Satu jam kemudian, Syakia berdiri di ruang baca kaisar saat ini. Prosedurnya masuk ke istana bisa dikatakan sangat mudah dan santai. Sebab, dia memiliki jimat pelindung lain yang ditinggalkan ibunya kepadanya, yaitu token giok yang diberikan mendiang Kaisar secara pribadi.Di kehidupan sebelumnya, Esti mencuri token giok ini dan memberikannya kepada Ayu. Karena alasan ini, Syakia baru tidak memiliki jalan keluar. Untungnya, setelah terlahir kembali ke kehidupan ini, token giok ini masih belum dicuri. Jadi, dia baru bisa mengandalkan token giok dari mendiang Kaisar untuk berdiri di hadapan kaisar muda saat ini.“Hormat, Yang Mulia. Namaku Syakia Angkola.”“Syakia Angkola? Seingatku, kamu itu putri kelima Adipati Pelindung Kerajaan, ‘kan?”Kaisar yang duduk di belakang meja kekaisaran meletakkan laporan resmi yang dipegangnya, lalu melirik Syakia yang berlutut di hadapannya. Kaisar ini merupakan putra ke-9 mendiang Kaisar. Ketika dinobatkan menjadi kaisar, dia baru berusia 11 tahun. Saa
Namun, Syakia tidak peduli demi siapa Kaisar memberinya kesempatan. Yang terpenting adalah, dia memiliki kesempatan ini.“Harap Yang Mulia beri perintah,” ucap Syakia dengan hormat.Kaisar bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke hadapan Syakia, lalu mengembalikan token giok itu.“Dalam 2 tahun terakhir, bencana alam nggak berhenti terjadi di bagian selatan negara. Rakyat sangat menderita, sedangkan aku juga gelisah. Aku butuh seseorang yang bisa dengan tulus berdoa bagi kerajaan dan rakyat.”“Aku bersedia melakukannya!” jawab Syakia dengan segera.Kaisar malah tersenyum dan menggeleng. “Meski kamu bersedia, itu belum cukup. Kepala biksuni Kuil Bulani yang terletak di Gunung Selatan pinggiran ibu kota sangat dihormati orang-orang. Dia juga berbudi luhur dan sering melakukan kebajikan. Kalau Master setuju, aku juga akan setujui permintaanmu.”“Baik! Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia!”“Jangan berterima kasih terlalu cepat. Kalau Master nggak setuju, aku juga nggak akan kabulkan
Sebelumnya, meskipun hanya berlutut sesaat di ruang baca Kaisar, Syakia yang kehilangan terlalu banyak darah sontak merasa pusing begitu berdiri dan hendak pergi. Namun, dia berusaha untuk bertahan supaya tidak pingsan di hadapan Kaisar. Awalnya, Syakia berencana untuk beristirahat di kereta kuda. Tak disangka, begitu keluar dari ruang baca, pandangannya langsung gelap. Ketika mendengar Danu menyapa “Pangeran Adika”, dia pun menabrak seseorang.Pangeran Adika?Setelah dipapah seseorang, Syakia menggigit ujung lidahnya dengan kuat. Rasa sakit itu pun membuatnya jauh lebih sadar. Saat mendongak untuk melihat siapa yang memapahnya, tidak peduli seberapa tampan pun wajah dingin itu, jantungnya langsung berdebar cepat karena ketakutan.Dengan rambut perak yang khas, tidak ada seorang pun di Dinasti Minggara yang tidak mengenali pria ini. Dia adalah dewa perang Dinasti Minggana yang sudah membunuh banyak orang, juga pangeran pemangku raja saat ini, Adika Wiranto.“Pangeran Adika, maafkan ke
Kaisar berkata sambil tersenyum, “Tapi, Master Shanti sangat pemilih. Aku rasa Syakia akan pulang dengan kecewa.”Ujian yang diberikan Kaisar pada Syakia memang terdengar mudah. Namun, orang yang pernah berinteraksi dengan Shanti tahu bahwa kepala biksuni Kuil Bulani itu adalah wanita tua yang sangat keras kepala. Jangankan Kaisar, meskipun mendiang Kaisar yang berdiri di hadapannya, dia juga tidak akan mengalah.Jika Shanti menolak Syakia, Syakia tidak mungkin memiliki kesempatan ini. Jadi, Kaisar merasa yakin bahwa Syakia pasti akan bertemu kesulitan begitu tiba di Kuil Bulani. Akan lebih bagus lagi apabila niatnya untuk menjadi biksuni juga sirna. Bagaimanapun juga, Kaisar tidak begitu ingin putrinya Anggreni menjadi biksuni. Di sisi lain, Adika teringat pada gadis yang hampir pingsan di hadapannya, tetapi bisa bangkit kembali dan berjalan pergi dengan tegar sambil menahan rasa sakit lukanya. Pendapatnya berbeda dengan Kaisar.Saat ini, Syakia masih belum tahu bahwa harapannya untu
“Master Shanti dan ayahku?” Begitu mendengar hal itu, Syakia pun terkejut.Danu terlihat seperti sedang membicarakan sebuah hal menarik. Dia menikmati pemandangan di samping sambil bercerita.“Masalah ini menarik juga. Dulu, Master Shanti nggak pernah turun gunung, juga jarang meninggalkan Kuil Bulani. Tapi waktu Nona Syakia lahir, Master Shanti suruh orang kirimkan hadiah ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan. Orang luar baru tahu Master Shanti yang nggak peduli sama urusan orang lain ternyata kenal sama Keluarga Angkola.”“Semua orang kira itu karena Adipati Damar. Tapi, setelahnya, Master Shanti nggak pernah berhubungan lagi sama Keluarga Angkola. Sampai hari Nyonya Anggreni sekarat karena penyakitnya, Master Shanti baru buru-buru turun gunung supaya bisa menemuinya untuk yang terakhir kali.”“Setelah Nyonya Anggreni dimakamkan, Master Shanti memaki Adipati Danur habis-habisan di depan umum. Dia bilang Adipati Damar mengkhianati istrinya, juga bersumpah untuk nggak berhubungan deng
Nama lengkap ibunya Syakia adalah Anggreni Kuncoro. Ternyata Shanti memang adalah kenalan lama ibunya.Syakia tahu bahwa Shanti sudah salah menganggapnya sebagai ibunya. Dia pun membungkuk dan memberi hormat, “Hormat, Master Shanti. Namaku Syakia Angkola.”Shanti tertegun sejenak. Ekspresinya sontak kembali menjadi dingin. Dia berbalik dan berjalan ke sisi lain rumah. Di atas rak kayu yang dipenuhi bunga anggrek, ada satu tempat yang masih kosong. Setelah menaruh pot anggrek di tangannya ke tempat kosong itu, Shanti baru berbicara dengan nada tanpa emosi.“Ini bukan aula utama. Kalau mau sembahyang, jalanlah keluar dari sini, lalu belok kanan.”Syakia berdecak dalam hati. Biksuni ini benar-benar memiliki prasangka yang sangat kuat terhadap Keluarga Angkola. Ucapannya memang terdengar seperti sedang memberi tahu arah, tetapi itu tidak ada bedanya dengan mengusir orang.“Master, hari ini, aku datang bukan untuk sembahyang. Ada yang mau aku ....”“Kalau bukan datang untuk sembahyang, sila
Syakia pun tertegun. Melihat ekspresi marah Shanti, Syakia pun tersenyum tulus. Ulang tahunnya memang 2 bulan lagi. Jika bukan karena Ayu, upacara kedewasaannya seharusnya dilangsungkan 2 bulan kemudian.Namun, hanya karena Ayu yang berkata “ingin melangsungkan upacara kedewasaan bersama Kak Syakia”, ayah dan kakak-kakak mereka pun mengundur upacara kedewasaan Syakia tanpa peduli pada pendapatnya. Pada akhirnya, upacara kedewasaannya diundur sampai hari ulang tahun Ayu, yaitu kemarin. Ayah dan kakak-kakaknya benar-benar “baik”.Namun, hal seperti ini sudah tidak berpengaruh pada Syakia yang terlahir kembali. Dia hanya tidak menyangka Shanti ternyata mengingat jelas hari ulang tahunnya. Dari cerita Danu, Syakia tahu bahwa Shanti pernah mengirim hadiah ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan di hari lahirnya. Namun, dia tidak menyangka Shanti masih mengingat hari ulang tahunnya sampai sekarang. Sepertinya, persahabatan ibunya dengan Shanti benar-benar kuat.“Master, kamu nggak perlu mara
Sebab, dinilai dari ucapan Shanti, Syakia menyadari bahwa bunga anggrek ini merupakan satu-satunya bunga yang diterimanya dari upacara kedewasaan baik di kehidupan ini maupun kehidupan lalu.Syakia menatap bunga anggrek yang masih kecil sambil termenung. Bunga anggrek ini terawat dengan sangat baik. Dia juga menyadari bahwa bunga anggrek lain yang ada di halaman tidak terawat sebaik bunga anggrek ini.Namun, kenapa Shanti menanam begitu banyak bunga anggrek? Kenapa dia memberikan bunga anggrek yang dirawatnya dengan paling baik kepada Syakia? Apa karena dia menyukai bunga anggrek atau karena alasan lain?Bunga anggrek .... Anggreni Kuncoro .... Apa karena ibunya? Syakia langsung teringat tentang ibunya. Sebuah tebakan yang sangat mengejutkan pun muncul dalam benaknya. Apa sebenarnya hubungan Shanti dengan ibunya? Apa sebenarnya yang terjadi dulu?Saat ini, Syakia merasa sangat penasaran. Dia menggigit bibirnya, lalu berseru, “Kasim Danu, tolong hentikan keretanya!”Berhubung mereka me
Orang yang diutus Damar berjumlah sekitar 5 orang. Tak disangka, mereka masih tidak mampu mengalahkan satu orang. Namun, dia makin yakin bahwa Ayu memang diculik oleh Syakia. Bagaimanapun juga, pertahanan Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan juga tidak sederhana. Dengan tempat yang terlindung begitu ketat, penculik itu dapat masuk ke kamar Ayu dan membawanya pergi tanpa diketahui siapa pun. Orang dengan kemampuan yang biasa-biasa saja tidak mungkin mampu melakukannya.“Utus lagi sekelompok orang untuk pergi ke Kuil Bulani. Pokoknya, Ayu harus ditemukan!” perintah Damar setelah terdiam sejenak.“Baik!”Pada malam kedua, ada lagi sekelompok pengawal rahasia yang datang ke Kuil Bulani. Kali ini, kelompok itu berjumlah 10 orang.Damar awalnya mengira misinya kali ini pasti berhasil. Tak disangka, 10 pengawal rahasia itu lagi-lagi gagal. Setelah mendapat kabar ini keesokan harinya, ekspresi Damar terlihat sangat menakutkan.“Bagaimana dia bisa melakukannya!”Meskipun pengawal rahasia Syakia
Dalam sekejap, ekspresi Kahar dan Ranjana langsung menjadi sangat suram. “Coba saja kalau dia berani!”“Syakia nggak mungkin berbuat begitu!”Berbeda dengan Kahar yang langsung menyerukan amarahnya, Abista percaya pada Syakia. Dia sontak murka dan membela Syakia.“Syakia memang pernah bersikap keras kepala, juga berbuat salah. Tapi, dia nggak pernah berinisiatif cari masalah, apalagi melakukan hal yang begitu keterlaluan! Ayah, aku tahu kamu lebih sayang sama Ayu. Tapi, memangnya Syakia itu bukan putri kandungmu? Waktu kamu ucapkan kata-kata itu, kamu nggak merasa itu sangat nggak adil bagi Syakia?”“Aku cuma menilai masalah berdasarkan fakta, juga cuma bilang mungkin, nggak bilang pasti,” jawab Damar dengan nada acuh tak acuh sambil menyesap tehnya yang sudah dingin.Abista terlihat sangat tidak percaya. “Menilai masalah berdasarkan fakta? Apa curiga sama putri kandung sendiri termasuk menilai masalah berdasarkan fakta? Ayah, Syakia itu bukan penjahat!”Sampai saat ini, Abista baru p
“Ayah berkata begitu karena sudah punya bukti?”Damar menjawab dengan santai, “Aku nggak punya bukti. Tapi, sebelum hilang, Ayu sempat melakukan sesuatu.”“Apa?” tanya Kahar dan Ranjana dengan bingung.Damar memejamkan matanya dan menjawab, “Dia suruh dayangnya bawa Laras Panjalu datang kemari.”Sebelumnya, Ayu mengira tidak akan ada yang tahu mengenai hal ini. Namun, dia tidak tahu bahwa Ratih adalah orang yang ditempatkan Damar di sisinya. Mana mungkin Damar tidak tahu Ayu menyuruh Ratih pergi membawa Laras datang ke kediaman ini?“Laras Panjalu?”Berhubung sudah lama tidak mendengar nama ini, Abista dan kedua adiknya pun tertegun sejenak. Selanjutnya, Kahar terlebih dahulu teringat siapa orang itu dan bertanya dengan kening berkerut, “Orang yang pernah dorong Syakia ke danau itu?”“Benar.”Ekspresi Abista sontak berubah. Dia berkata dengan mata penuh amarah, “Ayu mau apa? Kenapa dia suruh orang itu datang kemari?”Dulu, Laras hampir merenggut nyawa Syakia. Jika bukan karena ada oran
Sangat jelas bahwa Ranjana bukan hanya marah terhadap ayahnya, tetapi juga Kahar. Tadi, dia tidak langsung memarahi Kahar karena Ayu sudah memberi pelajaran padanya.Namun, begitu mendengar ucapan Ranjana, Abista yang awalnya masih menasihati mereka semua dengan baik malah tiba-tiba mengernyit. Kemudian, dia membantah, “Syakia nggak bersalah. Kenapa kalian melibatkannya lagi?”Kahar dan Ranjana tidak menyangka Abista masih membela Syakia pada saat-saat seperti ini.“Kak Abista, Syakia yang meracuniku untuk mengendalikanku!”Abista menghela napas dan menjawab, “Mungkin dia memang benar-benar mengendalikanmu, tapi apa kalian lupa? Kalau bukan karena kalian yang duluan kerja sama untuk meracuni Syakia dan ingin membawanya pulang secara paksa, mana mungkin dia meracunimu?”Begitu mendengar ucapan itu, Kahar dan Ranjana pun terdiam. Bagaimanapun juga, mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Terutama Ranjana. Sampai sekarang, dia masih membenci Syakia karena sudah membuatnya bisu dan l
“Uhuk, uhuk. Memang ada kemungkinan seperti itu,” ujar Ranjana dengan lemah setelah terbatuk sejenak.Abista pun tertegun, lalu mengerutkan keningnya dengan bingung, “Siapa yang berani culik Ayu?”Terlebih lagi, orang itu juga datang ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan untuk menculik Ayu. Jangankan orang luar, bahkan di antara orang-orang berkuasa di ibu kota, seharusnya tidak ada yang berani melakukannya.Ranjana menjawab dengan tenang, “Siapa bilang nggak ada yang berani? Setengah bulan lalu, bukannya ada orang yang berani bawa Pasukan Bendera Hitam untuk datang menggeledah kediaman ini?”Begitu mendengar ucapan itu, semua orang tahu yang dimaksud Ranjana adalah Adika. Namun, Damar malah menggeleng.“Seharusnya bukan dia.”Ranjana mencibir, “Gimana Ayah bisa sepenuhnya yakin bukan dia pelakunya?”Damar melirik putranya yang masih lemah itu dengan acuh tak acuh. “Adika nggak pernah pakai cara diam-diam seperti ini. Kalau memang mau tangkap Ayu, dia akan langsung datang dan tangkap
Adika melambaikan tangannya. Meskipun merasa marah, dia juga tidak sepenuhnya menyalahkan Deska dan Gading.“Kalian juga melakukannya karena khawatir padaku. Kelak, jangan ulangi hal yang sama lagi.”Besok, Adika akan pergi mencari Syakia dan menjelaskan semuanya dengan jelas. Jika dia membiarkan kedua orang bodoh ini yang pergi, entah apa lagi yang akan terjadi.Gading dan Deska sontak merasa lega. Untung saja Adika tidak benar-benar marah. Namun, pada detik selanjutnya, Adika melirik mereka dan memberi perintah, “Malam ini, bungkuskan semua bibit obat herbal ini. Sebelum selesai bungkus semuanya, kalian nggak boleh tidur!”Gading dan Deska pun terdiam sejenak, lalu menjawab, “Baik, Pangeran.”Ketika orang-orang di Kediaman Pangeran Pemangku Kaisar membungkus semua bibit obat herbal dengan terburu-buru, keadaan di Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan juga sangat “ramai”.“Sudah ketemu?”“Belum. Sampai sekarang, masih belum ada sedikit kabar pun!”“Mana mungkin begitu? Kenapa orang yan
Begitu Deska berbicara, Adika bisa langsung menebak apa yang terjadi. Ekspresinya pun menjadi makin dingin. Suaranya juga dipenuhi dengan intimidasi. “Bukannya aku sudah larang kalian untuk ungkit tentang hal ini!”Deska buru-buru menjelaskan, “Bukan aku yang duluan mengungkitnya! I ... ini karena Putri Suci kebetulan bawa datang rumput peremajaan. Lagian, dia juga yang duluan tanya soal hal ini.”Ekspresi tidak senang Adika benar-benar menakutkan! Kemudian, dia menatap Gading yang berada di belakang Deska dengan tatapan menginterogasi.Gading yang tidak tahan ditatap seperti itu pun menelan ludah, lalu mengangguk dan menjawab, “Memang Putri Suci yang duluan mengungkitnya. Hari ini, tujuan utamanya datang kemari karena mau kasih hadiah untuk Pangeran. Selain itu, hadiahnya itu adalah rumput peremajaan yang paling dibutuhkan Pangeran.”Gading dan Deska juga tidak menduga hal ini. Namun, dia tahu apa yang dipikirkan Deska. Ketika Syakia memberikan ganoderma ungu 100 tahun kepada Adika s
Syakia tidak berani bertaruh. Namun, dia tidak dapat menekan rasa bersalahnya dan memilih untuk melarikan diri.“Maaf, a ... aku tiba-tiba teringat ada hal yang belum kutangani. Aku pulang dulu. Lain kali, aku akan datang berkunjung lagi!” Suara Syakia terdengar agak gemetar. Kemudian, dia langsung berlari melewati Adika tanpa menoleh lagi.Adika pun terpaku di tempat. Dia menoleh ke arah sosok Syakia menghilang di depan pintu tanpa mengerti apa yang sudah terjadi.“Sahana ... Sahana?” Pada detik selanjutnya, Adika segera berbalik dan mengejar Syakia.Syakia awalnya berniat langsung pulang. Namun, dia tidak menyangka Adika akan mengejarnya tanpa ragu dan mengadang di depannya.Pria yang tegap dan tinggi itu terlihat panik. “Ada apa? Apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu minta maaf padaku?”“Nggak apa-apa. Nggak ada yang terjadi. Aku benar-benar masih ada urusan mendesak! Aku harus pulang sekarang juga. Jadi, biarkanlah aku pulang!”Syakia berjalan melewati Adika, tetapi Adika langsung m
Syakia pura-pura tidak mengerti dan bertanya, “Kenapa ada obat-obat herbal yang dilingkari? Apa ada penjelasan lain tentang obat-obat herbal itu?”Sesuai dugaan, Deska langsung berujar, “Haih, nggak kok. Ini semua obat herbal yang belum terkumpul. Obat herbal lainnya masih mudah dicari dan bisa didapatkan asalkan punya uang. Tapi, kami benar-benar nggak tahu harus cari safron ini di mana.”Ketika membicarakan tentang safron, Deska terlihat sangat sedih dan tidak berdaya. Di sisi lain, terdapat sedikit keterkejutan yang melintasi mata Syakia. Dia memiliki safron!Syakia berusaha menyembunyikan keterkejutannya, lalu bertanya dengan ekspresi agak penasaran, “Safron itu obat apa? Kenapa aku sepertinya nggak pernah dengar nama ini?”Tidak pernah mendengar namanya? Ada sedikit kekecewaan yang melintasi mata Deska. Namun, dia segera bersemangat kembali dan menjelaskannya kepada Syakia.“Sebenarnya, bahkan kami juga nggak pernah lihat obat herbal yang namanya safron itu. Aku cuma pernah lihat