Share

Part 16

Author: Emma Shu
last update Last Updated: 2025-01-22 11:39:52

“Oh ya, Tuan Leo silakan makan. Tapi itu lauknya kok sudah dicuil semua sama supir?” Mulan menatap kesal pada semua lauk yang disajikan.

“Cukup supirku saja yang mencicipi. Jika kata supirku enak, maka aku percaya pasti enak. Aku tidak bisa makan sembarangan. Semua makanku harus teruji secara klinis. Bukan maksudku mengatakan makanan di sini tidak sehat, tapi aku harus menjaga kemungkinan yang tidak diduga-duga.”

“Oh nggak masalah.”

“Aku permisi.” Leo bangkit berdiri.

Sial, dia malah menubruk Runa yang kebetulan melangkah maju. Keadaan yang tak diduga-duga pun terjadi.

Gubrak!!!

Leo dan Runa terjatuh bersamaan. Tubuh Leo menelungkup di atas badan Runa.

Vikram mengangkat alis sambil garuk kepala. Lalu mengembuskan napas kasar. Bagaimana mungkin sosok yang berwibawa malah jatuh kejungkang begini? Vikram menyesalkan kejadian ini.

Bahkan Leo kini tengah menatap wajah Runa yang berjarak sangat dekat dengannya. Mereka merasakan napas masing-masing lawan yang menampar wajah.

“Aduh, sakit!”
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
runa .runa..kalo mimpi jangan ketinggian.kalo jatuh, entar sakit loh
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
loh..loh..itu kok kenapa vikram menoyor kepala leo ya?kok seorang supir berani banget gituin bosnya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 17

    Loh, kok bisa? Supir menoyor kepala bosnya? Ada apa ini? Seberani itu Vikram pada bosnya? Apa alatar belakang Vikram sampai bisa bersikap begitu dan bosnya pun menerima saja? Saking berandalnya, Vikram sampai ditakuti bos sendiri.Viza tak habis pikir dengan pemandangan itu.Vikram tampak geleng-geleng kepala. Dia mengatakan sesuatu dan Leo mengangguk-anggukan kepala. Lalu ia menyingkirkan lengan Leo supaya menyingkir dari pintu mobil. Anehnya, Leo menurut saja.Viza menyusul, mendekati Leo.“Eh? Viza?” Leo kaget melihat Viza yang tiba-tiba muncul.“Mau ketemu Mas Vikram sebentar, boleh?” ujar Viza sopan.“Ya.” Leo mengangguk.Viza mengetuk kaca mobil. Di dalam, Vikram kaget melihat Viza ada di luar mobil. Segera ia menurunkan kaca mobil.“Ada apa, Viza?”“Mas, aku nggak minta kamu sampai harus pinjam uang ke bos begini hanya demi menuruti kemauan ibu.”Vikram tersenyum. Dia sangat tampan saat tersenyum begitu. “Tidak masalah.”“Tapi…”“Kalau aku berhasil mendapatkan uang itu, kam

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 18

    Di sisi lain, Vikram menginjak rem, mobil yang dia kendarai pun berhenti. Wajahnya yang datar berpadu dengan tatapan datar pula, menoleh pada sosok di sampingnya, menatap Leo yang duduk manis bak pangeran dengan gaya santai sambil mainan hp, pakaian necis bahkan minyak rambut telah berhasil membuat tampilannya sempurna seperti bos beneran.Vikram menoyor kening Leo hingga terhuyung ke belakang menghantam sandaran.“Ini hukuman untukmu yang sudah berani memainkan kepala bosmu sendiri. Kenapa kau lakukan itu tadi kepadaku, hm?” tegas Vikram, tatapannya menelisik. Selalu begitu, dia datar dan dingin.“Kapan lagi bisa menoyor kepala bos kalau bukan di momen seperti tadi?” Leo tertawa kecil.“Lain kali aku tidak akan mengampunimu.”"He heee... Maaf.""Segala bilang aku ngebet kawin lagi di depan mertua." Vikram menatap gemas pada Leo yang malah cekikikan. Kemudian manik matanya memperhatikan gaya duduk Leo yang nyaris tanpa beban.“Enak sekali sekarang kau ya! Duduk santai seperti bos be

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 19

    Viza menghempaskan tubuhnya yang lelah ke kasur. Siang hari begini, ia akhirnya bisa bersitirahat juga. Tangannya merentang mencoba melepas lelah, bergerak naik turun menikmati enaknya rasanya beristirahat.Biasanya, ia pasti bekerja sampai malam. Kesibukannya melebihi kesibukan pelayan yang diberi gaji. Sedangkan dia tanpa gaji. Bekerja tanpa kata istirahat. Mulan selalu sinis bila melihatnya duduk manis walau hanya satu menit disaat tak ada pekerjaan. Bernapas pun sulit rasanya.Biarkan sekarang ia menikmati nyamannya berbaring di siang hari. Dia sudah lepas dari beban hidup yang melelahkan. Sebenarnya Viza bisa saja bekerja demi menafkahi keluarga dengan tulus jika kondisinya tidak seperti yang ia rasakan seperti sekarang. Ia nyaris seperti sapi perah yang tak diberi kesempatan untuk beristirahat di saat seluruh keluarganya duduk manis menikmati uang dari hasil kerja kerasnya.Tapi sudahlah, semuanya sudah berlalu.Kriuuuk kriuuuk… Perut Viza keroncongan. Lapar. Ini jam

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 20

    “Viza! Mas pulang!” Bara melepas tas ransel besar yang menggembung, dijatuhkan begitu saja ke lantai.Pria itu tersenyum lalu melangkah maju, merentangkan kedua lengan bersiap hendak memeluk.“Mas! Aku mau pakai baju dulu!” Viza mengangkat satu tangan, isyarat menahan langkah Bara.“Iya iya, Mas tahu. Nanti saja.” Bara langsung memeluk Viza, melingkarkan lengan besarnya ke tubuh mungil Viza.Viza memberontak. Sayangnya tenaga Bara bukan tandingnya. Tubuh mungil tetap berada di dekapan Bara.“Nggak terasa, ternyata sudah sangat lama sekali Mas pergi, Mas kangen sama kamu, Dek. Kangen banget. Akhirnya Mas bisa berkumpul kembali sama kamu.” Pria berusia tiga puluh tiga tahun itu seakan lupa kalau adiknya sudah dewasa. Pelukannya sangat kencang, hampir membuat Viza kesulitan bernapas.Bara menggoyangkan tubuhnya ke samping kiri dan kanan, memutar badan Viza, lalu mengacak rambut Viza yang masih basah.“Aku juga udah lama banget nggak ngacak-ngacak rambut kamu, Dek.” Bara tertawa.“M

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 21

    “Pak, Bu, aku ingin memperistri Viza. Biarkan aku menikahinya!” ucap Bara lagi dengan bersungguh-sungguh. Semuanya terkejut. Terutama Viza. Memperistri? Bukankah Bara adalah kakaknya? Lantas kenapa malah memperistri dirinya?Tubuh Viza membeku, menegang. Matanya langsung membulat sempurna menatap wajah Bara yang sangat dekat dengannya. Wajah itu membawa gen Mulan, parasnya sangat mirip dengan sang ibu.“Ini sudah sangat lama ingin aku sampaikan. Dan sekarang sudah waktunya aku katakan ini.” Tatapan Bara nanar pada kedua orang tuanya.Viza menampik lengan Bara lalu menggeser langkah, menjauh dari Bara. “Mas Bara sadar dengan apa yang Mas katakan?” Viza menelan saliva, wajahnya jelas masih menegang.“Sadar. Sepenuhnya sadar,” jawab Bara tenang.“Bara! Viza itu adik kamu. Bisa-bisanya kamu bicara begitu?” sergah Johan dengan suara tinggi.“Pak, aku menyayangi Viza. Sudah sangat lama aku berharap bisa memperistri Viza.”“Tidak. Kau tidak boleh menikahi Viza.”“Kenapa? Bapak akan bi

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 22

    “Baik, Mas. Hanya saja, akhir-akhir ini kondisinya sedang kurang sehat.”“Itulah sebabnya aku minta supaya kita cepat sampai rumah.” Vikram gelisah.“Cuma demam, Mas. Sakit biasa kok.”“Cuma? Bagiku ibu adalah segala-galanya. Meski hanya demam, aku mencemaskannya. Aku tidak mau dia kenapa-napa. Mendengar kabar kalau beliau sakit saja, aku tidak bisa tenang.” Vikram tak terima atas perkataan Leo. Nada bicaranya langsung meninggi. “Aku menyuruhmu untuk menjaga ibu selagi aku pergi. Jangan anggap sepele sakit ringan orang tua.”“I iya Mas. Mas Vikram benar. Kita akan cepat pulang.” Leo tak berani bicara lagi.Ketegasan Vikram telah mematahkan nyalinya. Vikram menghela napas beberapa kali. Dia mulai tampak tenang setelah tadi sempat emosi. Ia lalu menepuk pundak Leo dan berkata, “Selagi orang tuaku ada, sebisa mungkin aku berikan yang terbaik untuknya, sebisa mungkin aku menjaganya. Jangan tentang aku soal ini.”Leo mengangguk dan tersenyum. Bosnya itu memang selalu menomer satukan ibun

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 23

    Setelah kejadian itu, Bara tidak kelihatan lagi di rumah. Entah pergi kemana. Sudah satu minggu berlalu.Suasana di rumah juga tidak seperti biasanya. Mulan dan Johan cenderung diam dan menghindari Viza.Seperti pagi ini, Mulan dan Johan tampak sedang makan bersama di meja makan. Runa sudah berangkat kuliah.Viza muncul, menarik kursi dan bergabung di meja yang sama. Dia tidak sedang ingin makan, sebab memang dia tidak pernah makan bersama dengan keluarganya di meja yang sama. Dia selalu disisihkan dan disuruh makan di lantai. Keseringan Viza makan belakangan setelah keluarganya selesai makan.Johan langsung menyudahi makan meski makanan di piringnya belum habis. Dia meneguk minum dan langsung pergi. Jelas terlihat Johan sengaja menghindari Viza.Demikian Mulan yang langsung menyambar minum lalu meneguknya.“Bu, aku mau bicara!” tukas Viza saat Mulan bangkit dari kursi.“Nanti saja. Lagian mau ngomongin apa sih?” Mulan berjalan menjauh.Viza mengekori Mulan. “Kenapa Mas Bara ingin m

    Last Updated : 2025-01-22
  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 24

    “Aku mau beli sepatu untuk kuliah. Aku nggak punya sepatu atau pun sendal, aku ingin membelinya,” ucap Viza.“Terus? Kenapa laporan sama ibu? Berhenti kuliah saja kalau memang kuliahmu itu membebani. Toh ujung-ujungnya kamu juga nikah dan di dapur. Untuk apa kuliah? Ngandalin bea siswa juga nggak seberapa membantu. Buktinya masih minta duit terus. Kalau masih mau kuliah, kamu harus bisa cari uang sendirilah. Terserah mau apa. Di kampus kamu bisa sekalian jualan. Jual sayur kek, jual cendol kek, atau jual diri sekalian.”Sungguh perlakuan yang tak layak. Sangat menyakitkan. “Tuh, cuci piring! Jangan minta minta mulu kerjaannya!” Mulan menunjuk setumpuk piring kotor di westafel. Tak lain piring kotor bekas makan keluarganya.Viza sudah mencuci piring kotor di warung makan setiap malam, seharian menghabiskan waktu di warung. Malam pun masih harus disuruh mencuci piring bekas makan keluarganya. Belum lagi beres-beres rumah, menyapu, mengepel, mencuci baju milik Johan, Mulan dan Runa.Mer

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 113

    “Viza, akhir-akhir ini Vikram sibuk banget ngurusin persiapan bulan madu kalian ke luar negeri. Duh, pokoknya dia tuh nanyain inilah, itulah, pokoknya minta bantu mama buat ngurusin ini dan itu,” jelas Fairuz amtusias. “Loh, kok Mas Vikram nggak minta bantuin aku aja, Mas? Malah ngerepotin ibu?” tanya Viza sambil mencuil-cuil kepiting, sejak tadi si kepiting nyebelin ini dicuil tapi tak berhasil. “Kamu tugasnya cuma terima bersih, jangan malah ikutan repot,” sahut Vikram. Ia mendekatkan badannya ke arah Viza sambil mengambil alih garpu dan pisau di tangan Viza. “Gini caranya.” Vikram membantu mengeluarkan daging kepiting dari cangkangnya. Viza menatap wajah Vikram dari jarak dekat. Sebenarnya Viza sayang sekali pada Vikram, bahkan disaat mereka di posisi sangat dekat begini, jantung Viza betdebar-debar. Tatapan Viza beralih ke tangan Vikram yang sibuk mengeluarkan semua daging kepiting dari cangkangnya. Berhasil, semua sudah terpisah. “Kamu tinggal makan sekarang.” Vikram kemb

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 112

    Hati Viza kembali gundah. Perasaan bahagia kini bercabang. Antara meragukan cinta Vikram, namun juga merasa sedang jatuh cinta.Suara pintu tertutup di sebelah menyadarkan Viza kalau suaminya sudah duduk di samping.Mobil melaju.“Aku ingin mengajakmu bulan madu, ke luar negeri. Belum pernah ke Mesir kan?” tanya Vikram menatap Viza dengan tatapan hangat.“Belum,” jawab Viza agak malu. Ditatap seintens ini oleh suami membuatnya jadi salah tingkah.“Kalau begitu kita ke Mesir, kita ke Alexandria, kuil abu simbel, piramida, benteng salahudin, luxor dan banyak lagi. Setelah itu ke Libya. Dan ke Arab. Mau?” sambung Vikram.Kota impian. Arab. Sejak dulu Viza sangat ingin menginjakkan kaki ke sana. Ini kesempatan emas. “Mau banget, Mas,” jawab Viza senang.“Kalau begitu kita akan persiapkan semuanya lebih cepat. Satu minggu lagi kita terbang ke Mesir.” Vikram melihat sekilas ke jam tangan yang menampilkan kalender. Tanggal 20 kita berangkat.”Viza tersenyum senang sekali. “Mimpi apa aku b

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 111

    “Berhenti di toko jam!” titah Vikram.“Siap, Mas!” Pengawal di balik kemudi mengangguk patuh. Mobil bergerak pelan menuju ke toko besar.Vikram lebih suka dipanggil dengan sebutan ‘Mas’ ketimbang panggila ‘Tuan’ atau apalah sejenisnya. Panggilan ‘Mas’ lebih fleksibel dan tidak memberi jarak antara bos dan anak buah.“Hei, kenapa berhenti di sini?” Vikram menatap ke luar, tidak sesuai dengan arahannya.“Bukankah Mas Vikram minta berhenti di toko jam?” “Oh ya ampun, ini toko jam dinding. Maksudku jam tangan.”“Astaghfirullah.. maaf, Mas.” Mobil kembali bergerak menuju ke toko yang disebutkan, tak jauh berbelok karena toko bersebelahan. Pengawal di belakang tertawa kecil.Mobil berbelok dan diparkirkan di halaman toko, pengawal membukakan pintu untuk Viza, bergantian membukakan untuk Vikram.“Terima kasih,” ucap Viza sesaat setelah pintunya dibukakan oleh pengawal.Vikram mengajak Viza memasuki toko jam tangan. Seperti biasa, pria itu memberi akses kepada Viza untuk berjalan di depan.

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 110

    Mulan menelan saliva. “Vikram, kamu boleh membalaskan sakit hati Ibumu kepada kami, tapi kamu tahu kan kalau dia itu bukan ibu kandungmu, lalu kenapa sampai harus semarah ini kepadaku?”“Masih ingat bagaimana hidup Viza selama puluhan tahun bersama ibu kan?” Vikram balik tanya, membuat Mulan seperti kena skak.“Mm maksudmu… kamu mau membalaskan perbuatan ibu ke Viza?” Tatapan Mulan kemudian tertuju ke wajah Viza. “Mengadu apa saja kamu ke Vikram?”Viza diam membisu, lebih karena tak ingin banyak bicara alias malas. Sudah terlalu lama ia menelan rasa lelah, tak ingin lagi menambah rasa lelah itu.“Jangan salahkan Viza. Dia sama sekali tidak mengadu apa pun padaku, aku punya mata-mata akurat. Mones itu mata-mataku. Dia melaporkan semua kejadian yang terjadi di rumah ini kepadaku,” ucap Vikram. “Sebentar lagi penghuni baru rumah ini akan datang, ibu tolong cepat berkemas.”“Jadi kamu mengusir ibu?” Mulan menatap Vikram penuh permohonan.Hanya senyum simpul yang ditunjukkan oleh Vikram.“

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 109

    “Kebetulan hari ini supir saya menikah. Jadi saya menghadiri pernikahannya bersama istri,” ucap Vikram sembari menepuk pundak Leo. Yang ditepuk mengangguk. “Terima kasih Mas Vikram sudah bersedia hadir,” balas Leo menunduk sopan. “Silakan dilanjutkan acaranya!” ucap Vikram. Segera penghulu memulai akad nikah. Acara benar-benar tidak khidmat, semua orang sibuk bergunjing, membicarakan tentang Mulan yang ternyata mendapatkan menantu seorang supir. Sedangkan nasib Viza berubah seratus delapan puluh derajat, langsung tajir. Sosok Vikram yang dulu terlihat sebagai berandalan, kini datang dengan status yang berbeda, dia bahkan mampu menaikkan derajat sang istri. “Walah walah, rupanya suaminya si Runa cuma supir. Lah kemarin nyokapnya sibuk koar koar ke sana sini kalau calon mantunya kay4.” “Lah malah yang kay4 itu rupanya suaminya Viza. Si abang ganteng yang jagoan kemarin itu loh.” “Iya. Suara ngajinya juga bagus. Beruntung banget ya Viza?” “Kemarin dateng padahal wujudnya bera

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 108

    Mobil mewah warna silver membuat warga menatap bengong. Mereka bertanya-tanya, siapa tamu yang datang menggunakan mobil mewah itu. Dan mereka dibikin tercengang saat melihat sosok yang keluar dari mobil. Viza. Bahkan wanita itu keluar dari mobil dengan pintu yang dibukakan oleh pengawal. Tampak pula pengawal berapakaian hitam itu membungkuk sopan pada Viza. Dia terlihat sebagai wanita terhormat.Buset. Penampilan Viza menjadi perhatian semua orang. Fokus semua mata mengarah pada wanita itu. Gaun lengan panjang mewah warna abu-abu dipadu sendal heels tinggi warna senada, jilbab kekinian menyempurnakan tampilannya. Sangat berkelas. Hampir saja semua mata terkecoh dan tak mengenal Viza jika saja tak memperhatikan secara seksama. Menyusul Vikram yang keluar dengan tampilan yang tak kalah mencemgangkan, stelan jas warna abu-abu seakan couple-an dengan warna baju Viza. Sebenarnya ada drama menarik di balik pakaian yang mereka kenakan. Itu adalah baju baru. Iya, baru dibeli di perjalanan

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 107

    Di luar, orang-orang terdengar sibuk sekali. Bukan sibuk rewang karena memang tak ada kenduri seperti yang sering dilakukan orang-orang saat ada hajatan, namun sibuk ngerumpi dan menggosip. Antara satu mulut dan mulut lain saling sahut. “Udah selesai belum sih, Bu? Dari tadi dandanin mulu, lama banget sih?” Runa pegel duduk di kursi dengah muka ditowel-towel oleh peralatan make up seadanya. “Sebentar.” “Cepetan, Bu. Aku pegel nih.” “Ini hidungmu jendol, bibir juga mmeble. Bedaknya jadi ketebelan di hidungmu.” Runa mnegambil kaca, menatap pantulan wajahnya. “Aaaaaaaaaa……” jerit Runa membahana. “Runa!” Mulan menabok mulut Runa pakai kipas tangan, membuat Runa kaget dan membungkam. “Jerit sembarangan aja! Bikin kaget jabang bayik!” Pintu kamar terbuka, kepala beberapa orang tetamgga menyembul. “Ada apa, Runa? Kok teriak?” tetangga melontar pertanyaan. “Nggak ada apa-apa.” Mulan mendekati pintu. “Maaf ya Jeng, ini ruangan privasi.” Mulan menutup pintu dan menguncinya. “Ibu ken

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 106

    Vikram cepat melipat laptop. Juga mengemas kertas-kertas di meja dan membalikkannya hingga kertas-kertas itu di posisi menelungkup. Gerakannya sangat cepat, terburu-buru sekali sampai Viza tak sempat melihat isi kertas. Aneh, kenapa kertas-kertas itu hanrus dibalikkan? Sepertinya Vikram sedang menyembunyikan isi kertas dari Viza. “Ada apa kamu kemari, Viza?” Vikram bangkit berdiri. “Aku mau… aku pinjam laptopmu, Mas!” Viza segera mendekat pada Vikram namun kalah cepat. Vikram sudah lebih dulu meninggalkan kursi. Pria itu langsung merengkuh pundak Viza. “Kita harus secepatnya ke acara pernikahan Leo. Hari ini dia menikah.” Vikram merangkul Viza keluar ruangan. Viza sempat menoleh ke meja, ada kertas yang terjatuh di bawah meja. Sedikit ujung kertas kelihatan di pandangan mata Viza. Benar, itu adalah desain gambar untuk kartu undangan pernikahan. Sayangnya gambar wajah wanita di foto itu tak kelihatan. Hanya tanpa wajah Vikram di dalam konsep gambar itu. Benarkah itu wuju

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 105

    Jari lentik Viza membuka kertas dari dalam amplop. Pelan, ia mulai membaca deretan demi deretan tulisan yang tertera di sana.Beberapa kali ia tersandung dan hampir menelungkup akibat pandangan mata fokus pada bacaan sedangkan kaki terus berjalan. Kalau sekali lagi ia kesandung, pasti bakalan mencium lantai. Sekilas pandangan Viza mengedar ke sekitar mencari kursi, namun tak satu pun kursi berada di dekatnya. Rumah terlalu luas. Viza perlu berjalan cukup jauh untuk sampai ke kursi yang ada di kejauhan sana.Alhasil, Viza memilih ngejeprok saja duduk di lantai sekenanya. Matanya jeli membaca kata demi kata.(Ini surat kedua. Viza Shanum Azalia, tujuanku baik, yaitu mau kasih tahu kamu tentang apa yang kamu tidak ketahui supaya kamu bisa tahu mana yang sungguh-sungguh teman dan mana yang musuh dalam selimut.Tapi ini tergantung padamu, mau percaya atau tidak. Yang jelas, semua yang aku sampaikan ke kamu, sudah kamu buktikan bahwa itu benar bukan? Tidak perlu kamu tahu siapa aku, yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status