Yang disukai Ayu bukanlah Panji, melainkan statusnya. Di kehidupan sebelumnya, Syakia masih mengingat jelas semuanya. Berhubung Panji terlalu arogan dan menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggungnya, kedua kakinya pun dipatahkan sehingga dia menjadi orang lumpuh. Setelah itu, Ayu juga mencampakkannya tanpa ragu.“Kak Syakia, jangan ngomong lagi. Maki saja aku, tapi jangan maki Kak Panji lagi.”Ayu merasa Syakia seperti sudah salah minum obat dan sangat aneh selama beberapa hari terakhir. Berhubung Syakia juga ingin membongkar kedoknya, dia segera berlagak kasihan. Sesuai dugaan, Panji tertipu lagi.“Syakia, kamu nggak usah coba untuk merusak hubungan kami!” Panji sama sekali tidak percaya pada ucapan Syakia. Dia mengadang di depan Ayu dan berseru marah, “Ayu nggak seperti kamu! Dia baik hati dan sangat polos. Dia jauh lebih baik dari kamu. Orang sejahat kamu nggak akan pernah bisa dibandingkan dengannya!”Syakia menangkap sesuatu dari ujung matanya. Pada detik berikutnya, dia
Semua orang menatap ke arah Syakia yang berlutut di paling depan dengan ekspresi tidak percaya. Jangankan mereka, bahkan Syakia sendiri juga merasa terkejut. Dia tidak menyangka Kaisar akan memberinya gelar sebagai “putri suci”.Dari Dinasti Minggana didirikan hingga sekarang, masih belum ada orang yang diberi gelar putri suci. Syakia merupakan orang pertama yang diberi gelar seperti itu. Terlebih lagi, dia juga disebut sebagai “pembawa berkah”.Syakia terlalu terkejut hingga lupa menerima dekret itu. Danu pun tersenyum dan mengingatkannya. “Putri Suci, cepat terima dekretnya.”Setelah Syakia berterima kasih atas dekret Kaisar dengan ekspresi linglung, Danu memapahnya untuk berdiri dan lanjut berkata, “Kelak, kamu nggak boleh asal berlutut lagi selain kepada langit, Yang Mulia Kaisar, dan para dewa.”Maksud tersirat dari ucapan Danu adalah, Syakia berada dalam perlindungan Kaisar. Bahkan Damar sekalipun juga tidak dapat mengintimidasi Syakia lagi.“Terima kasih atas kemurahan Yang Muli
“Kama, apa kamu masih bisa hitung sudah berapa kali kamu memukulku?”Kama secara refleks membantah, “Itu karena kamu bersikeras mau berselisih sama Ayu! Ayu itu adik bungsu kita, aku tentu saja harus lindungi dia!”Hati Syakia terasa dingin lagi. Dia menatap Kama lekat-lekat dan menekankan kata-katanya. “Aku juga adik kalian.”Orang-orang ini sepertinya sudah lupa bahwa sebelum Ayu datang ke rumah ini, Syakia barulah adik bungsu mereka. Namun, Syakia yang hatinya sudah sepenuhnya dilukai tidak ingin berbicara terlalu banyak lagi dengan mereka. Dia langsung berbalik dan kembali ke kamar untuk mengemas barang-barangnya.Abista dan orang lain yang masih berdiri di tempat menoleh ke arah Kama dengan serentak.Abista mengkritik, “Kama, kamu memang sering mukul Syakia akhir-akhir ini. Waktu di upacara kedewasaan hari itu juga. Kamu sama sekali nggak bisa bedakan waktu dan menampar wajah Syakia sampai sebengkak itu.”“Itu karena ... karena ....”Kama secara refleks ingin mengatakan bahwa itu
Kama dan yang lain ingin mengawasi Syakia, tetapi Syakia tidak mengizinkan mereka masuk ke kamarnya.“Brak!” Setelah mengunci pintu, Syakia segera memindahkan semua barang miliknya yang ada di kamar ke ruang giok.Sayangnya, Kama dan yang lain ada di luar. Jika tidak, Syakia masih ingin pergi ke kamar ibunya. Meskipun Anggreni sudah meninggal bertahun-tahun, kamarnya masih dipertahankan dan ada orang yang pergi membersihkannya setiap hari. Orang yang mengaturkan semua ini adalah Damar. Di kehidupan sebelumnya, Syakia tidak mencurigai hubungan Damar dengan Ayu karena alasan ini. Dia mengira Ayu benar-benar adalah putri penyelamat Damar seperti yang dikatakan Damar. Sampai Ayu sendiri dengan sombongnya membongkar semuanya di hadapan Syakia, Syakia baru tahu bahwa dirinya dan ibunya sudah dibohongi Damar selama ini. Ayu bukanlah putri penyelamat Damar, melainkan putri Damar dengan cinta pertamanya.Hal yang membuat Syakia paling marah adalah, dia adalah orang terakhir yang mengetahui fa
Setelah melihat kepergian Ranjana, Ayu pun tersenyum bangga. Meskipun tidak tahu cara apa yang digunakan Syakia untuk membujuk Kaisar memberinya gelar putri suci, selama dia bisa mengendalikan anggota Keluarga Angkola, apa yang tidak bisa didapatkan Ayu?Pada akhirnya, posisi Syakia sebagai putri suci juga akan menjadi miliknya! Setelah berpikir begitu, rasa cemburu Ayu baru berkurang sedikit.Namun, Ayu harus terlebih dahulu mencari tahu cara apa yang digunakan Syakia untuk meyakinkan Kaisar. Apa mungkin ada rahasia Syakia yang tidak diketahuinya?Ayu menggigit bibirnya. Ada kilatan kejam yang melintasi matanya.Pada saat ini, Syakia tiba-tiba membuka pintu kamar dan berjalan keluar. Setelah melirik orang-orang di depan kamarnya, dia mengunci pintu kamarnya, lalu berbalik untuk pergi.Kama mengira Syakia ingin melarikan diri dan buru-buru mengadang jalannya.“Berhenti! Kamu mau ke mana? Syakia, selama ada aku di sini, jangan harap kamu bisa tinggalkan rumah ....”Alhasil, sebelum Kama
Syakia menunduk, lalu menertawakan dirinya sendiri. “Benar juga. Kenapa sebenarnya? Semua orang jelas-jelas tahu jawabannya, apa Ayah nggak tahu?”Tatapan Damar memancarkan sedikit amarah. “Syakia, kukatakan sekali lagi. Kalau kamu lanjut buat onar seperti ini, aku nggak akan ampuni kamu!”“Kalau aku bersikeras mau buat onar?” Syakia mendongak, lalu menatap lurus mata Damar dan menyahut tanpa sedikit pun rasa takut, “Apa lagi yang mau kamu lakukan? Kalau 50 cambukan nggak cukup, kamu mau cambuk aku 100 kali? Kalau 100 cambukan nggak cukup, kamu mau langsung cambuk aku sampai mati?”“Syakia!”“Ayah!”Kama dan Abista berseru bersamaan. Kama tidak menyangka Syakia akan bertindak segila ini. Selain melawannya, Syakia juga berani memprovokasi Damar. Apa dia benar-benar ingin mati?Di sisi lain, Abista juga merasa kelakuan Syakia hari ini sangat keterlaluan. Namun, dia juga tidak mungkin membiarkan Damar benar-benar membunuh Syakia. Dia buru-buru membujuk, “Ayah, masalahnya sudah capai titik
Namun, Panji merasa Syakia hanya tidak ingin mengakuinya.“Demi tunjukkan ketulusan hatimu padaku, kamu sengaja pergi ke Gunung Selatan dan berjalan sambil bersujud sepanjang perjalanan ke Kuil Bulani. Bukannya kamu memang sengaja mau menunjukkannya pada sahabat-sahabatku? Memangnya ini bukan rencanamu?”Kama bertanya dengan terkejut, “Kamu bahkan rela lakukan hal seperti itu demi dia?”Ayu juga tertegun sejenak, lalu sengaja berkata dengan sedih, “Ini semua salahku. Gara-gara aku tolak permintaan Kak Syakia malam itu, Kak Syakia baru menyiksa diri demi Kak Panji.”Orang lainnya langsung memercayai ucapan Ayu.“Syakia, demi seorang pria, kamu rela bertindak senekat itu dan bahkan nggak peduli sama reputasi keluarga?”“Syakia, kalau kamu benar-benar nyesal, kenapa kamu nggak ngomong dari awal?”“Kenapa kamu nggak kasih tahu kami? Kenapa kamu bersikeras timbulkan masalah sebesar ini demi masalah sepele seperti itu? Kamu mau semua orang tahu?”Kakak beradik Keluarga Angkola itu mulai mene
Panji yang lengah pun dihajar habis-habisan oleh Kama. Semua orang di sekeliling masih melongo dan tidak melerai mereka.Jangankan kakak beradik Keluarga Angkola, bahkan teman-teman Panji juga merasa ucapan Panji keterlaluan. Berani-beraninya dia berharap kedua putri dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan menikahinya! Apa Panji tidak melihat wajah Damar yang menjadi begitu suram setelah mendengar ucapannya? Jika bukan karena adalah paman dan keponakan, Damar mungkin sudah menghabisinya!Namun, meskipun Damar bisa bersabar, Kama dan yang lain tidak dapat bersabar. Abista memang tidak bertindak. Namun, ketika berpura-pura ingin menghentikan Kama dan Kahar yang menghajar Panji, dia juga diam-diam melayangkan beberapa pukulan ke arah Panji.Dalam sekejap, Panji pun dihajar sampai babak belur. Sementara itu, Abdi dan yang lain hanya meringis dan langsung berpikiran untuk kabur. Berhubung takut terlibat dalam masalah ini, mereka buru-buru berpamitan dengan Damar. Kemudian, mereka langsun
“Kalian sudah dengar soal kejadian itu?”“Tentu saja! Siapa yang masih belum tahu kejadian itu!”“Jadi, Putri Suci benar-benar ditampar atau itu cuma rumor belaka?”“Putri Suci benar-benar ditampar. Kakek dari ipar dari menantu dari ibu mertua dari keponakan paman ketigaku yang menyaksikannya secara langsung. Waktu itu, dia segera berlari keluar dengan bertumpu pada tongkatnya untuk melindungi Putri Suci!”“Tapi, Adipati Pelindung Kerajaan malah langsung mendorongnya sampai dia jatuh dan tongkatnya hilang. Habis itu, Adipati langsung menampar Putri Suci. Dia sendiri yang kasih tahu kami apa yang dilihatnya. Ini hal yang dialaminya sendiri, mana mungkin itu palsu! Selain itu, katanya, Adipati melakukannya demi membela putri haramnya!”“Ya Tuhan! Adipati ternyata begitu pilih kasih? Keterlaluan sekali!”“Bukan cuma begitu! Adipati juga sengaja pilih waktu ketika Pangeran Pemangku Kaisar nggak ada untuk pergi cari Putri Suci. Katanya, dia juga mau bawa Putri Suci pergi. Untungnya, Putri S
Kalimat penuh tuduhan dan luka ini telah disimpan Syakia selama dua kehidupan. Sekarang, dia akhirnya dapat mengucapkannya. Dulu, dia selalu menatap orang yang pernah dianggapnya agung itu dengan penuh kekaguman. Sekarang, seluruh kekaguman itu telah berubah menjadi benci.“Semuanya, lihat! Adipati Pelindung Kerajaan memukul orang ....”“Adipati Pelindung Kerajaan benar-benar memukul Putri Suci?”“Ya Tuhan! Putri Suci! Putri Suci baik-baik saja, ‘kan?”“Putri Suci, cepat bersembunyi di belakang kami!”Orang-orang di dalam toko obat tersadar kembali, lalu buru-buru melangkah maju dan melindungi Syakia di belakang mereka.Di sisi lain, pengelola toko obat menatap Damar dengan penuh waspada, “Adipati, toko kami nggak terima tamu hari ini. Silakan pergi! Kalau Adipati merasa nggak puas pada kami, silakan cari majikan kami. Majikan kami itu Bupati Nugraha dari Lukati.”Setelah mendengar ucapan tersebut, Damar akhirnya melirik pengelola toko obat itu.Nugraha merupakan seorang bupati di Luka
“Dia itu Adipati Pelindung Kerajaan?”“Benar! Waktu Putri Suci adakan upacara doa di ibu kota sebelumnya, aku pernah melihatnya. Dia itu Adipati Pelindung Kerajaan yang mengusir Putri Suci dari rumah, lalu menghapus nama Putri Suci dari daftar silsilah keluarga demi melindungi putri haramnya.”“Hah? Kenapa yang kudengar itu, Putri Suci meninggalkan keluarganya karena diperlakukan dengan nggak adil oleh Adipati?”“Duh, sama saja kok! Intinya, orang dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan sudah menindas Putri Suci kita! Kalian belum dengar apa yang terjadi sebelumnya? Salah satu putra Adipati pernah menerjang masuk ke Kuil Bulani, lalu menghajar Putri Suci di depan umum demi membela putri haram itu!”“Ya Tuhan! Orang macam apa itu? Demi seorang adik haram, dia malah menghajar adik kandungnya sendiri? Memang benar, buah nggak jatuh jauh dari pohonnya.”“Sekarang, dia mau tindas Putri Suci kita waktu Pangeran Adika nggak ada. Apa dia sudah dapat persetujuan kita!”Orang-orang yang mendeng
Setelah mendengar ucapan itu, Damar pun menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan menatap Syakia dengan tajam.“Penyakit Adika kambuh, ‘kan?” Damar berkata dengan nada tenang, “Makanya dia baru nggak ada di sini sekarang.”Syakia diam-diam bergumam dalam hati, ‘Ternyata Damar juga tahu soal penyakit Pangeran Adika. Makanya, dia baru begitu nggak sabar untuk datang mencariku.’Kemarin, Syakia meminta Adika bersandiwara dengannya untuk membuat Damar mengira telah terjadi sesuatu pada Ayu di Istana Damai. Sebenarnya, tujuannya memang karena ingin Damar berinisiatif datang mencarinya.Namun, begitu Syakia menyampaikan niatnya, Adika langsung mengusulkan cara “berlagak gila”.“Adipati Damar tahu soal penyakitku. Jadi, selama bisa buat dia mengira aku benar-benar menggila di Istana Damai, dia pasti merasa gelisah.”Syakia awalnya masih kurang setuju. Bagaimanapun juga, apabila masalah ini menjadi besar, kelak semua orang akan tahu tentang penyakit Adika.Namun, Adika malah berkata, “Kamu kira
Bagaimanapun juga, ada banyak menteri kerajaan yang tahu bahwa Adika mengidap semacam penyakit. Setiap kali penyakitnya kambuh, dia akan menyerang orang-orang di sekitarnya seperti orang gila. Tabib istana mengatakan bahwa penyakit ini merupakan efek samping yang tertinggal akibat Adika membunuh terlalu banyak orang di medan perang. Kaisar juga sudah menurunkan perintah untuk melarang siapa pun mengungkit tentang hal ini. Siapa pun yang berani melanggar perintah ini akan langsung dibunuh. Oleh karena itu, selain para menteri, sangat sedikit orang luar yang tahu bahwa Pangeran Pemangku Kaisar itu sebenarnya merupakan orang gila.Damar merasa khawatir. Apabila penyakit Adika tiba-tiba kambuh di Istana Damai .... Tidak, meskipun penyakit Adika tidak kambuh, mungkin saja “putrinya yang baik” berkomplot dengan Adika dan menggunakan alasan ini untuk menyingkirkan Ayu.Makin memikirkannya, Damar merasa kemungkinan seperti ini makin besar. Bagaimanapun juga, dia tahu bahwa Syakia sangat membe
“Nggak mungkin! Mana mungkin Syakia dan Adika berani berbuat begitu!”Damar terlihat ragu, lalu menatap Ike dan bertanya, “Kamu yakin kamu melihatnya secara langsung?”Ike tidak berhenti menangis dalam kereta kuda. Setelah mendengar pertanyaan Damar, dia tidak berani mengatakan bahwa dirinya terlalu takut dan langsung melarikan diri.Ike akhirnya hanya berkata dengan tidak jelas, “Tentu saja! Darahnya ... darahnya sangat banyak. Aku nggak berani pergi memeriksanya. Jadi, aku juga nggak tahu apa ... apa orangnya benar-benar sudah mati atau nggak.”“Kamu!” Damar sangat murka dan menunjuk Ike sambil berseru, “Itu keponakan kandungmu! Tapi, kamu malah langsung kabur dan meninggalkannya di sana?”“Aku kan juga takut Pangeran Adika membunuhku!” Ike menjawab dengan ragu, “Kalau dia juga membunuhku, bukannya kamu akan kehilangan seorang adik kandung lagi!”“Bunuh apa! Adika nggak akan berani membunuhmu! Kamu itu istrinya Joko, juga adik kandungku. Selama kamu nggak melakukan kesalahan besar, A
Syakia tiba-tiba tertawa. Suara tawanya terdengar sangat dingin hingga Ike tidak tahu harus berbuat apa. Dalam sekejap, muncul kepanikan dalam hatinya. Dia terlalu ketakutan hingga tidak berani lanjut berbicara.“Sudahlah. Aku mau pergi jenguk Ayu dulu. Kalau kamu nggak mau pergi, aku bisa pergi sendiri. Kamu pergi saja.”Saat ini, Ike tidak lagi berani membawa Syakia pergi menjenguk Ayu. Jika bukan karena ucapan kakaknya, dia bahkan ingin langsung pergi sekarang juga.Syakia hanya menatap Ike dengan dingin tanpa mengatakan apa-apa.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang yang bertenaga dan stabil. Ike pun secara refleks mendongak dan hampir pingsan saking terkejutnya.“Ah! Darah! Darahnya banyak sekali!”Orang yang berjalan mendekat tidak lain adalah Adika yang menemani Syakia datang ke istana. Dari tadi, sosoknya tidak terlihat. Begitu muncul sekarang, wajah, tangan, dan pakaiannya malah berlumuran darah. Dia benar-benar terlihat bagaikan orang yang sedang ter
“Plak!”Tepat ketika Ike menggeleng kuat untuk menyangkal dengan panik, Syakia langsung menamparnya tanpa ragu. Penampilan Ike langsung menjadi berantakan dan wajahnya juga memerah.Ike menutupi wajahnya, lalu menatap Syakia sambil berseru, “Syakia, sudah gila kamu! Ini istana! Kamu berani menamparku lagi?”“Jangankan di sini, meski di hadapan Ibu Suri dan Yang Mulia Kaisar, aku juga akan menamparmu hari ini.” Syakia menatap Ike dengan penuh kebencian, “Ike, kamu sudah jadi istri Joko sesuai harapanmu, juga melewati hari yang begitu nyaman dan bahagia selama belasan tahun. Apa kamu pernah hargai kebaikan dan jasa ibuku terhadapmu?”Ucapan itu sontak membuat Ike tertegun. Dia hendak membantah, tetapi tidak dapat mengucapkan apa-apa.Melihat tampang Ike yang seperti itu, Syakia makin mengasihani ibunya. “Sepertinya, waktu itu ibuku memang sudah buta dan salah menilai orang.”Syakia menatap Ike dengan tatapan seolah-olah sedang memaki Ike adalah orang yang tidak tahu berterima kasih.Ike
Hanya saja, Adika mau membalaskan dendam Syakia dan baru sengaja bersandiwara bersama Kaisar. Berhubung Kaisar masih muda, dia juga baru menemani Adika bermain. Namun, berhubung anggota Keluarga Angkola malah mencari Syakia karena hal ini, Syakia juga harus menerima sedikit bunga, ‘kan?“Kamu nggak malu? Pasti kamu yang ngadu ke Yang Mulia Kaisar, makanya Ayu baru ditahan di istana sampai sekarang. Kamu ....”Ike sebenarnya sangat setuju Ayu masuk istana. Hanya saja, dia selalu memihak pada kakaknya. Berhubung kakaknya mengatakan Ayu tidak boleh masuk istana dan harus dibawa keluar secepat mungkin, dia mau tak mau hanya bisa mematuhi keinginan kakaknya.Masalahnya, hasil kerja Ike tidak bisa dibilang memuaskan. Dia malah menimbulkan lebih banyak kekacauan daripada berkontribusi. Contohnya, mulutnya yang selalu berbicara tanpa berpikir.“Sst.”Sebelum Ike menyelesaikan ucapannya, Syakia sudah menaruh sebuah jari di depan mulut dan mengisyaratkannya untuk diam.“Nyonya Ike, ada beberapa