Semua Bab Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Abista menunjukkan ekspresi tidak setuju. Cambuk yang digunakan Keluarga Angkola bukanlah cambuk biasa, melainkan cambuk besi. Setelah 50 cambukan, bahkan pria dewasa juga paling tidak harus memulihkan diri setengah bulan, apalagi Syakia?Ayu yang berdiri di samping diam-diam merasa gembira. Dia tidak menyangka Syakia ingin mencari mati sendiri. Dia harus mencari cara agar Damar menyetujui hal ini. Selama Damar ertuju, 50 cambukan ini pasti bisa membuat Syakia sekarat. Namun, hal yang lebih mengejutkan adalah, Syakia sendiri yang berinisiatif untuk mencari mati sebelum dia sempat bertindak.“Kamu serius?” tanya Damar. Dia juga merasa terkejut karena Syakia berinisiatif minta dihukum dan juga meminta dijatuhkan hukuman seberat ini.Damar mengerutkan keningnya. Setelah teringat Syakia biasanya suka menggunakan trik kotor untuk mencari perhatian, dia memicingkan matanya dan memberi peringatan. “Aku paling benci sama orang bermuka dua.”Syakia mendongak, lalu menatap lurus mata Damar yang
Baca selengkapnya

Bab 12

Syakia menggunakan tubuhnya yang kurus untuk menahan cambukan di punggungnya. Sementara itu, Abista sama sekali tidak merasa kasihan padanya dan mencambuknya dengan kuat, seolah-olah ingin menghancurkan seluruh tulang di tubuhnya.Syakia tentu saja merasa kesakitan. Sayangnya, rasa sakit pada tubuh tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan rasa sakit dalam hati. Jadi, cambukan Abista bukan hanya tidak menghancurkan tulang Syakia, malah membuatnya makin fokus pada amarah dan kebencian dalam hatinya. Meskipun harus mati, dia juga tidak akan mengampuni Ayu dan seluruh anggota Keluarga Angkola!Abista mencambuk Syakia tepat 50 kali, tidak lebih maupun kurang.Saat Abista menyelesaikan cambukan terakhir, punggung Syakia sudah berlumuran darah. Dia melirik darah yang menetes dari cambuk besi, lalu melirik Syakia yang tidak bersuara dari awal sampai akhir dan masih mempertahankan posisinya hingga cambukan terakhir.Entah kenapa, Abista merasa hatinya terasa sesak. Dia yang sudah tidak tahan
Baca selengkapnya

Bab 13

Satu jam kemudian, Syakia berdiri di ruang baca kaisar saat ini. Prosedurnya masuk ke istana bisa dikatakan sangat mudah dan santai. Sebab, dia memiliki jimat pelindung lain yang ditinggalkan ibunya kepadanya, yaitu token giok yang diberikan mendiang Kaisar secara pribadi.Di kehidupan sebelumnya, Esti mencuri token giok ini dan memberikannya kepada Ayu. Karena alasan ini, Syakia baru tidak memiliki jalan keluar. Untungnya, setelah terlahir kembali ke kehidupan ini, token giok ini masih belum dicuri. Jadi, dia baru bisa mengandalkan token giok dari mendiang Kaisar untuk berdiri di hadapan kaisar muda saat ini.“Hormat, Yang Mulia. Namaku Syakia Angkola.”“Syakia Angkola? Seingatku, kamu itu putri kelima Adipati Pelindung Kerajaan, ‘kan?”Kaisar yang duduk di belakang meja kekaisaran meletakkan laporan resmi yang dipegangnya, lalu melirik Syakia yang berlutut di hadapannya. Kaisar ini merupakan putra ke-9 mendiang Kaisar. Ketika dinobatkan menjadi kaisar, dia baru berusia 11 tahun. Saa
Baca selengkapnya

Bab 14

Namun, Syakia tidak peduli demi siapa Kaisar memberinya kesempatan. Yang terpenting adalah, dia memiliki kesempatan ini.“Harap Yang Mulia beri perintah,” ucap Syakia dengan hormat.Kaisar bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke hadapan Syakia, lalu mengembalikan token giok itu.“Dalam 2 tahun terakhir, bencana alam nggak berhenti terjadi di bagian selatan negara. Rakyat sangat menderita, sedangkan aku juga gelisah. Aku butuh seseorang yang bisa dengan tulus berdoa bagi kerajaan dan rakyat.”“Aku bersedia melakukannya!” jawab Syakia dengan segera.Kaisar malah tersenyum dan menggeleng. “Meski kamu bersedia, itu belum cukup. Kepala biksuni Kuil Bulani yang terletak di Gunung Selatan pinggiran ibu kota sangat dihormati orang-orang. Dia juga berbudi luhur dan sering melakukan kebajikan. Kalau Master setuju, aku juga akan setujui permintaanmu.”“Baik! Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia!”“Jangan berterima kasih terlalu cepat. Kalau Master nggak setuju, aku juga nggak akan kabulkan
Baca selengkapnya

Bab 15

Sebelumnya, meskipun hanya berlutut sesaat di ruang baca Kaisar, Syakia yang kehilangan terlalu banyak darah sontak merasa pusing begitu berdiri dan hendak pergi. Namun, dia berusaha untuk bertahan supaya tidak pingsan di hadapan Kaisar. Awalnya, Syakia berencana untuk beristirahat di kereta kuda. Tak disangka, begitu keluar dari ruang baca, pandangannya langsung gelap. Ketika mendengar Danu menyapa “Pangeran Adika”, dia pun menabrak seseorang.Pangeran Adika?Setelah dipapah seseorang, Syakia menggigit ujung lidahnya dengan kuat. Rasa sakit itu pun membuatnya jauh lebih sadar. Saat mendongak untuk melihat siapa yang memapahnya, tidak peduli seberapa tampan pun wajah dingin itu, jantungnya langsung berdebar cepat karena ketakutan.Dengan rambut perak yang khas, tidak ada seorang pun di Dinasti Minggara yang tidak mengenali pria ini. Dia adalah dewa perang Dinasti Minggana yang sudah membunuh banyak orang, juga pangeran pemangku raja saat ini, Adika Wiranto.“Pangeran Adika, maafkan ke
Baca selengkapnya

Bab 16

Kaisar berkata sambil tersenyum, “Tapi, Master Shanti sangat pemilih. Aku rasa Syakia akan pulang dengan kecewa.”Ujian yang diberikan Kaisar pada Syakia memang terdengar mudah. Namun, orang yang pernah berinteraksi dengan Shanti tahu bahwa kepala biksuni Kuil Bulani itu adalah wanita tua yang sangat keras kepala. Jangankan Kaisar, meskipun mendiang Kaisar yang berdiri di hadapannya, dia juga tidak akan mengalah.Jika Shanti menolak Syakia, Syakia tidak mungkin memiliki kesempatan ini. Jadi, Kaisar merasa yakin bahwa Syakia pasti akan bertemu kesulitan begitu tiba di Kuil Bulani. Akan lebih bagus lagi apabila niatnya untuk menjadi biksuni juga sirna. Bagaimanapun juga, Kaisar tidak begitu ingin putrinya Anggreni menjadi biksuni. Di sisi lain, Adika teringat pada gadis yang hampir pingsan di hadapannya, tetapi bisa bangkit kembali dan berjalan pergi dengan tegar sambil menahan rasa sakit lukanya. Pendapatnya berbeda dengan Kaisar.Saat ini, Syakia masih belum tahu bahwa harapannya untu
Baca selengkapnya

Bab 17

“Master Shanti dan ayahku?” Begitu mendengar hal itu, Syakia pun terkejut.Danu terlihat seperti sedang membicarakan sebuah hal menarik. Dia menikmati pemandangan di samping sambil bercerita.“Masalah ini menarik juga. Dulu, Master Shanti nggak pernah turun gunung, juga jarang meninggalkan Kuil Bulani. Tapi waktu Nona Syakia lahir, Master Shanti suruh orang kirimkan hadiah ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan. Orang luar baru tahu Master Shanti yang nggak peduli sama urusan orang lain ternyata kenal sama Keluarga Angkola.”“Semua orang kira itu karena Adipati Damar. Tapi, setelahnya, Master Shanti nggak pernah berhubungan lagi sama Keluarga Angkola. Sampai hari Nyonya Anggreni sekarat karena penyakitnya, Master Shanti baru buru-buru turun gunung supaya bisa menemuinya untuk yang terakhir kali.”“Setelah Nyonya Anggreni dimakamkan, Master Shanti memaki Adipati Danur habis-habisan di depan umum. Dia bilang Adipati Damar mengkhianati istrinya, juga bersumpah untuk nggak berhubungan deng
Baca selengkapnya

Bab 18

Nama lengkap ibunya Syakia adalah Anggreni Kuncoro. Ternyata Shanti memang adalah kenalan lama ibunya.Syakia tahu bahwa Shanti sudah salah menganggapnya sebagai ibunya. Dia pun membungkuk dan memberi hormat, “Hormat, Master Shanti. Namaku Syakia Angkola.”Shanti tertegun sejenak. Ekspresinya sontak kembali menjadi dingin. Dia berbalik dan berjalan ke sisi lain rumah. Di atas rak kayu yang dipenuhi bunga anggrek, ada satu tempat yang masih kosong. Setelah menaruh pot anggrek di tangannya ke tempat kosong itu, Shanti baru berbicara dengan nada tanpa emosi.“Ini bukan aula utama. Kalau mau sembahyang, jalanlah keluar dari sini, lalu belok kanan.”Syakia berdecak dalam hati. Biksuni ini benar-benar memiliki prasangka yang sangat kuat terhadap Keluarga Angkola. Ucapannya memang terdengar seperti sedang memberi tahu arah, tetapi itu tidak ada bedanya dengan mengusir orang.“Master, hari ini, aku datang bukan untuk sembahyang. Ada yang mau aku ....”“Kalau bukan datang untuk sembahyang, sila
Baca selengkapnya

Bab 19

Syakia pun tertegun. Melihat ekspresi marah Shanti, Syakia pun tersenyum tulus. Ulang tahunnya memang sudah lewat 2 bulan. Jika bukan karena Ayu, upacara kedewasaannya seharusnya dilangsungkan 2 bulan yang lalu.Namun, hanya karena Ayu yang berkata “ingin melangsungkan upacara kedewasaan bersama Kak Syakia”, ayah dan kakak-kakak mereka pun mengundur upacara kedewasaan Syakia tanpa peduli pada pendapatnya. Pada akhirnya, upacara kedewasaannya diundur sampai hari ulang tahun Ayu, yaitu kemarin. Ayah dan kakak-kakaknya benar-benar “baik”.Namun, hal seperti ini sudah tidak berpengaruh pada Syakia yang terlahir kembali. Dia hanya tidak menyangka Shanti ternyata mengingat jelas hari ulang tahunnya. Dari cerita Danu, Syakia tahu bahwa Shanti pernah mengirim hadiah ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan di hari lahirnya. Namun, dia tidak menyangka Shanti masih mengingat hari ulang tahunnya sampai sekarang. Sepertinya, persahabatan ibunya dengan Shanti benar-benar kuat.“Master, kamu nggak pe
Baca selengkapnya

Bab 20

Sebab, dinilai dari ucapan Shanti, Syakia menyadari bahwa bunga anggrek ini merupakan satu-satunya bunga yang diterimanya dari upacara kedewasaan baik di kehidupan ini maupun kehidupan lalu.Syakia menatap bunga anggrek yang masih kecil sambil termenung. Bunga anggrek ini terawat dengan sangat baik. Dia juga menyadari bahwa bunga anggrek lain yang ada di halaman tidak terawat sebaik bunga anggrek ini.Namun, kenapa Shanti menanam begitu banyak bunga anggrek? Kenapa dia memberikan bunga anggrek yang dirawatnya dengan paling baik kepada Syakia? Apa karena dia menyukai bunga anggrek atau karena alasan lain?Bunga anggrek .... Anggreni Kuncoro .... Apa karena ibunya? Syakia langsung teringat tentang ibunya. Sebuah tebakan yang sangat mengejutkan pun muncul dalam benaknya. Apa sebenarnya hubungan Shanti dengan ibunya? Apa sebenarnya yang terjadi dulu?Saat ini, Syakia merasa sangat penasaran. Dia menggigit bibirnya, lalu berseru, “Kasim Danu, tolong hentikan keretanya!”Berhubung mereka me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status