Syakia pun tertegun. Melihat ekspresi marah Shanti, Syakia pun tersenyum tulus. Ulang tahunnya memang 2 bulan lagi. Jika bukan karena Ayu, upacara kedewasaannya seharusnya dilangsungkan 2 bulan kemudian.Namun, hanya karena Ayu yang berkata “ingin melangsungkan upacara kedewasaan bersama Kak Syakia”, ayah dan kakak-kakak mereka pun mengundur upacara kedewasaan Syakia tanpa peduli pada pendapatnya. Pada akhirnya, upacara kedewasaannya diundur sampai hari ulang tahun Ayu, yaitu kemarin. Ayah dan kakak-kakaknya benar-benar “baik”.Namun, hal seperti ini sudah tidak berpengaruh pada Syakia yang terlahir kembali. Dia hanya tidak menyangka Shanti ternyata mengingat jelas hari ulang tahunnya. Dari cerita Danu, Syakia tahu bahwa Shanti pernah mengirim hadiah ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan di hari lahirnya. Namun, dia tidak menyangka Shanti masih mengingat hari ulang tahunnya sampai sekarang. Sepertinya, persahabatan ibunya dengan Shanti benar-benar kuat.“Master, kamu nggak perlu mara
Sebab, dinilai dari ucapan Shanti, Syakia menyadari bahwa bunga anggrek ini merupakan satu-satunya bunga yang diterimanya dari upacara kedewasaan baik di kehidupan ini maupun kehidupan lalu.Syakia menatap bunga anggrek yang masih kecil sambil termenung. Bunga anggrek ini terawat dengan sangat baik. Dia juga menyadari bahwa bunga anggrek lain yang ada di halaman tidak terawat sebaik bunga anggrek ini.Namun, kenapa Shanti menanam begitu banyak bunga anggrek? Kenapa dia memberikan bunga anggrek yang dirawatnya dengan paling baik kepada Syakia? Apa karena dia menyukai bunga anggrek atau karena alasan lain?Bunga anggrek .... Anggreni Kuncoro .... Apa karena ibunya? Syakia langsung teringat tentang ibunya. Sebuah tebakan yang sangat mengejutkan pun muncul dalam benaknya. Apa sebenarnya hubungan Shanti dengan ibunya? Apa sebenarnya yang terjadi dulu?Saat ini, Syakia merasa sangat penasaran. Dia menggigit bibirnya, lalu berseru, “Kasim Danu, tolong hentikan keretanya!”Berhubung mereka me
Begitu orang itu bersuara, ada banyak orang di sekitar yang juga setuju pada pendapatnya dan ikut berkomentar.“Pasti begitu! Kemarin, Panji baru batalkan pernikahan mereka. Hari ini, dia malah datang kemari dan berbuat seperti itu. Dia seharusnya tahu kita mau panjat gunung hari ini, makanya dia sengaja datang untuk sandiwara di depan kita!”Kebetulan, orang-orang yang berbicara itu adalah putra keluarga bangsawan yang berhubungan dekat dengan Panji. Awalnya, Panji juga seharusnya datang bersama mereka hari ini. Namun, karena Panji mempermalukan Keluarga Angkola dengan membatalkan pernikahan di depan umum kemarin, dia pun dilarang keluar oleh keluarganya.Pada akhirnya, hanya teman-teman Panji yang ada di tempat ini. Syakia tentu saja juga mengenali mereka, tetapi memilih untuk mengabaikan mereka. Jangankan mereka, meski yang datang hari ini adalah Panji, Panji juga tidak akan bisa menghalanginya.Teman-teman Panji itu akhirnya mengurungkan niat mereka untuk panjat gunung. Mereka ber
Shanti melirik Danu dengan dingin, tetapi Danu tetap terlihat tenang.“Nona Syakia sudah pertaruhkan nyawanya. Aku yakin dia pasti juga sangat ingin tahu jawabanmu.”Shanti pun terdiam sejenak. Pada akhirnya, dia menjawab, “Berhubung tekadnya sudah bulat dan Yang Mulia Kaisar juga memilihnya, aku akan hormati keputusan mereka.”Setidaknya, selama di Kuil Bulani, tidak akan ada orang yang bisa menindas Syakia.Setelah itu, Danu baru tersenyum puas. “Kalau begitu, aku harap Master Shanti bisa jaga Nona Syakia dengan baik. Aku akan kembali ke istana untuk laporkan hal ini.”...Syakia baru sadarkan diri keesokan sorenya. Setelah mengamati lingkungan di sekitar, dia sepertinya masih berada di Kuil Bulani.Ketika Syakia hendak bangkit, terdengar teguran dingin dari arah pintu, “Jangan asal gerak! Berbaring yang baik!”Itu adalah suara Shanti. Begitu mendengarnya, Syakia langsung berbaring kembali dan tidak berani bergerak. Setelah masuk ke kamar, Shanti terlebih dahulu mengganti perban di
“Jawab yang jujur! Apa 2 hari lalu, kamu pergi ke istana untuk temui Yang Mulia Kaisar?”Panji yang marah melompat turun dari kereta kuda dengan terburu-buru. Kemudian, dia berseru marah sambil berjalan cepat ke hadapan Syakia.Syakia mengerutkan keningnya. “Aku memang pergi ke istana. Tapi, apa hubungannya itu dengan ....”“Aku sudah tahu kamu pasti masih belum mau nyerah!” Begitu mendengar Syakia mengaku, Panji langsung menyela sebelum mendengar ucapan Syakia sampai selesai. Kemudian, Panji lanjut berkata dengan ekspresi merendahkan, “Kamu kira dengan kamu pergi mohon sama Yang Mulia Kaisar, aku akan tarik kembali pembatalan pernikahan kita? Asal kamu tahu, nggak mungkin! Aku sudah bilang dari awal, aku nggak akan pernah menikah sama wanita sejahat kamu! Meski Yang Mulia Kaisar sendiri yang turunkan perintah, aku juga nggak akan biarkan keinginanmu itu terwujud!”Hati Syakia terasa sangat dingin. Dia juga merasa Panji sangat konyol. “Aku memang pergi ke istana, tapi atas dasar apa k
Yang disukai Ayu bukanlah Panji, melainkan statusnya. Di kehidupan sebelumnya, Syakia masih mengingat jelas semuanya. Berhubung Panji terlalu arogan dan menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggungnya, kedua kakinya pun dipatahkan sehingga dia menjadi orang lumpuh. Setelah itu, Ayu juga mencampakkannya tanpa ragu.“Kak Syakia, jangan ngomong lagi. Maki saja aku, tapi jangan maki Kak Panji lagi.”Ayu merasa Syakia seperti sudah salah minum obat dan sangat aneh selama beberapa hari terakhir. Berhubung Syakia juga ingin membongkar kedoknya, dia segera berlagak kasihan. Sesuai dugaan, Panji tertipu lagi.“Syakia, kamu nggak usah coba untuk merusak hubungan kami!” Panji sama sekali tidak percaya pada ucapan Syakia. Dia mengadang di depan Ayu dan berseru marah, “Ayu nggak seperti kamu! Dia baik hati dan sangat polos. Dia jauh lebih baik dari kamu. Orang sejahat kamu nggak akan pernah bisa dibandingkan dengannya!”Syakia menangkap sesuatu dari ujung matanya. Pada detik berikutnya, dia
Semua orang menatap ke arah Syakia yang berlutut di paling depan dengan ekspresi tidak percaya. Jangankan mereka, bahkan Syakia sendiri juga merasa terkejut. Dia tidak menyangka Kaisar akan memberinya gelar sebagai “putri suci”.Dari Dinasti Minggana didirikan hingga sekarang, masih belum ada orang yang diberi gelar putri suci. Syakia merupakan orang pertama yang diberi gelar seperti itu. Terlebih lagi, dia juga disebut sebagai “pembawa berkah”.Syakia terlalu terkejut hingga lupa menerima dekret itu. Danu pun tersenyum dan mengingatkannya. “Putri Suci, cepat terima dekretnya.”Setelah Syakia berterima kasih atas dekret Kaisar dengan ekspresi linglung, Danu memapahnya untuk berdiri dan lanjut berkata, “Kelak, kamu nggak boleh asal berlutut lagi selain kepada langit, Yang Mulia Kaisar, dan para dewa.”Maksud tersirat dari ucapan Danu adalah, Syakia berada dalam perlindungan Kaisar. Bahkan Damar sekalipun juga tidak dapat mengintimidasi Syakia lagi.“Terima kasih atas kemurahan Yang Muli
“Kama, apa kamu masih bisa hitung sudah berapa kali kamu memukulku?”Kama secara refleks membantah, “Itu karena kamu bersikeras mau berselisih sama Ayu! Ayu itu adik bungsu kita, aku tentu saja harus lindungi dia!”Hati Syakia terasa dingin lagi. Dia menatap Kama lekat-lekat dan menekankan kata-katanya. “Aku juga adik kalian.”Orang-orang ini sepertinya sudah lupa bahwa sebelum Ayu datang ke rumah ini, Syakia barulah adik bungsu mereka. Namun, Syakia yang hatinya sudah sepenuhnya dilukai tidak ingin berbicara terlalu banyak lagi dengan mereka. Dia langsung berbalik dan kembali ke kamar untuk mengemas barang-barangnya.Abista dan orang lain yang masih berdiri di tempat menoleh ke arah Kama dengan serentak.Abista mengkritik, “Kama, kamu memang sering mukul Syakia akhir-akhir ini. Waktu di upacara kedewasaan hari itu juga. Kamu sama sekali nggak bisa bedakan waktu dan menampar wajah Syakia sampai sebengkak itu.”“Itu karena ... karena ....”Kama secara refleks ingin mengatakan bahwa itu
Orang yang diutus Damar berjumlah sekitar 5 orang. Tak disangka, mereka masih tidak mampu mengalahkan satu orang. Namun, dia makin yakin bahwa Ayu memang diculik oleh Syakia. Bagaimanapun juga, pertahanan Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan juga tidak sederhana. Dengan tempat yang terlindung begitu ketat, penculik itu dapat masuk ke kamar Ayu dan membawanya pergi tanpa diketahui siapa pun. Orang dengan kemampuan yang biasa-biasa saja tidak mungkin mampu melakukannya.“Utus lagi sekelompok orang untuk pergi ke Kuil Bulani. Pokoknya, Ayu harus ditemukan!” perintah Damar setelah terdiam sejenak.“Baik!”Pada malam kedua, ada lagi sekelompok pengawal rahasia yang datang ke Kuil Bulani. Kali ini, kelompok itu berjumlah 10 orang.Damar awalnya mengira misinya kali ini pasti berhasil. Tak disangka, 10 pengawal rahasia itu lagi-lagi gagal. Setelah mendapat kabar ini keesokan harinya, ekspresi Damar terlihat sangat menakutkan.“Bagaimana dia bisa melakukannya!”Meskipun pengawal rahasia Syakia
Dalam sekejap, ekspresi Kahar dan Ranjana langsung menjadi sangat suram. “Coba saja kalau dia berani!”“Syakia nggak mungkin berbuat begitu!”Berbeda dengan Kahar yang langsung menyerukan amarahnya, Abista percaya pada Syakia. Dia sontak murka dan membela Syakia.“Syakia memang pernah bersikap keras kepala, juga berbuat salah. Tapi, dia nggak pernah berinisiatif cari masalah, apalagi melakukan hal yang begitu keterlaluan! Ayah, aku tahu kamu lebih sayang sama Ayu. Tapi, memangnya Syakia itu bukan putri kandungmu? Waktu kamu ucapkan kata-kata itu, kamu nggak merasa itu sangat nggak adil bagi Syakia?”“Aku cuma menilai masalah berdasarkan fakta, juga cuma bilang mungkin, nggak bilang pasti,” jawab Damar dengan nada acuh tak acuh sambil menyesap tehnya yang sudah dingin.Abista terlihat sangat tidak percaya. “Menilai masalah berdasarkan fakta? Apa curiga sama putri kandung sendiri termasuk menilai masalah berdasarkan fakta? Ayah, Syakia itu bukan penjahat!”Sampai saat ini, Abista baru p
“Ayah berkata begitu karena sudah punya bukti?”Damar menjawab dengan santai, “Aku nggak punya bukti. Tapi, sebelum hilang, Ayu sempat melakukan sesuatu.”“Apa?” tanya Kahar dan Ranjana dengan bingung.Damar memejamkan matanya dan menjawab, “Dia suruh dayangnya bawa Laras Panjalu datang kemari.”Sebelumnya, Ayu mengira tidak akan ada yang tahu mengenai hal ini. Namun, dia tidak tahu bahwa Ratih adalah orang yang ditempatkan Damar di sisinya. Mana mungkin Damar tidak tahu Ayu menyuruh Ratih pergi membawa Laras datang ke kediaman ini?“Laras Panjalu?”Berhubung sudah lama tidak mendengar nama ini, Abista dan kedua adiknya pun tertegun sejenak. Selanjutnya, Kahar terlebih dahulu teringat siapa orang itu dan bertanya dengan kening berkerut, “Orang yang pernah dorong Syakia ke danau itu?”“Benar.”Ekspresi Abista sontak berubah. Dia berkata dengan mata penuh amarah, “Ayu mau apa? Kenapa dia suruh orang itu datang kemari?”Dulu, Laras hampir merenggut nyawa Syakia. Jika bukan karena ada oran
Sangat jelas bahwa Ranjana bukan hanya marah terhadap ayahnya, tetapi juga Kahar. Tadi, dia tidak langsung memarahi Kahar karena Ayu sudah memberi pelajaran padanya.Namun, begitu mendengar ucapan Ranjana, Abista yang awalnya masih menasihati mereka semua dengan baik malah tiba-tiba mengernyit. Kemudian, dia membantah, “Syakia nggak bersalah. Kenapa kalian melibatkannya lagi?”Kahar dan Ranjana tidak menyangka Abista masih membela Syakia pada saat-saat seperti ini.“Kak Abista, Syakia yang meracuniku untuk mengendalikanku!”Abista menghela napas dan menjawab, “Mungkin dia memang benar-benar mengendalikanmu, tapi apa kalian lupa? Kalau bukan karena kalian yang duluan kerja sama untuk meracuni Syakia dan ingin membawanya pulang secara paksa, mana mungkin dia meracunimu?”Begitu mendengar ucapan itu, Kahar dan Ranjana pun terdiam. Bagaimanapun juga, mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Terutama Ranjana. Sampai sekarang, dia masih membenci Syakia karena sudah membuatnya bisu dan l
“Uhuk, uhuk. Memang ada kemungkinan seperti itu,” ujar Ranjana dengan lemah setelah terbatuk sejenak.Abista pun tertegun, lalu mengerutkan keningnya dengan bingung, “Siapa yang berani culik Ayu?”Terlebih lagi, orang itu juga datang ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan untuk menculik Ayu. Jangankan orang luar, bahkan di antara orang-orang berkuasa di ibu kota, seharusnya tidak ada yang berani melakukannya.Ranjana menjawab dengan tenang, “Siapa bilang nggak ada yang berani? Setengah bulan lalu, bukannya ada orang yang berani bawa Pasukan Bendera Hitam untuk datang menggeledah kediaman ini?”Begitu mendengar ucapan itu, semua orang tahu yang dimaksud Ranjana adalah Adika. Namun, Damar malah menggeleng.“Seharusnya bukan dia.”Ranjana mencibir, “Gimana Ayah bisa sepenuhnya yakin bukan dia pelakunya?”Damar melirik putranya yang masih lemah itu dengan acuh tak acuh. “Adika nggak pernah pakai cara diam-diam seperti ini. Kalau memang mau tangkap Ayu, dia akan langsung datang dan tangkap
Adika melambaikan tangannya. Meskipun merasa marah, dia juga tidak sepenuhnya menyalahkan Deska dan Gading.“Kalian juga melakukannya karena khawatir padaku. Kelak, jangan ulangi hal yang sama lagi.”Besok, Adika akan pergi mencari Syakia dan menjelaskan semuanya dengan jelas. Jika dia membiarkan kedua orang bodoh ini yang pergi, entah apa lagi yang akan terjadi.Gading dan Deska sontak merasa lega. Untung saja Adika tidak benar-benar marah. Namun, pada detik selanjutnya, Adika melirik mereka dan memberi perintah, “Malam ini, bungkuskan semua bibit obat herbal ini. Sebelum selesai bungkus semuanya, kalian nggak boleh tidur!”Gading dan Deska pun terdiam sejenak, lalu menjawab, “Baik, Pangeran.”Ketika orang-orang di Kediaman Pangeran Pemangku Kaisar membungkus semua bibit obat herbal dengan terburu-buru, keadaan di Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan juga sangat “ramai”.“Sudah ketemu?”“Belum. Sampai sekarang, masih belum ada sedikit kabar pun!”“Mana mungkin begitu? Kenapa orang yan
Begitu Deska berbicara, Adika bisa langsung menebak apa yang terjadi. Ekspresinya pun menjadi makin dingin. Suaranya juga dipenuhi dengan intimidasi. “Bukannya aku sudah larang kalian untuk ungkit tentang hal ini!”Deska buru-buru menjelaskan, “Bukan aku yang duluan mengungkitnya! I ... ini karena Putri Suci kebetulan bawa datang rumput peremajaan. Lagian, dia juga yang duluan tanya soal hal ini.”Ekspresi tidak senang Adika benar-benar menakutkan! Kemudian, dia menatap Gading yang berada di belakang Deska dengan tatapan menginterogasi.Gading yang tidak tahan ditatap seperti itu pun menelan ludah, lalu mengangguk dan menjawab, “Memang Putri Suci yang duluan mengungkitnya. Hari ini, tujuan utamanya datang kemari karena mau kasih hadiah untuk Pangeran. Selain itu, hadiahnya itu adalah rumput peremajaan yang paling dibutuhkan Pangeran.”Gading dan Deska juga tidak menduga hal ini. Namun, dia tahu apa yang dipikirkan Deska. Ketika Syakia memberikan ganoderma ungu 100 tahun kepada Adika s
Syakia tidak berani bertaruh. Namun, dia tidak dapat menekan rasa bersalahnya dan memilih untuk melarikan diri.“Maaf, a ... aku tiba-tiba teringat ada hal yang belum kutangani. Aku pulang dulu. Lain kali, aku akan datang berkunjung lagi!” Suara Syakia terdengar agak gemetar. Kemudian, dia langsung berlari melewati Adika tanpa menoleh lagi.Adika pun terpaku di tempat. Dia menoleh ke arah sosok Syakia menghilang di depan pintu tanpa mengerti apa yang sudah terjadi.“Sahana ... Sahana?” Pada detik selanjutnya, Adika segera berbalik dan mengejar Syakia.Syakia awalnya berniat langsung pulang. Namun, dia tidak menyangka Adika akan mengejarnya tanpa ragu dan mengadang di depannya.Pria yang tegap dan tinggi itu terlihat panik. “Ada apa? Apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu minta maaf padaku?”“Nggak apa-apa. Nggak ada yang terjadi. Aku benar-benar masih ada urusan mendesak! Aku harus pulang sekarang juga. Jadi, biarkanlah aku pulang!”Syakia berjalan melewati Adika, tetapi Adika langsung m
Syakia pura-pura tidak mengerti dan bertanya, “Kenapa ada obat-obat herbal yang dilingkari? Apa ada penjelasan lain tentang obat-obat herbal itu?”Sesuai dugaan, Deska langsung berujar, “Haih, nggak kok. Ini semua obat herbal yang belum terkumpul. Obat herbal lainnya masih mudah dicari dan bisa didapatkan asalkan punya uang. Tapi, kami benar-benar nggak tahu harus cari safron ini di mana.”Ketika membicarakan tentang safron, Deska terlihat sangat sedih dan tidak berdaya. Di sisi lain, terdapat sedikit keterkejutan yang melintasi mata Syakia. Dia memiliki safron!Syakia berusaha menyembunyikan keterkejutannya, lalu bertanya dengan ekspresi agak penasaran, “Safron itu obat apa? Kenapa aku sepertinya nggak pernah dengar nama ini?”Tidak pernah mendengar namanya? Ada sedikit kekecewaan yang melintasi mata Deska. Namun, dia segera bersemangat kembali dan menjelaskannya kepada Syakia.“Sebenarnya, bahkan kami juga nggak pernah lihat obat herbal yang namanya safron itu. Aku cuma pernah lihat