Adika duduk di kursi dan menatap Syakia yang terlihat kewalahan. Setelah sesaat, dia baru menjelaskan, “Ini bukan kamarmu.”“Ini di mana?”“Istana.”Syakia merasa sangat terkejut. Kenapa dia dibawa ke istana? Seolah-olah dapat menebak apa yang dipikirkan Syakia, Adika lanjut menjelaskan, “Lukamu cukup berat. Demi nggak mengganggu upacara doa, aku dan Master Shanti sudah berdiskusi. Yang Mulia Kaisar setuju untuk membiarkanmu memulihkan diri di istana.”“Ternyata begitu.” Syakia tertegun sejenak, lalu bertanya dengan ragu, “Mataku ....”Saat ini, Syakia sangat ingin memastikan apakah dirinya benar-benar menjadi buta atau tidak. Untungnya, Adika menjawab, “Tenang saja. Kamu nggak buta. Master Shanti sudah bantu kamu tawarkan racunnya. Dua hari lagi, penglihatanmu akan pelan-pelan kembali.”Syakia sontak merasa lega. Syukurlah, dia bukan hanya masih hidup, juga tidak buta. Baginya, ini merupakan kabar yang sangat baik. Namun, dia tidak menyangka ada kabar yang lebih baik lagi.“Seminggu
Read more