Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

113 Chapters

Part 61

Leo masih terpaku. “Aduh!” Ia menepuk keningnya sendiri sambil menghapus chat masuk. “Gawat!” Leo termenung beberapa saat hingga akhirnya ia menghambur dan mengejar Vikram sampai ke luar.“Saya khilaf! Maafkan saya, Mas!” Leo memeluk kaki Vikram. Dia tak peduli aksinya itu akan menjadi pusat perhatian orang. Tapi untungnya tak ada siapa pun di sekitarnya. Area parkiran sepi.Vikram merasakan dadanya panas sekali. Bisa-bisanya supirnya itu berbuat maksiat bahkan dengan wanita yang sangat dibenci oleh Vikram. Ingin sekali Vikram mengantukkan kepala Leo ke batang pisang, tapi apalah daya. Vikram menghela napas untuk mengatur emosi yang membuncah dalam dadanya.“Tahukah kau siapa perempuan yang sudah kau sentuh itu?” geram Vikram. Ia berhasil membuat suaranya tidak berteriak. “Runa itu adalah perempuan licik yang sangat aku benci. Kau tahu kenapa aku membencinya kan? Kau tahu misiku di keluarganya Viza apa? Lalu kenapa kau malah mendekati gadis licik itu? Ini sama saja kau sengaja me
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Part 62

Fairuz menghela napas. Pandangannya sesekali tampak menerawang. “Ibu dulu juga punya anak perempuan. Tapi terpisah. Laki-laki itu merampas anak ibu.”Viza menghela napas. Pasti yang dimaksud adalah balita yang ada di dalam foto.Pandangan mata Viza fokus ke layar hp. Ia sedang mengirim pesan kepada Vikram. Tapi sejak tadi pesan yang diketik itu dihapus terus karena menganggap kata-katanya tidak tepat.Jika ia minta ijin, bisa-bisa malah dilarang oleh Vikram. Padahal Viza ingin tahu sesuatu yang disembunyikan Vikram dari ikatan ini.Tapi tetap saja, segala sesuatu yang tanpa restu suami, tentu tak akan berkah. Viza akhirnya meneryskan niatnya untuk mengabari suaminya meski berharap chatnya tak akan dibaca.(Mas, aku ijin mengantar ibumu menemui orang tuaku. Aku nggak enak mau nolak. Ibumu memaksa karena pingin ketemu.)Send.Pesan terkirim. Centang dua warna abu-abu. Artinya belum dibaca.Aman. Kalau sudah begini, tak ada alasan untuk Vikram menyalahkan Viza. Soalnya Viza sudah minta i
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Part 63

Viza membawa air hangat kuku ke kamar Fairuz. Sudah ada Mbok Parmi yang menunggu di sisi kasur, dia memijiti kaki Fairuz.“Apa yang terjadi dengan ibu, Mbak Viza?” tanya Mbok Parmi cemas. “Kok, bisa pingsan begini?”Viza menggeleng saja. Tak tahu harus dari mana menjelaskannya.Viza terdiam sebentar menatap Fairuz yang terpejam, namun sudah dalam keadaan siuman setelah pingsan selama setengah jam.Inilah wanita yang sedang mencari putrinya, apakah benar Fairuz adalah ibu kandungnya Viza?Tatapan Viza lalu tertuju ke foto yang terpajang di atas nakas. Apakah balita yang bibir bawahnya memiliki belahan itu adalah dirinya?“Apakah ibu pernah begini?” Suara Viza sedikit berbisik, takut mengganggu Fairuz.“Dulu. Dulu sekali. Ketika dulu awal-awal Simbok bekerja ikut sama Mas Vikram, keadaan ibu juga begini. Simbok sudah pukuhan tahun bekerja sama Mas Vikram. Jaih sebelum Mas Vikram punya rumah sebagus ini.”Viza menarik lengan Mbok Parmi sedikit menjauh dari Fairuz. Ia lalu berbisik, “Mbo
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Part 64

Viza tak sanggup menjawab. Entah harus dari mana ia menjelaskan permasalahan yang sebenarnya.“Apa yang terjadi? Katakan! Aku tidkakmau ada seorang pun yang menyakitimu.” Vikram melepas pelukan, menatap intens wajah sembab istrinya yang dibasuh air mata.Viza menggeleng, sesenggukan. Tak sanggup bicara.“Aku mencintaimu, Viza!” Kata-kata itu sangat lembut dan menenangkan. Akhirnya hati Viza bisa tenang juga.“Ayo, sini duduk! Apa yang terjadi?” tanya Vikram sambil membantu Viza duduk di pinggir kasur.“Aku tadi nge chat Mas Vikram tapi nggak dibalas.”Vikram mengangkat alis. “Hanya itu?” Dia langsung mengambil hp dari saku dan melihat chat masuk. “Maaf, aku tidak lihat hp. Sibuk sekali seharian ini.”Matanya kemudian membelalak saat melihat isi chat. “Kamu ajak ibuku ketemu sama orang tuamu?”Melihat ekspresi wajah Vikram yang menegang ditambah nada suara yang mendominasi, Viza tahu kalau Vikram tak suka ia membawa Fairuz bertemu orang tuanya.“Lalu ibu dan orang tuamu sudah ketemu?”
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Part 65

Viza takut. Ia tak berani bicara. Viza tak mau mengakui kalau lelaki yang bertemu dengan Fairuz adalah Johan, bapaknya.“Apa kamu melihat ibu bertengkar dengan seseorang?” tanya Vikram. “Iya, ibu memang marah-marah sama seseorang, tapi aku nggak tahu duduk perkaranya apa. Aku bingung,” sahut Viza gugup.“Kamu bilang ibu pingsan karena terjatuh. Nyatanya penyebab ibu pingsan itu karena ketemu sama seseorang yang membuat jiwanya terguncang. Asal kamu tau, ibu ini berbeda. Ada masa lalu yang membuatnya trauma dan jiwanya terguncang. Kalau kamu tidak bisa menjaga ibu, maka jangan bawa ibu kemana pun tanpa sepengetahuanku!” hardik Vikram membuat Viza tertegun.Hati Viza nyeri sekali dibentak begitu. Ada benda tak kasat mata menyayat di dalam sana. Air matanya menetes begitu saja. “Satu lagi, aku tidak suka kebohongan. Kamu sedang berusaha menutupi keadaan ini dariku! Kamu mencoba membohongiku. Pembohong!” Vikram marah sekali. Tatapannya tajam membuat Viza ketakutan.Kepala Viza tertunduk
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Part 66

Langkah Vikram kini tertuju ke sebuah kamar. Tak lain kamar kosong yang biasanya digunakan untuk kamar tamu. Lampunya menyala. Siapa yang menyalakannya?Vikram menekan handle pintu dan membukanya. Seketika alisnya terangkat sempurna melihat sosok yang berbaring miring membelakanginya. Selimut menutup sampai ke pinggang. Viza?Vikram tersenyum lega. Akhirnya ia menemukan wanitanya. Ia melupakan kamar yang satu itu saat mencari Viza. Vikram duduk di kasur, tepat di belakang Viza. Ia meletakkan tangannya ke pinggang Viza. Viza yang merasakan sentuhan itu pun terkejut. Ia belum tidur. Seharian mengurung diri di kamar, hanya makan roti saja untuk mengganjal lapar.Mau keluar kamar tapi takut ketemu Vikram, takut dihardik dan dimarahi lagi. “Viza, maafkan aku. Aku sebenarnya sayang sama kamu. Aku khilaf karena terlalu sayang sama ibu.” Vikram menyelinap masuk ke dalam selimut, menyusul berbaring di belakang Viza. Tangannya memeluk dari arah belakang.Viza merasakan pelukan lengan itu m
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Part 67

“Mas!” lirih Viza menahan dada Vikram saat pria itu akan menjalankan puncak.Viza menggeleng.“Kenapa?” tanya Vikram.Viza belum sanggup jujur. Lidahnya kenapa berat sekali mengatakan kalau dia adalah adiknya Vikram. “Aku sedang datang bulan!” Terpaksa Viza berbohong.Vikram mengangguk. Meski wajahnya tampak kecewa karena desakan dalam diri tak tersalurkan, namun ia paham bahwa sejatinya haram hukumnya menggauli wanita dalam keadaan haid.“Masih banyak waktu.” Vikram mengusap pipi Viza dan menuruni kasur. Ia segera mengenakan kembali pakaiannya. Pria itu meninggalkan kamar dan membawa piring kotor ke belakang. Viza berpapasan dengan Mbok Parmi saat baru saja keluar kamar.“Mbak Viza, ada surat.” Mbok Parmi menyerahkan sebuah amplop putih.“Siapa yang kirim, Mbok?” Viza membolak balikkan amplop namun tak tertulis nama pengirim. Hanya ada nama Viza saja di bagian depan sebagai penerima surat.“Tadi kurir yang kirim ke sini.”“Oh ya sudah. Makasih Mbok.”“Sama-sama, Mbak. Permisi.” M
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Part 68

Tapi isi surat itu jelas mengetahui semuanya kehidupan yang dijalani oleh Viza. Mustahil orang itu mengarang cerita. Ini jelas sebuah petunjuk. Benar atau tidak isi surat itu, yang jelas Viza mempercayainya.Ternyata Vikram sudah tahu sejak lama kalau Viza adalah anaknya Fairuz. Tega sekali Vikram menyembunyikan hal ini, tega sekali pria itu tidak menyatukan Viza dengan Fairuz, malah membuat drama gila pernikahan sedarah. Pria itu benar-benar sudah tidak berakal.Viza meremas kertas itu dengan gemetar. Napasnya tersengal. Dada Viza terasa sesak sekali oleh buncahan amarah. Inilah pertama kalinya Viza merasa sangat marah. Hidupnya seolah sedang dipermainkan oleh Vikram.Hanya demi bisa menghancurkan kehidupan Johan, Vikram sampai tega menikahi Viza, padahal dia tahu kalau mereka adalah adik kakak. Pernikahan sedarah jelas diharamkan dan Vikram melanggar agama demi tujuan yang menyesatkan.Terjawab sudah kenapa Vikram sangat marah saat Viza diperlakukan seperti babu, sebab Vikram tak pe
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Part 69

“Bu, aku ini anak kandung ibu. Dan Mas Vikram juga anak ibu kan? Lalu bagaimana bisa ibu mengatakan kalau aku dan Mas Vikram nggak ada ikatan darah?” tanya Viza bingung.Sekelebat pertanyaan membayang di kepala Viza. Apakah mungkin Vikram adalah anak dari suami ibu sebelumnya?Ah, sudahlah. Percuma menerka-nerka, toh kini sumber jawaban ada di hadapannya. Dia hanya perlu menunggu jawaban itu.“Ibu ketemu Vikram saat usia Vikram sudah dua belas tahun. Dia menginjak usia remaja, dan itu terjadi setelah ibu kehilangan kamu. Ibu lalu mengangkatnya sebagai anak,” jelas Fairuz. Oh pantesan tidak ada sosok Vikram di kisah hidup Fairuz saat dia kehilangan putrinya yang saat itu berusia dua tahun. Rupanya Vikram belum hadir di kehidupan Fairuz. “Sudah. Tolong jangan bahas apa pun. Ibu hanya ingin bicara tentangmu saja. Ini momen kita. Lupakan dulu masalah lain. Ibu mau membicarakan tentang kita saja. Jangan yang lain.” Fairuz membawa Viza masuk.Sebenarnya Viza sangat ingin membahas banayak
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Part 70

Pria ini adalah penyebab durasi waktu perpisahan antara Viza dan ibu kandungnya semakin lama. Vikram tak ada bedanya dengan Johan yang sama-sama ingin memisahkan Viza dari ibu kandungnya. “Suit suiiit…!!” Salah seorang pria yang berdiri tak jauh dari Viza, bersiul sambil melirik wanita itu dengan senyum simpul.“Setelah berpetualang selama ini, kok aku baru tau ada bidadari secantik ini ya, bro?” Pria lain menimpali.“Yo’i. Perlu disentil nih.”Viza risih sekali. Sekilas ia melirik ke arah dinding lift yang memantulkan wajah para pria yang menggodanya. Meski pantulan wajah itu agak kabur, namun ia bisa melihat dengan jelas wajah-wajah para pria berdasi itu. Mereka pasti para pegawai di kantor ini.“Dek cantik, pegawai baru ya di sini?” tanya salah seorang pria berdasi cokelat.Viza diam saja. Antara takut, bingung juga malu. Pandangannya masih lurus ke depan.“Kok, diam saja, Neng?”“Dia malu, Bro.”“Minta nomer, Dek. Boleh?” Pria berdasi cokelat memegangi hp, siap menyalin nomer.V
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status