All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati: Chapter 51 - Chapter 60

100 Chapters

Bab 51

“Apa? Dia yang menyirammu dengan air? Semalam juga?” tanya Kama dengan marah.Ayu tersenyum getir, lalu pura-pura mengalihkan topik pembicaraan. “Nggak apa-apa, Kak Kama. Cuma tersiram sedikit air. Masalahnya, Kak Syakia nggak mau pulang.”“Apanya yang nggak apa-apa!” Kama sontak murka dan berseru, “Syakia benar-benar keterlaluan! Dia masih nggak mau ngaku dirinya jahat? Dia bahkan tega menindas adiknya sendiri! Kalau dia nggak jahat, siapa lagi yang jahat!”“Kak Kama, jangan ngomong begitu lagi! Nggak peduli gimana Kak Syakia sebelumnya, yang terpenting sekarang adalah cari cara untuk buat Kak Syakia kembali. Kalau nggak, benar-benar akan timbul masalah besar!” seru Ayu dengan panik sambil mengentakkan kaki. Dia sengaja bersikap seolah-olah dirinya tidak peduli pada keadaannya sendiri.“Masalah besar” yang dikatakan Ayu spontan menarik perhatian Kama. “Ayu, apa maksudmu? Ada masalah lain lagi yang ditimbulkan Syakia?”“Kak Syakia ....”“Dia kenapa?”Ayu menggigit bibirnya, seolah-olah
Read more

Bab 52

Keributan yang dibuat oleh Kama sudah mengganggu para biksuni yang ada di dalam kuil. Seorang biksuni berjalan keluar dan berseru untuk menghentikan Kama.Namun, Kama langsung menyela ucapan biksuni itu dengan penuh ancaman, “Aku nggak peduli kuil kalian dibuka untuk umum atau nggak! Suruh Syakia keluar sekarang juga! Kalau nggak, aku akan menumbangkan gerbang ini dan menghancurkan Kuil Bulani!”Begitu mendengar ucapan Kama, biksuni tersebut langsung tahu bahwa Kama datang bukan dengan niat baik. Dia tentu saja tidak berani membuka pintu bagi Kama.  Tak disangka, Kama yang tidak dihiraukan malah mulai menendang pintu.“Bruk! Bruk! Bruk!”Bangunan Kuil Bulani pada dasarnya sangat sederhana. Gerbangnya terbuat dari kayu yang tidak begitu tebal. Hanya ditendang Kama beberapa kali, gerbang itu sudah terbuka sebelum biksuni itu sempat melakukan apa-apa.Kama melangkah masuk dengan langkah besar, lalu melirik biksuni itu dengan dingin sebelum menerjang masuk ke bagian dalam kuil.“Tuan, berh
Read more

Bab 53

Kama pun menjerit kesakitan dan secara refleks memukul kepala Syakia.“Syakia, kamu sudah gila! Cepat lepaskan tanganku!”Namun, Syakia sama sekali tidak peduli pada ucapan Kama. Orang yang gila bukan dirinya, melainkan Kama. Dia sudah berhasil melarikan diri dari Kediaman Keluarga Angkola. Atas dasar apa Kama merusak kehidupannya sekarang! Semua orang yang ingin menyeretnya kembali ke neraka itu adalah musuhnya!Syakia menggigit lengan Kama dengan kuat. Makin kuat Kama memukulnya, makin kuat pula gigitannya. Lengan Kama bahkan sudah berdarah, tetapi dia tetap tidak melepaskan gigitannya.Kama pun memaki, “Dasar gila! Gila! Aku akan habisi kamu hari ini!”Kama langsung mengganti pukulannya menjadi tinju. Dia meninju tubuh Syakia tanpa henti. Syakia yang kurus dan lemah tidak mungkin dapat menahan pukulannya.Sakit. Sakit sekali ....Syakia tidak berhenti meneteskan air mata. Kemudian, darah dari tenggerokannya bercampur dengan darah dari lengan Kama. Dia bahkan tidak tahu lagi itu sebe
Read more

Bab 54

Kama tidak tahu bahwa itu bukanlah ilusi. Sebab, Syakia memang ingin membunuhnya. Ketika Kama hendak menyeretnya pulang, dia diam-diam mengeluarkan racun yang baru diraciknya di ruang giok semalam. Sebelum menggigit Kama, dia bahkan mengulum racun itu dalam mulutnya.Kama keracunan. Tentu saja, Syakia juga keracunan. Selain itu, Syakia masih belum sempat meracik obat penawarnya. Jadi, mereka berdua hanya bisa menunggu mati.“Hahaha ....”Syakia jatuh terduduk di lantai. Darah yang mengalir keluar dari sudut mulutnya sama dengan darah yang mengalir dari luka di lengan Kama. Darah itu berangsur-angsur menghitam.Syakia ingin tertawa, tetapi juga ingin menangis. Apa semuanya akan berakhir seperti ini? Sayang sekali. Dia sudah susah payah terlahir kembali, tetapi hanya berhasil membunuh Kama seorang sebelum mati lagi. Dia merasa sangat tidak rela. Namun, dia benar-benar tidak memiliki cara lain dalam menghadapi Kama.Tepat pada saat Syakia hampir memejamkan mata dan menerima kematiannya, t
Read more

Bab 55

“Ada apa ini? Siapa yang melukainya?”Setelah melihat Syakia yang terluka, Adika langsung murka. Dia berjalan ke hadapan Syakia sambil mengamati keadaan di sekitar. Dia juga sudah menemukan Kama yang tergeletak di lantai. Ditambah dengan reaksi semua orang di Kuil Bulani, dia bisa langsung menebak apa yang sudah terjadi.“Anak dari Keluarga Angkola ini yang memukul Sahana?”Sahana merupakan nama biksuni Syakia. Sejak Syakia memberi tahu Adika bahwa dirinya sudah bukan lagi putri kelima Keluarga Angkola, Adika tidak pernah memanggilnya dengan nama Syakia lagi.Shanti mengangguk dengan ekspresi dingin. “Semua orang di kuil menyaksikan hal ini. Kama menerobos ke Kuil Bulani dan berniat membawa pergi Putri Suci secara paksa. Dia juga memukul Putri Suci dan melukainya dengan parah.”Shanti sangat murka, tetapi menceritakan semua kejadiannya dengan tenang. Pada akhirnya, dia baru menggendong Syakia dan bangkit dari lantai. Sebelum membawa Syakia kembali ke kamar, Shanti melirik Kama yang te
Read more

Bab 56

Adika duduk di kursi dan menatap Syakia yang terlihat kewalahan. Setelah sesaat, dia baru menjelaskan, “Ini bukan kamarmu.”“Ini di mana?”“Istana.”Syakia merasa sangat terkejut. Kenapa dia dibawa ke istana? Seolah-olah dapat menebak apa yang dipikirkan Syakia, Adika lanjut menjelaskan, “Lukamu cukup berat. Demi nggak mengganggu upacara doa, aku dan Master Shanti sudah berdiskusi. Yang Mulia Kaisar setuju untuk membiarkanmu memulihkan diri di istana.”“Ternyata begitu.” Syakia tertegun sejenak, lalu bertanya dengan ragu, “Mataku ....”Saat ini, Syakia sangat ingin memastikan apakah dirinya benar-benar menjadi buta atau tidak. Untungnya, Adika menjawab, “Tenang saja. Kamu nggak buta. Master Shanti sudah bantu kamu tawarkan racunnya. Dua hari lagi, penglihatanmu akan pelan-pelan kembali.”Syakia sontak merasa lega. Syukurlah, dia bukan hanya masih hidup, juga tidak buta. Baginya, ini merupakan kabar yang sangat baik. Namun, dia tidak menyangka ada kabar yang lebih baik lagi.“Seminggu
Read more

Bab 57

Syakia merasa penasaran dan langsung menjawab, “Mau!”Adika pun tersenyum. Dia meniru ucapan para menteri saat di rapat istana.“Dia itu seorang adipati yang terhormat, tapi putranya malah dibiarkan bertindak semena-mena, arogan, dan melanggar peraturan kerajaan. Kalau dia nggak dihukum dengan tegas, kami khawatir putranya akan membawa bencana ke segala penjuru, juga menjadi liar dan tak terkendali di masa depan.”Para menteri itu mendapat isyarat dari Adika dan sengaja membesar-besarkan masalahnya. Mereka berkata seperti Kama benar-benar akan menimbulkan bencana besar di kemudian hari. Damar benar-benar merasa sangat malu dan hampir tidak mampu menghadapi para menteri kemiliteran.Pada akhirnya, di bawah kecaman separuh menteri istana, Kaisar “mau tak mau” menurunkan hukuman berat dan menerima “saran” yang diberikan Adika. Anggota Keluarga Angkola harus meminta maaf pada Syakia dan dimaafkan sebelum Kaisar mempertimbangkan ulang apakah Kama dilepaskan atau tidak.Damar tidak dapat mem
Read more

Bab 58

Syakia sontak merasa panik. Masih ada banyak doa yang belum dihafalnya. Dia tidak mungkin dapat menghafal semuanya dalam waktu 9 hari.“Nggak bisa! Aku harus kembali sekarang juga.”Syakia harus kembali ke Kuil Bulani. Begitu memikirkan ada begitu banyak doa yang masih harus dihafalnya, mana mungkin dia masih sempat peduli pada anggota Keluarga Angkola?“Pangeran Adika, boleh tolong suruh orang siapkan kereta kuda untuk antarkan aku ke Kuil Bulani nggak?” Syakia yang tidak dapat melihat apa-apa bangkit untuk duduk dengan hati-hati dan meraba-raba ke samping. Alhasil, dia tidak sengaja menyentuh sebuah lengan yang kekar.Syakia tidaklah bodoh. Dia dapat merasakan kehangatan sesuatu yang terpegangnya itu bahkan melalui kain yang membungkusnya. Apa lagi itu jika bukan tubuh manusia? Selain itu, tidak ada orang ketiga yang berbicara di dalam kamar ini. Selain diri Syakia, hanya ada Adika. Jadi, setelah menyadari bahwa dirinya tidak sengaja menyentuh tubuh Adika, dia buru-buru menarik kemb
Read more

Bab 59

Sayangnya, sebelum Adika sempat melakukan apa-apa, Shanti tiba-tiba berjalan masuk dari luar dengan membawa setumpuk buku sutra. Saat mendengar tangisan Syakia, dia buru-buru berjalan ke sisi tempat tidur.“Ada apa? Mana yang sakit?”Shanti buru-buru meletakkan buku sutra yang dibawanya, lalu mendorong Adika dan langsung memeluk Syakia. Dia menggunakan tangannya yang agak kasar untuk menyeka air mata dari pipi Syakia dan berkata, “Nggak apa-apa. Guru sudah memeriksamu. Luka di dahimu nggak akan meninggalkan bekas, luka di tubuh dan matamu juga akan pulih. Semuanya akan kembali seperti semula.”Setelah merasakan tangan yang menyentuhnya dengan hati-hati itu, Syakia secara refleks menempelkan wajahnya ke dada Shanti. Dia teringat bahwa ketika ibunya masih hidup, ibunya juga selalu memeluknya dan menghiburnya setiap kali dia menangis.Adika menyaksikan adegan ini untuk sesaat sebelum akhirnya berkata, “Master Shanti, Sahana takut menunda waktu upacara doa karena nggak bisa hafal semua doa
Read more

Bab 60

Abista yang juga sudah agak lelah pun mengeluh, “Syakia benar-benar merepotkan.”Ada begitu banyak waktu yang dapat dipilih Syakia untuk sadar, tetapi dia malah memilih untuk sadar di waktu-waktu seperti ini. Jika bukan karena sempat melihat Syakia yang terluka parah karena dipukul Kama, Abista bahkan curiga bahwa Syakia sudah sadar dari awal.Damar tahu apa yang dipikirkan putranya. Namun, dia hanya mencibir, “Syakia masih belum berani melawan aku. Seharusnya, ada orang lain yang sengaja melakukannya.”Abista bertanya dengan terkejut, “Maksud Ayah?”“Selain Adika, masih ada siapa lagi di istana?” Damar menunjukkan ekspresi dingin dan tajam saat melanjutkan, “Orang itu sangat kejam dan berani bertindak arogan mentang-mentang punya perlindungan Yang Mulia Kaisar.”Terutama saat Adika mengintimidasi seluruh anggota Keluarga Angkola di rumah ini sebelumnya. Adika tidak akan melepaskan kesempatan apa pun.“Kali ini, kita sudah berhasil dipermainkannya. Kalau bukan karena Syakia membesar-be
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status