuekin.“Mbak Viza boleh aja nggak mau bantuin aku untuk bisa menikah dengan Tuan Leo, tapi sebentar lagi Mbak Viza akan kaget saat aku benar-benar dinikahi olehnya. Percayalah, aku sebentar lagi akan menjadi istri Tuan Leo yang terhormat. Ibu sudah siapkan rencana hebat untuk membuat Tuan Leo bersimpuh dan memohon kepadaku,”

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 78

    “Ada Tuhan yang mengatur hidupku. Bahkan perusahan ini juga ada dalam genggaman-Nya. Seenteng apa pun caraku mengurus perusahaan ini, jika Tuhan berkehendak untuk mensukseskannya, maka perusahaan ini akan semakin besar. Sebaliknya, segigih apa pun aku berusaha, jika Tuhan berkehendak lain, maka perusahaan ini juga akan runtuh.”Mones terdiam. Pria ini memang luar biasa. “Ini bagaimana? Sudah disusun semua?” Vikram menunjuk kertas di mejanya.Mones menatap kertas yang ditunjuk. Isinya berupa daftar susunan acara pesta besar perayaan atas pembukaan pabrik milik Vikram di Sumatera, lengkap dengan anggaran yang tersedia. Sudah ditanda tangani. Pesta diselenggarakan hari ini di sebuah indoor kantor yang luasnya mencapai hampir setengah hektar, mampu menampung lima ratus orang lebih. Sayap kesuksesan Vikram melebar. Dia pemuda yang gigih dan cerdas. Dalam waktu sekejap, mampu mengubah keadaan dengan mudah.“Aku salut padamu, baru kemarin aku melihatmu seperti gelandangan, tapi sekarang s

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 77

    “Kau lihat tadi? Mereka menuntut pertanggung jawabanmu!” Vikram menatap Leo datar.Yang ditatap menunduk, mukanya memucat pias.“Kesalahanmu fatal, Leo. Fatal! Kehamilan Runa membuatku jadi serba salah dalam mengambil tindakan!” Vikram meneguk minuman kaleng. Ia berdiri tak jauh dari jendela kamar Leo. Kini tatapannya tertuju ke luar. Rintik gerimis mulai turun di luar sana.Mungkin Runa dan orang tuanya kehujanan. Peduli amat. Vikram tak mau tahu soal itu.Leo masih menunduk, tak berani angkat suara.“Aku menginginkan kehancuran Johan dan keluarganya, aku ingin melihat mereka tersungkur, bahkan terseok, sampai hancur, tapi bukan untuk kehancuran bayi di kandungan Runa. Bayi itu suci, tidak bersalah. Maka tidak seharusnya menderita atas pebuatan orang tua jahanam yang menyengsarakanya. Kasihan sekali dia harus terlahir dari hubungan gelap kalian!” lanjut Vikram jengah.“Saya harus apa?” Leo berkata lirih.“Aku sebenarnya senang melihat Runa menderita saat tidak ada lelaki yang menikah

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 76

    “Pantas sekali keturunanmu model begini. Sifatnya pasti menurun dari orang tuanya. Tidak sopan!” Fairuz ketus.“Runa, diam! Kita ke sini untuk hal penting, kau jangan malah mengacaukan!” ucap Johan merasa tak nyaman pada Fairuz.“Loh, mereka itu di sini cuma numpang hidup, masak kamu malah patuh sama mereka? Kita nggak ada urusan sama supir dan perempuan ini!” gerutu Mulan menatap sinis pada Fairuz. “Percuma kalian kemari! Bawa pulang aib memalukan itu dan jangan pernah kembali! Kalian akan mendapatkan hukuman yang jauh lebih memalukan!” ucap Fairuz dengan suara bergetar hebat. Dia ingin sekali menjambak Mulan yang datang tanpa merasa bersalah, juga Johan yang plintat plintut, serta Runa yang angkuh dan tak tahu diri. Tapi tenaganya tak ada lagi, tenaganya terkuras oleh rasa panas yang membara dalam dada.“Kau sudah bertemu dengan putrimu. Itu maumu kan? Maka, kupikir masalah sudah selesai,” ucap Johan canggung, merasa tak nyaman.Enteng sekali lidah Johan berkata begitu. Lantas, se

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 75

    “Ada apa ini? Aku tidak pernah mengijinkan orang asing masuk ke rumah ini!” tegas Vikram. Meski tatapannya tajam penuh kebencian, namun ia tetap terlihat tenang dengan kedua tangan yang masuk ke kantong celana, dagu terangkat.Dia lupa kalau saat ini dia sedang menyamar menjadi supir. Seharusnnya bersikap seolah rumah itu bukanlah rumahnya. Tapi ia malah keceplosan, bersikap kalau ia adalah pemilik rumah.“Tidak usah kau bicara! Ini urusanku dengan Tuan Leo. Lagi pula apa hakmu atas ijin di rumah ini? Ini adalah rumah milik Tuan Leo?” sungut Johan.Gara-gara emosi, dia sampai berani marah-marah pada Vikram. Dia lupa kalau pukulan Vikram mampu memberikan dua pilihan pada korbannya. Kalau tidak rumah sakit, ya kuburan. Vikram tetap tenang. Kemarahan Johan tidak memberikan efek apa pun terhadapnya. Bahkan dia malah lanjut makan sosis di tengah keadaan genting begini.Beberapa orang keamanan muncul, berlari cepat mendekat pada Johan hendak mengamankan si biang keributan.“Sudah! Biarkan

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 74

    “Tuan Leo…!” “Aku mengantuk dan harus beristirahat!” Leo memutus ucapan Viza yang berpapasan dengannya di ruang tamu. Leo ingat pesan Vikram yang memintanya supaya menghindari Viza, jangan bicara apa pun, apa lagi membahas Runa. Leo mematuhi bosnya, tak mau sampai slah bicara dan membuat Vikram makin ngamuk. Viza sebenarnya ingin bicara soal Runa, tapi ia tak berkutik melihat Leo melenggang naik ke lantai atas meninggalkannya begitu saja. Viza tak berani bertindak lebih atau memaksa Leo untuk bicara lebih banyak, takut dianggap ngelunjak. Sudah menumpang hidup, masih berani mengganggu tuan rumah.Viza melangkah lemas menuju ke ruang depan. Apakah Runa berjata benar bahwa dia sungguh-sungguh hamil? Lalu bagaimana caranya supaya Leo mau bertanggung jawab? Tapi… ah kenapa Viza harus ikutan berpikir mengenai hal itu? Bukankah Runa adalah sosok yang selalu kejam terhadapnya?Viza berhenti saat berpapasan dengan Vikram. Duh, rumah ini padahal luas. Tapi kenapa sih ketemu Vikram terus?

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 73

    Viza menghela napas sepeninggalan mobil Vikram. Entah kenapa ia merasa Vikram sedang mempermainkan hidupnya. Ada banyak hal yang disembunyikan Vikram dan ia tak tahu itu apa.Bahkan ia merasa kalau kebaikan Vikram terhadapnya bukan semata-mata karena rasa sayang, tapi ada hal lain yang jauh lebih penting dari itu. Vikram menyayangi Viza hanya demi menyelesaikan misi lain. Langkah Viza terus gontai menyusuri trotoar. Peluh mulai membasuh tubuh. Wajah pun basah oleh siraman peluh. “Mbak Viza!”Suara ini lagi, Viza sangat mengenalnya meski tanpa harus menoleh pada si empunya suara dari arah belakang. “Mbak!” Runa berlari mengejar, lalu berdiri di hadapan Viza. Napasnya ngos-ngosan. Adiknya itu tidak lagi mengenakan seragam office girl. Sepertinya dia malu mengenakannya saat di luar kantor sehingga harus melepas dan menyimpan di loker. “Dipanggil dari tadi nggak dengar apa?” ketus Runa.“Aku nggak ingin berurusan denganmu, Runa. Kamu selalu bikin masalah sama aku. Setelah tadi kamu s

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 72

    “Jangan sentuh Viza!” tegas Vikram dingin, suaranya datar sekali.Sontak Mawar membelalak hebat. “Kamu itu supir ya! Beraninya menentangku!” Wanita itu menaikkan dagunya, angkuh.“Jangan kaitkan status sosial. Itu tidak ada sangkut pautnya!” Vikram datar sekali.“Hei, kamu nggak tau permasalahannya. Jangan asal main bela orang sembarangan. Perempuan sialan ini sudah merusak dokumenku! Lihat ini!” Mawar menunjukkan kertas yang basah dengan emosi, urat wajahnya sampai menegang. “Cara bicaramu menunjukkan kualitasmu!” Vikram melenggang pergi menggandeng Viza, tak peduli Mawar yang terus berteriak memaki mengucapkan kata-kata umpatan. Segala jenis nama-nama kebun binatang diserukan.Mawar emosi sekali akibat dokumen miliknya yang rusak.Vikram membawa Viza menjauh, lalu melepaskan tangan itu begitu saja. Dia berjalan menjauh tanpa mengatakan apa pun.Viza menatap punggung pria itu hingga menjauh. “Jangan diam kalau dibuli!” seru Vikram sebelum akhirnya menghilang dari pandangan. Bahkan

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 71

    Ternyata benar apa kata orang. Dunia magang itu keras. Akan ada banyak rintangan dan tak luput dari pembulian. Ini yang perludigaris bawahi. Jadi mesti kuatkan mental jika ingin lulus.Memang tidak semua, tapi di sini salah satunya. Melihat tatapan seram dari para senior saja sudah cukup membuat Viza memahami situasi, bahwa ia masuk di lingkungan yang tak sehat. Harus kuat mental.Seluruh staf disibukkan dengan pekerjaan. Viza memulai pekerjaan dengan sangat buruk. Dugaannya akan mendapatkan pembulian tidak meleset.Dua wanita yang menjadi pembimbingnya itu memperlakukannya dengan semena-mena. Menghardik, membentak, menyuruh-nyuruh, memaki dan menghujat. Viza harus kebal, berusaha menebalkan kuping meski rasanya kesal sekali. Dalam hati mendoakan semoga para manusia zalim ini akan mendapatkan balasan setimpal.“Hei, curut busuk! Antar tuh dokumen ke ruangan personalia!” titah Mawar menunjuk dokumen.Viza mematuhi, ia mengambil dokumen yang ditunjuk. “Ruangan personalia dimana, Kak?”

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status