Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

113 Chapters

Part 51

“Duduklah!” Fairuz menarikkan kursi untuk Viza.Sikap hangat itu membuat Viza patuh dan menghempas duduk di kursi yang ditarik. Fairuz tampak sangat bijaksana dan lembut, sikap dingin yang awalnya ditampilkan, kini lenyap tak berbekas.Meja makan sudah diisi dengan beberapa jenis lauk bergizi, enak semua.“Ayo, makan! Pengantin baru itu harus makan yang bergizi supaya badan tetap fit.” Fairuz mengambilkan nasi dan lauk untuk Viza.“Bu, apakah Tuan Leo nggak akan marah kalau kita duduk di meja makan begini bahkan makan tanpa seijinnya?” Rasa sungkan Viza mulau kambuh. Ia terbiasa ditindas dan dikucilkan, dianggap bahwa hidupnua tak pantas. Pada akhirnya ia meseringan merasa kerdil dan tak pantas dimana pun berada.Fairuz menatap Vikram, lalu tersenyum. “Di sini nggak ada istilah sungkan. Ibu dan Vikram ini sudah seperti keluarga sendiri bagi Leo. Dan Leo juga sudah menganggap ibu seperti orang tuanya sendiri. Fasilitas di sini dianggap seperti rumah sendiri ya!”Viza mengangguk meski t
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 52

Di kamar, Viza mengawasi seisi ruangan. Mewah. Kamar juga luas. Ternyata Leo itu orang yang baik. Buktinya pria itu memberikan fasilitas yang bagus untuk seorang supir. Biasanya, ukuran kamar antara supir dan bos itu berbeda. Tapi tidak untuk Vikram. Kamarnya malah seperti kamar pemilik rumah.Tiba-tiba pintu kamar itu dibuka. Seseorang mendorongnya dari luar. Fairuz tersenyum di pintu.“Viza, kemarilah!” titah Fairuz sambul menganggukkan kepala.“Iya, Bu.” Viza bergegas memenuhi panggilan mertuanya. Ia melangkah menyusul keluar.“Viza, Ibu mau perkenalkan kamu sama para asisten rumah tangga di sini.”Sudah ada seorang wanita tua dan dua wanita muda yang berdiri di hadapan Fairuz.“Nah, ini adalah Mbok Parmi.” Fairuz menepuk pundak wanita paling tua bertubuh gemuk. “Panggil aja simbok.”Mbok Parmi menganggukkan kepala sembari melempar senyum kepada Viza, dibalas dengan sikap yang sama oleh Viza.“Ini Partun dan Juni.” Fairuz menunjuk dua wanita muda lainnya. “Nah, jadi mereka ini k
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 53

Pagi itu Viza berdiri di tepi jalan, tepat dimana ia dan Vikram pernah duduk berdua makan wedang ronde.Viza tadi berpamitan pada Vikram untuk belanja ke minimarket, suaminya menyetujui.Sebelum ke minimarket, ia menunggu Pak Salim melintas di sana. Tapi sudah hampir satu jam duduk manis di sana, ia belum juga melihat bapak tua itu melintas. Keringat mulai bercucuran di pelipis. Lumayan gerah. Padahal ia sudah berlindung di bawah pohon, tapi suhu di sekitar sana memang panas. Matahari terik.Apakah mungkin Pak Salim tidak berjualan hari ini?Viza akhirnya meninggalkan lokasi itu. Tujuannya kini ke minimarket. Dinginnya ac langsung menyambut saat ia memasuki minimarket. Viza memasukkan beberapa bungkus barang belanjaan ke dalam keranjang. Di seberang rak sana, ia melihat sosok yang dia kenal. Viza menggeser langkah untuk memperjelas pandangan. Benarkah yang ia lihat itu adalah Mones?Tapi kalau benar itu Mones, kenapa wanita itu terlihat modis dengan pakaian serba bagus?Selama ini
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 54

Viza bingung bagaimana menjelaskan kepada security tentang sosok Mones. Ia menatap gedung bertuliskan PT. Agung sejahtera. Rupanya itu adalah sebuah gedung perusahaan.“Perempuan yang tadi barusan turun dari mobil hitam metalik, lewat sini pakai jilbab putih, baju warna abu-abu. Nah itu tuh orangnya!” Viza menunjuk Mones yang berjalan masuk ke gedung dan hilang di balik pintu kaca.“Oh itu Mbak Nesya. Maksud saya Monesya.”“Iya saya mau ketemu dia.”“Sudah bikin janji?”Viza cemberut. Bakalan susah kalau sudah begini. “Belum.”“Maaf, Mbak. Nggak bisa.” Security tersenyum ramah.“Sebentaaaaar aja,” bujuk Viza.“Duh, untung cantik, jadi bisa sabar.” Security menggaruk dagu sambil tersenyum. “Di sini ada peraruran yang mesti diterapkan, Mbak. Orang asing dilarang masuk. Mbak bisa bikin janji atau jadwal tertentu untuk memastikan bahwa Mbak ini orang yang dibutuhkan dan tidak membahayakan.”Viza mengangkat alis. Ketat sekali perusahaan ini.“Monesya itu kerja di sini kan? Dia itu temanku
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 55

Viza tak kuasa melanjutkan ngambek jika sudah begini. Pelukan Vikram sangat hangat dan menenangkan. Ia pun kesal pada dirinya sendiri, kenapa harus luluh saat mendapat pelukan begini. Seharusnya ia terus saja protes untuk menunjukkan rasa kesal. Tapi kehangatan Vikram memang tak ada tanding. Beberapa menit Vikram memeluk Viza. Ia tak tahu entah apa yang membuat istrinya jadi ngambek begini, sikap Viza benar-benar jauh berbeda. Tak pernah sebelumnya Viza bersikap begini.Namun, Vikram tak mau menanyakan hal itu. Baginya, melihat Viza tenang saja sudah cukup. Tak perlu lebih.“Sudah lebih baik?” tanya Vikram.Viza sebenarnya ingin lanjut ngambek, tapi kenapa tak berkutik saat Vikram memberikan kehangatan begini?Viza akhirnya mengangguk.Vikram melepas pelukan. Dia membingkai wajah istrinya dengan kedua telapak tangan. Duh, wajah istrinya cantik sekali. Mulutnya itu lho… mungil sekali. Menggemaskan.“Ada masalah?” tanya Vikram.Viza menggeleng.Vikram tahu kalau Viza enggan bercerita,
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 56

“Ya sudah, aku naik taksi aja nanti. Gaji Mas Vikram yang aku pegang masih banyak kok. Bisa untuk naik taksi,” ucap Viza. “Aku masuk dulu, Mas.”“Tunggu!” Vikram meraih lengan Viza. “Ya, Mas?”“Apakah tidak ada kata-kata untukku saat berpisah begini?” tanya Vikram.Viza mengernyit bingung. Maksudnya kata-kata apa yang diminta Vikram?“Misalnya see you, I love you, selamat malam, atau apa saja?” ucap Vikram membuat Viza mengulum senyum.“Selamat malam!” Viza memilih kata yang aman. Kemudian berlalu pergi.Vikram tersenyum menatap punggung istrinya sampai hilang dari pandangan.Malam ini Viza menghabiskan waktu dua jam untuk jam kuliah. Sepanjang jam kuliah, ia malah teringat Vikram. Masih banyak pertanyaan mengenai suaminya yang belum terjawab. Dia harus bisa mencari jawabannya.Vikram memang misterius. Terlalu banyak yang disembunyikan. Bahkan malam ini pun Viza dibikin tercengang saat melihat suaminya sudah menunggu di dekat gerbang setelah jam kuliah selesai.Keberadaan Vikram menj
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 57

“Tuan Leo nggak ada di dalam rumah.” Viza tidak berbohong, sebab Leo sedang mencuci mobil di luar rumah.“Nggak usah tarik-tarik,” sungut Runa. “Mbak Viza itu cuma numpang di rumah besar ini, Mbak. Rumah ini milik Tuan Leo, jangan sombong! Hidup numpang pun gaya belagu berasa jadi majikan!”Viza tak menanggapi. Tatapannya lekat ke wajah adiknya yang tengah kesal itu. Ia tak mungkin ridha jika Leo menjalin hubungan dengan Runa. Viza sudah sangat mengenal Runa. Hidup Leo bisa apes jika sampai dekat dengan adiknya itu. Yang ada Viza hanya akan menanggung malu akibat tingkah laku adiknya.Runa melangkah menuruni teras. Ia menoleh saat mendengar suara kucuran air. Seketika matanya mebelalak melihat Leo sedang asik mencuci mobil.Dari jarak jauh, ia melihat Leo tengah berdendang menyanyikan lagu dangdut, tangan memegangi selang, mengarahkan air yang mengucur dari mulut selang ke mobil. Bok0ng digoyang-goyang, sesekali bersiul. “Aku lagi syantik, aku memanglah syantik. Syantik syantik ini
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 58

Beberapa minggu kemudian.“Bu, aku udah jadian sama Tuan Leo!” Runa girang bukan main. Sambil melompat-lompat di lantai, ia menceritakan semuanya kepada Mulan.“Waah… syukurlah. Terus terus?” Mulan tak kalah bersemangat. Sesekali ia meneguk air putih untuk menghilangkan dahaga, seharian ia bekerja jadi buruh tanam padi di pinggiran kota. Upah tiga puluh ribu.“Yaaa… pokoknya, Tuan Leo bilang bakalan ngawinin aku, Bu.” Runa membayangkan dirinya digandeng Leo, berjalan di atas permadani merah panjang, mengenakan gaun pengantin ala puteri Inggris, disiram kelopak bunga yang bertaburan di atas kepala, disaksikan oleh lautan manusia, kilatan kamera bertubi-tubi membidiknya.“Waow… jadi Tuan Leo beneran jatuh cinta sama kamu? Ini pasti nggak lepas dari kejadian pas kamu tabrakan di warung dan kalian jatuh berdua. Posisi kalian itu tentu bikin Tuan Leo sulit melupakannya.”“Ternyata pesonaku mampu meluluhkan hati seorang pria hebat kayak Tuan Leo. Ya ampun aku nggak nyangka banget.”“Si Viza
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 59

Juni yang mengetahui keadaan sebenarnya, tentu sungkan bila majikannya malah ikutan membereskan rumah.“Setahu Viza, aku adalah supir, sedangkan Leo adalah bosku. Pemilik rumah ini adalah Leo. Artinya Viza adalah istri supir. Meski begitu, kalian harus patuh dan layani Viza! Kalian di sini bertugas sebagai asisten rumah tangga, kerjakan saja tugas kalian tanpa harus banyak tanya."Begitulah pesan Vikram yang wajib diingat oleh semua asisten rumah tangga.“Nggak apa-apa. Asik kok ngerjain ini. Biar kubantu ya.” Viza mengambil tongkat pel.“Ini biar saya saja yang kerjakan. Mbak Viza kerjakan yang lain saja.” Juni menahan tongkat pelnya. “Bisa beresin kasur atau apa saja.”Viza mengedarkan pandangan ke seisi kamar. Kasur belum dibereskan. Kebetulan sekali. Tujuan Viza masuk kamar ini memang ingin mencari sesuatu yang bisa menjadi alibi. Barang kali ia bisa menemukan sesuatu tentang Vikram di kamar ibunya ini.Tapi aneh, kenapa kamar ibunya Vikram sebagus ini? Luas, fasilitas mewah, bahk
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Part 60

Kerudung lolos dari kepala. Vikram menyentuh ikat rambut di kepala istrinya, lalu menariknya secara perlahan ke bawah. Rambut hitam panjang tergerai.Waah Viza yang awalnya hanya terlihat bagian permukaan wajah saja, kini kepalanya pun terlihat juga, wajahnya itu dihias mahkota hitam alami.Masyaa Allah…Allahu Akbar! Vikram terpaku menatap wajah Viza yang semakin cantik dengan hiasan mahkota berupa rambut hitam berkilau di bawah pantulan lampu. Sungguh Maha Dahsyat ciptaan yang Maha Kuasa. Sempurna. Cantik jelita. Pemahat hebat sekali pun tak akan mampu mengukir wajah secantik itu. Istrinya ini benar-benar… Tak ada kata-kata yang mampu melukiskan kecantikannya. Wajah yang dulu tirus karena terlalu kurus termakan oleh penderitaan, kini sudah padat berisi. Tubuh Viza pun semakin tampak berisi hingga menampilkan fisik yang sempurna. Vikram terpaku menatap wajah yang sampai detik ini masih tertunduk. Viza terkesiap saat merasakan tangan Vikram yang menyentuh dagunya dan mengangkatnya
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status